Anda di halaman 1dari 8

Cara Menaksir  Angka Kecukupan Energi

Dalam menaksir kecukupan energi dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu,
pertama, menaksir kecukupan energi individu; kedua, menaksir kecukupan energi rata-
rata keluarga dan ketiga, menaksir kecukupan energi rata-rata penduduk.
Secara rinci menaksir kecukupan energi individu meliputi :
a) Kecukupan energi bayi
b) Kecukupan energi anak-anak
c) Kecukupan energi remaja
d) Kecukupan energi dewasa
e) Kecukupan energi wanita hamil dan menyusui.

Prinsip menaksir Angka Kecukupan Energi (AKE) didasarkan pada pengeluaran energi
dimana angka metabolik dasar (Basal Metabolik Rate, BMR) merupakan komponen
utama. Energi basal yang dinyatakan dalam BMR adalah penggunaan energi oleh
tubuh pada tingkat psca penyerapan dan keadaan istirahat sempurna. Nilai BMR
ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. BMR per satuan
berat badan berbeda menurut umur, biasanya makin tua umur makin rendah. Secara
praktis, untuk menghirung BMR cukup hanya indeks berat badan yang dipakai sebagai
peubah berpengaruh.
Tabel 1. berikut merupakan rumus untuk menghitung nilai BMR dengan peubah berat
badan menurut kelompok umur.
Tabel 1.Rumus untuk Menghitung Nilai BMR dengan Peubah Berat Badan
menurut Kelompok Umur.

Kelompok  BMR (Kal/hari) Koefisien korelasi


Umur (tahun) L P L P
0–3 60.9 B - 54 61.0 B + 51 0.97 0.97
3 – 10 22.7 B + 495 22.5 B + 499 0.86 0.85
10 -18 17.5 B + 651 12.2 B + 746 0.90 0.75
18 – 30 15.3 B + 679 14.7 B + 496 0.65 0.72
30 – 60 11.6 B + 879 8.7 B + 829 0.60 0.70
60 + 13.5 B + 487 10.5 B + 596 0.79 0.74

Ket : L = laki-laki, P = Perempuan, B = Berat badan


Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil
• Kebutuhan Kalori
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pembentukan plasenta, pertumbuhan
jaringan payudara, cadangan lemak, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori
dibutuhkan sebagai tenaga untuk proses metabolisme jaringan baru. Oleh karena itu, kebutuhan
energi dan zat gizi lainnya pun turut meningkat selama kehamilan. Kekurangan zat gizi tertentu
yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan pertumbuh janin yang tidak sempurna.1
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II
dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama
trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah,
pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi
tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Kebutuhan energi untuk kehamilan
yang normal perlu tambahan 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti
perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil.2
Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal.
Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang
digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa
dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah
74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per hari, hasil
penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka perkiraaan lamanya kehamilan dalam hari
sehingga diperoleh angka 300 Kkal.2 WHO menganjurkan jumlah tambahan 150 kkal per hari
pada trisemester I dan 350 kkal per hari pada trisemester II.3

• Karbohidrat 
Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan karbohidrat
sebagai sumber kalori utama. Total intakenya harus 50-65% dari total kalori. Apabila karbohidrat
kurang, misalnya karena diet ketat saat hamil atau memakan asupan protein saja, maka yang
terjadi adalah glukoneogenesis. Dalam glukoneogenesis, 80 gram protein hanya diubah menjadi
50 gram glukosa. Intake yang adekuat adalah 175 g. Normalnya 135-175 g, tidak boleh terlalu
rendah karena dapat menyebabkan hipoglikemia dantidak boleh terlalu tinggi agar tidak terjadi
ketosis.4 Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia, nasi dan
pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan
serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air
besar dan wasir. 

• Lemak
Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan lemak sebagai
sumber kalori. Lemak dijadikan sumber energi, disimpan di jaringan adiposa, sebagai komponen
membran sel, prekursor sintesis eikosanoid, mempengaruhi fungsi reseptor sel, mempengaruhi
fungsi enzim, dan lain-lain. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan
jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat
pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung
persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir. Semua asam lemak esensial adalah PUFA.
PUFA terbagi menjadi dua yaitu omega tiga dan omega enam. Tidak semua omega tiga dan
omega enam adalah asam lemak esensial. Hanya omega tiga yang bernama asam alfa linolenat
yang esensial. Omega enam yang esensial adalah asam linoleat.4
Asam alfa linolenat (omega 3) dapat berubah menjadi EPA dan DHA. EPA dan DHA penting
saat masa kehamilan dan laktasi. Fungsi EPA adalah sebagai penurun inflamasi (bersifat
antiinflamasi), vasodilatasi pembuluh darah, dan menurunkan fungsi pembekuan darah.
Sedangkan fungsi DHA adalah sebagai komponen fosfolipid utama di membrane sel sistem saraf
pusat termasuk reseptor cahaya di retina Kebutuhan EPA dan DHA saal hamil dan menyusui
adalah 300 mg/ hari Kebutuhan asam linoleat adalah 5-10% dari total energy, kebutuhan asam
alfa linolenat adalah 0,6-1,2 % dari total kalori. Sumber asam lemak esensial banyak terdapat di
kloroplas tumbuhan dan fitoplankon. Fitoplankton dimakan oleh ikan seperti tuna, lemuru,
salmon. Salah satu sumber linoleat adalah jagung, sedangkan sumber alfa linolenat salah satunya
adalah minyak kedelai Sumber EPA dan DHA antara lain ikan laut dan kerang.4

• Protein
Kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%. Protein tersebut dibutuhkan untuk
membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel.5 Menambahkan protein ke dalam makanan
merupakan cara yang efektif untuk menambah kalori sekaligus memenuhi kebutuhan protein.
Kebutuhan protein dewasa sekitar 0.8g per kg berat badan per hari.4 Jumlah protein yang harus
tersedia sampai akhir kehamilan sekitar 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, janin dan
plasenta.5 Sekitar 1 kg tambahan protein selama masa kehamilan yang dibagi menjadi kebutuhan
per harinya yang berbeda tiap trimester. Trimester pertama diperlukan tambahan 1,3 gram per
hari. Trimester kedua diperlukan tambahan 6,1 gram per hari. Trimester ketiga diperlukan
tambahan 10,7 gram per hari.4 Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3
bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan
hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3
bagian.5

• Asam Folat
Asam folat sangat diperlukan sebelum kehamilan dan pada awal kehamilan. Folat merupakan
vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio. Preparat suplementasi
sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan, karena
otak dan sumsum tulang belakang dibentuk pada hari-hari pertama kehamilan. Dengan demikian,
pemberian suplementasi harus dilaksanakan sebelum konsepsi terjadi. Kebutuhan asam folat
pada wanita normal 50-100 mikrogram/hari dan 300-400 mikrogram/hari pada wanita hamil.6
Kekurangan asam folat berkaitan dengan bayi lahir rendah, ablasio plasenta dan, neural tube
defect. CDC (1991) menganjurkan wanita yang pernah melahirkan bayi penderita neural tube
defect, untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 4 mg sehari pada kehamilan selanjutnya.
Sementara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V 1993 menganjurkan dosis sebesar 200
mikrogram tanpa membatasi pernah tidaknya melahirkan bayi cacat.6 Makanan yang banyak
mmengandung asam folat atau folic acit adalah ragi (1000 mg/100 g.) Hati (250 mg/100 g),
brokoli, sayuran berwarna hijau, bayam, asparagus, dan kacang-kacangan sumber lain seperti
ikan, daging, jeruk dan telur.7
• Zat Besi
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi. Zat
besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan
membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, volume darah bertambah untuk
menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Perkiraan besaran zat besi yang
perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh
ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan
50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah.7
Setiap wanita hamil dianjurkan untuk menelan zat besi sebanyak 30 mg tiap hari. Takaran ini
tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan oleh sebab itu suplemen sebesar 30-60 mg dimulai
pada minggu ke12 kehamilan yang diteruskan sampai 3 bulan pasca partum perlu diberikan
setiap hari. Zat besi bisa didapatkan secara alami dari daging merah, ikan, unggas, sereal sarapan
yang telah difortifikasi zat besi, dan kacang-kacangan.7

• Kalsium
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium
juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga
diperlukan untuk mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot, dan sekresi hormon. Jika kebutuhan
kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang
ibu.7 Kadar kalsium dalam darah wanita hamil dapat menurun drastis sampai 5% ketimbang
wanita tidak hamil. Secara kumulatif, janin menimbun kalsium sebanyak 30 g, dengan kecepatan
7, 110, dan 350 mg masing-masing pada trimester I, II, III. Asupan yang dianjurkan kira-kira
1200 mg/hari bagi wanita hamil yang berusia di atas 25 tahun dan cukup 800 mg untuk mereka
yang berusia lebih muda. Sumber utama kalsium adalah produk susu seperti susu, keju, yogurt.
Selain itu ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.7
• Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan,
imunitas, serta pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A dapat
mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Vitamin A dapat ditemukan pada
buah-buahan dan sayuran berwarna hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur, dan lainnya.8
• Vitamin B komplek 
Vitamin B komplek mengandung vitamin B1, B2, asam nikotin (niasin), B6, B12 dan asam folik.
Vitamin B1 penting untuk pembakaran hidrat arang, guna menghasilkan tenaga serta urat saraf.
Vitamin B2 penting untuk pernafasan antar sel, pemelihaan jaringan saraf, kulit dan kornea mata.
Sumber vitamin B2; bermacam-macam buah, sayur biji kacang.8 Vitamin B12 penting sekali
bagi keberfungsian sel-sel sum-sum tulang, sistem persyarafan dan saluran cerna. Sumber
vitamin B12 ialah hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas, susu, dan keju.7
• Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C merupakan
antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen
dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi
tambahan 10 mg dari kebutuhan awal, peningkatan diharapkan untuk mencegah scurvy pada
bayi. Anda dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk,
strawberry, jambu biji, dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan
zat besi dalam tubuh.4
• Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme kalsium pada ibu
dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel
gigi bayi, osteomalasia pada ibu. Insidensi dapat ditekan dalam pemberian 10 mikrogram (400
IU) per hari.7

• Yodium
Kekurangan yodium selama kehamilan mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme, yang
selanjutnya berkembang menjadi kreatinisme karena peran hormone tiroid dalam perkembangan
dan pematangan otak menempati posisi strategis. Kerusakan saraf akibat hipotiroidisme yang
berlangsung pada akhir kehamilan tidak separah jika hal ini terjadi di awal kehamilan. Karena
itu, koreksi terhadap kekurangan yodium sebaiknya dilakukan sebelum atau selama 3 bulan
pertama kehamilan. Anjuran asuhan per hari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 µg
(Food and Nutrition Board of the National Academy of Scient\ces in the United State), dalam
bentuk garam beryodium, pemberian suplementasi pada hewan ternak, pemberian minyak
beryodium per oral atau injeksi.7

• Serat
Serat dibagi menjadi serat larut dan serat tidak larut. Secara umum, kebutuhan serat tergantung
dengan kebutuhan kalori. Kebutuhannya adalah 10-14 g per 1000 kalori. Hal ini juga berlaku
bagi ibu hamil. Jadi karena ibu hamil terjadi penambahan kebutuhan kalori maka terjadi juga
penambahan kebutuhan serat. Perbandingan antara serat tidak larut dan serat larut adalah 3:1.
Sumber serat larut antara lain buah-buahan (jeruk, apel, stroberi, wortel) gandum,, kacang,
sereal. Sumber serat tidak larut: buah-buahan, sayuran, whole grain (padi/gandum yang masih
ada kulitnya).4

Nutrient Requirement Pregnancy Sumber


Vitamin B1
(Tiamin) 0.5 mg/1000 kcal, minimal 1 mg for energy intake (2000 kcal) + 0.3 mg Jeroan (hati,
ginjal), kacang, sereal dan roti, kentang, beras whole grain (belum dilepas kulitnya)
Vitamin B2 1.3 mg + 0.3 mg Susu, sayuran hijau, jeroan, sereal, telur, roti
Niasin 14 mg + 4.0 mg Ikan, hati, daging, unggal, susu, telur, kacang-kacangan, polong-
polongan
Vitamin B6 1.3 mg + 0.4 mg Ayam, hati, ikan, kuning telur, Sereal whole grain, kentang, pisang
Vitamin B12 2.4 mg + 0.2 mg Ginjal, hati, susu dan turunannya, daging, telur 
Asam folat 400 mg + 200 mg Sayur hijau (asparagus, bayam, kacang, polong, ragi), hati, ginjal

Kebutuhan Nutrisi Laktasi9,10


Kebutuhan nutrisi selama masa laktasi, berkaitan langsung kepada volume dan komposisi dari
susu yang diproduksi serta pada kebutuhan dan status nutrisi awal ibu sebelum kehamilan.
Diantara para wanita yang menyusui secara eksklusif, kebutuhan energi pada masa laktasi
melebihi kebutuhan pada masa sebelum kehamilan. Kelebihan tersebut mencapai 640 kkal/hari
pada 6 bulan pertama post partum, dibandingkan dengan pada trimester kedua kehamilan yang
hanya mencapai 300 kkal/hari. Berbeda dengan kebutuhan energi, kebutuhan akan beberapa
nutrien, misalnya besi, secara umum lebih rendah pada masa laktasi dibandingkan dengan pada
masa kehamilan. 
Untuk sebagian besar nutrien, telah diteliti bahwa peningkatan RDA (Recommended Daily
Allowance), atau angka kebutuhan gizi, dipertimbangkan untuk melebihi pengeluaran zat gizi
tersebut (melalui air susu ibu) sehari-hari dalam masa laktasi. Angka RDA untuk ibu menyusui
sama untuk semua umur, berbeda dengan angka RDA untuk wanita yang tidak hamil maupun
tidak menyusui yang berbeda-beda bergantung pada umur. 
Jika wanita menyusui tidak memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk dirinya dan
untuk mengganti nutrien yang hilang lewat air susu ibu, nutrien tersebut harus diambil dari
cadangan tubuhnya. 

• Energi
Untuk menghasilkan 100 ml susu, membutuhkan sekitar 85 kkal energi. Rata-rata sekresi air
susu pada 6 bulan pertama adalah 750 ml/hari dan turun menjadi 600 ml/hari pada 6 bulan
kedua. Oleh karena itu, kebutuhan RDA untuk energi membutuhkan tambahan dibandingkan
dengan sebelum hamil dan menyusui. Simpanan jaringan adiposa yang teraikumulasi selama
kehamilan menyediakan sekitar 100 sampai 150 kkal/hari selama bulan-bulan pertama masa
laktasi. Di saat simpanan jaringan lemak tersebut menurun, tambahan suplai energi melalui
makanan sangatlah diperlukan. Efek utama yang dirasakan pada saat menyusui jika ibu dalam
keadaan undernutrition adalah berkurangnya produksi susu setiap harinya. Produksi susu dengan
kuantitas suboptimal juga dapat merupakan akibat dari asupan cairan ibu yang tidak adekuat.
Selain itu, penggunaan kontrasepsi oral juga akan menekan produksi susu, khususnya pada 6 –
10 minggu pertama. 

• Protein
Kebutuhan akan protein pada masa laktasi, menurut Angka kebutuhan gizi (RDA), meningkat
sekitar 15 gram pada 6 bulan pertama dan 12 gram pada 6 bulan kedua. Kebutuhan protein rata-
rata selama masa laktasi tersebut merupakan estimasi dari data komposisi air susu ibu dan rata-
rata volume air susu harian yang diproduksi dengan mengasumsikan bahwa efisiensi dari
konversi protein dalam diet menjadi protein dalam air susu ibu adalah 70%. 

• Kalsium
Asupan kalsium pada ibu menyusui merupakan hal yang harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan
rata-rata ibu menyusui mengalami kesulitan dalam memenuhi angka kecukupan gizi 1200
mg/hari, khususnya jika produk susu bukanlah bagian besar dari asupan makanannya. Jika
asupan kalsium tidak mencapai sasaran, hal yang harus dikhawatirkan bukanlah berkurangnya
konsentrasi kalsium dalam air susu ibu, melainkan efeknya pada densitas tulang ibu. Hal tersebut
terjadi karena jika terjadi kekurangan asupan kalsium, produksi susu akan mengambil kalsium
dari simpanan kalsium ibu di tulang. Kondisi ini akan diperburuk jika masa laktasinya panjang.

• Vitamin E
Walaupun asupan vitamin E ibu dapat mempengaruhi kadar vitamin ini dalam air susu, belum
terdapat bukti adanya defisiensi vitamin E pada individu dengan absorpsi lemak yang normal.

• Thiamin
Peningkatan angka kebutuhan gizi untuk thiamin selama masa laktasi lebih tinggi dibandingkan
dengan yang jumlah yang dikeluarkan melalui air susu ibu. Hal ini terjadi karena kebutuhan akan
thiamin bergantung pada asupan energi, yang diharapkan untuk naik selama masa laktasi.
Asupan thiamin sedikitnya 1,3 mg/hari sangat dianjurkan pada wanita yang mengkonsumsi 2200
kkal/hari.

• Folat
Folat cenderung untuk diekskresikan dalam urin jika asupan melebihi yang dibutuhkan. Oleh
karena itu, simpanan folat dalam tubuh tidak banyak. Dengan keadaan ini, jika asupan folat
selama masa menyusui tidak memenuhi angka kebutuhannya, maka simpanan folat yang diambil
dari ibu akan habis hanya dalam beberapa bulan masa menyusui. Pada penelitian yang dilakukan
pada wanita menyusui, wanita ya g tidak mengkonsumsi suplemen folat, kadar folat dalam sel
darah merah nya menurun hingga 30% pada 2 bulan pertama masa menyusui. 

• Sumber Makanan
Kalsium : susu, keju yogurt, ikan dengan tulang yang bisa dimakan, tahu yang diproses dengan
kalsium sulfat, 
dan brokoli 
Zinc : daging, produk ternak, makanan laut, telur, kacang-kacangan, yogurt. 
Magnesium : kacang, sayur-sayuran hijau, scallops, oyster, whole grain.
Vitamin B6 : pisang, produk ternak, daging, ikan, kentang, bayam, semangka, sereal, dan kacang
Thiamin : ikan, whole grains, jeroan, jagung, kacang
Folate : buah-buahan, hati, kacang hijau, legumen

Anda mungkin juga menyukai