Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PSIKOLOGI

KONSELING

NAMA : SYAKILA DHEI


NIM : PO7131112 050
JURUSAN : GIZI
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena


berkat rahmat dan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas
makalah “ Konseling“.
Adapun tujuan saya dalam menyusun makalah ini agar kita lebih
mengetahui pengertian, tujuan dan ruang lingkup konseling dalam
kehidupan sehari-hari.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN KONSELING

 PENGERTIAN KONSELING MENURUT PARA AHLI

B. TUJUAN KONSELING

 TUJUAN TERAPI DALAM KONSELING

C. DESKRIPSI PROSES KONSELING


D. PROSES KONSELING
E. TEHNIK-TEHNIK DALAM KONSELING
F. MOTIVASI DALAM KONSELING
G. KONSELOR DALAM KONSELING

DAFTAR PUSTAKA
A. PENGERTIAN KONSELING
Istilah konseling behavioristik berasal dari istilah bahasa inggris
Behavioral Counseling, yang untuk pertama kali digunakan oleh John D.
Krumboltz  (1964), untuk menggarisbawahi bahwa konseling diharapkan
menghasilkan perubahan yang nyata dalam perilaku konseling (Counselee
behavior), Krumboltz  adalah promator utama dalam  menerapkan pendekatan
behavioristik terhadap konseling, meskipun dia melanjutkan suatu aliran yang
sudah dimulai sejak tahun 1950, sebagai reaksi terhadap corak konseling yang
memandang hubungan antarpribadi (personal relationship), antara konselo dan
konseling sebagai komponen yang mutlak diperlakukan dan sekaligus cukup
untuk memberikan bantuan psikologis kepada seseorang. Aliran baru ini
memerlukan bahwa hubungan antara pribadi itu tidak dapat diteliti secara
ilmiah, sedangkan perubahan nyata dalam perilaku konseling memungkinkan
dilakukan penelitian ilmiah

 PENGERTIAN KONSELING MENURUT AHLI


Prayitno dan Erman Amti (2004:105) menjelaskan Definisi Konseling
sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien.

 a. Anthony Yeo


Konseling merupakan sejenis pertolongan emosional, psikologis, yang
disediakan untuk mereka yang menghadapi situasi - situasi hidup yang agak
tidak wajar, dimana mereka mengalami sejumlah besar masalah
 
b. Robinson, 1986
Konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana
seseorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara
efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya, hubungan konseling
menggunakan wawancara untuk memperoleh dan memberikan berbagai
informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan
bantuan melalui pengambilan keputusan.
 
c. l.Smith,dalam Shertzer & Stone,1974
Konseling adalah interaksi yang terjadi antara dua orang individu, masing -
masing disebut konselor dan klien, terjadi dalam suasana yang profesional,
dilakukan dan dijaga sebagai alat memudahkan perubahan dalam tingkah laku
klien
 
d. Gibsons, 1981
Konseling adalah hubungan tolong menolong yang berpusat kepada
perkembangan dan pertumbuhan seseorang individu serta penyesuaian dirinya
dan kehendaknya kepada penyelesaian masalah, juga kehendaknya untuk
membuat keputusan terhadap masalah yang dihadapinya
 
e. Tayler, 1969
Dalam konseling bukan hanya klien yang belajar, tetapi konselor juga
belajar  untuk memahami dirinya agar suatu persetujuan dapat dicapai
 
f. Maclean
Konseling merupakan suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap
muka antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah yang tidak
dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang
yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain mencapai
pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi

g. Wren, 1955
Konseling adalah suatu hubungan yang dinamik dan bertujuan antara
konselor dan klien
 
h. Prayitno & Erman Anti, 1999
Konseling ialah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien.

i.Jones (Insano, 2004 : 11)


menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional
antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya
bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan
lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan
memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat
membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya

j.Berdnard & Fullmer ,1969


Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembangn dirinya,dan untuk mencapai perkembangan
yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya ,proses tersebuat dapat
terjadi setiap waktu. (Division of Conseling Psychologi). Konseling meliputi
pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-
kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan
membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan hal tersebut.

k. Mc. Daniel,1956
Konseling adalah suatu pertemuan langsung dengan individu yang
ditujukan pada pemberian bantuan kapadanya untuk dapat menyesuaikan
dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan.

l.Talbert (1959)
mengungkapkan Pengertian Konseling sebagai hubungan pribadi yang
dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui
hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,
menyediakan situasi belajar.
B. TUJUAN KONSELING

 Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima


keadaannya menurut apa adanya. Saya adalah saya
 Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta
pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai
dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan
meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
 Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh
individu dalam proses aktualisasi dirinya.
 Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang
mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya.
 Menjadi pendengar yaitu untuk menolong orang yang sedang ditolong
mereasa dipahami dan didukung. Konselor membutuhkan keterampilan:
mendengar sehingga dapat menenangkan, meredakan penderitaan,
mengobati luka-luka psikologis dan sebagai tempat yang aman untuk
bergerak maju. Untuk itu konselor perlu terampil untuk menyimak,
memahami perspektif mereka, dan secara sensitif menunjukkan pada
orang yang ditolong bahwa mereka telah didengarkan secara akurat.
 Menolong mengelola situasi bermasalah secara spesifik  yaitu membantu
menangani situasi tertentu yang tidak kondusif bahkan destruktif bagi
orang yang ditolong. Untuk itu konselor perlu terampil untuk
memusatkan pada satu masalah yang penting di depan dan bukan
menyelesaikan seluruh masalah yang lebih besar.
 Menolong menangani masalah secara luas sering terjadi ada masalah
yang lebih besar dan lebih kompleks dibanding situasi yang spesifik.
Untuk itu konselor perlu mengenali dimensi-dimensi dan aspek-aspek
permasalahan yang secara luas mengganggu kehidupan orang yang
ditolong dan menyebabkan mereka tidak bisa maju dalam hidup.
 Mengubah keterampilan yang buruk yaitu kebiasaan dan keterampilan
hidup yang bermasalah, tidak efisien dan tidak efektif dalam memajukan
hidup konseli. Biasanya ada pengulangan kebiasaan masa lalu, yang
terdiri dari keterampilan pikiran, keterampilan berpikir dan keterampilan
bertindak. Jadi yang perlu ditemukan bukan hanya presenting problem
(yaitu masalah saat ini yang ingin dibereskan konseli), namun
keterampilan buruk yang menciptakan, melestarikan atau memperburuk
kehidupan seseorang.
 Mewujudkan nilai-nilai dan falsafah hidup yaitu keterampilan konseli
untuk secara kompeten mengelola situasi yang bermasalah dalam
hidupnya, mengelola masalah-masalahnya dan mengubah keterampilan
yang bermasalah menjadi keterampilan yang mendukung, sehingga orang
yang ditolong  menjadi seseorang yang dapat mengaktualisasi diri (self
actualizing), berfungsi sepenuhnya (fully functioning) dan memiliki
pencerahan hidup (enlightenment).

 TUJUAN TERAPI DALAM KONSELING


1. Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri, supaya dapat
menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
2. Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala
resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam
perkembangan dan pertumbuhannya.
3. Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
4. Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian
yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya
keinginan individu untuk mengubahnya sendiri.
C. DESKRIPSI PROSES KONSELING
 Adanya hubungan yang akrab antara konselor dan konseli.
 Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan
problem dan apa yang diinginkannya.
 Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta
perilaku individu dengan tanpa memberikan sanggahan.
 Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu dan keyakinan
akan kemampuan individu merupakan kunci atau dasar yang paling
menentukan dalam hubungan konseling.
 Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya beserta lingkungannya
sangat diperlukan oleh konselor.
D. PROSES KONSELING
a) Motivator, yang mendorong konseli untuk: (a) menerima dan memperoleh
keadaan nyata, baik dalam perbuatan maupun harapan yang ingin
dicapainya; dan (b) merangsang klien untuk mampu mengambil keputusan
sendiri, sehingga klien tidak menjadi individu yang hidup selalu dalam
ketergantungan yang dapat menyulitkan dirinya sendiri.
b) Penyalur tanggung jawab, sehingga: (a) keputusan terakhir berada di
tangan konselig; (b) konselig sadar bertanggung jawab dan objektif serta
realistik dalam menilai perilakunya sendiri.
c) Moralist; yang memegang peranan untuk menetukan kedudukan nilai dari
tingkah laku yang dinyatakan kliennya. Konselor akan memberi pujian
apabila konseli bertanggung jawab atas perilakunya, sebaliknya akan
memberi celaan bila tidak dapat bertanggung jawab terhadap perilakunya.
d) Guru; yang berusaha mendidik konseli agar memperoleh berbagai
pengalaman dalam mencapai harapannya.
e) Pengikat janji (contractor); artinya peranan konselor punya batas-batas
kewenangan, baik berupa limit waktu, ruang lingkup kehidupan konseli
yang dapat dijajagi maupun akibat yang ditimbulkannya.
E. TEKNIK-TEKNIK DALAM KONSELING
a. Menggunakan role playing dengan konseli
b. Menggunakan humor yang mendorong suasana yang segar dan relaks
c. Tidak menjanjikan kepada konseli maaf apapun, karena terlebih dahulu
diadakan perjanjian untuk melakukan perilaku tertentu yang sesuai
dengan keberadaan klien.
d. Menolong konseli untuk merumuskan perilaku tertentu yang akan
dilakukannya.
e. Membuat model-model peranan terapis sebagai guru yang lebih bersifat
mendidik.
f. Membuat batas-batas yang tegas dari struktur dan situasi terapinya.
g. Menggunakan terapi kejutan verbal atau ejekan yang pantas untuk
mengkonfrontasikan konseli dengan perilakunya yang tak pantas.
h. Ikut terlibat mencari hidup yang lebih efektif.
F. MOTIVASI DALAM KONSELING
Salah satu aspek dalam konseling adalah motivasi yaitu memberikan dorongan
kepada klien agar mampu melaksanakan prilaku dalam upaya memecahkan
masalahnya secara efektif dan produktif.
James O. Whittaker memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai
kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan
kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan
Frederick J. Mc Donald mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan
energi (tenaga) di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif
(perasaan) dan reaksi mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang
itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.
G. KONSELOR DALAM KONSELING

Di dalam proses konseling, konselor adalah orang yang amat bermakna


bagi seorang konseli. Konselor menerima konseli apa adanya dan bersedia
dengan sepenuh hati membantu konseli mengatasi masalahnya sekalipun dalam
situasi yang kritis. Keadaan seperti itulah yang menjadi alasan semua ahli
konseling menempatkan peran konselor pada posisi yang amat strategis dalam
upaya “menyelamatkan” konseli  dari keadaan yang tidak menguntungkan baik
untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Semua pendekatan dan ahli
konseling menganggap bahwa konselor adalah pihak yang amat menentukan
bagi keberhasilan proses konseling.
Leona E Tyler (1969) menyatakan “…success in counseling depend more upon
personal qualities than upon correct use of specified techniques“. Pribadi
konselor yang amat penting mendukung efektifitas peranannya adalah pribadi
yang altruistis-rela berkorban untuk kepentingan orang lain yaitu kepentingan
konseli (Pietrofesa, 1978).
Brammer (1985) kekhasan pribadi konselor pada umumnya meliputi awareness
of self and values; awareness of cultural experience; ability to analyze the
helper’s own feeling; ability to serve as model and influencer; altruism; strong
sense of ethics; responsibility.

Konselor harus memiliki pribadi yang berbeda dengan pribadi-pribadi petugas


helper lain.Konselor adalah pribadi yang penuh pengertian dan mampu
mendorong orang lain tumbuh. Carlekhuff menyebutkan 9 ciri kepribadian
yang harus ada pada konselor, yang dapat menumbuhkan orang lain:
1.Empati (Empaty)
2.Rasa Hormat (Respect)
3.Keaslian (genuiness).
4.Konkret (Concreteness)
5.Konfrontasi (Confrontation)
6.Membuka Diri (Self Disclosure)
7.Kesanggupan (Potency)
8.Kesiapan (Immediacy)
9.Aktualisasi Diri (Self Actualization)
DAFTAR PUSTAKA
 Pengertian Fungsi Tujuan dan Macam-macam Bimbingan Konseling |
Artikel Makalah Jenis-jenis BK :) Sumber dari:
file:///C:/Users/User/Downloads/pengertian-fungsi-tujuan-dan-
macam.html
 Sayekti. 1997. Berbagai Pendekatan dalam Konseling. Yogyakarta:
Menara Mass Offset
 Sofyan S. Willis. 2007. Konseling Inpidual; Teori dan Praktek. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai