Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN TRIMESTER III

Disusun Oleh:

Mirna (113120005)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

2020
A. Definsi
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga
masa kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari
bulan ketujuh sampai sembilan bulan (28-40 minggu) (Farrer, 2001). Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2002). Sedangkan menurut (syaifuddin,
Abdul Bari : 2008 : 89) Trimester tiga adalah triwulan terakhir dari masa
kehamilan yakni usia 7 bulan sampai 9 bulan atau 28 minggu – 40 minggu.
Trimester tiga adalah trimester trimester terakhir kehamilan, pada periode
ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu. Janin ibu sedang
berada di dalam tahap penyempurnaan (manuaba : 2008). Sedangkan menurut
(kusmiyati yuni : 2009) Trimester ketiga sering disebut sebagai periode
penentuan. Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian
dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk melihat bayinya
B. Perubahan Fisiologis pada Trimester III
1. Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram
(berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat
agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat.
Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong
seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan
sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah
wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit
seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan
32 minggu, fundus uteri terletak antara ½  jarak pusat dan prossesus
xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1
jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin normal, maka
tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32
minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan
40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari
dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang
pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.
2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti
tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin
kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-
hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat
mengganggu kehamilan. Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih
dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita
yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan
fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu
prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-
minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.
3. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami
perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula
tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak
livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar.
Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat
genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan
atau persalinan maka perdarahan akan banyak  sekali, sampai dapat
mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina
mulai meningkat dan lebih kental.
4. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
5. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit
secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah.
Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada
minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita yang tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih
meningkat (± 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah
jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi
frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari
30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan
lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat
tingginya tekanan darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat
tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan
varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada
wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat
hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36.
Peningkatan aliran darah pada kulit disebabkanoleh vasodilatasi ferifer.
Hal ini menerangkan mengapa wanita “merasa panas” mudah berkeringat,
sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.
6. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil
bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan
ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut,
kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali
pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi
wanita yang memperhatikan penampilan badannya.
7. Traktus Digestifus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi
cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus
bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi reguritasi isi lambung yang
menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung
berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus
relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan
absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi,
yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
8. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan
sering berkemih timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping
itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan
sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus
juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga
produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam
folik lebih banyak yang dikeluarkan.
9. Sistem Imun
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu
kadar IgG, IgA dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10
kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap
berada pada kadar ini, hingga aterm.
10. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini merupakan salah
satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-
kadang terdapat deposit pigmen dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal
sebagai kloasma gravidarum.
C. Perubahan Psikologis Ibu pada Kehamilan Trimester III
Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak
nyaman dan ingin segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh
persiapan-persiapan kebutuhan bayi. Selain itu akan disibukan pula oleh
pengontrolan kehamilan yang lebih ketat. Menjelang dua minggu kelahiran
banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin melihat dan menyentuh
bayinya (Hulliana, 2001). Trimester ketiga ditandai dengan klimaks
kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin
terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesaar dan
ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu
lama. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada
persiapan dan persepsi ibu terhadap kehamilan ini (Hamilton, 2005).
Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa aman
pada ibu dan dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya
dengan latihan senam bersama-sama, menemani saat kontrol kehamilan, dan
membantu ibu dalam memenuhi segala kebutuhannya. Dengan cara ini akan
muncul rasa percaya diri ibu sehingga memiliki mental yang kuat untuk
menghadapi persalinan. Selain dari suami dukungan dari keluarga juga sangat
berarti (Hulliana, 2001).
D. Tanda Subjektif dan Objektif Kehamilan Trimester III
Usia kehamilan Tanda subjektif Tanda objektif
29-33 minggu a. Fatigue (perasaan a. Rasa panas dalam
lemah untuk bekerja perut disebabkan
hingga perasaan letih tekanan uterus, mild
yang berat sesudah hiatus hernia dan
melakukan kerja fisik muntahan asam
dan mental). perut ke dalam
b. Ansietas tentang masa esophagus.
depan. b. Kontraksi braxton-
c. Mimpi buruk. hick.
d. Penurunan keinginan c. Fundus terletak
seksual karena diantara umbilikus
ketidaknyamanan dan xipoid
fisik.
34-38 minggu a. Sakit punggung, a. Heartburn (pirosis,
perubahan gaya nyeri dada).
berjalan. b. Konstipasi.
b. Ketidaksabaran untuk c. Vena varikosa
mengakhiri (varicose veins).
kehamilan. d. Edema kaki.
c. Perasaan buaian e. Haemoroid (wasir).
tentang masa depan
yang ambivalen.
Sebelum a. Lightening atau tanda Fundus ada di
kelahiran dini dimulainya bawah diafragma
persalinan. sampai kepala janin
b. Sakit perut bagian masuk kedalam
bawah. rongga panggul,
kemudian perut
kelihatan maju ke
depan.
E. Phatways
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Air kencing (Protein unrin dan glukosa urine)
Terutama diperiksa glukosa,protein urin dan sedimen. Pada akhir
kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh
adanya laktase dalam air kencing. Protein positif dalam air kencing pada
nefritis, toxaemia gravidarum dan radang dari saluran kencing.
2. Darah
a. Dari darah perlu ditentukan Hb, 3 bulan sekali  karena pada orang
hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe.
b. Hb Normal wanita hamil 11 g %
c. Klasifikasi anemia :
1) Anemia ringan : 9 – 10 g %
2) Anemia sedang : 7 – 8 g %
3) Anemia berat : < 7 g %
3. Selanjutnya perlu diperiksa reaksi serologis (WR) dan golongan darah.
Juga pemeriksaan kadar gula darah.
G. Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Biodata
1) Nama klien
2) Umur
Untuk mengetahui apakah umur klien termasuk dalam usia
produktif atau usia beresiko tinggi untuk hamil, karena umur yang
< 20 tahun atau > 35 tahun beresiko tinggi bila hamil.
3) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan dan tingkat intelegensi klien,
sehingga bisa menyesuaikan cara pemberian konseling, Informasi
dan Edukasi (KIE) dengan kemampuan daya tangkap klien.
4) Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi klien yang tentunya
berpengaruh dengan kemampuan klien dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisinya. Selain itu juga untuk mengetahui apakah
pekerjaan yang dilakukan klien dapat mengganggu kehamilan atau
tidak.
5) Suku atau bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
6) Agama atau kepercayaan
Untuk mengetahui agama atau kepercayaan yang dianut klien,
sehingga bidan secara tidak langsung dapat menyesuaikan
pemberian KIE yang sesuai dengan ajaran-ajaran maupun norma-
norma agama atau kepercayaan yang dianut.
7) Alamat
Untuk mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan
mendesak. Dengan tujua
n untuk mempermudah menghubungi keluarganya, menjaga
kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan saat
kunjungan rumah.
8) Penanggung jawab
Untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap klien,
sehingga bila sewaktu-waktu dibutuhkan bantuannya dapat segera
ditemui.
b. Keluhan pasien
Perlu dikaji untuk mengetahui hal apa saja yang dikeluhkan dalam
kehamilannya ini, terutama keluhan saat pengkajian dilakukan.
Keluhan-keluhan yang muncul pada ibu hamil kembar berbeda-beda
dalam tiap trimesternya, dan keluhannya khas untuk masing-masing
ibu.Keluhan juga perlu dikaji untuk mengetahui adakah tanda dan
gejala yang mengarah pada bahaya maupun ketidaknormalan
(patologis).
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Untuk mengetahui apakah dahulu ibu mempunyai penyakit yang
berbahaya bagi kehamilannya. Selain itu untuk mengetahui apakah
ibu pernah menjalani operasi yang berhubungan dengan organ
reproduksinya atau tidak, karena akan berpengaruh pada
kehamilanya
2) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui apakah pada saat sekarang ini ibu benar-benar
dalam keadaan sehat, tidak menderita suatu penyakit kronis seperti
ashma, jantung, TBC, hipertensi, ginjal, DM dan lainnya, karena
apabila ada gangguan kesehatan pada saat ibu hamil akan secara
tidak langsung berpengaruh pada kehamilannya baik itu pada diri ibu
sendiri maupun perkembangan dan pertumbuhan janin yang
dikandungnya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Hal penting yang perlu dikaji bila ada riwayat penyakit menular
dalam keluarga ibu maupun suami (seperti hepatitis, TBC,
HIV/AIDS, PMS) yang dapat menularkan kepada anggota keluarga
yang lain. Juga pelu dikaji bila ada rieayat penyakit keturunan dalam
keluarga ibu maupun suami seperti jantung, DM, ashma, hipertensi,
dan lainnya, karena dapat menurunkan kepada anggota keluarga
yang lain dan dapat membahayakan apabila penyakit – penyakit
tersebut terjadi pada ibu yang sedang hamil.
d. Riwayat obstetri
1) Riwayat haid
Umur menarche,siklus haid (teratur atau tidak), lama haid,
dysmenorrhea(ya atau tidak) dan HPHT (Haid Pertama Haid
Terakhir). Dengan diketahuinya HPHT dapat menentukan HPL-nya
(Hari Perkiraan Lahir), usia kehamilan sehingga keadaan
kehamilannya dapat dipantau, terutama untuk memantau
pertambahan BB, TFU (Tinggi Fundus Uteri) dan frekuensi gerak
anak, karena hal tersebut dapat mendukung dalam penegakkan
diagnose kehamilan, selain melalui palpasi dan USG.
2) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu memiliki riwayat
obstetric yang buruk atau tidak baik dalam kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu, sehingga bila memang ibu memiliki riwayat
obstetric yang buruk maka dapat dipersiapkan tindakan-tindakan
untuk pencegahan.
3) Riwayat kehamilan sekarang
Hal-hal yang perlu dikaji di dalamnya antara lain berapa kali ibu
sudah melakukan ANC, di mana ibu memperoleh ANC, apakah ibu
sudah mendapatkan imunisasi TT dan berapa kali mendapatkannya,
apakah ibu teratur minum tablet tambah darah, kalk dan vitamin
yang ibu peroleh setiap kali control, apakah ada keluhan atau
komplikasi selama ibu hamil dan apakah ibu mempunyai kebiasaan-
kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan, merokok, minum jamu dan
alcohol dan sebagainya, sehingga bidan dapat memantau
perkembangan kehamilannya. Pada kehamilan, pemeriksaan ANC
harus lebih sering guna untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan janin yang dikandung.
4) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB sebelum
hamil atau tidak, metode kontrasepsi yang digunakan apa dan sudah
berapa lama ibu menjadi akseptor KB serta rencana KB apa yang
akan digunakan ibu (klien) setelah melahirkan.
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
1) Pola nutrisi
Dikaji tentang jenis makanan yang dikonsumsi klien, apakah ibu
hamil (klien) sudah makan teratur 3x sehari atau belum, apakah
sudah mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan menu seimbang
(nasi, lauk-pauk, sayur dan buah) atau belum, karena asupan nutrisi
juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin yang dikandungnya. Selain makanan, berapa kali minum dalam
sehari juga perlu dipertanyakan, hal ini juga dimaksudkan untuk
mencegah keadaan kekurangan cairan.
2) Pola eliminasi
Eliminasi yang dikaji adalah BAB dan BAK. BAB perlu dikaji untuk
mengetahui berapa kali ibu BAB setiap harinya dan bagaimana
konsistensi warna fecesnya, biasanya pada ibu hamil kemungkinan
besar terkena sembelit karena pengaruh dari hormon progesterone
dan juga warna dari fecesnya terkadang hitam yang disebabkan oleh
tablet Fe yang dikonsumsi selama hamil. BAK dikaji untuk
mengetahui berapa kali ibu BAK setiap harinya, lancar atau tidak.
Biasanya ibu yang hamil apalagi hamil kembar akan sering BAK
karena adanya penekanan pada kandungan kencing oleh uterus (TM
1) dan oleh kepala janin (TM II-III).
3) Pola istirahat
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat beristirahat dengan cukup
dan tenang setiap harinya atau tidak, karena dapat berpengaruh
terhadap kondisi kesehatannya apabila tidak mempunyai cukup
waktu untuk beristirahat.
4) Pola personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menerapkan perilaku
hidup sehat dalam kehidupannya. Kebersiahan diri yang paling dan
harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah kebersihan alat kelamin
(genetalia), apabila ibu tidak menjaga genetalia akan memudahkan
masuknya kuman ke dalam kandungan.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum, meliputi :
1) Keadaan umum
Dikaji pada saat pertama kali pasien datang. Lihat apakah pasien
tampak baik atau tampak lemah dan pucat. Hal ini penting untuk
mengetahui bila ibu mengalami anemia yang merupakan komplikasi
tersering dari kehamilan.
2) Tanda-tanda vital (Vital sign)
a) Tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil perlu dikaji secara teratur untuk
mengetahui bila ibu mengalami preeklamsia terutama selama
trimester II dan III. Waspadai bila tekanan darah sistolik ibu >
140 mmHg dan diastolic > 90 mmHg.
b) Berat badan
Kenaikan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu 6,5 kg –
16,5 kg selama hamil.
3) Status present
a) Kepala
Untuk observasi bentuk, benjolan, infeksi pada kepala.Palpasi bila
tampak benjolan untuk mengetahui besar, bentuk, kekenyalan dan
mobilitasnya.
b) Rambut
Untuk mengetahui keadaan rambut, seperti hitam, lebat, tidak
berbau, tidak berketombe.
c) Muka
Untuk mengetahui bentuk muka lonjong atau bulat, ada atau tidak
ada kelainan.
d) Mata
Untuk mengetahui mata simetris atau tidak, apakah terjadi anemia
atau tidak pada conjungtiva, sklera ikterik atau tidak.
e) Hidung
Untuk mengetahui kebersihan, ada atau tidak ada polip atau
secret.
f) Telinga
Untuk mengetahui kebersihan, ada atau tidak ada serumen di
telinga.
g) Mulut
Untuk mengetahui kebersihan dan keadaan konstruksi gigi apakah
terjadi kekeroposan atau tidak dimana hal ini menjadi indikasi
adanya kekurangan kalsium atau tidak, ada stomatitis atau tidak.
h) Leher
Untuk mengetahui ada atau tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, ada atau tidaknya struma atau kelenjar gondok, dan ada
atau tidaknya pembesaran vena jugularis.
i) Dada
Observasi bentuk thorak. Misal, apakah kifosis atau tidak.
j) Payudara
Observasi dilakukan untuk mengetahui bentuk payudara. Palpasi
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benjolan, rasa sakit
(oleh karena adanya infeksi).
k) Abdomen
Untuk mengetahui bentuk abdomen membujur/melintang. Ada
tidaknya bekas operasi.
l) Pinggang
Untuk mengetahui adanya nyeri tekan pada daerah ginjal.
m)Punggung
Untuk mengetahui bentuk tulang punggung, misal apakah lordosis
atau tidak.
n) Genetalia
Untuk mengetahui kebersihan genetalia, adanya keputihan atau
tidak, dan varises.
o) Ekstremitas
Atas : Obeservasi keadaan tangan terutama kelengkapan jari
tangan, kuku pucat atau sianosis, oedem atau tidak.
Bawah : Obeservasi keadaan kaki terutama kelengkapan jari
tangan, kuku pucat atau sianosis, oedem atau tidak, adanya
varises atau tidak.
p) Kulit
Observasi kelembaban kulit ibu dengan kembalinya turgor kulit.
4) Pemeriksaan obstetri
a) Inspeksi
1. Muka
Dikaji apakah ada chlosma gravidarum, apakah ada oedema
muka, terutama pada trimester II dan III yang dapat mengarah
pada preeklamsia, terutama bila tekanan darah ibu tinggi.
2. Dada
Kaji mammae ibu dan kesiapan masa laktasi yang meliputi
bagaimana bentuk putting susunya, pigmentasi pada areola
mammae dan putting, bentu payudara serta apakah kolostrum
sudah keluar atau belum.
3. Abdomen
Lihat apakah ada linea nigra dan striae. Biasanya pada
kehamilan kembar, striae akan sangat jelas terlihat karena
peregangan dari kulit perut akibat perbesaran perut ibu.
4. Vulva
Kaji apakah ada oedema, varises dan kondiloma yang nantinya
dapat mengganggu proses persalinan pervaginam, karena
varises dapat pecah saat persalinan dan menimbulkan
perdarahan.
b) Palpasi leopold
1. LI : Pada leopold I dikaji bagian janin apakah yang ada pada
fundus uteri, apakah kepala (bulat keras) atau bokong janin
(bulat lunak). Pada kehamilan kembar dapat teraba dua bagian
besar janin pada fundus uteri. Tetapi bila kehamilan masih
dalam Trimester I dan awal Trimester II, leopold I hanya untuk
mengetahui adanya ballottement.
2. LII : Leopold II ini efektif digunakan bila umur kehamilan
sudah menginjak usia 6 bulan, karena bagian-bagian janin
sudah mulai dapat dibedakan. Leopold II ini dilakukan untuk
mengetahui dimanakah letak punggung janin yang ditandai
dengan terabanya bagian panjang, keras, danada tahanan dan
juga untuk mengetahui dimanakah letak ekstremitas janin yang
dtandai dengan terabanya bagian-bagian kecil.
3. LIII : Dilakukan untuk mengetahui bagian terbawah janin,
yaitu bulat lunak/bulat keras. Masih bisa digoyangkan atau
tidak.
4. LIV : Dilakukan untuk mengetahui apakah bagian bawah janin
sudah masuk PAP atau belum. Apabila posisi tangan difergen
berarti bagian bawah janin sudah masuk PAP dan konvergen
apabila bagian bawah janin belum masuk PAP.
c) Auskultasi
Mendengarkan DJJ menggunakan linex ataupun doppler. DJJ
normal 120 – 160 x / menit.

q) Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan perubahan aliran darah
dalam desidua, perubahan suplai oksigen/kapasitas pembawa oksigen
darah.
2. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat
aktifitas, stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan
r) Rencana asuhan keperawatan
DIAGNOSA NOC NIC
Ketidakefektifan Setelah dilakukan NIC: Respiratory monitoring
pola nafas tindakan keperawatan a. Monitor rata-rata, irama,
berhubungan 1x 20 kedalaman dan usaha respirasi
dengan perubahan menit, diharapkan b. Perhatikan pergerakan dada, amati
aliran darah dalam klien menunjukkan kesemetrisan, penggunaan otot-otot
desidua, status respirasi: aksesoris, dan retraksi otot
perubahan suplai ventilasi dengan supraklavikuler dan interkostal
oksigen/kapasitas indikator: c. Monitor pola pernafasan:
pembawa oksigen - Respiratory Rate bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
darah (5) respirasi Kussmaul,
- Mampu melakukan respirasi Cheyne-Stokes
inspirasi dalam (3) d. Monitor kualitas nadi
- Tidak mengalami e. Monitor suhu, warna, dan
dispnea kelembaban kulit.
- Auskultasi bunyi
nafas dalam
rentang normal

Gangguan Setelah dilakukan NIC: 


eliminasi urin tindakan keperawatan 1. Berikan informasi tentang
berhubungan 1x 20 perubahan perkemihan sehubungan
dengan menit, diharapkan dengan trimester ketiga.
pembesaran klien dapat mengerti 2. Anjukan klien untuk melakukan
uterus, tentang perubahan pola posisi miring saat tidur. Perhatikan
peningkatan eliminasi urin, dengan keluhan-keluhan nokturia.
tekanan abdomen, kriteria hasil: 3. Anjurkan klien untuk menghindari
fluktuasi aliran - Mengungkapkan posisi tegak dalam waktu yang
darah ginjal dan pemahaman lama.
laju filtrasi tentang kondisi 4. Berikan informasi mengenai
glomerolus. saat ini (3) perlunya masukan cairan 6-8 gelas/
- Mengidentifikasi hari, penurunan masukan 2-3 jam
cara-cara untuk sebelum beristirahat, dan
mencegah stasis penggunaan garam, makanan, dan
urinarius dan atau produk mengandung natrium dalam
edema jaringan jumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai
bahaya menggunakan diuretik dan
penghilangan natrium dari diet.
6. Berikan informasi mengenai
bahaya menggunakan diuretik dan
penghilangan natrium dari diet.
Gangguan pola Setelah dilakukan NIC :
tidur berhubungan tindakan keperawatan 1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan
dengan perubahan 1x15 tidur normal berkenaan dengan
pada tingkat menit, diharapkan kehamilan. Tentukan pola tidur
aktifitas, stres, klien tidak mengalami saat ini.
psikologi, gangguan pola tidur 2. Evaluasi tingkat kelelahan.
ketidakmampuan dengan kriteria hasil : 3. Kaji terhadap kejadian insomnia
untuk - Melaporkan dan respons klien terhadap
mempertahankan perbaikan istirahat penurunan tidur. Anjurkan alat
kenyamanan. - Melaporkan bantu untuk tidur, seperti teknik
peningkatan rasa relaksasi, membaca, mandi air
sejahtera dan hangat,dan penurunan aktifitas
perasaan segar sebelum istirahat.
4. Anjurkan tidur pada posisi semi
fowler.
5. Rujuk klien untuk konseling bila
kurang tidur atau kelelahan
mempengaruhi aktifitas kehidupan
sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.


Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran:
EGC.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Hamilton, Persis. (2005). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Hulliana, Mellyna. (2001). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa
Swara
Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai