Anda di halaman 1dari 11

Perlunya Media Pembelajaran di SD Yang Hanya Ada Kapur dan Papan Tulis Hitam

Adelia Ratna Dhuhita

190151602642

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan, misalnya saja media pembelajaran dan
sumber belajar, kedua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dari proses kegiatan
belajar mengajar setiap harinya, baik dalam situasi formal maupun non formal. Dewasa
ini, sudah banyak berkembang berbagai macam sumber dan media pembelajaran modern
yang seharusnya dapat mempermudah jalannya proses pembelajaran, namun pada
kenyataan dilapangan masih banyak sekolah yang belum mampu untuk memberikan
fasilitas mumpuni seperti komputer, jaringan wifi, bahkan sarana perpustakaan yang
layak, tidak sedikit pula sekolah yang berada di pedalaman masih menggunakan kapur
dan papan tulis hitam sebagai alat untuk pembelajaran, sedangkan sekolah yang berada di
kota memiliki kondisi yang berkebalikan dengan sekolah yang ada di pedalaman. Hal itu
umumnya di sebabkan karena kondisi geografis sekolah yang sulit untuk di jangkau,
adanya keterbatasan ekonomi dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pendidikan. Maka diperlukan strategi dan pembuatan media pembelajaran untuk
mendukung jalannya proses pembelajaran di samping memanfaatkan fasilitas yang sudah
ada, dalam hal ini guru memiliki tugas yang cukup berat karena harus mengerti fungsi,
posisi, karakteristik dan langkah menyusun media pembelajaran tersebut guna mencapai
tujuan pembelajaran. Penulisan artikel ini menggunakan metode meta analisis terhadap
beberapa artikel dan buku dari internet yang memiliki korelasi dengan pokok
pembahasan yaitu langkah menyusun media pembelajaran disamping penggunaan papan
tulis hitam dan kapur.
B. Pembahasan
Tuntutan pendidikan masa sekarang ini semakin tinggi, standar pendidikan terus
berkembang seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan globalisasi. Sarana
pendidikan yang baik sangat dibutuhkan untuk menjalankan proses pembelajaran
tersebut. Mulyasa (2003: 49) menjelaskan definisi sarana pendidikan sebagai alat dan
perlengkapan secara langsung yang digunakan untuk menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-
alat dan media pembelajaran. Barnawi (2012: 47-48) berpendapat bahwa prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Dari kedua keterangan tersebut
dapat diketahui bahwa sarana pendidikan merupakan peralatan atau perlengkapan yang
digunakan untuk proses pembelajaran, dalam hal ini khususnya adalah media pembelajan.

Pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar


mengajar

Media pembelajaran adalah salah satu sarana pendidikan yang dapat menunjang
janlannya proses pembelajaran. Menurut hamalik (dalam arsyad, 2002: 15) mengatakan
bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap peserta didik. Anitah, dkk (2008: 6.11) mengemukakan bahwa media
pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran
(messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa)
dengan maksud agar pesan- pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai
dengan tujuannya. Menurut‟ Association Of Education Tecnology (dalam Sundayana,
2013) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi‟. Dari beberapa keterangan tersebut dapat kita
ketahui bahwa keberadaan media pembelajaran sangat penting adanya. Dalam kaitannya
dengan pokok bahasan penelitian ini papan tulis dan kapur juga termasuk dalam media
pembelajaran, namun dalam bentuk yang sangat sederhana. Adanya media pembelajaran
dapat membantu pencapaian aspek-aspek yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor,
seperti yang di katakan oleh Fatimah (2011: 95) bahwa dalam konteks pembelajaran ada
beberapa tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Salah
satu tolak ukur yang digunakan adalah prestasi belajar yang mengacu pada pencapaian
taksonomi pendidikan yang mencangkup aspek kognitif,afektif, dan psikomotorik. Maka
dari itu penting untuk menyiapkan seperangkat sumber dan media pembelajaran yang
relevan dengan kebutuhan pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa.

Perbedaan Sumber Belajar dengan Media


Sering kali terjadi kerancuan dalam memahami arti dari sumber belajar dan media
pembelajaran, walaupun sebenarnya ada perbedaan mendasar diantara keduanya.
Menurut Association Educational Comunication and Technology AECT (dalam As’ari :
2007) sumber belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun
terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar, Ahmad
Sudrajat mengemukakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua
sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta
didik dalam belajar, baik secara terpisah atau secara terkombinasi sehingga
mempermudah peserta didik untuk mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi
tertentu. Dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa sumber belajar merupakan
segala sesuatu yang dapat menjadi sumber belajar atau pengetahuan peserta didik baik
terpisah atau terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik untuk mencapai
kompetensi tertentu. Sedangkan media pembelajaran menurut latuheru (1988; 14) adalah
semua alat atau benda yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud
menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber belajar kepada penerima
(peserta didik). Seperti papan tulis hitam merupakan media pembelajaran yang dapat
menyampaikan pesan (informasi) dari sumber belajar kepada siswa selaku peserta didik.

Fungsi media pembelajaran


Media pembelajaran memiliki berbagai fungsi yang sangat bermanfaat untuk proses
pembelajaran, seperti pendapat Derek Rowntree (dalam Rohani, 1997: 7-8)
mengemukakan bahwa media pembelajaran berfungsi membangkitkan motivasi belajar,
mengulang apa yang dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon
peserta didik, memberikan balikan dengan sedera dan menggalakan latihan yang serasi.
Pendapat lain dari Azhar Arsyad (2011:15) yang mengatakan bahwa fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,
kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan Sudrajat
(dalam Putri, 2011: 20) mengemukakan fungsi media pembelajaran yaitu; a. media
pembelajaran dapat mengatasi kerterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa;
b. media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas; c. media pembelajaran
memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan; media
menghasilkan keseragaman pengamatan; d. media dapat menanamkan konsep dasar yang
benar, konkrit, dan realistis; e. media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi
langsung antara siswa dan lingkungan; f. media membangkitkan motivasi dan
merangsang anak untuk belajar; g. media memberikan pengalaman yang integral /
menyeluruh dari yang kongkrit sampai yang abstrak. Dari berbagai pendapat para ahli
tersebut dapat diketahui bahwa fungsi media pembelajaran merupakan alat untuk
membantu menstimulus siswa agar lebih mudah dalam penerimaan materi, media belajar
juga berfungsi menarik perhatian siswa untuk mau belajar dan lebih tertarik kepada
materi yang disampaikan.

Posisi Media Pembelajaran


Dalam prosesnya pembelajaran tidak bisa hanya mengandalkan sumber belajar saja,
sehingga penggunaan media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk mempermudah
proses transfer ilmu dari sumber belajar baik dari guru maupun data seperti buku. Gagne,
et al (1988) mengemukakan bahwa media atau medium yang mengatur hubungan yang
efektif antara dua pihak utama dalam sistem pengajaran, mulai dari guru (sumber belajar)
hingga peralatan yang paling canggih dapat di sebut sebagai media. Begitupun Heinich,
et. Al (1993) memberikan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi
antara sumber dan penerima. Media pembelajaran memiliki posisi sebagai perantara
antara sumber belajar dan peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal.
Landasan penggunaan media pembelajaran
Menurut Arif (2007) ada 4 landasan dari penggunaan media pembelajaran, yaitu :
a) Landasan filosofis
Keragaman media memberikan banyak pilihan yang sesuai karakteristiknya.
Pandangan guru terhadap peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik memiliki
kepribadian, harga diri, motivasi dan potensi berbeda. maka pendekatan humanis
harus diterapkan.
b) Landasan Psikologis
Adanya keberagaman, keunikan dan ketepatan penggunaan media dan metode
pembelajaran sangat berpengaruh kepada hasil dari belajar.
c) Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran merupakan teori dan praktik perancangan, pengembangan,
penerapan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber belajar.
d) Landasan empiris
Temuan penelitian terdapat hubungan interaksi antara media dengan karakteristik
belajar siswa dalam menentukan hasil belajar.

Klasifikasi media pembelajaran menurut beberapa ahli

1) Wilbur Schramm(1977) Mengklasifikasikan menjadi 3 yaitu: media rumit, mahal, dan


media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya
liputan, yaitu: a. Liputan luas dan serentak seperti : TV, radio, dan facsimile; b.
Liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape. c. Media
untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dan
telepon.
2) Gagne (1985) Mengklasifikasikan media pemelajaran menjadi tujuh kelompok, yaitu
benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar
bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran
tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar
yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh
prilaku belajar, memberikan kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan
alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
3) Nana Sudjana (dalam media pengajaran :2005) Media pembelajaran diklasifikasikan
membagi dua jenis media yaitu : Media dua dimensi dan media tiga dimensi. Media
Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan
lain-lain. Media grafis sering disebut juga media dua dimensi yaitu media yang
mempunyai ukuran panjang dan lebar. Sedangkan Media tiga dimensi yaitu dalam
bentuk model seperti model padat (solid), model menampang, model susun, model
kerja, dan lain-lain.
4) Rudy Bretz (2004) dalam Sanjaya ( 2006: 212) Mengklasifikasikan ciri utama media
menjadi tiga unsur pokok,yaitu: suara, visual, dan gerak. Di samping itu Bretz juga
membedakan antara media siar (telecomunication) dan media rekam (recording),
sehingga terdapat delapan klasifikasi media, yaitu : a. media audio visual gerak,
seperti film bersuara, pita video, b. media audio visual diam, c. media audio semi
gerak, tulisan jauh bersuara d. media visual gerak, seperti film bisu e. media visual
diam, seperti halaman cetak , foto, migrophone f. media audio, seperti radio,
telephone, pita audio g. media cetak, seperti buku, modul, bahan ajar mandiri.

Karakteristik media pembelajaran sederhana 2 dimensi

Media ini memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Hanya memiliki ukuran panjang dan lebar


2) Umumnya berbentuk segi empat
3) Berada pada suatu bidang datar
4) Mengandalkan indra visual/penglihatan
5) Tidak memiliki relief

Kaitannya dengan media pembelajaran, papan tulis hitam termasuk kedalam tipe
media 2 dimensi, dimana papan tersebut hanya memiliki ukuran panjang dan lebar,
berbentuk persegi panjang dan di letakkan pada bidang datar yaitu tembok, media ini
tidak memiliki relief khusus, sehingga permukaannya datar.

Karakteristik media pembelajaran sederhana 3 dimensi


Media 3 dimensi memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi


2) Berbentuk benda-benda konkrit
3) Memiliki relief
4) Penyajiannya secara visual tiga dimensional sehingga dapat di pegang secra nyata
5) Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu
Jenis media ini yang digemari siswa karena dengan penggunaannya dapat
merangsang keingintahuan siswa lebih mendalam, terutama untuk siswa SD penggunaan
media 3 dimensi ini sangat efektif karena bentuknya yang lebih nyata dan menarik.

Karakteristik media pembelajaran mutakhir / modern

1) Menggunakan teknologi audio-visual


2) Menggunakan teknologi komputer
3) Memanfaatkan internet
4) Pembuatan media pembelajaran menggunakan berbagai macam aplikasi modern
5) Menggunakan kondep E-learning

Menyusun media pembelajaran di SD yang hanya ada kapur dan papan tulis hitam

Sekolah yang hanya memiliki kapur dan papan tulis hitam sebagai media pembelajaran
umumnya merupakan sekolah yang belum memiliki fasilitas yang beragam dan modern.
Oleh karena itu perlu adanya pembuatan media pembelajaran tersendiri oleh guru selaku
pendidik di sekolah tersebut.

Papan tulis hitam dan kapur di gunakan sebagai penyampai poin-poin materi yang
disampaikan ketika proses pembelajaran, hal itu merupakan proses yang basic di dalam
kelas. Setelah guru mengoptimalkan penggunaan papan tulis dan kapur, hendaknya juga
di selingi dengan media-media yang lain untuk menggugah semangat siswa dalam
belajar, khususnya siswa SD yang lebih suka belajar sembari bermain daripada hanya
penyampaian materi yang monoton. Dengan terlebih dahulu memahami konsep materi
yang akan disampaikan, kemudian pembuatan media disesuaikan dengan materi tersebut.
Dikarenakan kondisi sekolah belum mampu mengadakan fasilitas media pembelajaran
modern dan mutakhir setidaknya guru dapat membuat media pembelajaran sederhana
yang bernilai ekonomis namun dapat menarik perhatian siswa, misalnya membuat balok
hitung pecahan untuk membantu pembelajaran matematika, pemanfaatan media realita
atau penggunaan alat-alat yang ada dilingkungan sekitar, menggunakan media biji-bijian
untuk belajar berhitung, dan lain-lain. Sebenarnya ada banyak cara membuat media
pembelajaran sederhana untuk menunjang proses pembelajaran disamping
mengoptimalkan penggunaan media papan tulis dan kapur sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan lebih optimal.
C. Kesimpulan
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat menjadi sumber belajar atau
pengetahuan peserta didik baik terpisah atau terkombinasi sehingga mempermudah
peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Sedangkan media pembelajaran
menurut latuheru (1988; 14) adalah semua alat atau benda yang digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari
sumber belajar kepada penerima (peserta didik). Seperti papan tulis hitam merupakan
media pembelajaran yang dapat menyampaikan pesan (informasi) dari sumber belajar
kepada siswa selaku peserta didik.

Papan tulis merupakan media belajar 2 dimensi, dimana papan tersebut hanya memiliki
ukuran panjang dan lebar, berbentuk persegi panjang dan di letakkan pada bidang datar
yaitu tembok, media ini tidak memiliki relief khusus, sehingga permukaannya datar
papan ini memiliki posisi sebagai perantara antara sumber belajar dan peserta didik
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Disamping penggunaan
papan tulis dalam pembelajaran juga hendaknya ditambah dengan media pembelajaran
lain, misalnya membuat media pembelajaran sederhana yang bernilai ekonomis namun
dapat menarik perhatian siswa, misalnya membuat balok hitung pecahan untuk
membantu pembelajaran matematika, pemanfaatan media realita atau penggunaan alat-
alat yang ada dilingkungan sekitar, menggunakan media biji-bijian untuk belajar
berhitung, dan lain-lain. Sebenarnya ada banyak cara membuat media pembelajaran
sederhana untuk menunjang proses pembelajaran disamping mengoptimalkan
penggunaan media papan tulis dan kapur sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
lebih optimal.
Daftar Rujukan

Anonim. (n.d.). Kajian Media Pembelajaran. media pembelajaran, 7- 20.


Mahnun, N. (2012). MEDIA PEMBELAJARAN (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan
Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran). Jurnal Pemikiran Islam, 27-32.
ROHANI, S. M. (2019). MEDIA PEMBELAJARAN. Diktat, 1-27.
Tafonao, T. (2018). PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR MAHASISWA. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 103-112.
Wahyuningtyas1, R. (2020). PENTINGNYA MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GUNA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR. EDUKATIF: JURNAL
ILMU PENDIDIKAN, 23-27.

Anda mungkin juga menyukai