Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Bpk. Maroloan Aruan,S.Si.,M.Si

Kelompok 1

Nama Kelompok

1. Anggia Fitriyani
2. Teguh Supriadi

STIKes KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA (KESOSI)

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

Jl. Bojong Raya No.58, RT.5, Rw. Buaya, Cengkareng

Jakarta Barat

2019
A. Judul : Praktikum Laju Endap Darah

B. Teori dan Latar Belakang :

PEMERIKSAAN LED ( LAJU ENDAP DARAH )

Definisi
Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan
salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi
(pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus
selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi
Laju Endap Darah (LED)-nya. Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED)
memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang.
Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansiapun memiliki nilai
Laju Endap Darah (LED) yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap
Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah (LED) normalpun belum
tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih termasuk
pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang
dokter.

Tahap LED Berlangsung

a. Fase pengendapan lambat I


Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan
melayang, sulit mengendap ( 1-30 menit )
b. Fase pengendapan cepat
Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife
kecil , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit )
c. Fase pengendapan lambat II
Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit )

Standar Laju Endap Darah


Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux – sel
darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan.
Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai
adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk
wanita 0-20 mm/jam dan untuk pria 0-10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai
rujukan untuk wanita 0-15 mm/jam dan untuk
pria 0-10 mm/jam.

Faktor yang Mempengaruhi LED

a. Faktor eritrosit
1) Jumlah eritrosit untuk darah yang kurang dari normal
2) Ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi
akan menyebabkan laju endap darah cepat.
b. Faktor Plasma
LED mencerminkan protein plasma yang akan meningkat ketika seseorang mengalami
infeksi akut atau kronis
c. Faktor Teknik
Tabung tidak boleh miring, apabila terjadi kemiringan akan terjadi kesalahan 30% dan
tidak boleh banyak getaran
d. Faktor suhu
` Suhu terbaik adalah 20°C
e. Faktor fiskositas

Variasi Laju Endap Darah


Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap Darah juga lebih tinggi. Dewasa (Metode
Westergren):

• Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam


• Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
• Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
• Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam

Anak-anak (Metode Westergren):


• Baru lahir = 0 – 2 mm/jam
• Baru lahir sampai masa puber = 3 – 13 mm/jam

Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 mm per jam. LED ditentukan
dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah
merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada
keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam )
dan pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode
yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in Hematology
) adalah cara westergren.

Hasil Laju Endap Darah/LED/ ESR yang tinggi juga dapat terjadi karena :
• Anemia
• Kanker seperti lymphoma atau multiple myeloma
• Kehamilan
• Penyakit Thyroid
• Diabetes
• Penyakit jantung

C. Alat dan Bahan :


a. Alat
 Pipet westergreen
 Tabung reaksi
 Rak westergreen
 Push ball
b. Bahan
 Sampel darah

D. Cara Kerja
1. Persiapan sampel dengan membuat campuran darah dan cairan antikagulan Na Sitrat
dengan perbandingan 4:1.
 Dipipet antikagulan Na Sitrat 0.109 M sebanyak 0.75 ml kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
 Sampel darah sebanyak 3 ml di masukan pada tabung reaksi yang sudah di
beri antikagulan Na Sitrat 0.109 M , kemudian dicampur.
2. Sampel darah yang sudah diberi larutan antikagulan Na Sitrat 0.109 M kemudian
dipipet dengan pipet westergreen sampai skala nol, kemudian pipet westergreen
diletakkan tegak lurus pada rak westergreen.
3. Ditunggu selama 1 jam dan dibaca tingginya pengendapan pada sampel.
4. Dilakukan percobaan pemeriksaan pada dua suhu yang berbeda yaitu suhu 24 ° C
dan 30 ° C.

E. Hasil Pembahasan :

Foto :

F. Kesimpulan dan Saran :


Berdasarlan hasil praktikum yang telah dilakukan praktikum berhasil melakukan
pengambilan darah vena dengan volume 3 ml yang akan dgunaka untuk pemeriksaan
LED.

G. Daftar Pustaka :
1. Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakya. Jakarta. 2004.
2. Dr. Mansyur A. Penuntun Praktikum Hematologi. Makassar. 2015.

Anda mungkin juga menyukai