TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Besi merupakan unsur vital yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
distribusi besi dalam tubuh, cadangan besi tubuh, siklus besi, absorbsi besi
10-13
dan transportasi besi.
d. Zat besi parenkhim atau zat besi dalam jaringan seperti mioglobin dan
Dari tabel ini kelihatan bahwa sebagian besar zat besi terikat dalam
sebagai depot besi (cadangan). Sebagian kecil dari zat besi dijumpai dalam
dimana zat besi digunakan secara terus- menerus. Sebagian besar zat besi
yang bebas dalam tubuh akan dimanfaatkan kembali (reutilization), dan
hanya sebagian kecil sekali yang diekskresikan melalui air kemih, feses dan
11,19,22,31
keringat.
hal ini tergantung pada umur, sex, berat badan dan keadaan individu masing-
masing. Kebutuhan zat besi yang terbesar ialah dalam 2 tahun kehidupan
antara 0,5 -1 mg / hari. Pada wanita hamil kebutuhan zat besi sekitar 3 -5 mg
/ hari dan tergantung pada tuanya kehamilan. Pada seorang laki laki normal
dewasa kebutuhan besi telah cukup bila dalam makanannya terdapat 10-20
19,20,23
mg zat besi setiap harinya.
setiap harinya, tapi ternyata hanya 1 – 2 mg atau 10% saja yang di absorbsi
oleh tubuh. 70% dari zat besi yang di absorbsi tadi di metabolisme oleh tubuh
bentuk feritin dan sisanya 5 – 15% di gunakan oleh tubuh untuk proses lain.
3+
Besi Fe yang disimpan di dalam ferritin bisa saja di lepaskan kembali bila
24-26
ternyata tubuh membutuhkannya.
besi dan juga merupakan biomarker klinis yang tersedia secara luas untuk
defisiensi besi. Kadar feritin pada laki-laki dan wanita berbeda, pada laki-laki
dan wanita postmenopause kadar feritin kurang dari 300ng/ml , pada wanita
27,29,32
premonoupase kurang dari 200 ng/ml.
20
Tabel 2.2. Distribusi normal komponen besi pada pria dan wanita (mg/kg)
Gambar 2.1. Distribusi Besi Dalam Tubuh Dewasa Andrews, N. C., 1999.
Disorders of iron metabolism. N Engl J Med; 26: 1986-95).
Menurut Bakta (2006) proses absorbsi besi dibagi menjadi tiga fase,
26,29
yaitu:
1. Fase Luminal
Besi dalam makanan terdapat dalam dua bentuk, yaitu besi heme
dan besi non-heme. Besi heme terdapat dalam daging dan ikan,
3+) 2+)
besi bentuk feri (Fe ke fero (Fe yang dapat diserap di
duodenum.
2. Fase Mukosal
mukosa usus)
3. Fase Korporeal
25,26,29
Terdapat 3 mekanisme regulasi absorbsi besi dalam usus:
besi dalam makanan, jenis besi dalam makanan (besi heme atau non
2.1.5.1. Transferin
glikoprotein dengan berat molekul 79570 dalton, terdiri dari polypeptide rantai
tunggal dengan 679 asam amino dalam dua domain homolog. N-terminal dan
3+
C-terminal masing-masing mempunyai satu tempat ikatan dengan Fe . Satu
3+
molekul transferin mengikat 2 atom besi (Fe ). Transferin akan berikatan
12,17,28,32
transferin
otak, ovarium, dan limfosit T helper. Transferin mempunyai waktu paruh 8-11
hari.
17,33
Transferin mempunyai 3 fungsi utama yaitu
3+
1. Solubilisasi Fe , mengikat besi dengan afinitas tinggi
sebagai Total Iron Binding Capacity (TIBC). Pada orang dewasa normal
kadar besi plasma kira-kira 18 µmol/L setara dengan 100 µg/dL. TIBC 56
µmol setara dengan 300 µg/dL. Dengan demikian hanya sepertiga bagian
cadangan yang cukup banyak untuk berikatan dengan besi apabila terjadi
17,34,35
besi.
3+)
Besi (Fe di dalam plasma yang berikatan dengan apotransferin (Tf),
Fe-Tf akan berikatan dengan reseptor transferin (TfR) pada permukaan sel.
3+
Kompleks TfR dan Fe -Tf bersama DMT 1 di clathin-coated pit, mengalami
3+
menurunkan pH menjadi asam (5,5) mengakibatkan ikatan antara Fe dan
3+
permukaan sel, sedangkan Fe yang dilepaskan akan keluar melalui DMT 1
dilepaskan keluar dari sel menuju sirkulasi dan berfungsi kembali sebagai
10,13,36
Receptor atau Soluble Transferin Receptor (sTfR)
.
Gambar 2.3. Siklus Transferin Sumber: Andrews, N. C., 1999. Disorders of
Iron Metabolism. N Engl J Med; 26: 1986-95).
terdiri dari 2 molekul monomer yang identik, terikat pada 2 ikatan sulfide
mempunyai berat molekul 90 kD, terdiri dari 780 residu asam amino dengan
apical domain (B), dan helical domain (C). Setiap monomer mengikat 1
3+
molekul transferin yang telah mengikat 2 atom Fe . Setiap reseptor transferin
10,13,17,36
reseptor transferin.
2.1.5.3. Soluble Transferin Receptor (sTfR)
memiliki berat molekul 320 kD. Kadar sTfR serum berkorelasi dengan jumlah
reseptor transferin yang diekspresikan pada permukaan sel. Kadar sTfR tidak
di pengaruhi oleh protein fase akut, kerusakan hati akut, dan keganasan.
2.1.6. Erythropoiesis
Sistem eritroid terdiri atas sel darah merah (eritrosit) dan prekursor
eritroid. Unit fungsional dari sitem eritroid ini dikenal sebagai eritron yang
tulang berasal dari sel induk hemopoietik, melalui jalur sel induk myeloid,
kemudian menjadi sel induk eritroid, yaitu BFU-E dan selanjutnya CFU-E.
dan acidophilic (late) normoblast. Sel ini kemudian kehilangan intinya, masih
tertinggal sisa-sisa RNA, yang jika di cat dengan pengecatan khusus akan
darah tepi, kehilangan sisa RNA sehingga menjadi erotrosit dewasa. Proses
18,23,26
ini dikenal sebagai eritropoiesis, yang terjadi dalam sumsum tulang.
Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi (life span) rata-rata
selama 120 hari. Setelah 120 hari eritrosit mengalami proses penuaan
destruksi terjadi sebelum waktunya (<120 hari) maka proses ini disebut
protoporfirin dan besi) dan globin (bagian protein yang terdiri atas 2 rantai
alfa dan 2 rantai beta). Besi didapat dari transferin. Pada permulaan sel
tubuh kita berkisar antara 4-5 juta/µl (pada wanita) atau 5-6 juta/µl (pada
15,16,18,23
pria).
Gambar 2.4. Eritropoiesis. Adapted from Bron et al. Semin Oncol.2001, and
Weiss et al. N Engl J Med.2005
2+
Gambar diatas menjelaskan bahwa hanya Fe yang terdapat dalam
sumsum tulang hanya memiliki "reseptor" untuk feritin. Kelebihan besi yang
tidak digunakan disimpan dalam stroma sumsum tulang sebagai feritin. Besi
yang terikat pada β-globulin (feritin) selain berasal dari mukosa usus juga
berasal dari limpa, tempat eritrosit yang sudah tua (berumur 120 hari)
gizi, gangguan absorbsi Fe, kebutuhan besi yang meningkat) dan rendahnya
15-23,34
kadar transferin dalam darah.
2.1.7. Feritin
metebolisme besi di dalam tubuh. Sekitar 25 % dari jumlah total zat besi
dalam tubuh berada dalam bentuk cadangan zat besi (depot iron), berupa
dalam limpa, hati, dan sumsum tulang. Feritin adalah protein intra sel yang
larut didalam air, yang merupakan protein fase akut. Hemosiderin merupakan
cadangan besi tubuh berasal dari feritin yang mengalami degradasi sebagian,
13,15,38
terdapat terutama di sumsum tulang, bersifat tidak larut di dalam air.
sensitif untuk menentukan cadangan besi pada orang sehat. Serum feritin <
12 ug/l sangat spesifik untuk defisiensi zat besi, yang berarti bila semua
cadangan besi habis, dapat dianggap sebagai diagnostik untuk defisiensi zat
24,26,38
besi.
2.1.7.1. Struktur dan fungsi feritin
kDa, terdapat di semua sel baik di sel prokayotik maupun di sel eukaryotik.
Pada manusia, subunit - subunit pembentuk feritin ada dua tipe, yaitu Tipe L
Feritin mengandung sekitar 23% besi. Setiap satu kompleks feritin bisa
3+
menyimpan kira – kira 3000 - 4500 ion Fe di dalamnya. Feritin bisa
ditemukan atau disimpan di liver, limpa, otot skelet dan sumsum tulang.
Dalam keadaan normal, hanya sedikit feritin yang terdapat dalam plasma
tersimpan di dalam tubuh kita. Bila dilihat dari stuktur kristalnya, satu
monomer feritin mempunyai lima helix penyusun yaitu blue helix, orange
helix, green helix, yellow helix dan red helix dimana ion Fe berada di tengah
39,41
kelima helix tersebut.
Besi bebas bersifat toxic untuk sel, karena besi bebas merupakan
perlindungan diri yaitu dengan cara membuat ikatan besi dengan feritin. Jadi
39,40,41
feritin merupakan protein utama penyimpan besi di dalam sel.
kejadian infeksi dan inflamasi, hal ini digambarkan dengan perubahan kadar
feritin serum, zat besi serum, dan saturasi transferin pada saat fase akut.
menunjukkan penanda protein fase akut yang paling sering yaitu C-Reaktive
42
Protein.
43
tertinggi tercapai.
Kadar CRP kan meningkat cepat pada infeksi disebut respon fase
kadar zat besi dalam tubuh manusia. Makrofag membutuhkan zat besi untuk
penyimpanan besi yang utama pada saat terjadi proses inflamasi. Sitokin,
radikal bebas, serta protein fase akut yang dihasilkan oleh hati akan
ambilan dan keluaran besi sehingga akan memicu peningkatan retensi besi
dalam makrofag pada saat terjadi inflamasi. Besi juga mengatur aktivitas
rela diambil darahnya untuk disimpan di bank darah atau di UTD, dan
1,2,45,46
sewaktu-waktu dapat dipakai pada transfusi darah. Mengenai pendonor
45
tahun 2011 tentang pelayanan darah, Bab VI pasal 28-33.
2.2.1. Jenis donor darah
45,46
Pada dasarnya ada 3 macam donor darah, yaitu .
pembayaran.
1,45,46
dalam registerasi donor regular.
apabila diminta.
baik.
4. Pada umumnya dalam keadaan sehat.
1,2,45,46
2.2.3. Syarat-syarat menjadi donor darah
• Tekanan darah baik sistole antara 100-180 mmHg, diastole antara 60-
100 mmHg
g/dL.
2,46
2.2.3.1. Pada saat kapan harus menjadi pendonor darah yaitu :
13. Ada infeksi kulit pada daerah yang akan ditusuk, tunggu 1
46
Setiap donor harus terlebih dahulu mendapatkan :
a. Pemberian informasi
b. Pengisian daftar isian donor
baik. Darah harus disadap secara aseptis menggunakan alat steril dan
dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi dan terlatih dalam hal
46-49
pengambilan darah.
Acid Citrate Dextrose ( ACD ) atau Citrate Phosphat Dextrose ( CPD ) dan
0
disimpan di lemari pendingin dengan suhu 4 C. ACD dan CPD merupakan
anti koagulan yang banyak dipakai untuk menyimpan darah. Sitrat dalam
sumber energi bagi sel darah merah. Anti koagulan yang lain adalah heparin,
Darah lengkap dengan anti koagulan ACD dan CPD masa simpan 21 hari
setelah penyadapan dan darah lengkap dengan anti koagulan CPD-Adenin
46
masa simpan 35 hari setelah penyadapan.
46-48
Reaksi pada donor jarang terjadi yaitu :
Donor darah sebaiknya dilakukan secara rutin 3 bulan sekali. Hal ini
kurang lebih 120 hari (3 bulan), sehingga, diharapkan setelah 3 bulan, sel-sel
1,46
telah kembali matur atau dewasa.
mengenai resiko transfusi. Donor harus dijelaskan bahwa darah akan diuji
45-48
terhadap penyakit infeksi seperti hepatitis, sifilis dan HIV.
46
Cara pengambilannya adalah:
2.2.6.1. Flebotomi.
selama 1 jam dan tidak minum minuman keras selama 3 jam, diminta
1,46
makanan yang seimbang selama 2 minggu.
• Label pada kantong darah dan tabung harus diperiksa dengan teliti
1,46,47,48,49
kesalahan yang dapat berakibat fatal bagi resipien.
2.2.6.2. Hemaferesis.
whole blood dari seorang donor atau pasien, pemisahan menjadi komponen-
46,47
pengembalian elemen yang tersisa ke donor atau pasien.
2.2.6.3. Plasmaferesis.
sel-sel darah merah donor. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan plasma
46,47
atau fresh frozen plasma.
2.2.6.4. Sitaferesis.
46,47
tunggal menggunakan sentrifugasi aliran intermiten atau kontinyu.
2.2.6.5. Plateleferesis/Tromboferesis.
45,46,47,48
Trombosit dipisahkan secara sentrifugal dari whole blood.
2.2.6.6. Transfusi autolog
45,47
ketidakcocokan dan penyakit yang ditularkan melalui darah.
kantong dan berat badan pendonor. Volume kantong ada yang 250 cc, 350
cc, 450 cc, 500 cc. Ketika donasi berarti memberikan 10% dari total volume
darah didalam tubuh. Volume darah maksimal yang bisa diambil adalah 10,5
1,46,47
cc/ kg BB..
darah lengkap, darah merah pekat, trombosit pekat, plasma segar beku,
1,2,45,46
plasma cair, dan cryoprecipitate.
study of the National Heart, Lung, and Blood Institute melakukan peneltian
terhadap 2425 wanita dan pria, didapati dua pertiga pendonor reguler
50
besi. Mittal dkk juga mendapatkan bahwa dari populasi pendonor laki-laki,
pendonor wanita dan 505 pendonor laki-laki. Pendonor wanita dan laki-laki
dibagi atas 2 kelompok, yang pertama kali donasi, dan 2-6 kali donasi/tahun.
4
perbedaan kadar serum feritin yang signifikan (p=0,0003) dan (p=0.0001).
Zahra Mozaheb dkk, Iran (2010) meneliti terhadap 235 pendonor laki-laki
perbedaan yang signifikan kadar serum feritin antara kelompok kontrol dan
6
kasus (p=0,0000). Okpokam dkk, Nigeria (2011) meneliti terhadap 163
7
signifikan kadar serum feritin ((p<0.05). Norashikin dkk, Malaysia (2005)
kelompok yaitu 1 kali donasi, 2-4 kali donasi, dan >5 kali donasi dalam 2
8
feritin antara 1 kali donasi dengan >5 kali donasi(p=0,001) . Saleh M.
Abdullah, Saudi Arabia (2009) melakukan penelitian pada 182 pendonor laki-
laki, di bagi atas : kelompok 1: pendonor baru, kelompok 2 : 1kali donasi/ 3
9
(p=0,000).
yang mengkonsumsi zat besi dengan yang tidak mengkonsumsi zat besi
4,6
(Simon T.L ,Mozaheb Z). Ternyata didapati bahwa pada pendonor regular
yang mengkonsumsi zat besi terdapat penurunan kadar serum feritin yang
lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi zat besi.
27-31
berkurangnya cadangan besi tubuh.
26,29
karena :
dari:
kopi), polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk
susu).
54
frekwensi donor darah.
54
Tabel 2.3. Faktor resiko terjadinya defisiensi besi
Pada orang sehat, satu kali donor darah sebanyak 400-500 ml dapat
laki 236 mg sedangkan pada perempuan 213 mg. Besi yang tersimpan pada
52,53
perempuan 30% lebih rendah daripada laki-laki (Simon TL,Finch CA).
jumlahnya 55% dari volume darah. Feritin dalam plasma, jumlahnya sangat
kecil yaitu sebanding dengan konsentrasi feritin didalam tubuh atau apabila
terdapat 1µg feritin serum setara dengan 10 mg simpanan besi dan setiap
13,14,16
1ml eritrosit mengandung 1,1 mg besi. Jika dalam 1 ml darah terdapat
0,5 mg besi maka setiap kali donasi sebanyak 300 ml darah, zat besi yang
akan keluar adalah sebanyak 150 mg sehingga kebutuhan akan zat besi
Bila kebutuhan zat besi didalam darah tidak terpenuhi maka feritin akan
melepas besi dalam jumlah yang banyak dan bila kebutuhan untuk
besi dan bila berlanjut terus akhirnya cadangan besi menjadi kosong dan
11,13,15
aktivitas eritropoiesis akan menurun.
keganasan, pemakaian zat besi sebagai hasil pemecahan oleh sel-sel sistem
11,23,29
meningkat pada keadaan ini.
besi 1 hari sekali dalam 3 hari. Pertanyaannya adalah apakah suplemen besi
pada masa donasi kembali. Apabila pendonor tidak memenuhi kebutuhan zat
besinya sendiri baik melalui makanan dan suplemen besi maka akan
• Feritin serum . Kadar feritin dalam serum sangat kecil, secara garis
27-31
besi.
30,31,34,36
2. Pemeriksaan komponen transport besi
jadi TIBC akan meningkat pada konsentrasi besi rendah dan menurun
• Kadar besi serum (SI) adalah pemeriksaan jumlah total besi dalam
serum.
34-37
3. Pemeriksaan komponen pada eritrosit.
Nilai normal 70 -100 fl, mikrositik < 70 fl dan makrositik > 100 fl.
hemoglobin dengan angka sel darah merah. Nilai normal 27-31 pg,
30%.
27,57
gelombang 540 nm.
sensor start-sensor stop. Tranducer akan mengukur tinggi pulsa yang dengan
volume sel darah merah, start sensor-stop sensor mengukur volume whole
57
blood.
• Electrical Impedance
sinyal yang ditangkap tersebut menentukan jumlah dan ukuran sel yang
27,57
lewat
58
2.5.1.2. Pemeriksaan feritin
27,58
Prinsip kerja :
Serum yang mengandung feritin ditambahkan dengan antibody
monoklonal untuk feritin (yang berasal dari tikus) yang dilekatkan pada
biotin.
Setelah itu ditambahkan antibodimonoklonal yang telah dilabel
dalam sampel.
27,58
Reagent-working solutions :
dengan preservatif.
preservatif.
antibodi monoklonal terhadap feritin dari tikus 6,0 mg/L bufer fosfat
0
penyimpanan 2-8 C.
59
2.5.1.3. CRP
mengandung ≥ 0,8 mg/dl CRP maka akan terjadi aglutinasi dapat mendeteksi
0
Serum dapat disimpan selama 72 jam pada temperature 2-8 C.