Infeksi tonsil dapat terjadi melalui berbagai macam mekanisme dan
etilogi. Etiologi tersering untuk infeksi tonsil adalah bakteri Streptoccoccus sp. Namun juga ada etiologi lainnya seperti virus yang dapat menginfeksi tonsil. Salah satu virus yang dapat menginfeksi tonsil adalah virus measles. 6 Pada kasus kali ini pasien datang dengan demam, sakit tenggorokan , nyeri menelan sejak 3 hari yang lalu. Dimana kita tau bahwa demam merupakan salah satu reaksi tubuh jika adanya infeksi baik itu bakteri, virus, atau karena reaksi inflamasi lainnya. Pasien juga mengeluhkan sakit tenggorokkan dan nyeri menelan disini sakit tenggorokan dapat kita ulas lebih jauh lagi bagaimana sakit tengorokkannya dan jika ada keluhan sakit tenggorokan dapat kita pikirkan penyakit yang diderita pasien karena adanya infeksi tonsil atau infeksi faring. Untuk nyeri menelannya dapat kita tanyakan, apakah masih bisa makan dan minum lalu kita tanya skala nyeri yang dirasa pasien. Untuk mencurigai nyeri menelannya karena ada luka atau infeksi.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39,2 ° C, denyut nadi
108 x per menit dan laju pernapasan 18 napas per menit. Pemeriksaan fisik mulut ditemukan beberapa ulkus eksudatif pada tonsil dan mukosa orofaringeal. Pemeriksaan fisik organ lainnya dalam batas normal. Pada o pasien suhu tubuh 39,2 C, memperkuat keluhan demam pada pasien, denyut nadi 108x per menit disini adanya sedikit peningkatan pada denyut nadi dimana nilai normal denyut nadi dewasa 60-100x per menit, laju pernapasan 18x per menit ini masih dalam batas normal. Pada pemeriksaan mulut ditemukan beberapa ulkus eksudatif pada tonsil dan mukosa orofaringeal. Ulkus eksudatif adalah keluarnya cairan kental, yang disebabkan karena adanya infeksi dan ulkus disini terlihat pada tonsil dan mukosa orofaringeal, yang memperkuat bahwa terjadi infeksi tonsil (Tonsilitis). Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil faring. Peradangan ini biasanya meluar ke adenoid dan tonsil lingual. Oleh karena itu, istilah faringitis juga dapat digunakan.4,6
Pada pemeriksaan penunjang di dapatkan hasil laboratorium sel darah
putih 11.500/mm3 (Normal : 4.500 hingga 11.000 / mm3 ), disini sel darah putih terlihat sedikit meningkat. Dimana peningkatan sel darah putih dikarenakan adanya infeksi. Protein C-reaktifnya 13,2 mg / L (Normal: <8 mg / L), PCR adalah zat protein yang diproduksi oleh organ hati. Zat tersebut diproduksi sebagai respons bila terjadi peradangan di dalam tubuh. 20 Hal ini memperkuat bahwa pasien terinfeksi suatu mikroorganisme.
Dari hasil anamesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dapat
diambil diagnosa sementara tonsillitis akut e.c virus dd bakteri, sehingga pasien dianjurkan rawat inap dirumah sakit untuk perawatan konservatif dengan antibiotik empiris. Hari ke-2 perawatan pasien di follow up dan didapatkan bintik putih kecil pada mukosa bukal bilateral pasien yang menyerupai butiran garam pada daging diikuti dengan ruam macula pada kulut wajah, punggung, dan ekstemitas. Hasil ini dapat menambah pemikiran kita terkait penyakit pasien, dimana dapat kita curigai pasien terkena campak. Campak adalah infeksi yang umum terjadi pada anak dan orang dewasa yang menyebar melalui droplet. Penyakit ini dikarakteristikan dengan gejala prodromal seperti demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis yang diikuti dengan ruam maculopapular. Selanjutnya pasien segera dipindahkan ke bangsal isolasi dan dilakukanlah pemeriksaan swab tenggorokan dan sampel urin untuk melihat adanya IgM antibodi campak dan hasilnya terkonfirmasi. Dengan adanya kadar antibodi IgM yang bermakna terhadap suatu virus, bakteri atau agen infeksius lain diinterpretasikan sebagai bukti adanya infeksi akut. Pada hari ke-7 perawatan pasien sudah pulih dan diperbolehkan pulang, sehingga diagnosa akhir dari pasien adalah campak yang menjadi penyebab dari tonsillitis akut. Berdasarkan teori untuk pengobatan tonsillitis akut cukup hanya dengan istirahat, minum air mineral yang cukup, pemberian analgetika, dan antivirus jika gejala berat.