Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

(KIMIA FARMASI)
PERCOBAAN I
(ANALISI OBAT SECARA KUALITATIF)

DosenPengampu :
apt. Elasari Dwi Pratiwi, M.Farm

Nama Kelompok 5 :
1. Alif Wachidtul F. (1902050259)
2. Ayu Nirmalla S. (1902050255)
3. Bagus Cahyo R. (1902050287)
4. Devi Sujanah. (1902050276)
5. Ike Putri Istiana. (1902050274)
6. Nabilla Rahma. (1902050280)
7. Nashihul Ilmiah. (1902050249)
8. Rio Teguh R. (1902050279)
9. Silmi Maulidi F. (1902050285)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020
1.1 Tujuan Pratikum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi, pemurnian dan pemisahan suatu
senyawa obat dalam sampel menggunakan prinsip analisa kualitatif
1.2 Dasar Teori

Dalam analisis kimia yang paling sering digunakan adalah analisis kimia
secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk
melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada
di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara
untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu
sampel.Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan suatu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia
dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.Analisis kualitatif dapat
dilakukan dalam berbagai macamskala. Pada skala makro jumlah zat relatif
besar (50- 500 mg) atau volume larutan yang digunakan antara 10- 100 mL.
Pada analisis semimikro, jumlah zat yang digunakan untuk analisis antara
0,05 g dan volume larutan yang digunakan 1mL. Sedangkan untuk skala
mikro jumlah sampel yang digunakan untuk analisis seperseratus dari jumlah
zat yang digunakan pada analisis skala makro atau hanya beberapa mg saja.

Uji organoleptik atau uji indra atau uji sensori merupakan cara pengujian
dengan menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran
daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik dapat memberikan
indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari
produk.pengujian ini di lakukan dengan mengidentifikasi obat dari rasa , bau,
dan warna serta tekstur kehalusan dengan ujung jari dan bentuk fisik obatUji
kelarutan dilakukan dengan bahan obat dilarutkan kedalam air, alkohol dan
kloroform berfungsi untuk mengetahui zat manakah yang akan larut dan tidak
larut dalam air,alcohol dan kloroform. Uji pendahuluan yaitu uji dengan
menambhakan suatu zat bertujuan untuk mengetahui zat yang termasuk
golongan karbohidrat, golongan fenol dan golongan anilin.
1.3 Uraian Bahan

1. Asam Salisilat ( FI III,56 )


Nama Resmi : ACIDIUM SALICYLICUM
Nama Lain : Asam Ortohidroksibenzoat
Nama Kimia : 2-Asam
Rumus Molekul : C 7 H 6 03
Berat Molekul : 138,12 kg/kmo
Pemerian : Hablur ringan tidak bearna atau serbuk bewarna
Putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan
Tajam.
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P
dan dalam eter P; larut dalam larutan amonium
asetat P;dinatrium hidrogenfosfat P; kalium sitrat
P dan natrium sitrat P.
Kegunaan : Keratolitikum anti fungi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Hexamin (FI III, 283)
Nama Resmi : Hexaminum
Nama Lain : Heksamina, Metamina
Nama kimia : 1,3,5,7-tetrazotrisiklo (3,3,1,3,7) dekana
Rumus Molekul : C 6 H 12 N 4
Berat molekul : 140,19kg/kmo
Pemerian : hablur mengkilap tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa membakar dan
manis kemudian pahit. Jika di panas kan pada suhu
lebih kurang 260° menyublim.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml etanol
(95%)P dan dalam lebih kurang 10 bagian
kloroform P.
Kegunaan : Antiseptikum saluran kemih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
3. Teofilin (FI III, 597)
Nama Resmi : Theophyllinum
Nama Lain : Teofilina
Nama Kimia : 1,3-dimetilxantina
Rumus Molekul : C 7 H 8 N 4 O 2 H 2 O❑
Berat molekul : 198,18
Pemerian : Berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa
pahit, dan stabil diudara.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 180 bagian air; lebih
mudah larut dalam air panas; larut dalam lebih
kurang 120 bagian etanol (95%)P mudah larut
dalam larutan alkali hidroksida dan dalam anonim
encer P.
Kegunaan : Spasmolitikum bronkial
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
4. Nikotilamid (FI III 435)
Nama Resmi : Nicotinamidum
Nama Lain : Nikotinamida, Niasinamida
Nama Kimia : piridina-3-karboksamida
Rumus Molekul : C 6 H 6 N 2 O❑
Berat Molekul : 122,13
Pemerian : Serbuk Hablur halus, putih, tidak berbau, atau
hampir tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P;
larut dalam gliserol P.
Kegunaan : Antipelagra
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
5. Nipagin (FI III 378)
Nama Resmi : Methylis Parabenum
Nama Lain : Metil Paraben
Nama Kimia : Metil-p-hidroksibenzoat
Rumus Molekul : C 8 H 8 03
Berat Molekul : 152,15
Pemerian : Serbuk Hablur halus, putih, hampir tidak berbau,
tidak mempunyai rasa. kemudian agak membakar
diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan
dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter
P dan dalam larutan alkali hiroksida; larut dalam
60 bagian gliserol P panas dan 40 bagian minyak
lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap
jernih.
Kegunaan : Zat tambahan, zat pengawet
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
6. Sulfaguanidin (FI III 583)
Nama Resmi : Sulfaguanidium
Nama Lain : Sulfaguanidin
Nama Kimia : N-p-aminobenzensulfonilguanidina monohidrat
Rumus Molekul : C 7 H 10 N 4 O2 S .❑ H 2 0❑
Berat Molekul : 232,26
Pemerian : Hablur atau serbuk; putih atau hampir putih; tidak
berbau atau hampir tidak berbau; oleh pengaruh
cahaya lambat laun warna berubah menjadi gelap.
Kelarutan : Mudah larut dalam air mendidih dan dalam asam
mineral encer; sukar larut dalam etanol (95%) P
dan dalam aseton P; sangat sukar larut dalam air;
praktis tidak larut dalam larutan alkali hidroksida.
Kegunaan : Antibakteri.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
7. Amilum Manihot ( FI III,93 dan Buku Sinonim)
Nama Resmi : Amilum Manihot
Nama Lain : Pati singkong, sagu ketela, tapioca, sagu singkong.
Nama Kimia : 5-[(N-3,4-di metoxyphenetyl)-N-.
Rumus Molekul : ( C 6 H 10 O 5 )n
Berat Molekul :-
Pemerian : Serbuk halus, kadang kadang berupa gumpalan
kecil; putih; tidak berbau; tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol (95%)P
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan
kering
8. ParacetamoL ( FI III,37)
Nama Resmi : Acetaminophenum
Nama Lain : Acetaminofen
Nama Kimia : N-asetil-4 –aminofenol
Rumus Molekul : C 8 H 9 N 02
Berat Molekul : 151,16
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa
pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 70 bagian etanol
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40
bagian gliserpl P, dan dalam 9 bagian
propilenglikol P, larut dalam larutan alkali
hidroksida.
Kegunaan : Analgetikum, Antipiretikum.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
9. Talkum ( FI III, 591)
Nama Resmi : Talkum
Nama Lain : Talk, talcum talcum venetum, speksteenpeder
Nama Kimia : Talk
Rumus Molekul : Mg 2 ¿
Berat Molekul : 379,259
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah
melengket pada kulit bebas dari butiran , berwarna
putih atau putih kelabu .
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Kegunaan : Zat tambahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
10. Natrium benzoat (FI III, 395)
Nama Resmi : Natrii Benzoas
Nama Lain : E211, Sodium Benzoat
Nama Kimia : Natrium Benzenkarboksilat
Rumus Molekul : C 7 H 5 NaO2
Berat molekul : 144,11
Kelarrutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian
etanol (95%) P.
Pemerian : Butiran atau serbuk hablur; putih;tidak berbau atau
hampir tidak berbau
Kegunaan : Zat pengawet
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

1.4 Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
Rak tabung reaksi,tabung reaksi,beker glass,pipet tetes,penjepit tabug
reaksi,spatula,spiritus,mortir dan stamper,plat uji
2. Bahan yang digunakan
Asam salisilat, hexamin, sulfanilamide, teofilin, nikotilamid, nipagin,
Sulfaguanidin, amilum, paracetamol, talkum, dan natrium benzoat.

1.5 Metode Kerja

1. Uji Organoleptis
Awal mula kita siapkan 10 bahan yang akan diuji, yaitu asam salisilat,
hexamine, teofilin, nikotilamid, nipagin, sulfaguanidin, amilum,
paracetamol, talk, natrium benzoate. Setelah itu kita akan mengujinya
dengan menggunakan panca indra meliputi bau, rasa dan juga tekstur
(kehalusan), lalu catatlah hasilnya pada tabel hasil pengamatan.
2. Uji kelarutan
Awal mula kita siapkan 10 bahan yang akan diuji, yaitu asam salisilat,
hexamine, teofilin, nikotilamid, nipagin, sulfaguanidin, amilum,
paracetamol, talk, natrium benzoate. Setelah itu, kita akan melarutkan
masing – masing bahan kedalam air, alcohol, dan kloroform, lalu catatlah
hasilnya pada hasil pengamatan.
3. Uji pendahuluan
a. Golongan Karbohidrat
Masing-masing sampel ditambahkan larutan NaOH, kemudian
dipanaskan. Jika hasil positif maka sampel berwarna kuning. Lalu
catatlah hasil tersebut.
b. Golongan Fenol
Masing- masing sampel ditambahkan larutan FeCl3, jika hasil positif
maka sampel berwana ungu-biru. Sedangkan jika sampel ditambahkan
larutan etanol, maka hasil tersebut positif jika sampel berwarna
kuning. Lalu catatlah hasil tersebut.
c. Golongan Aniline
Masing-masing sampel ditambahkan larutan NaOH dan etanol,
kemudian dipanaskan, jika timbul bau usuk berarti positif turunan
amina aromatis.Setelah dilakukan percobaan, sampel yang positif
menimbulkan bau busuk, positif hexamin. Lalu catatlah hasil tersebut.
1.6 Data Pengamatan

UJI ORGANOLEPTIS
N NAMA BAHAN Organoleptis
Bau Rasa Kehalusan
O
1. Asam salisilat Tidak berbau Agak manis Tajam
2. Hexamin Tidak berbau Membakar, manis, Kristal halus
agak pahit
3. Teofilin Tidak berbau Pahit Kasar
4. Nikotilamid Tidak berbau pahit Halus
5. Nipagin Tidak berbau Mint,agak Halus
membakar diikuti
rasa tebal
6. Sulfaguanidin Tidak berbau Tidak ada rasa Halus
7. Amilum manihot Tidak berbau Tidak ada rasa Halus
8. Paracetamol Tidak berbau Pahit Halus
9. Talkum Tidak berbau Tidak ada rasa Halus
10. Natrium benzoat Tidak berbau Asam-hambar Kristal

UJI KELARUTAN

N NAMA BAHAN Kelarutan


Air Alkohol Kloroform
O
1. Asam Salisilat -  
2. Hexamin  - 
3. Teofilin - - 
4. Nikotilamid   -
5. Nipagin -  -
6. Sulfaguanidin  - 
7. Amilum   -
8. Paracetamol   
9. Talkum  - -
10. Natrium benzoat - - -

UJI PENDAHULUAN

1) Golongan Karbohidrat

NO NAMA BAHAN NaOH HASIL PENGAMATAN


1. Asam Salisilat 1ml Kuning (+)
2. Hexamin 1ml Orange (-)
3. Teofilin 1ml Putih (-)
4. Nikotilamid 1ml Kuning (+)
5. Nipagin 1ml Kuning (+)
6. Sulfaguanidin 1ml Merah (-)
7. Amilum 1ml Putih(-)
8. Paracetamol 1ml Putih(-)
9. Talkum 1ml Kuning(+)
10. Natrium benzoat 1ml Orange(-)

2) Golongan Fenol

N NAMA BAHAN FeCl HASIL Etanol HASIL


O PENGAMATA PENGAMATAN
N
1. Asam Salisilat 1ml Putih (-) 1ml Kuning(+)
2. Hexamin 1ml Putih (-) 1ml Kuning(+)
3. Teofilin 1ml Putih (-) 1ml Kuning(+)
4. Nikotilamid 1ml Ungu biru (+) 1ml Putih(-)
5. Nipagin 1ml Putih(-) 1ml Kuning(+)
6. Sulfaguanidin 1ml Ungu biru (+) 1ml Kuning (+)
7. Amilum 1ml Ungu biru (+) 1ml Putih(-)
8. Paracetamol 1ml Ungu biru (+) 1ml Putih(-)
9. Talkum 1ml Ungu biru (+) 1ml Putih(-)
10. Natrium benzoat 1ml Ungu biru (+) 1ml Putih (-)
3) Golongan Aniline

N NAMA BAHAN NaOH FeCl Hasil SETELAH + 2


O pengamatan MENIT
(pemanasan)
1. Asam Salisilat 1ml 1ml Berbau busuk Berbau busuk
2. Hexamin 1ml 1ml Tidak berbau Tidak berbau
busuk busuk
3. Teofilin 1ml 1ml Tidak berbau Tidak berbau
busuk busuk
4. Nikotilamid 1ml 1ml Tidak berbau Tidak berbau
busuk busuk
5. Nipagin 1ml 1ml Berbau busuk Berbau busuk
6. Sulfaguanidin 1ml 1ml Berbau busuk Berbau busuk
7. Amilum 1ml 1ml Berbau busuk Tidak berbau
busuk
8. Paracetamol 1ml 1ml Berbau busuk Tidak berbau
busuk
9. Talkum 1ml 1ml Tidak berbau Tidak berbau
busuk busuk
10. Natrium benzoat 1ml 1ml Tidak berbau Tidak berbau
busuk busuk

1.7 Pembahasan
Tujuan dari pratikum ini adalah agar mampu mengidentifikasi, pemurnian
dan pemisahan suatu senyawa obat dalam sampel menggunakan prinsip
analisa kualitatif. Analisis kualitati adalah analisis untuk melakukan
identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam
sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk
mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel.Di
pratikum ini kita melakukan beberapa pengujian yaitu uji organoleptis,uji
kelarutan dan uji pendahuluan. ada 10 bahan yang akan diuji, yaitu asam
salisilat, hexamine, teofilin, nikotilamid, nipagin, sulfaguanidin, amilum,
paracetamol, talk, natrium benzoate. Tahap pertama yang akan dilkukan
adalah uji organoleptis. Uji organoleptis dilakukan dengan semua sampel
diamati menggunakan panca indera meliputi bau, rasa dan tekstur
(kehalusan). Dari uji ini kita mendapatkan hasil bahwaasam salisilat tidak
berbau, memiliki rasa agak manis dan memiliki tekstur tajam. Hexamine
tidak memiliki bau , memiliki rasa membakar,manis agak pahit, dan tekstur
kristal halus. Teofilin tidak berbau,memiliki rasa pahit, dan tekstur kasar.
Nikotilamid tidak berbau,memiliki rasa pahit dan tekstur halus. Nipagin tidak
berbau,memiliki rasa mint agak membakar diikuti rasa tebal dan tektur halus.
Sulfaguanidin tidak berbau, tidak memiliki rasa dan tekstur halus. Amilum
Manihot tidak berbau,tidak memiliki rasa,dan tektur halus. Paracetamol tidak
berbau,memiliki rasa pahit dan tektur halus. Talcum tidak berbau,tidak
memiliki rasa dan tekstur halus. Natrium benzoate tidak berbau,memiliki rasa
asam hambar dan tekstur krital. Selanjutnya adalah uji kelarutan. Uji
kelarutan bertujuan untuk mengetahui sampel obat yang terlarut dari beberapa
pelarut seperti pelarut air, alcohol, dan kloroform ,dengan cara sampel
dilarutkan pada masing-masing pelarut tersebut. Dari hasil uji tersebut
didapatkan hasil bahwa sampel yang larut dalam air adalah sulfaguanidin,
amilum, paracetamol, hexamine, nikotilamid, dan talcum. Sedangkan yang
larut alkohol ada asam salisilat, nikotilamid, nipagin, amilum dan paraetamol.
Sedangkan yang larut kloroform ada asam salisilat, hexamine, nikotilamid,
sulfaguanidin, dan paracetamol. Yang terakhir adalah uji pendahuluan. Uji
pendahuluan bertujuan untuk menentukan sampel yang termasuk golongan
karbohidrat,golongan fenol dan golongan anilin. Uji karbohidrat dilakukan
dengan cara sampel ditambahkan larutan NaOH sebanyak 1 ml kemudian
dipanaskan. Hasil positif jika sampel berwarna kuning. Dari hasil uji ini,
sampel yang termasuk golongan karbohidrat adalah asam salisilat,
nikotilamid, nipagin dan talkum. Sedangkan hexamine, teofilin,
sulfaguanidin, amilum, paracetamol, dan natrium benzoate tidak termasuk
golongan karbohidrat karena setelah dipanaskan tidak menimbulkan warna
kuning . Selanjutnya uji golongan fenol, sampel ditambahkan larutan FeCl3
sebanyak 1ml jika bewarna ungu-biru maka dia termasuk golongan fenol dan
jika ditambahkan larutan etanol sebanyak 1ml akan bewarna kuning. Sampel
yang jika ditambahkan FeCl3 bewarna ungu-biru dan termasuk golongan
fenol adalah nikotilamid, sulfaguanidin, amilum, paracetamol, talcum,dan
natrium benzoate, sedangkan asam salisilat, hexamine, teofilin, nipagin tidak
termasuk golongan fenol. sampel ditetesi etanol dan bewarna kuning adalah
asam salisilat, hexamine, teofilin, nipagin, dan sulfaguanidin. Sedangkan
yang ditetesi etanol tidak bewarna kuning adalah nikotilamid, amilum,
paracetamol, talcum dan natrium. Uji golongan yang terakhir adalah golongan
anilin. Sampel ditetesi NaOH dan FeCl sebanyak 1ml kemudian ditambahkan
etanol 1 ml, kemudian dipanaskan, jika timbul bau busuk berarti positif
turunan amina aromatis.Setelah 2 menit dilakukan percobaan, sampel yang
positif menimbulkan bau busuk, positif hexamin. Dari uji aniline didapatkan
bahwa asam salisilat merupakan turunan aromatis dan positif hexamine.
Hexamine bukan turunan amina aromatis dan negative hexamine, sedangkan
nikotinamaid bukan turuna amina aromatis dan negative hexamine. Nipagin
merupakan turunan amina aromatis dan negative hexamine. Sufaguanidin
merupakan turunan amina aromatis dan positif hexamine. Amilum merupakan
turunan amina aromatis dan negative hxamine. Paracetamol merupakan
turunan amina aromatis dan negative hexamine. Talcum bukan turunan
amina aromatis dan negative hexamine. Yang terakhir adalah natrium
benzoate bukan turunan amina aromatis dan negative hexamine.
1.8 Kesimpulan

1. Asam salisilat tidak berbau, memiliki rasa agak manis dan memiliki
tekstur tajam. Hexamine tidak memiliki bau , memiliki rasa
membakar,manis agak pahit, dan tekstur kristal halus. Teofilin tidak
berbau,memiliki rasa pahit, dan tekstur kasar. Nikotilamid tidak
berbau,memiliki rasa pahit dan tekstur halus. Nipagin tidak
berbau,memiliki rasa mint agak membakar diikuti rasa tebal dan tektur
halus. Sulfaguanidin tidak berbau, tidak memiliki rasa dan tekstur halus.
Amilum Manihot tidak berbau,tidak memiliki rasa,dan tektur halus.
Paracetamol tidak berbau,memiliki rasa pahit dan tektur halus. Talcum
tidak berbau,tidak memiliki rasa dan tekstur halus. Natrium benzoate
tidak berbau,memiliki rasa asam hambar dan tekstur krital.

2. Golongan karbohidrat adalah asam salisilat, nikotilamid ,nipagin dan


talkum. Sedangkan hexamine, teofilin, sulfaguanidin, amilum,
paracetamol, dan natrium benzoate tidak termasuk golongan karbohidrat

3. Sampel yang jika ditambahkan FeCl3 bewarna ungu biru dan termasuk
golongan fenol adalah nikotilamid, sulfaguanidi, amilum, paracetamol,
talcum, dan natrium benzoate, sedangkan asam salisilat, hexamine,
teofilin, nipagin tidak termasuk golongan fenol.golongan fenol yang
ditambahkan etanol dan bewarna kuning adalah asam salisilat,
hexamine,teofilin,nipagin, dan sulfaguanidin. Sedangkan yang ditetesi
etanol tidak bewarna kuning adalah nikotilamid, amilum, paracetamol,
talcum dan natrium.
4. Positif amina aromatis adalah asam salisilat, nipagin, sulfaguanidi,
amilum, dan paracetamol. Sedangkan hexamine, teofilin, nikotilamid,
talcum, dan natrium benzoate tidak termasuk amina aromatis. Lalu
sampel yang positif hexamine adalah adalah asam salisilat,nipagin,dan
sulfaguanidi. Sedangkan yang tidak positif hexamine adalah hexamin,
teofilin, nikotilamid, amilum, paracetamol, dan natrium benzoat.
1.9 Daftar Pustaka

1. Depkes, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.
2. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
3. Underwood,A.L and R.A Day,Jr. 1986. Analisa Kimia Kuantitatif.
Jakarta: Erlangga
4. https:www.academia.edu/4951717/laporan_ka_p1_copy

Anda mungkin juga menyukai