Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

IMUNISASI

Pada Keluarga dan Pasien Di Poliklinik Rumah Sakit


PKMRS Keperawatan Dasar Profesi
Program Pendidikan Profesi Ners

Disusun Oleh :

1. Siska Khoirun Nikmah (20204663110)


2. Nazhariatun Nizwah (20204663059)
3. Priska Indah Riswanti (20204663071)
4. Syafitri Nur Irviani (20204663092)
5. Rima Oktaviani Rizkyka (20204663080)

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“IMUNISASI DASAR LENGKAP”

Topik : Imunisasi Dasar Lengkap dan Imunisasi


Sasaran :
Tempat :
Hari/tanggal :
Waktu : 07.30 – 08.00 WIB
Pemateri : Mahasiswa Profesi Ners

A. Latar belakang
Pengertian Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi
dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh bayi
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Aziz, 2008).
Imunisasi adalah memberi vaksin ke dalam tubuh berupa bibit penyakit yang
dilemahkan yang menyebabkan tubuh memproduksi antibodi tetapi tidak
menimbulkan penyakit bahkan anak menjadi kebal. Menurut Suririnah (2007)
yang dikutip Hanum (2010), imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan
menjaga kesehatan anak. Kebanyakan dari imunisasi ini adalah untuk
memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit- penyakit yang
berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak.
Data mutakhir dari Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi, dan
Kesehatan Matra, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan Indonesia, pada tanggal 27 mei 2011
menunjukkan angka cakupan imunisasi di tahun 2010 adalah campak 89,5%,
DTP-3 90,4%, polio-4 87,4%, dan hepatitis B-3 mencapai 91%. Dari data
yang ada, terlihat angka cakupan imunisasi dasar di Indonesia sudah cukup
tinggi, namun pada beberapa daerah masih ditemukan angka cakupan di
bawah standar nasional (Depkes RI, 2011).
B. Sub Pokok Bahasan
1. Definisi imunisasi
2. Tujuan Imunisasi
3. Jenis-jenis imunisasi dasar lengkap
4. Jadwal pemberian imunisasi
5. Cara pemberian imunisasi
6. Efek samping pemberian imunisasi
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendengarkan penjelasan tentang Imunisasi, diharapkan
dapat memotivasi ibu untuk membawa anak balitanya ke posyandu agar
mendapatkan imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan.
2. Tujuan Khusus
a. Peserta mampu menjelaskan definisi imunisasi
b. Peserta mampu menjelaskan tujuan Imunisasi
c. Peserta mampu menjelaskan jenis – jenis imunisasi dasar lengkap
d. Peserta mampu menjelaskan jadwal pemberian imunisasi
e. Peserta mampu menjelaskan cara pemberian imunisasi
f. Peserta mampu menjelaskan efek samping pemberian imunisasi

D. Strategi
Media (Alat bantu)
1. LCD
2. Proyektor
3. PPT
Metode
1. Persentasi/Ceramah
2. Tanya Jawab 

E. Persiapan
1. Menyiapkan pokok bahasan
2. Menyiapkan tempat, waktu, dan sasaran
Layout

Keterangan
: LCD

: PESERTA

: PEMATERI
F. Rencana Kegiatan Penyuluhan (POA)
No. Waktu Penyuluh Peserta
(menit)
1 1 Membuka penyuluhan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam dan melakukan
perkenalan
2 1 Menjelaskan kepada audience tentang Mendengarkan dan
materi yang akan diberikan memperhatikan
3 3 Memperkenalkan diri Mendengarkan dan
memperhatikan
4 5 Menggali pengetahuan audiens Menjelaskan
tentang imunisasi
5 1 Memberikan apresiasi pada audiens Mendengarkan dan
yang menjawab memperhatikan
6 10 Pelaksanaan: Mendengarkan,
Menjelaskan tentang : Memperhatikan, dan
1. Definisi imunisasi mengajukan
2. Tujuan Imunisasi pertanyaan apabila ada
3. Jenis-jenis imunisasi dasar materi yang kurang
lengkap jelas.
4. Jadwal pemberian imunisasi
5. Cara pemberian imunisasi
6. Efek samping pemberian
imunisasi
7 6 Memberi kesempatan bertanya pada Bertanya kepada
peserta pemateri
8 1 Memberi apresiasi kepada audiens Mendengarkan dan
yang bertanya memperhatikan
9 5 Menjawab pertanyaan audiens Mendengarkan dan
memperhatikan
10 5 Memberikan kesempatan kepada kaur, Mendengarkan dan
pembimbing lahan dan pembimbing memperhatikan
akademik untuk menambahkan materi
11 2 Melakukan evaluasi dengan Menjawab pertanyaan
memberikan sejumlah pertanyaan
kepada peserta sehubungan dengan
materi yang disampaikan, untuk
mengevaluasi pemahaman peserta.
12 1 Memberi apresiasi kepada audiens Mendengarkan dan
memperhatikan
13 2 Menyimpulkan hasil penyuluhan Mendengarkan dan
bersama peserta penyuluhan memperhatikan
14 1 Menutup penyuluhan dengan Menjawab salam
Mengucapkan salam dan terima kasih

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
 SAP sudah dipersiapkan
 Media sudah dipersiapkan
 Waktu, tempat, dan sasaran sudah sesuai
2. Evaluasi Proses
 Audiance aktif
 Pemaparan materi sesuai dengan konsep dan waktu yang sudah ditentukan
 Media yang digunakan sesuai kebutuhan
3. Evaluasi Hasil
a. Apa definisi imunisasi ?
Jawaban : Imunisasi yaitu pemberian vaksin (antigen) yang dapat
merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam
tubuh
b. Apa Tujuan dari pemberian imunisasi
Jawaban : Tujuan program pemberian imunisasi yaitu dapat meningkatkan
kekebalan terhadap penyakit tertentu
c. Apa saja jenis-jenis imunisasi ?
Jawaban : imunisasi BCG, imunisasi polio, imunisasi campak, imunisasi
Hib, Imunisasi DPT, Imunisasi MMR, imunisasi hepatitis A
d. Apa efek samping dari pemberian imunisasi ?
Jawaban : demam, gelembung cairan, kemerahan pada lokasi penyuntikan,
diare, ruam atau kemerahan.
e. Bagaimana cara pemberian imunisasi ?
Jawaban : suntik dan oral

Lampiran I
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi imunisasi
Imunisasi adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh ( Depkes
RI. 2013). Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu
bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan
angka kematian bayi dan balita ( Ranuh dkk, 2011).
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan program pemberian imunisasi yaitu dapat meningkatkan kekebalan
terhadap penyakit tertentu sehingga dapat melawan mikroorganisme
penyebab penyakit, tanpa harus mengalami sakit terlebih dahulu ( Depkes RI,
2013).
3. Jenis-jenis imunisasi dasar lengkap
Menurut Kemenkes RI, 2012 macam – macam imunisasi dasar lengkap yaitu:
1. Imunisasi BCG
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) adalah vaksin hidup yang dibuat
dari Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun
sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai
imunogenitas. Vaksinasi BCG menimbulkan sensitivitas terhadap
tuberkulin, tidak mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi risiko
terjadi tuberkulosis berat seperti meningitis TB dan tuberkulosis milier
(Ranuh,2008)
2. Imunisasi DPT
Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari
toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah
diinaktivasi (Departemen Kesehatan RI,2006)
3. Imunisasi polio
Vaksin Oral Polio adalah vaksin yang terdiri dari suspense virus
poliomyelitis tipe 1,2,3 (Strain Sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat
dibiakkan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
4. Imunisasi campak
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap
dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 inektive unit virus
strain dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu
erithromycin (Departemen Kesehatan RI,2006)
5. Imunisasi Hepatitis B
Vaksin hepatitis berisi HbsAg, yaitu suatu protein virus hepatitis B yang
dapat merangsang pembentukan kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis
B (vaksinasi aktif) (Departemen Kesehatan RI,2006)
6. Imunisasi Hib
Imunisasi Hib (haemophilus influenzae tipe b) merupakan imunisasi yang
diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini
adalah bentuk polisakarida murni (PRP: purified capsular polysacharide)
kuman H.influenzae tipe b. Antigen dalam vaksin tersebut dapat
dikonjugani dengan protein-protein yang lain, seperti toksoid tetanus
(PRT-T), toksoid difteri ( PRP-D atau PRPCR50), atau dengan kuman
monongokokus (PRP-OMPC).
7. Imunisasi MMR
Imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) merupakan imunisasi yang
digunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak
(measles), gondong, parotisepidemika (mumps), dan campak jerman
(rubella). Dalam imunisasi MMR, antigen yang dipakai adalah virus
campak strain edmoson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3,
dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan untuk bayi usia dibawah 1
tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibodi maternal
yang masih ada. Khusus pada daerah endemik, sebaiknya diberikan
imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11
bulan dan booster (ulangan) dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.
7. Jadwal pemberian imunisasi
Jadwal imunisasai anak usia 0 – 18 bulan menurut Ikatan Dokter Anak
Indonesia ( IDAI) 2017 yaitu :
a. Imunisasi Hepatitis B (HB)
Imunisasi BCG diberikan pada usia baru lahir sampai 6 bulan.
Imunisasi BCG diberikan pada anak paling baik 12 jam setelah lahir
dengan didahului pemberian vitamin K, setelah 30 menit. Apabila
diberikan HB kombinasi dengan DTPw, maka jadwal pemberian pada
usia 2, 3, dan 4 bulan dan apabila vaksin HB kombinasi dengan DTPa,
maka jadwal pemberian pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
b. Imunisasi Polio
Pemberian imunisasi polio didapatkan pada :Apabila lahir di rumah
segera berikan OPV-0. Apabila lahir di sarana kesehatan, OPV-0
diberikan saat bayi dipulangkan. Selanjutnya, untuk polio-1( usia 2
bulan), polio-2(3 bulan), polio-3, ( 4 bulan) diberikan berupa OPV
(Oral Polio Vaccine) dan polio booster ( 18 bulan ) diberikan berupa
IPV (Incativated Polio Vaccine). Paling sedikit harus mendapat satu
dosis vaksin IPV bersamaan dengan pemberian OPV-3.
c. Imunisasi BCG
Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan, optimal usia 2
bulan. Apabila diberikan pada usia 3 bulan atau lebih, perlu dilakukan
uji tuberkulin terlebih dahulu.
d. Imunisasi DTP
Vaksin DTP yang pertama diberikan paling cepat pada usia 6 minggu
( usia 2 bulan) dan dapat diberikan vaksin DTPw atau DTPa atau
kombinasi dengan vaksin lain. Apabila diberikan vaksin DTPa maka
interval mengikuti rekomendasi vaksin tersebut yaitu usia 2, 4, dan 6
bulan. Untuk anak usia lebih dari 7 tahun diberikan vaksin Td atau
Tdap. Untuk DTP 6 dapat diberikan Td atau Tdap pada usia 10-12
tahun dan booster Td diberikan pada usia 10 tahun.
e. Imunisasi campak
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan. Imunisasi campak yang
kedua diberikan pada usia 18 bulan, tetapi apabila pada usia 18 bulan
sudah mendapatkan imunisasi MMR sebelumnya maka imunisasi
campak yang kedua tidak perlu diberikan.

f. Imunisasi MMR
Pemberian vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan (minimal interval
6 bulan), Apabila pada usia 9 bulan sudah mendapatkan vaksin campak.
g. Vaksin pneumokokus (PCV).
Imunisasi PCV apabila diberikan pada usia 7-12 bulan, PCV diberikan
2 kali dengan interval 2 bulan dan pada usia lebih dari 1 tahun diberikan
1 kali. Keduanya perlu booster pada usia lebih dari 12 bulan atau
minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak usia di atas 2 tahun
PCV diberikan cukup satu kali.
8. Cara pemberian imunisasi
Cara Pemberian imunisasi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui
injeksi atau suntik dan melalui oral dengan ditetes. Adapun setiap jenis
imunisasi berbeda lokasi dan dosis pemberiannya, hal tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut :
Imunisasi Dosis Lokasi

BCG 0,05 ml Lengan bagian atas (IC)


DPT 0,5 ml 1/3 paha atas bagian luar
(SC)
Polio (OPV) 2 tetes Oral
Polio (IPV) 0,5 ml 1/3 paha atas bagian luar
atau lengan bagian
atasIM
Campak 0,5 ml 1/3 paha atas bagian luar
(SC)
Hepatitis B 0,5 ml 1/3 paha atas bagian luar
(IM)
MMR 0,5 ml SC
PCV 0,5 ml IM

9. Efek samping pemberian imunisasi


Imunisasi Efek Samping

BCG Pada lokasi penyuntikan, akan terbentuk


luka pada tempat penyuntikan. Luka
tersebut akan sembuh dalam 2-3 bulan
dengan meninggalkan jaringan parut
berdiameter 4-8mm.

DPT Pada lokasi penyuntikan terlihat


kemerahan,bengkak dan nyeri dan
demam ringan

Polio Pada umumnya pemberian vaksin polio


tidak memberikan dampak. Namun pada
sebagian kecil anak yang menerima
vaksin polio, dapat, diare ringan .

Campak Demam dan ruam atau kemerahan pada


tubuh

Hepatitis B Pada umumnya terjadi reaksi lokal yang


ringan dan sementara, seperti nyeri pada
tempat suntikan. Kadang-kadang dapat
terjadi demam selama 1-2 hari setelah
penyuntikan.

MMR Demam, gatal dan kadang terdapat


pembesaran parotis

DAFTAR PUSTAKA

Ranuh dkk. ( 2011 ). Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Satgas Imunisasi


IDAI
Jadwal imunisasai anak usia 0 – 18 bulan. ( 2017 ). Ikatan Dokter Anak
Indonesia ( IDAI)

Anda mungkin juga menyukai