Anda di halaman 1dari 23

MATERI PEMBELAJARAN DAN LABORATORIUM

PEMASANGAN KB IMPLAN PLUS

OLEH:

MINAH (A1B119029)
KELAS B

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS


KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR TAHUN 2020
A. SAP KB PEMASANGAN IMPLAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN PEMASANGAN IMPLAN


Keluarga Berencana (Alat Kontrasepsi Implant)
1. Identifikasi Masalah
Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya
dari mewujudkan NKKBS menjdi visi untuk mewujudkan ”Keluarga
Berkulitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkulitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa. Dalam paradigma baru keluarga berencana ini
misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak
reproduksi, sebagai upaya intergral dalam meningkatkan keluarga yang
berkualitas. Keluarga adalah salah satu dari kelima matra kependudukan yang
mempengaruhi perwujudan keluarga yang berkualitas, visi tersebut dapat
dijabarkan dalam 7 visi yaitu:
a. Memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil yang
berkualitas.
b. Menggalang kemitran dalam peningktan kesejahteran, kemandirian, dan
ketahanan keluarga.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
d. Meningkatkan promosi, perlindungan, dan upaya untuk mewujudkan
hak-hak reproduksi.
e. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan jender melalui program keluarga berencana.
f. Mempersiapkan Sumber Daya Manusiaberkualitas sejak pembuahan
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana Nasional
mempunyai kontribusi penting dalm upaya meningkatkan kualitas penduduk .
Kontribusi Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada
pelaksanaan program Making pregnency safer (MPS). Salah satu pesan kunci
dalam rencana srategik nasional making pregnency safer (MPS) di Indonesia
2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang
diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut, keluarga berencana
merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan
utama. Untuk mengoptimalkan manfaat keluarga berencana bagi kesehatan,
pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi
yang telah tersedia.
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama
diperlukannya pelayanan Keluarga Bereencana, masih banyak alasan yang
lain yaitu membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan, terjadi gangguan fisik atau psikologik
akibat tindakan abortus yang tidak aman. Serta tuntutan perkembangan sosial
terhadap peningkatan status gizi di masyarakat.
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi. Hal ini bukn hanya terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga
oleh ketidaktahuan mereka tentang syrat dan keamanan metode kontrasepsi
tersebut. Berbagai faktor harus di pertimbangkan, termasuk status kesehatan,
efek samping potensial, konskwensi kegagalan atau kehamilan yang tidak
diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan
norma budaya dan orang tua.untuk ini semua konseling atau penyuluhan
merupakan bagian yang intergral yang sangat penting dalam pelayanan
keluarga berencana.
2. Pengantar
Bidang Studi         : Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana
Topik                     : Alat Kontrasepsi
Sub Topik              : Kontasepsi Implan
Sasaran                  : Ibu-Ibu RT.09 RW.III Desa Suka Maju
Hari/tanggal          : Senin, 29 Agustus 2020
Jam                        : 11.00 WITA
Waktu                   : 45 menit
Tempat                  : Rumah Bapak Tetua RW III Desa Suka Maju.
3. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan Ibu-ibu RT.09 RW.III
Desa Suka Maju dapat mengerti dan paham jenis alat kontrasepsi khususnya
kontrasepsi implan.
4. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Ibu-Ibu RT.09 RW.III Desa Suka
Maju dapat menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian kontrasepsi implan.
b. Jenis kontrasepsi implan.
c. Cara kerja
d. Keuntungan dan keterbatasan dari kontrasepsi implan
e. Siapa yang boleh dan yang siapa yang tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi implan.
f. Waktu menggunakan implan.
5. Materi
Terlampir.
6. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
7. Media
Materi sap dan leaflet
8. Kegiatan pembelajaran :
No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
.
1. Pembukaan 5 menit         Mengucap salam Menjawab salam,
         Memperkenalkan diri mendengarkan
2. Isi 10          Menjelaskan tentang Mendengarkan
menit pengertian KB dan
         Menjelaskan manfaat memperhatikan.
KB
         Menjelaskan tentang
macam-macam metode
KB
3. Diskusi 15 Tanya jawab Peserta bertanya
menit
4. Penutup 5 menit         Menyimpulkan hasil menjawab salam.
penyuluhan.
         Memberi saran-saran.
         Memberi salam

9. Pengesahan
Makassar, 29 Agustus 2020

Pemberi Penyuluh

(                   )
10.  Evaluasi
a. Essay
b. Pilihan ganda

11.  Lampiran Materi
KONTRASEPSI IMPLAN
a. Pengertian
kontrasepsi implan atau yang juga disebut dengan alat kontrasepsi bawah
kulit (AKBK). Yaitu alat kontrasepsi kombinasi yang berupa batang
silastik atau batang putih lentur yang nantinya dipasang dibawah kulit
lengan ibu yang fungsinya untuk mencegah kehamilan.
b. Jenis Kontrasepsi Implan
1) Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik berongga, dengan panjang 3,4
cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonogestrel
dan lama kerjanya 5 tahun.
2) Implanon. Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira
40 mm, dan diameter 2mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-degestrel
dan lama kerjanya adalah 3 tahun.
3) Jedena dan implanont. Terdiri dari 3 batang yang diisi dengan 75 mg
levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
c. Cara Kerja
1) Lendir servik menjadi kental.
2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
3) Mengurangi transportasi sperma.
4) Menekan ovulasi.
d. Keuntungan Kontrasepsi Dari Kontrasepsi Implan
1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang (sampai dengan 5 tahun)
3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5) Bebas dari pengaruh estrogen
6) Tidak mengganggu SI.
7) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
8) Klien hanya perlu kembali keklinik bila ada keluhan.
9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan klien.
e. Keuntungan Nonkontrasepsi dari Kontrasepsi Implan.
1) Mengurangi nyeri haid
2) Mengurangi jumlah darah haid
3) Mengurangi/menperbaiki anemia.
4) Melindungi terjadinya kanker endometrium
5) Menurunkan angka kejadian tumor jinak payudara.
6) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
7) Menurunkan angka kejadian endometriosis
f. Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah
darah haid, serta menorea. Timbulnya seperti:
1) Nyeri kepala
2) Peningkatan/penurunan berat badan.
3) Nyeri payudara.
4) Perasaan mual.
5) Pening/pusing kepala.
6) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahn (nervousness).
7) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan.
8) Tidak memberikan efek protektif terhadp infeksi menular seksual
termasuk aids.
9) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini
sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi keklinik untuk
pencabutan.
10) Efektifitasnya menurun bil menggunakan obat-obat tuberkulosis
(rimpafisin) atu obat epilepsi (fenitoin dan harbiturat).
11) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempun pertahun).
g. Yang Boleh Menggunakan Implan
1) Usia reproduksi
2) Telah memiliki anak ataupun yang belum.
3) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendai pencegahan kehamilan jangka pnjang.
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5) Pascakeguguran.
6) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterelisasi.
7) Riwayat kehamilan ektopik.
8) Tekanan darah <180/110 mmhg, dengan masalah pembekuan darah
atau anemia bulan sabit (sickle cell).
9) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen. Sering lupa menggunaknan pil.
h. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
1) Hamil atau diduga hamil
2) Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
3) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
5) Mioma uterus dan kanker payudara.
6) Gangguan toleransi glukosa.
i. Waktu Menggunakan Implan
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 smpai hari ke-7. Tidak perlu
dilakukan metode kontrasepsi tambahan.
2) Jika tidak haid, pemasangan implan bisa dilakukan asal diyakini
bahwa ibu tidak hamil atau dicurigai hamil.
3) Jika menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan,
pemasangan implan dapat dilakukan setiap saat, jika menyusui penuh
ibu tidak perlu memakai kontrasesi lain.
4) Bila klien ingin menggunakan hormonal dan ingin menganti dengan
implan, pamasangan dapat segera dipasang setiap saat asal ibu tudak
hamil.
5) Jika kontrasepsi sebelumnya adalah sutikn, implan dpat dipasang pada
st jadwal suntikn tersebut.
6) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah hormonal (kecuali AKDR) dan
ibu ingin menggantinya dengnaa norplant, pemasangan dapat
dilakukan setiap saat asal diyakini bahwa ibu tidak hmil.
7) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin
menggantinya dengan implan, pemasangan dapat dilakukan pada saat
haid hari ke-7 dan ibu jangan melakukan hubungan seksual selama 7
hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja setelah
pemasangan. AKDR segera dicabut.
8) Pasca keguguran implan bisa segera dipasang.
j. Daftar Pustaka
Bari Saifudin, abdul. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta. yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
B. DAFTAR TILIK DAN PENUNTUN

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLANT PLUS

PETUNJUK

Berikan penilaian setiap langkah yang diamati dengan menggunakan skala:


(1) → Langkah/tindakan dilakukan
(0) → Langkah/tindakan tidak dilakukan

Nama mahasiswa
: ..................................................................
NIM : ..................................................................

LATIHAN
NO LANGKAH KERJA
1 2 3 4
A. PERSIAPAN ALAT
Bak instrument berisi :
1. 2 kom steril
2. Sepasang handscoon
3. Trokar 10
4. Skapel
5. Klem lurus
6. Doek steril berlubang
Diluar bak instrument berisi :
7. Implant dalam kemasan
8. Bisturi dalam kemasan
9. 2 Spuit 3 cc Bengkok
10. Lidocain 2%
11. Epinefrin
12. Band aid
13. Betadin
14. Kassa pembalut
15. Tensi meter
16. Kapas DTT di kom tertutup
17. Spidol/pulpen
18. Pola (template)
19. Alas
20. Larutan klorin 0,5%
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Menyambut pasien dan sapa pasien
2. Memperkenalkan diri anda
3. Menanyakan tujuan kedatangan pasien
4. Menyambut pasien dan sapa pasien
5. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan
konseling tentang prosedur pemasangan implant
6. Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian lanjutan
bila anda indikasi

7. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anastesi


8. Meminta klien mencuci lengannya sebersih mungkin dengan
sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
9. Letakkan kain yang bersih dan kering di bawah lengan klien
dan atur posisi lengan klien dengan benar
10. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas,
dengan mengukur 8cm di atas lipatan siku
11. Beri tanda tempat pemasangan dengan pola kipas untuk
memasangkan enam buah kapsul implan
C LANGKAH - LANGKAH
1. Bantu klien masuk ke meja periksa
2. Pastikan klien telah mencuci lengannya sebersih mungkin
dengan sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak ada
sisa sabun
3. Cek kelengkapan alat
4. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain
bersih
5. Lakukan TTV
6. Pakai sarung tangan steril atau DTT : Bila sarung tangan
diberi bedak, hapus bedak dengan menggunakan kassa yang
telah dicelupkan ke dalam air steril atau DTT
7. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic, gerakkan
ke arah luar secara melingkar seluas 8-13 cm dan biarkan
kering
8. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling
lengan pasien
9. Suntikan anastesi local 0.3 – 0.5 cc tepat di bawah kulit
(intradermal) pada tempat insisi yang telah ditentukan,
sampai kulit sedikit menggelembung
10. Teruskan penusukan jarum ke lapisan di bawah kulit
(subdermal) kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing-masing
0.2 – 0.3 cc diantara pola
11. Uji Anastesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
12. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skapel (sebagai
alternative lain dapat dilakukan dengan penusukan trokar
langsung ke lapisan di bawah kulit/sub dermal)
13. Masukkan troktar dan pendorongnya melalui tempat insisi
dengan sudut yang tidak terlalu dalam stabil mengungkit kulit
14. Masukkan terus trokar dan pendorongnya sampai batas tanda
1 (pada pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi
15. Keluarkan pendorong
16. Masukkan kapsul yang pertama ke dalam trokar dengan
tangan atau dengan pinset, tadahkan tangan yang lain di
bawah kapsul sehingga dapat menangkap kapsul bila jatuh
17. Untuk mendorong kapsul ke arah ujung Trokap SP terasa ada
tahanan (akan terasa tahanan pada saat sekitar setengah
bagian pendorong masuk ke dalam trokar)
18. Masukan kembali pendorong
19. Tahan pendorong ditempatnya dengan satu tangan dan tarik
trokar keluar sampai mencapai tegangan pendorong
20. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai
batas tanda 2 (pada ujung tokar)
21. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan
masukkan kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda 1
22. Setelah setiap kapsul terpasang, arahkan kembali trokar 15
derajat mengikuti tanda yang telah digambar pada kulit untuk
memasang kapsul dengan pola kipas
23. Hindari kapsul yang telah dipasang mengalami kerusakan
akibat tertusuk trokar pada waktu pemasangan kapsul
selanjutnya gunakan jari terlunjuk untuk memegang kapsul
yang sudah terpasang sementara memasukan trokar ke posisi
berikutnya
24. Jangan menairk ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh
kapsul sudah terpasang
25. Raba kapsul untuk memastikan telah terpasang dalam pola
kipas
26. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada
jauh
dari insisi
27. Tekan pada tempat insisi dengan kain kassa untuk
menghentikan perdarahan. Bersihkan bekas desinfektan pada
lengan pasien di sekitar insisi dengan kapas DTT
28. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid
29. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan
mengurangi memar
30. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka (misalnya bila
ada nanah, darah atau kapsul keluar dari luka insisi, klien
harus segera kembali ke klinik)
31. Letakan semua peralatan dalam larutan klorin selama sepuluh
menit untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari
pendorongnya
32. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya
(kassa, kapas, sarung tangan / alat suntik sekali pakai)
33. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin, kemudian buka dan rendam selama 10
menit
34. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain
bersih
35. Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada hal
khusus
36. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan
klien pulang

Catatan :

Makassar, ....... .................... 20 ...


Pembimbing

( .................................. )
C. JOB SHET

NAMA PEKERJAAN : TEKHNIK PEMASANGAN IMPLAN PLUS


UNIT : PELAYANAN KB
WAKTU : 30 MENIT

Referensi

1. Siregar, E. Latihan Penyegaran IUD, Implant. Buku Panduan untuk Pelatih.


Jakarta : Penerbit BKKBN, JHPIEGO, POGI. 1994. Hal. 49 – 50.

2. Saifuddin, A.B., Affandi, B., & Lu, R.E. Buku Panduan PraktisPelayanan
Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit YBP SP, JHPIEGO. 2003. Bab.3. Hal.
PK 14 – 27.

3. Sperrof, L., & Darney, P. Pedoman Klinis Kontrasepsi, Ed.2. Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. Bab.4. Hal. 151 – 157.

:
Objektif Perilaku Siswa

1. Tanpa melihat job sheet mahasiswa dapat menyiapkan peralatan,


perlengkapan dan bahan yang dibutuhkan untuk pemasangan implan
jadena
2. Dengan menggunakan peralatan dan bahan yang telah disediakan,
mahasiswa mampu melakukan pemasangan implan jadena sesuai dengan
prosedur pelaksanaan.
Dasar Teori Singkat

Implan plus merupakan salah satu jenis kontrasepsi implan dengan lama
kerja 3 tahun. Implan jadena terdiri dari 2 batang kapsul silastik, yang
mengandung 75 mg levonorgestrel. Lokasi pemasangan dibagian dalam lengan
atas melalui suatu tindakan operasi kecil. Khasiat kontrasepstif jenis implan ini
timbul beberapa jam setelah insersi, sedangkan tingkat kesuburan atau fertilisasi
akan kembali segera setelah pencabutan implan.

Sebagian besar masalah yang bekaitan dengan pencabutan disebabkan oleh


pemasangan yang tidak benar; Oleh karena itu, hanya petugas klinik yang terlatih
(dokter, bidan, dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut
implan. Untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan, semua tahap
proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut, dengan
menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan.

Petunjuk

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan .


2. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia.
3. Perhatikan dan ikutilah petunjuk instruktur.
4. Tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti.
5. Laporkan hasil kerja setelah selesai praktik.

Keselamatan Kerja

1. Pastikan syarat dan indikasi pemasangan implant pada klien sudah


terpenuhi sebelum melakukan tindakan pemasangan implant.
2. Jagalah kesterilan alat dan bahan yang digunakan.
3. Letakkan peralatan yang telah disiapkan pada tempat yang terjangkau.
4. Lakukan pencegahan infeksi pada klien melalui tindakan pencucian dan
pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang.
5. Lakukan tindakan pemasangan implan dalam ruangan yang sesuai standar.
6. Gunakan sarung tangan bebas bedak untuk mencegah terbentuknya
jaringan ikat pada luka insisi.
7. Lakukan teknik pembuangan sampah atau limbah bekas pakai sesuai
prosedur.

Pekerjaan Laboratorium

1. PERALATAN

Trokar ukuran 10 dan mandrin


Skalpel dan Bisturi
Mangkok untuk tempat meletakkan implan
Duk steril
Sepasang sarung tangan karet bebas bedak yang sudah steril
Sabun untuk mencuci tangan
Bak instrumen tertutup
Alat penyangga lengan (tambahan)
Spuit 3 cc atau 5 cc
Tempat tidur untuk berbaring klien

2. BAHAN

Phantom lengan pemasangan implan

Batang kapsul implan jadena


Larutan antiseptik
Lidocain 1 %
3. PROSEDUR PELAKSANAAN

NO. LANGKAH - LANGKAH GAMBAR

1. Siapkan peralatan

Susun alat secara


ergonomis,periksa kelengkapan alat
dan letakkan pada tempat yang
mudah dijangkau.

2. Beri penjelasan pada pasien atas


tindakan yang akan dilakukan

Memberikan informed concent pada


pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan serta mempersiapkan
pasien untuk pemasangan Implan
Jadena
3. Cuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun


dibawah air mengalir sesuai
dengan standar Pencegahan Infeksi
(tujuh langkah). Keringkan dengan
kain bersih.

4. Pakai sarung tangan steril

Gunakan handscoen dengan cara


yang benar jangan sampai robek
atau menyentuh bagian luar
handscoen

5. Usap tempat pemasangan implant


dengan larutan antiseptic dan
pasang duk berlubang steril
Mulai mengusap dari tempat yang
akan dilakukan insisi kearah luar
dengan gerakan melingkar, sekitar
8-13 cm dan biarkan kering

6. Anastesi tempat insisi dengan .


lidocain 1 %

Menyuntikkan anastesi tepat


dibawah kulit sepanjang jalur
tempat pemasangan
7. Buat insisi pada lengan.

Buat insisi dangkal selebar 2 mm


hanya untuk menembus kulit.

8. Tusukkan trokar dan


pendorongnya.

Memasukkan trokar jangan dengan


paksaan. Jika terdapat tahanan,
coba dari sudut lainny (batas
masuknya trokar sampai tanda strip
ke dua)

9. Angkat trokar ke atas.


Trokar diangkat ke atas untuk
meletakkan kapsul tepat di bawah
kulit, sehingga kulit terangkat.

10. Tarik pendorong keluar dan


masukkan kapsul implan.

Bila kapsul diambil dengan tangan,


pastikan sarung tangan tersebut
bebas dari bedak atau partikel lain

11. Masukkan kembali pendorong


dan dorong kapsul.
Jangan mendorong kapsul dengan
paksa

12. Tahan pendorong dan menarik


trokar keluar.

Raba ujung kapsul dengan jari,


untuk memastikan kapsul sudah
keluar seluruhnya dari trokar.
13. Memutar ujung trokar .

Pastikan kapsul pertama bebas.

14. Fiksasi kapsul pertama dengan


jari telunjuk.

Geser trokar sekitar 15º untuk


memasang kapsul berikutnya
15. Keluarkan trokar setelah kedua
kapsul terpasang.

Tekan tempat insisi dengan jari


selama 1 menit untuk

menghentikan perdarahan

16. Cuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun


dibawah air mengalir sesuai
dengan standar Pencegahan Infeksi
(tujuh langkah). Keringkan dengan
kain bersih.

17. Temui klien kembali

Beritahu hasilnya dan beritahu


rencana selanjutnya dengan jelas
dan lengkap
18. Bereskan Alat

Membereskan seluruh peralatan


yang telah digunakan, mencuci dan
mengembalikan ketempat semula

Evaluasi

Dosen mengobservasi mahasiswi dengan menggunakan daftar tilik sesuai dengan


tuntutan jobsheet

Anda mungkin juga menyukai