3) Skripsi - Nuraenah
3) Skripsi - Nuraenah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
timbul sesuai dengan yang dijelaskan oleh Pusat Data dan Informasi
minggu atau lebih, disertai dengan badan lemas, nafsu makan menurun,
serta timbul demam lebih dari satu bulan[ CITATION Kem19 \l 1033 ].
kejadian TB Paru cukup tinggi. Tidak hanya angka kejadian saja yang
yang cukup tinggi, angka kematian akibat TB Paru ini pun terhitung
sangat banyak. Didapat dari hasil data WHO (2019), hasil penelitian yang
dilakukan pada tahun 2018, Indonesia menjadi salah satu Negara dengan
ketiga tetinggi setelah Negara India dan Cina. Laporan WHO dalam
Global Tuberculosis Report 2017, pada tahun 2016 diperkirakan 1,3 juta
1
wilayah Pasifik Barat (17%). Proporsi yang lebih kecil terjadi di wilayah
Mediterania Timur (7%), Eropa (3%), dan Amerika (3%). Lima Negara
Indonesia. Sesuai dengan laporan WHO 2019, pada tahun 2018 terdapat
11,1 juta kasus insiden TB paru yang setara dengan 130 kasus per
yaitu provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat tidak lepas dengan kasus
Dep16 \l 1033 ].
2
Tabel 1.1
10 (Sepuluh) Diagnosa Medis Terbanyak di Rawat Jalan RSUD Cimacan
urutan keempat pada tahun 2017. Pada tahun 2018, jumlah Diagnosa
Paru tetap pada urutan kedua dari sepuluh Diagnosa Medis terbanyak
3
Tabel 1.2
Data Pasien TB Paru Dengan Pengobatan TB Paru di Poli DOTS RSUD
Cimacan
Tahun
Bulan
2017 2018 2019
Januari 18 14 15
Februari 21 22 13
Maret 21 18 21
April 16 27 20
Mei 10 32 17
Juni 18 18 8
Juli 14 32 10
Agustus 18 16 15
September 18 18 5
Oktober 23 30 10
November 20 10 12
Desember 15 15 6
JUMLAH 212 252 152
temuan jumlah kasus TB Paru, pada tahun 2019 menjadi 252 pasien TB
bulan di Poli DOTS RSUD Cimacan. Pada tahun 2019 terjadi penurunan
terbaru yang dikeluarkan oleh pihak BPJS Kesehatan yang mana setiap
4
menggunakan BPJS Kesehatan dikembalikan kembali pengobatannya TB
RSUD Cimacan.
Tabel 1.3
Data Pasien Putus Obat TB Paru di Poli DOTS RSUD Cimacan
Tahun
Bulan
2017 2018 2019
Januari 1 4 0
Februari 3 5 1
Maret 8 5 0
April 1 10 0
Mei 2 4 0
Juni 3 6 0
Juli 5 4 0
Agustus 2 4 2
September 2 4 0
Oktober - 4 0
November - 2 0
Desember 4 - 0
JUMLAH 31 52 3
Sumber : Catatan Tahuan Poli DOTS RSUD Cimacan
putus obat di Poli DOTS RSUD Cimacan tahun 2017 sebanyak 31 pasien
dan pada tahun 2018 terlihat terjadi peningkatan data pasien yang
Paru. Pemerintah dan dalam hal ini yang berkaitan dengan kesehatan
5
Kesehatan RI (2017), menjelaskan mengenai pengobatan TB Paru yang
ialah dalam hal system pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif.
Dimana OAT (Obat Anti TB) menjadi salah satu pengobatan yang
dengan OAT memerlukan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 6-8 bulan
tergantung dari kondisi TB Paru yang diderita. Untuk itu setiap penderita
6
Petugas atau tenaga kesehatan perlu mengawasi pengobatan
adalah dengan kepatuhan akan minum obat secara benar dan rutin setiap
penting[ CITATION Mar06 \l 1033 ]. Selain itu Perdana, dkk (2008 dalam
7
adalah penelitian yang dilakukan Suryadi, dkk dalam jurnalnya yang
interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan residen, agar residen
tertentu yang dimana tiap tahapan tersebut akan saling berhubungan satu
8
sama lain, sehingga akan menjadi proses konseling yang efektif dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
RSUD Cimacan.
9
2. Mengidentifikasi kepatuhan pasien dalam pengobatan
RSUD Cimacan.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
pengobatannya.
b. Manfaat Praktik
2. Bagi Peneliti
10
Paru yang melakukan pengobatan agar dapat menjalannya dengan
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Kesehatan
12
1. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi
13
teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup
sehat.
1. Tingkat Pendidikan
3. Adat Istiadat
boleh diabaikan.
4. Kepercayaan Masyarakat
14
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan
pendekatannya yaitu :
Counceling)
2) Wawancara
15
formal dari sasaran. Ada 2 jenis tergantung besarnya
kelompok, yaitu:
1) Kelompok besar
2) Kelompok kecil
massa.
pemahaman
16
5. Mempermudah penyampaian bahan atau informasi
kesehatan
masyarakat
latihan/penataran/pendidikan
masalah
2012):
17
1. Berdasarkan stimulasi indra
pendidikan/pengajaran
dan proyektor
a) Media Cetak
a) Leaflet
18
berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca
sasaran.
2005)
b) Booklet
akan disampaikan.
19
1) Dapat dipelajari setiap saat, karena disain
berbentuk buku.
mandiri.
santai.
teman.
7) Awet
20
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
hambatan.
pendidikan.
sasaran pendidikan.
diperoleh.
c) Flyer (selembaran)
21
mudah dibawa, dapat dilipat maupun digulung,
foto
b) Media Elektronik
22
makna dalam sisi artistik maupun
(Lucie, 2005)
b) Slide
(Lucie, 2005)
c) Media Papan
B. Konseling
a. Pengertian
23
memutuskan hal tertentu (Depkes, 2007).[ CITATION Dep07 \l
1033 ]
permsalahan klien.
b. Tujuan Konseling
berikut:
24
dimiliki klien untuk menghadapi permasalahan kesehatannya
kebidanan.
1. Perubahan perilaku
3. Pemecahan masalah
25
konselor atau oleh klien? sebagian klien datang ke ruang
4. Keefektifan personal
5. Pengambilan keputusan
26
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang
a. Persiapan (Preparation)
pertemuan konseling.
b. Pembukaan (Preamble)
27
Kata preamble dapat diartikan sebagai proses pembukaan
28
Mendengarkan mungkin sesuatu yang sangat sulit atau
sebenarnya.
Change)
29
harus mempermudah klien untuk melakukan perubahan sikap.
Action)
30
membuat klien tidak bisa menggali kemampuan-
kemapuannya.
h. Terminasi (Termination)
konseling.
a. Keterampilan Mendegarkan
a. Attending
31
tempay tertentu kontak mata diperbolehkan, tetapi di
2) Postur tubuh
b. Parafrase
32
harus mampu menekankan isi, inti, materi atau pikiran, dan
membentuk parafrase.
c. Menjelaskan
b. Keterampilan Memimpin
pada klien.
b. Memimpin Langsung
33
Keterampilan ini adalah suatu teknik untuk
c. Memusatkan
topik tersebut.
d. Bertanya
34
kebebasan pada klien untuk mengadakan proses
c. Keterampilan memantulkan
a. Memantulkan perasaan
b. Memantulkan pengalaman
c. Memantulkan isi
35
digunakan untuk memperjelas ide-ide yang sulit dinyatakan
klien.
d. Keterampilan Merangkum
e. Keterampilan Konfrontasi
a. Mengenal perasaan
36
dapat dimanfaatkan untuk memperjelas perasaan
menyatakan perasaan-perasaannya.
d. Meditasi
e. Mengulang
37
sebuah kata, frase, atau kalimat pendek sebanyak satu
f. Melakukan asosiasi
f. Keterampilan Menginterpretasi
38
Keterampilan ini sudah terlalu umum sehingga tidak
mempunyai keahlian.
berikut (YPKP, Depkes RI & IBI, 2006, dalam Taufik & Juliane,
menjamin kerahasiaan.
a. Mengucapkan salam.
nyaman.
b. Identifikasi masalah
39
Beberapa klien mungkin akan menyampaikan secara
c. Penyelesaian masalah
d. Pengambilan keputusan
e. Menutup/menunda konseling
pertemuan selanjutnya.
40
Empati
Attending DEFINISI
Bertanya terbuka
TAHAP AWAL Refleksi MASALAH
Eksplorasi
Memimpin
Fokus
Mengarahkan
Menafsir
Memperjelas
TAHAP KERJA
Konfrontasi DENGAN DIFINISI
TAHAP Mendorong MASALAH
PERTENGAHAN Informasi
Nasihat
Menyimpulkan
sementara
Bertanya
Menyimpulkan
Mendorong
Merencana TAHAP
Menilai (evaluasi)
TAHAP AKHIR Mengakhiri proses/sesi TINDAKAN/ACTION
konseling
Gambar 2.1 Tahapan Proses Konseling (Willis, 2004, dalam Priyanto, 2009)
C. Kepatuhan
a. Pengertian
41
Ada beberapa macam terminologi yang biasa
Marcus, 2011).
42
ia mencerminkan suatu pengelolaan pengaturan diri yang
rencana.
1033 ]
43
Kemudian Taylor (1991), mendefinisikan kepatuhan
mendukung kesembuhan.
khusus
44
i. Warisan budaya tertentu yang membuat
bagian:
b. Kualitas Interaksi
45
kunjungan orang tua dan anak-anaknya ke rumah
mereka.
yang sakit.
46
d. Keyakinan, Sikap dan Keluarga
47
waktu yang cukup lama serta paksaan dari tenaga
48
Smet (1994) menyebutkan beberapa strategi yang dapat
a. Segi Penderita
pengobatan yaitu:
melakukannya.
49
dengan kepatuhan serta kemauan dari penderita
tersebut.
dirasakannya.
50
b. Memberikan informasi yang jelas kepada pasien
pengobatan.
berikut:
51
a. Pilihan dan tujuan pengaturan.
f. Kuesioner MMAS-8
MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale)
Tabel 2.1
Kuesioner MMAS-8 (The 8-item Morisky Medication Adherence Scale)
2 Over the past 2 weeks, were there any days when YES/NO
you did not take your tuberculosis medicine?
52
for some people. Do you ever feel hassled about
sticking to your tuberculosis treatment regimen?
a. Never
b. Rarely
c. Sometimes
d. Often
e. Always
Tabel 2.2
Kuesioner MMAS-8 (The 8-item Morisky Medication Adherence Scale)
53
b. Sesekali
c. Kadang-kadang
d. Biasanya
e. Selalu/sering
penggunaan obat.
54
g. CMAG (Case Management Adherence Guidlines)
Table 2.3
Kuadran tingkat kepatuhan dan rekomendasi intervensi menurut CMAG
55
Kuadran 4 a. Melanjutkan pemberian semangat
(pengetahuan tinggi – motivasi tinggi) untuk meningkatkan pengetahuan
dan motivasi pasien
Kepatuhan tinggi b. Melakukan diskusi 2 arah tentang
antisipasi yang dilakukan pasien
Ketika situasi gaya hidup pasien
tersebut berubah dan dapat
mempengaruhi kepatuhan rencana
terapi
nomor 1,2,6 memiliki skor 0-1 dan memiliki motivasi tinggi jika
Tabel 2.4
Kalibrasi MMAS 8 dengan Original Morisky Scale
56
without telling your doctor because you stop taking it?
you felt worse when you took it ?
4. When you travel or leave home, do 4) When you feel better do you
you sometimes forget to bring along sometimes stop taking your
your tuberculosis medications? medicine?
5. Did you take your tuberculosis
medicine yesterday?
6. When you feel like your cough is
under control, do you sometimes
stop taking your tuberculosis
medicine?
7. Taking medication everyday is a
real inconvenience for some people.
Do you ever feel hassled about
sticking to your tuberculosis
treatment regimen?
8. How often do you have difficulty
remembering to take all your
tuberculosis medication ?
a. Never
b. Rarely
c. Sometimes
d. Often
e. Always
D. Tuberkulosis (TBC)
terjadi pada organ diseluruh tubuh antara lain : usus, kelenjar limfa
(kelenjar getah bening, tulang, kulit, otak, ginjal, dan lain-lain). (Utomo,
57
tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan
Kem15 \l 1033 ]
2010).
b. Etiologi
Mycobacterium Tuberculosis.
khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut pula Basil Tahan Asam. Untuk
dalam lingkungan basah sudah akan mati bila terkena air bersuhu 100° C.
58
Basil TB juga akan terbunuh dalam beberapa menit bila terkena alkohol
c. Klasifikasi
dua dari tiga spesimen dahak SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) hasilnya
dan foto radiologi dada menunjukkan gambaran TBC aktif. TBC paru
dianggap berat.
pleura yakni yang menyelimuti paru, serta organ lain seperti selaput
Per08 \l 1033 ]
d. Cara Penularan
59
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar
dengan sumber infeksi dan tidak berhubungan dengan faktor genetik atau
pada anak berusia dibawah 3 (tiga) tahun, risiko rendah pada masa
kanak-kanak, dan meningkat lagi pada masa remaja, dewasa muda, dan
keluarga serumah) akan dua kali lebih berisiko dibandingkan kontak biasa
(tidak serumah).
60
Seorang penderita dengan BTA (+) yang derajat positifnya tinggi
ini sebesar 1-3% yang berarti diantara 100 penduduk terdapat 1-3 warga
yang akan terinfeksi TBC. Setengah dari mereka BTA-nya akan positif
e. Perjalanan penyakit TB
1. TB Primer
mengenal basil TB. Bila orang ini mengalami infeksi oleh basil TB,
dua basil setiap 20 jam, sehingga pada infeksi oleh 1 basil saja,
61
sebagian malah dapat ikut masuk ke dalam aliran darah dan
2. TB Sekunder
yang baru timbul setelah lewat 5 (lima) tahun sejak terjadinya infeksi
62
f.Gejala dan Diagnosis
1. Gejala Tuberkulosis
bicara.
selama dua-tiga minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala
63
kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat
2. Diagnosis Tuberkulosis
lama, hanya dilakukan bila diperlukan atas indikasi tertentu, dan tidak
64
utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan
lebih lanjut, yaitu rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang.
(Achmadi, 2008).
g. Pencegahan
Inggris. Orang yang berkontak erat dengan pasien penyakit paru harus
65
1. Memberi imunisasi pada bayi-bayi yang baru lahir dengan BCG,
diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dan untuk mengurangi
h. Pengobatan TB
1. Tujuan Pengobatan TB
Tuberkulosis (OAT).
Tabel 2.5
Pengelompokan OAT
66
Golongan-4 / Obat ■ Ethionamide(Eto) ■ Para amino salisilat
bakteriostatik lini ■ Prothionamide (Pto) (PAS)
kedua ■ Cycloserine (Cs) ■ Terizidone (Trd)
Tabel 2.6
Jenis, Sifat dan Dosis OAT lini pertama
Dosis yang
Jenis OAT Sifat direkomendasikan(mg/kg)
Harian 3xseminggu
Isoniazid (H) Bakterisid 5 (4-6) 10 (8-12)
beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai
67
intensif dan lanjutan.
b) Tahap Lanjutan
a) Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
b) Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
sisipan (HRZE).
68
resisten obat di Indonesia terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu
KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis
badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu
pasien.
d) Paket Kombipak
(1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu (1) masa pengobatan.
Tabel 2.7
Efek Samping Ringan OAT
Efek Samping Penyeba Penatalaksanaan
b
Tidak ada nafsu makan, mual, Semua OAT diminum
sakit perut Rifampisin malam sebelum tidur
Nyeri Sendi Pirasinamid Beri Aspirin
69
Kesemutan s/d rasa terbakar di Beri vitamin B6 (piridoxin)
Kaki INH 100mg
per hari
Warna kemerahan pada air seni Tidak perlu diberi apa-apa, tapi
(urine) Rifampisin perlu penjelasan kepada
pasien.
Tabel 2.8
Efek samping berat OAT
70
4. TB Resintensi Obat
streptomisin (RES).
i. Komplikasi
1. Batuk Darah
71
pembuluh darah, besar kemungkinan penderita akan mengalami
batuk darah, yang dapat bervariasi dari jarang sekali sampai sering
atau hampir setiap hari. Variasi lainnya adalah jumlah darah yang
2. Limfadinitis
Kelenjar getah bening biasanya tidak nyeri dan pada awalnya dapat
pembentukan sinus.
3. Penyakit Gastrointestinal
72
biasanya jelas terjadi dan massa fosa iliaka kanan dapat teraba,
4. Penyakit Perikadial
85% kasus.
73
vertebra anterior didekatnya sehingga menyebabkan angulasi
E. Teori Keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
74
ini semuanya dibangun atas empat konsep yang menghasilkan suatu
1. Florence Nightingale
75
bersifat partisipasif, sedangkan pasien/klien sendiri harus dapat
F. Kerangka Teori
Strategi penanggulangan
TB Paru Meningkatkan
angka
keberhasilan
pengobatan
TB Paru OAT dan
Meningkatkan
1. Definisi angka
2. Etiologi kesembuhan
penderita
76 TB
3. Tanda dan gejala Paru
Konsumsi OAT selama 6-8
4. Pengobatan TB
bulan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
a. Paradigma Penelitian
77
Definisi Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular
suatu penyakit, termasuk dari tanda gejala dan penyebab, hal tersebut
78
mulai untuk memberikan penyuluhan berupa pendidikan kesehatan
penderita TB Paru.
VARIABEL
INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
Pendidikan Kesehatan
Kepatuhan pasien dalam
Berupa Konseling
pengobatan TB Paru di Poli
dengan media Booklet
DOTS RSUD Cimacan
b. Rancangan Penelitian
Loiselle et al., 2010). Jenis penelitian ini menggunakan The one group
79
namun sebelum dan setelah perlakuan dilakukan pengukuran atau
O X O
Compare
Keterangan:
O : Pre Test
X : Intervensi
O : Post Test
c. Hipotesis Penelitian
d. Variabel Penelitian
80
Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau dimana yang
1. Variabel Dependen
RSUD Cimacan.
2. Variabel Independen
e. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian
81
DOTS RSUD
Cimacan
Dependen: Menurut Kozier Kepatuhan Morisky Skor=8 Rat
Kepatuhan (2010) yang didasari Medicatio ( kepatuh io
pasien dalam kepatuhan pada tindakan n an tinggi)
pengobatan adalah perilaku atau perilaku Adherenc
TB Paru di individu pasien terhadap e Scale Skor= <
Poli DOTS (misalnya: pengobatan TB (MMAS)- 6:
RSUD minum obat, Paru secara 8 (kepatuh
Cimacan mematuhi diet, rutin di Poli an
atau melakukan DOTS RSUD rendah)
perubahan gaya Cimacan
hidup) sesuai Skor 6 -
anjuran terapi <8=(kepa
dan kesehatan. tuhan
Tingkat sedang)
kepatuhan dapat
dimulai dari
tindak
mengindahkan
setiap aspek
anjuran hingga
mematuhi
rencana.
a. Populasi
b. Sampel
dari populasi target yang akan diteliti secara langsung, kelompok ini
82
2011). Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan teknik
berikut:
n1
n 2=
1−f
Keterangan:
adalah
83
10
n 2=
1−10 %
10
n 2=
0,9
n2 = 11,11 = 11 responden
yaitu:
1. Kriteria Inklusi
bulan pertama.
telah diberikan.
2. Kriteria Eksklusi
pengobatan.
84
C. Pengumpulan Data
Cimacan.
sudah ditetapkan.
penelitian tersebut.
penelitian.
intervensi.
Scale (MMAS)-8.
85
9. Mendokumentasikan data penelitian.
b. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
86
Negara sebagai instrument/lembar kuesioner untuk melihat kepatuhan.
0,66.
D. Prosedur Penelitian
a. Tahap persiapan
b. Tahap pelaksanaan
Cimacan.
87
3. Melakukan inform consent kepada responden bersedia menjadi
intervensi.
Cimacan.
5 hari.
c. Tahap akhir
88
E. Pengolahan dan Analisa Data
a. Pengolahan data
1. Editing
terisi.
2. Koding
89
Tabel 3.2
Koding Untuk Pertanyaan Nomor 1 – 7 MMAS-8
Pertanyaan Koding
Ya Tidak
Nomor 1 0 1
Nomor 2 0 1
Nomor 3 0 1
Nomor 4 0 1
Nomor 5 0 1
Nomor 6 0 1
Nomor 7 0 1
Tabel 3.3
Pertanyaan Koding
Nomor 8
a. Tidak pernah/sangat jarang 1
b. Sesekali 0
c. Kadang-kadang 0
d. Biasanya 0
e. Selalu/sering 0
3. Scoring
4. Tabulating
adalah:
analisanya.
3) Entry data.
90
Memasukan data yang telah dilakukan koding ke dalam program
komputer.
for Windows.
(data cleanning).
b. Analisa data
menggunakan SPSS.
1. Analisa Univariat
91
dapat diketahui distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk
tabel.
∑ Xi
Ẋ=
n
Keterangan:
X (X bar) = Mean
∑Xi = Jumlah tiap data
n = Jumlah data
2. Analisa Bivariat
1
[r− n]
2
U=
1
√n
2
92
Keterangan:
U = Nilai Dependen
r = Korelasi
n = Jumlah data
b. P value > 0,05, berarti Ho gagal ditolak (P value > α). Uji statistik
F. Etika Penelitian
prinsip yang harus dipegang teguh (Milton, 1999 dalam Bondan Palestin,
93
martabat subjek penelitian, peneliti seyogianya mempersipkan formulir
ditimbulkan.
responden.
inclusiveness)
94
penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,
dan sebagainya.
penelitian di Poli DOTS RSUD Cimacan yaitu sekitar 2 minggu dan waktu
Tabel 3.4
Rencana Kegiatan Penelitian
95
5. Penyusunan Laporan
Hasil Penelitian
(Skripsi)
6. Sidang
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juli 2020 dengan
96
1. Hasil Anlisa Univariat
Cimacan
97
Berdasarkan tabel tabel 4.2 di atas diperoleh hasil analisa data
perempuan.
berpendidikan SD.
98
pendidikan kesehatan metode konseling dengan media booklet
tinggi.
ini :
99
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pasien Dalam Pengobatan
TB Paru Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Metode
Konseling dengan Media Booklet Di Poli DOTS RSUD
Cimacan (berdasarkan kategori).
Kepatuhan Frekuensi Persentase (%)
Rendah 0 0.0
Sedang 7 63,6
Tinggi 4 36,4
Total 11 100.0
Sumber : Data Primer 2020
100
Tabel 4.6 Distribusi Rata-rata Kepatuhan Pasien Dalam Pengobatan
TB Paru Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan Metode
Konseling dengan Media Booklet di Poli DOTS RSUD
Cimacan.
101
Dari tabel 4.7 di atas diperoleh hasil analisa data tentang
Untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan maka sebelum dianalisa
bivariat, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas distribusi data. Data yang
diuji distribusi normalitas adalah data kepatuhan pasien sebelum dan setelah
booklet dengan ratio skewness yaitu -0.344 / 0,661 = -0,52, maka dinyatakan
102
maka dianyatakan data berdistribusi normal, dimana hasil ratio tersebut tidak
paru di Poli DOTS RSUD Cimacan digunakan uji statistic paramaterik dua
konseling dengan media booklet yaitu nilai Mean kepatuhan 2,73 dengan
konseling dengan media booklet yaitu tingkat mean kepatuhan menjadi 7,36
103
Hasil Uji Statistik Dependen Sample T Test diperoleh hasil nilai p
sebesar 0,000. Nilai p (0,000) < α (0.05), maka Ho ditolak, dengan demikian
B. Pembahasan
104
pada penelitian tersebut mengalami kepatuhan rendah. Dalam
(OAT).
105
kembali hasil kuesionernya (post-test) dan peneliti melakukan analisa
sampai <8.
106
3. Pengaruh pendidikan kesehatan metode konseling dengan media
melakukan analisa data yang terdiri dari hasil kuesioner pre-test dan
post-test.
kedua variabel tersebut (pre test dan post test) distribusi data normal.
107
Berdasarkan Tabel 4.9, didapatkan hasil uji statistik Dependen
Sample T Test diperoleh hasil nilai p sebesar 0,000. Nilai p (0,000) <
108
baik dan dapat meningkatkan motivasi dalam kesembuhan
Selain itu hasil penelitian yang telah diteliti oleh Perdana, dkk
109
BAB V
A. Simpulan
berikut :
dengan media booklet di Poli DOTS RSUD Cimacan, yaitu rata-rata 2,73
dengan media booklet di Poli DOTS RSUD Cimacan, yaitu rata-rata 7,36
110
Poli DOTS RSUD Cimacan, dengan nilai Nilai p = 0,000 pada tingkat
signifikansi 0.05.
B. SARAN
RSUD Cimacan, dan sebagai salah satu bentuk dari referensi dalam
dengan menggunakan metode yang lain, yang belum diteliti ataupun yang
111
DAFTAR PUSTAKA
1. Determinan Kejadian Multi Drug Resistant Tuberculosis di Rumah Sakit Dr. Sardjito
Yogyakarta. Widiastuti, Subronto and Promono. Yogyakarta : Berita Kedokteran
Masyarakat, 2017, Vol. 33 (7).
2. Kemenkes RI. Data dan Infromasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019.
10. Depkes, Republik Indonesia. Pusat Data dan Informasi. Jakarta : Depkes RI, 2007.
11. Friedman, Marilyn M. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktik.
Jakarta : EGC, 2010.
12. Priyanto, Agus. Komunikasi dan Konseling: Aplikasi Dalam Sarana Pelayanan
Kesehatan Untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika, 2009.
13. Taufik and Juliane. Komunikasi Terapeutik dan Konseling dalam Praktik Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika, 2010.
14. Niven. Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perawat dan Profesi. Jakarta : EGC,
2002.
112
15. Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika, 2007.
16. Hubungan Motivasi Kesembuhan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
Tuberkulosis Pada Dewasa di RS Khusus Paru Respira Yogyakarta. Febryanto and
Ngapiyem. Yogyakarta : Jurnal Kesehatan, 2016, Vol. 04.
18. Budiman, Mauliku and Angraeni. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pasien TB Paru Pada Fase Intensif Di Rumah Sakit Umum
Cibabat Cimahi. Cimahi : RSU Cibabat, 2011.
22. Hubungan Antara Pekerjaan, PMI, Pelayanan Kesehatan, Dukungan Keluarga dan
Diskriminasi dengan Perilaku Berobat Pasien TB Paru. Pare. Makassar : Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin, 2012.
24. Riyanto, Agus. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika,
2011.
25. Sutanti and Gurdani, Yogi. Biostatistik (Untuk Ilmu Keperawatan, Kebidanan,
Kesehatan dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Lainnya). Bandung : CV Cakra, 2010.
27. Aditama, Tjandra Yoga and Dr. Priyanti. Tuberculosis Diagnosis, Terapi dan
Masalahnya. Jakarta : Lab. Mikrobiologi RSUP Persahabatan, 2000.
29. Artini, Friza Rahmi, Arina Amalia and Purwanti, Okti Sri. Perbedaan Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Dengan Booklet Terhadap Tingkat
113
Pengetahuan Masyarakat Tentang Chikungunya Di Desa Trangsan Gatak Sukoharjo.
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
30. Budiman and Riyanto, Agus. Kapita Selekta Kuesioner. Jakarta : Salemba Medika,
2013.
33. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Pasien, dan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pasien TB Paru di BPKM Pati. Dewi, Armiyanti and Suriyono.
Pati : s.n., 2011.
35. Determinant Factors of Drop Out Among Multi Drugs Resistance Tuberculosis
Patients at Jakarta Province. Farihatun and Machmud. Jakarta : Indonesia Journal of
Tropical and Infectious Disease, 2018, Vol. 7(3).
36. Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru. Fitri, Marlindawani and
Purba. Jakarta : Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2018, Vol. 07.
37. Friedman, Marilyn M. Famili Nursing: Theory And Assessment (5th ed). Connectiot :
Appleton Century Crofts, 2002.
39. Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika, 2013.
40. Fajar, Ibnu and Isnaeni. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu,
2009.
42. Subaris, Heru and Yasril. Teknik Sampling Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
Graha Ilmu, 2009.
114
43. Motivasi dan Dukungan Sosial Keluarga Mempengaruhi Kepatuhan Berobat Pada
Pasien TB Paru di Poli Paru BP4 Pamekasan. Muna, Soleha. Madura : s.n., 2014.
44. Notoatmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005.
45. Komunikasi Dalam Pelayanan Terapeutik Perawat dan Pasien di Puskesmas Antang
Perumnas Makassar. Nurrahmah. Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2016.
46. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika, 2014.
48. Sastroasmoro, et al., et al. Dasar-Dasar Metodologi Peneltian Klinis. Jakarta : Sagung
Seto, 2002.
49. Sitepu. Penulisan Buku Teks Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012.
50. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung : Alfabeta, 2010.
53. Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan dan Faktor Pengawas
Menelan Minum Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita TB Paru Dalam
Pengobatan di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan Tahun 2009. Zuliana. Medan :
FKM Universitas Sumatera Utara, 2009.
115