Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala

berkat, rahmat, taufik serta hidayah-nya yang tiada terkira besarnya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas hasil laporan praktikum “Pemeriksaan

Malaria Metode Immunochromatografi (rapid test)”

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar

penulis dapat memperbaiki laporan selanjutnya.

Akhir kata penulis berharap semoga hasil laporan praktikum ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Wasalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Gorontalo, April,2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

DAFTAR TABEL..................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan Praktikum....................................................................................2

1.4 Manfaat Praktikum..................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

2.1 Pengertian Malaria...................................................................................3

2.2 Jenis – Jenis Malaria................................................................................3

2.3 Penyebab Penyakit Malaria.....................................................................4

2.4 Gejala Malaria.........................................................................................5

2.5 Siklus Hidup Plasmodium Pada Tubuh Manusia....................................6

2.6 Pencegahan Malaria.................................................................................7

2.7 Diagnosis Laboratorium Malaria............................................................8

2.8 Teknik Immunochromatographic Test (Ict)..........................................10

BAB III METODE PRAKTIKUM.....................................................................12

3.1 Waktu Dan Tempat................................................................................12

3.2 Metode...................................................................................................12

3.3 Prinsip....................................................................................................12

3.4 Pra Analitik............................................................................................12

ii
3.5 Analitik..................................................................................................13

3.6 Pasca Analitik........................................................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................14

4.1 Hasil.......................................................................................................14

4.2 Pembahasan...........................................................................................14

BAB V PENUTUP................................................................................................17

5.1 Kesimpulan............................................................................................17

5.2 Saran......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5 Siklus Hidup Plasmodium Pada Tubuh Manusia..........................….7

Gambar 2.8 Rapid test malaria..........................................................................….11

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan malaria metode immunikromatografi (rapid test)..14

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria merupakan masalah kesehatan di daerah tropis dan subtropik

seperti Brazil, seluruh sub sahara Afrika dan Asia Tenggara karena

mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu melahirkan serta

menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Malaria merupakan penyakit yang

mengancam jiwa dan banyak menyebabkan kematian. Penyakit ini

disebabkan oleh parasit protozoa dari genus Plasmodium yang ditularkan

kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles yang juga berfungsi

sebagai inang parasit ini. Penyakit ini ditandai dengan ditemukannya bentuk

aseksual didalam darah dan parasit ini menyerang eritrosit (Gusra.Tuti.,

dkk.2014).

Malaria secara langsung menyebabkan anemia dan menurunkan

produktivitas kerja serta memberikan dampak negatif terhadap pariwisata.

Untuk mendiagnosa penyakit malaria secara tepat perlu dilakukan

pemeriksaan darah di laboratorium. Ada beberapa cara yang dapat dipakai

untuk mengidentifikasi parasit malaria dalam darah seperti; pemeriksaan

menggunakan Rapid Diagnosa Test (RDT), pemeriksaan mikroskopis, dan

pemeriksaan menggunakan Polimerase Chain Reaction (PCR.)

(Puasa.Rony.2017). Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan

pemeriksaan malaria dengan metode Immunokromatografi.

1
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara pemeriksaan malaria dengan menggunakan metode

Immunokromatografi (rapid test)?

1.3 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui pemeriksaan malaria menggunakan metode

Immunokromatografi (rapid test).

1.4 Manfaat Praktikum

Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan malaria menggunakan metode

Immunokromatografi (rapid test).

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit demam menular yang disebabkan oleh protozoa

ganas plasmodium yang merupakan parasit pada sel darah merah. Malaria

ditularkan oleh nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam

yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan

gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan

ginjal. (Prabowo, 2004).

Istilah malaria ini diperkenalkan oleh dr. Francisco torti pada abad ke-17.

Dalam perkataan itali malaria bermaksud udara kotor. Malaria adalah

penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang disebut plasmodium, yang

dalam salah satu tahap perkembang biakannya akan memasuki dan

menghancurkan sel-sel darah merah. Plasmodium yang menyebarkan

penyakit malaria berasal dari spesies plasmodium falciparum dan

plasmodium vivax, plasmodium ovale, plasmodium malariae, dan

plasmodium knowlesi. Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini

adalah nyamuk anopheles, terutamanya anopheles sundaicus diasia dan

anopheles gambiae di afrika (Prabowo, 2004).

2.2 Jenis – Jenis Malaria

Menurut (Faisal.2009) penyakit ini memiliki empat jenis dan disebabkan oleh

spesies parasit yang berbeda. Jenis malaria itu adalah:

3
1. malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan plasmodium vivax

dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala

pertama terjadi (dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi).

2. demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga

malaria tropika, disebabkan plasmodium falciparum merupakan

penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini

sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau

dan kematian.

3. malaria kuartana yang disebabkan plasmodium malariae, memiliki masa

inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika;

gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah

infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.

4. malaria pernisiosa, disebabkan oleh plasmodium vivax, gejala dapat

timbul sangat mendadak, mirip stroke, koma disertai gejala malaria yang

berat.

2.3 Penyebab Penyakit Malaria

Menurut (Harijanto.,dkk.2010) Penyakit malaria adalah salah satu

penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles betina.

Berdasarkan survai unit kerja SPP (serangga penular penyakit) telah

ditemukan di Indonesia ada 46 species nyamuk anopheles yang tersebar

diseluruh Indonesia. Dari species-species nyamuk tersebut ternyata ada 20

species yang dapat menularkan penyakit malaria. Dengan kata lain di

Indonesia ada 20 species nyamuk anopheles yang berperan sebagai vektor

4
penyakit malaria. Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family

plasmodiidae dan ordo coccidiidae. Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4

macam parasit malaria yaitu:

1. Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika yang sering

menyebabkan malaria yang berat.

2. Plasmodium vivax penyebab malaria tertina.

3. Plasmodium malaria penyebab malaria quartana.

4. Plasmodium ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, karena

umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat.

Pada penderita penyakit malaria, penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari

satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed

infection). Dari kejadian infeksi campuran ini biasanya paling banyak dua

jenis parasit, yakni campuran antara plasmodium falcifarum dengan

plasmodium vivax atau P. malariae. Kadang-kadang di jumpai tiga jenis

parasit sekaligus meskipun hal ini jarang terjadi,. infeksi campuran ini

biasanya terjadi terdapat di daerah yang tinggi angka penularannya.

2.4 Gejala Malaria

Penyakit malaria yang ditemukan berdasarkan gejala-gejala klinis dengan

gejala utama demam mengigil secara berkala dan sakit kepala kadang-kadang

dengan gejala klinis lain sebagai berikut (Gusra.Tuti.,dkk.2014) :

1. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.

2. Nafsu makan menurun.

3. Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.

5
4. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan

plasmodium Falciparum.

5. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran

limpa.

6. Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.

7. Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi

yang menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan

darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari

daerah malaria.

2.5 Siklus Hidup Plasmodium Pada Tubuh Manusia

Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria)

menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk

ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria

membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer).

Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke

eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu

mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah

dan keluar merozoit (Brooks, Geo.F.2012).

Sebagian besar merozoit masuk kemabli ke eritrosit dan sebagian kecil

membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk

malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium

sporogoni). Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet

jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot.

6
Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung

nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah,

keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk

ditularkan ke manusia (Brooks, Geo.F.2012).

Gambar 2.5 Siklus Hidup Plasmodium Pada Tubuh Manusia


2.6 Pencegahan Malaria

Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu langkah

yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam hari ini.

Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat

setempat. Pencegahan tanpa obat, yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk

dapat dilakukan dengan cara (Prabowo, 2004) :

1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi

dengan kelambu berinsektisida.

2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).

3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.

7
4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.

6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak

menyebar.

7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas

sarang nyamuk.

8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang

bergantungan serta genangan air.

9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva

(bubuk abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan

(cyclops) pemakan jentik.

10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa

payau sepanjang pantai.

2.7 Diagnosis Laboratorium Malaria

Berikut ini adalah beberapa cara penegakan diagnosis, selain melalui

anamnesis dan pemeriksaan fisik, juga melalui pemeriksaan laboratorium

seperti (Gasem, 2004) :

1. Pemeriksaan mikroskopik konvensional malaria

Diagnosis konvensional dengan pemeriksaan mikroskopik sediaan

malaria, darah tebal maupun tipis, untuk melihat parasit intraseluler

dengan pengecatan Giemsa masih merupakan pilihan utama dan menjadi

gold standard bagi tes diagnostik malaria lain. Dasar pemeriksaan ini

adalah ditemukannya parasit Plasmodia dan karena itu merupakan cara

8
untuk menegakkan diagnosis definitif malaria. Pemeriksaan sediaan

malaria ini relatif murah, tetapi memerlukan tenaga mikrokopis yang

terlatih khusus dan berpengalaman, serta waktu yang cukup lama untuk

pengecatan maupun interpretasi hasilnya.

2. Pemeriksaan mikroskopik secara Quantitative Buffy Coat (QBC)

Metode QBC merupakan pemeriksaan cepat malaria yang berdasarkan

pada pengecatan DNA parasit dengan acridine orange dan dilihat dengan

mikroskop fluorescence. Disebut QBC karena parasit malaria yang

dideteksi berada dalam lapisan buffy coat yang terbentuk setelah

sentrifugasi darah dalam tabung kapiler yang dilapisi oleh acridine

orange. Kelemahan metode ini adalah tidak dapat membedakan spesies

plasmodium, tidak dapat untuk menghitung densitas parasit serta

memerlukan peralatan mahal seperti alat sentifuge dan mikroskop

fluorescence.

3. Tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)

Dalam dekade terakhir ini telah dikembangkan tes diagnostik cepat

malaria (selanjutnya disebut TDC). Tes ini disebut cepat karena

memerlukan waktu paling lama hanya 15 menit dibanding minimal 60

menit untuk pemeriksaan mikroskopik dihitung sejak pengambilan

sampel. Cara kerja tes diagnostik cepat ini berdasarkan atas pendeteksian

antigen-antigen yang terdapat dalam Plasmodium. Antigen-antigen yang

menjadi target dari tes diagnostik cepat yang saat ini telah tersedia adalah

sebagai berikut:

9
1) Histidine-rich protein II (HRP-II), suatu protein yang larut dalam air

yang disintesis oleh trofozoit dan gametosit muda dari P. falciparum.

2) Parasite lactate dehydrogenase (pLDH) yang diproduksi parasit

malaria stadium aseksual maupun seksual. TDC yang tersedia saat

ini dapat mendeteksi pLDH dari semua spesies Plasmodium. TDC

dapat membedakan antara P. falciparum dari non-falciparum tetapi

tidak dapat membedakan antara P. vivax, P. ovale dan P. malariae.

3) Plasmodium aldolase adalah sebuah enzim pada jalur glikolitik

parasit yang diekspresikan pada tahap darah Plasmodium falcifarum

dan juga parasit malaria nonfalcifarum. Antibodi monoclonal

terhadap aldolase plasmodium memiliki sifat pan spesifik dalam

reaksinya.

2.8 Teknik Immunochromatographic Test (Ict)

ICT merupakan salah satu Rapid Diagnostic Test (RDT). Uji ini

berdasarkan deteksi antigen yang dikeluarkan parasit malaria. ICT umumnya

digunakan dalam bentuk uji strip yang mengandung antibodi monoklonal

yang langsung pada antigen parasit plasmodium. Prinsip ICT adalah

mendeteksi antigen yang dikeluarkan oleh plasmodium dan selanjutnya akan

terjadi reaksi kompleks antigen-antibodi pada bahan nitroselulosa asetat

dimana kompleks tersebut diberi Monoklonal antibody (Mab) yang berlabel

zat warna (colloidal gold) sebagai penanda, sehingga muncul suatu tanda

berupa garis yang menyatakan hasil positif untuk P. falcifarus, infeksi

campuran atau negative (Ima, 2006).

10
Gambar 2.8 Rapid test malaria

Jika antigen target ada di dalam darah, kompleks antigen-antibodi

terbentuk dan bergerak ke atas sepanjang test strip untuk ditangkap oleh

antibodi monoklonal yang telah terkandung, yang spesifik untuk antigen

plasmodium dan untuk antibodi anti colloidal gold (sebagai kontrol). Larutan

pengencer kemudian ditambahkan untuk menyingkirkan hemoglobin dan

memungkinkan visualisasi dari garis berwarna apapun yang terbentuk oleh

kompleks antigen-antibodi. Perubahan warna pada garis kontrol diperlukan

untuk memvalidasi tes dan tanpa kemunculannya, dengan atau tanpa

perubahan warna pada garis tes, menyebabkan tes menjadi tidak valid.

Dengan perubahan warna hanya pada garis kontrol dan tanpa perubahan

warna pada garis lainnya, tes diinterpretasikan sebagai negatif. Dengan tes

HRP-2, perubahan warna pada kedua garis diinterpretasikan sebagai tes

positif untuk malaria P.falciparum. Dengan tes HRP-2 dan tse pLDH,

perubahan warna pada garis kontrol pada semua ketiga garis mengindikasikan

adanya infeksi P.falciparum, baik sebagai monoinfeksi atau sebagai infeksi

bercampur dengan spesies nonfalciparum (Ima, 2006).

11
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum yang berjudul “Pemeriksaan DBD” dilaksanakan pada tanggal

8 April 2019 di Laboratorium Stikes Bina Mandiri Gorontalo.

3.2 Metode

metode immunikromatografi (rapid test)

3.3 Prinsip

Mendeteksi antigen yang dikeluarkan oleh plasmodium dan selanjutnya

akan terjadi reaksi kompleks antigen-antibodi pada bahan nitroselulosa asetat

dimana kompleks tersebut diberi Monoklonal antibody (Mab) yang berlabel

zat warna (colloidal gold) sebagai penanda, sehingga muncul suatu tanda

berupa garis yang menyatakan hasil positif untuk P. falcifarus, infeksi

campuran atau negatif.

3.4 Pra Analitik

1. Konfirmasi Pasien

Sebelum melakukan pemeriksaan dilakukan konfirmasi pada pasien

untuk dilakukan pemeriksaan malaria.

2. Persiapan Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini

yaitu rapid strip test , Mikropipet, sentrifus, buffer, serum.

12
3. Persiapan Pasien

Sebelum dilakukan pemeriksaan diusahakan pasien senyaman

mungkin dengan cara melakukan komunikasi dengan pasien.

3.5 Analitik

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ambil darah vena dengan menggunakan vacutainer

3. Kemudian darah diputar dengan sentrifus

4. Teteskan 20 ul serum distrip pemeriksaan

5. Teteskan 2 tetes buffer ke strip pemeriksaan

6. Tunggu sampai garis merah. Hasil sebaiknya dibaca dalam waktu 10

menit

3.6 Pasca Analitik

Interpretasi hasil

Positif : Jika tampak garis merah pada line control dan line test.

Negatif : Hanya tampak garis pada line control saja

Invalid : Tampak hanya pada line test saja.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pemeriksaan yang telah di lakukan di dapatkan hasil

berdasarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan malaria metode immunikromatografi (rapid test)

Sampel Hasil Metode keterangan

mmunikromatogr hanya pada garis line


Serum negatif (-)
afi (Rapid test) control

4.2 Pembahasan

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus

plasmodium. Ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan malaria,

yaitu plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 7-14 hari, plasmodium

vivax dengan masa inkubasi 8-14 hari, plasmodium oval dengan masa

inkubasi 8-14 hari, dan plasmodium malaria dengan masa inkubasi 7-30 hari.

Parasit-parasit tersebu ditularkan pada manusia melalui gigitan seekor

nyamuk dari genus anopheles. Gejala yang ditimbulkan antara lain adalah

demam, anemia, panas dingin, dan keringat dingin. Untuk mendiagnosa

seseorang menderita malaria adalah dengan memeriksa ada tidaknya

plasmodium pada sampel darah. Namun yang seringkali ditemui dalam kasus

penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax.

Pada praktikum kali ini dalam pemeriksaan malaria Rapid Strip Test

menggunakan metode immunokromatografi dengan prinsip Mendeteksi

antigen yang dikeluarkan oleh plasmodium dan selanjutnya akan terjadi reaksi

14
kompleks antigen-antibodi pada bahan nitroselulosa asetat dimana kompleks

tersebut diberi Monoklonal antibody (Mab) yang berlabel zat warna

(colloidal gold) sebagai penanda, sehingga muncul suatu tanda berupa garis

yang menyatakan hasil positif untuk P. falcifarus, infeksi campuran atau

negatif.

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan serum yang diambil 20 ul

menggunakan mikropipet dan diletakkan dalam lubang perangkat peralatan

(kit), setelah itu tambahkan buffer sebanyak 2 tetes. Hasil akan terlihat sekitar

10-15 menit kemudian dalam bentuk garis berwarna merah muda. Garis yang

paling atas merupakan garis control, garis bawahnya adalah garis uji untuk

semua plasmodium yang memberikan warna merah muda. Dari hasil diatas

didapatkan bahwa hasilnya negatif (-) ditunjukan dengan Hanya tampak garis

pada line control saja yang menandakan bahwa tidak terdapat plasmodium

pada serum tersebut.

Menurut (Ima, 2006) jika antigen target ada di dalam darah, kompleks

antigen-antibodi terbentuk dan bergerak ke atas sepanjang test strip untuk

ditangkap oleh antibodi monoklonal yang telah terkandung, yang spesifik

untuk antigen plasmodium dan untuk antibodi anti colloidal gold (sebagai

kontrol). Larutan pengencer kemudian ditambahkan untuk menyingkirkan

hemoglobin dan memungkinkan visualisasi dari garis berwarna apapun yang

terbentuk oleh kompleks antigen-antibodi. Perubahan warna pada garis

kontrol diperlukan untuk memvalidasi tes dan tanpa kemunculannya, dengan

atau tanpa perubahan warna pada garis tes, menyebabkan tes menjadi tidak

15
valid. Dengan perubahan warna hanya pada garis kontrol dan tanpa

perubahan warna pada garis lainnya, tes diinterpretasikan sebagai negatif.

Dengan tes HRP-2, perubahan warna pada kedua garis diinterpretasikan

sebagai tes positif untuk malaria P.falciparum. Dengan tes HRP-2 dan tse

pLDH, perubahan warna pada garis kontrol pada semua ketiga garis

mengindikasikan adanya infeksi P.falciparum, baik sebagai monoinfeksi atau

sebagai infeksi bercampur dengan spesies nonfalciparum.

16
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemeriksaan diatas dapat disimpulkan bahwa Malaria adalah

penyakit demam menular yang disebabkan oleh protozoa ganas plasmodium

yang merupakan parasit pada sel darah merah. Malaria ditularkan oleh

nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering

periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh

karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal. Pada

praktikum kali ini dalam pemeriksaan malaria Rapid Strip Test menggunakan

metode immunokromatografi. Dari hasil diatas didapatkan bahwa hasilnya

negatif (-) ditunjukan dengan Hanya tampak garis pada line control saja yang

menandakan bahwa tidak terdapat plasmodium pada serum tersebut.

5.2 Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya pada saat penggunakan strip rapid test

tidak boleh menggunakan yang sudah kadarluasa karena dapat mempengaruhi

hasil dan juga dapat mendapatkan hasil yang invalid akibat komponen strip

test yang rusak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Brooks, Geo.F.2012. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Faisal.2009. Macam-macam Penyakit Menular: Yayasan OborIndonesia

Gasem, Muhammad Hussein. 2004. Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini


Malaria. Simposium AIDS, Tuberculosis, dan Malaria: Universitas
Diponegoro

Gusra.Tuti., dkk.2014. Gambaran Penyakit Malaria Di Puskesmas Tarusan Dan


Puskesmas Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan Periode Januari -
Maret 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2). Hal. 234-237

Harijanto.,dkk.2010. Malaria dari molekuler ke kilinis. Ed.2. Jakarta. EGC

Prabowo, A. 2004. Malaria, Mencegah dan Mengatasinya. Jakarta: Puspa Swara.

Puasa.Rony.2017. Studi Perbandingan Jumlah Parasit Malaria Menggunakan


Variasi Waktu Pewarnaan Pada Konsentrasi Giemsa 3 % Di Laboratorium
Rsud Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Tarnate: Poltekkes Kemenkes
Ternate. Jurnal Riset Kesehatan, 6 (2), 2017, 24 - 27

18

Anda mungkin juga menyukai