Power Cos
Power
Supplay
A
A
ww Cos
Supplay
220V/50Hz
220V/50Hz
V
V Lampu TL
40 W . 220 V;
50 Hz
A
Power A Cos
w
Supplay
220V/50H
V
z V
Lampu
Pijar
1
B. Tabel Hasil Percobaan
A. Gambar Percobaan
2
B. Hasil Pengamatan
1. Bila cahaya yang menerangi ruangan berasal dari lampu Fluoressent (TL),
maka oleh pengelihatan mata dengan langsung benda berputar tersebut
seolah-olah tidak berputar. Hal ini akan membahayakan keselamatan orang
yang bekerja pada benda/disekitar benda tersebut. Karena benda tersebut
disangka diam padahal bergerak.
2. Bila cahaya yang menerangi ruangan berasal dari cahaya matahari dan dari
cahaya lampu pijar, maka oleh pengelihatan mata dengan langsung benda
berputar tersebut jelas kelihatan berputar sebagaimana adanya.
III. KESIMPULAN
1. Bila cahaya yang menerangi ruangan berasal dari lampu Fluoressent (TL),
maka oleh pengelihatan mata dengan langsung benda berputar tersebut
seolah-olah tidak berputar. Hal ini akan membahayakan kepada orang yang
bekerja pada benda/disekitar benda tersebut. Karena benda tersebut
disangka diam padahal bergerak.
2. Bila cahaya yang menerangi ruangan berasal dari cahaya matahari dan dari
cahaya lampu pijar, maka oleh pengelihatan mata dengan langsung benda
berputar tersebut jelas kelihatan berputar sebagaimana adanya.
3
3. Maka untuk menanggulangi gangguan yang ditimbulkan oleh cahaya lampu
TL di bengkel-bengkel pada umumnya, khususnya pada bengkel/labor
PPPG Teknologi Medan yang di dalamnya terdapat benda/pekerjaan yang
bergeraknya berputar, sebaiknya rangkaian penerangannya
dirobah/diperbaiki dengan hubungan sistem Duo(dua) atau sistem
hubungan tiga phasa, seperti gambar-gambar rangkaian berikut ini.
Ballast
F
C
TL1 TL2
Starter
4
Phasa R
Phasa S
Phasa T
Netral N
TL1 TL2 TL3
3 buah TL
dalam satu box