Anda di halaman 1dari 4

STUDI KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC

MENGGUNAKAN GARUKAN PERKERASAN JALAN


LAMA (RAP) DAN PEREMAJA OLI BEKAS

TUGAS AKHIR

Oleh :

Andika Yudistira Pranata


NIM: 1705512006

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan aspal dan agregat untuk pembangunan dan pemeliharaan
perkerasan beraspal pada setiap tahun selalu meningkat, sedangkan aspal
selalu diimpor dan ketersediaan agregat juga semakin berkurang. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, maka salah satu upaya untuk
mengatasinya adalah dengan memanfaatkan produk limbah yang diperoleh
dari aktivitas pemeliharaan perkerasan lentur, yaitu material garukan
perkerasan jalan lama (Reclaimed Asphalt Pavement – RAP).

Jenis kerusakan yang terjadi di setiap perkerasan jalan pasti berbeda-beda,


tergantung dari kondisi jalan tersebut yang dipengaruhi oleh lingkungan,
cuaca,kondisi tanah dasar, dan lainnya. Jenis-jenis kerusakan perkerasan
lentur (aspal),umumnya dapat diklasifikasikan sebagai deformasi, retak,
kerusakan tekstur permukaan, kerusakan lubang, tambalan, dan
persilangan jalan rel, dan kerusakan di pinggir perkerasan.

Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) adalah alternatif pengganti material


baru yang berguna karena dapat mengurangi penggunaan agregat baru dan
jumlah aspal baru yang dibutuhkan dalam memproduksi campuran aspal
panas (Copeland, 2011 dalam Kosala 2017). Kinerja campuran aspal panas
sangat bergantung pada karakteristik volumetrik dan karakteristik
Marshall, yang terdiri dari parameterparameter : stabilitas, kepadatan,
rongga di dalam agregat mineral (voids in the mineral aggregate/ VMA),
rongga di dalam campuran (voids in the mix/ VIM), rongga terisi dengan
aspal (voids filled with asphalt/ VFA), keluluhan (flow), dan Marshall
Quotient (MQ). (Hardiyatmo, 2011 dalam Kosala 2017).

Di dalam penelitian ini, pemisahan material RAP dan aspal yang


terkandung di dalamnya menggunakan refluks extractor. Metode ekstraksi
Refluks adalah metode ekstraksi menggunakan pelarut aspal sehingga
kadar aspal dari campuran dapat diketahui setelah dilarutkan. Setelah
didapat kadar aspal dari RAP sehingga dapat dimasukan ke dalam
perhitungan untuk penentuan kadar aspal yang akan di tambahkan
selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang
akan
diteliti sebagai berikut :
1. Berapakah kadar aspal optimun yang digunakan untuk campuran
perkerasan AC-WC dengan menggunakan garukan aspal lama dengan
ditambahkan material baru.
2. Bagaimana karakteristik perkerasan AC-WC dengan menggunakan
garukan aspal lama tanpa dan dengan peremaja oli bekas pada kadar aspal
optimum.
3. Berapakah kadar peremaja optimum yang digunakan untuk campuran
perekerasan AC – WC dengan menggunakan garukan aspal lama (RAP)
pada kadar aspal Optimum.

1.3 Tujuan Perancangan


Berdasarkan uraian tentang rumusan masalah di atas maka adapun tujuan
penulisan yang dapat dijabarkan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kadar optimum aspal yang digunakan pada campuran
perkerasan AC-WC dengan menggunakan garukan aspal lama dan
ditambahkan material baru
2. Menganalisis karakteristik campuran AC-WC menggunakan garukan
aspal lama tanpa dan dengan penambahan bahan peremaja berupa oli
bekas pada kadar aspal optimum
3. Menentukan kadar peremaja optimum yang di gunakan untuk campuran
perekerasan AC – WC dengan menggunkan garukan aspal lama (RAP)
pada kadar aspal Optimum
1.4 Manfaat Perancangan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru
mengenai bahan peremaja aspal yaitu oli bekas.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bahan peremaja menggunakan oli bekas merek mpx (oli sepeda motor
resmi honda) setelah digunakan pada 2000 km.
2. Uji kinerja campuran yang dilakukan yaitu karakteristik Marshal, CAL,
dan ITS (Indirect Tensile Strenght).
3. Persentase variasi campuran bahan peremaja adalah (3%, 6%, 9%)
terhadap total berat RAP.
4. Campuran yang digunakan adalah AC-WC
5. Kadar aspal pada RAP dianggap seragam
6. Reaksi kimia yang terjadi antara aspal dan oli bekas tidak dihitung

Anda mungkin juga menyukai