FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2020 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan aspal dan agregat untuk pembangunan dan pemeliharaan perkerasan beraspal pada setiap tahun selalu meningkat, sedangkan aspal selalu diimpor dan ketersediaan agregat juga semakin berkurang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan memanfaatkan produk limbah yang diperoleh dari aktivitas pemeliharaan perkerasan lentur, yaitu material garukan perkerasan jalan lama (Reclaimed Asphalt Pavement – RAP).
Jenis kerusakan yang terjadi di setiap perkerasan jalan pasti berbeda-beda,
tergantung dari kondisi jalan tersebut yang dipengaruhi oleh lingkungan, cuaca,kondisi tanah dasar, dan lainnya. Jenis-jenis kerusakan perkerasan lentur (aspal),umumnya dapat diklasifikasikan sebagai deformasi, retak, kerusakan tekstur permukaan, kerusakan lubang, tambalan, dan persilangan jalan rel, dan kerusakan di pinggir perkerasan.
Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) adalah alternatif pengganti material
baru yang berguna karena dapat mengurangi penggunaan agregat baru dan jumlah aspal baru yang dibutuhkan dalam memproduksi campuran aspal panas (Copeland, 2011 dalam Kosala 2017). Kinerja campuran aspal panas sangat bergantung pada karakteristik volumetrik dan karakteristik Marshall, yang terdiri dari parameterparameter : stabilitas, kepadatan, rongga di dalam agregat mineral (voids in the mineral aggregate/ VMA), rongga di dalam campuran (voids in the mix/ VIM), rongga terisi dengan aspal (voids filled with asphalt/ VFA), keluluhan (flow), dan Marshall Quotient (MQ). (Hardiyatmo, 2011 dalam Kosala 2017).
Di dalam penelitian ini, pemisahan material RAP dan aspal yang
terkandung di dalamnya menggunakan refluks extractor. Metode ekstraksi Refluks adalah metode ekstraksi menggunakan pelarut aspal sehingga kadar aspal dari campuran dapat diketahui setelah dilarutkan. Setelah didapat kadar aspal dari RAP sehingga dapat dimasukan ke dalam perhitungan untuk penentuan kadar aspal yang akan di tambahkan selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Berapakah kadar aspal optimun yang digunakan untuk campuran perkerasan AC-WC dengan menggunakan garukan aspal lama dengan ditambahkan material baru. 2. Bagaimana karakteristik perkerasan AC-WC dengan menggunakan garukan aspal lama tanpa dan dengan peremaja oli bekas pada kadar aspal optimum. 3. Berapakah kadar peremaja optimum yang digunakan untuk campuran perekerasan AC – WC dengan menggunakan garukan aspal lama (RAP) pada kadar aspal Optimum.
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan uraian tentang rumusan masalah di atas maka adapun tujuan penulisan yang dapat dijabarkan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan kadar optimum aspal yang digunakan pada campuran perkerasan AC-WC dengan menggunakan garukan aspal lama dan ditambahkan material baru 2. Menganalisis karakteristik campuran AC-WC menggunakan garukan aspal lama tanpa dan dengan penambahan bahan peremaja berupa oli bekas pada kadar aspal optimum 3. Menentukan kadar peremaja optimum yang di gunakan untuk campuran perekerasan AC – WC dengan menggunkan garukan aspal lama (RAP) pada kadar aspal Optimum 1.4 Manfaat Perancangan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru mengenai bahan peremaja aspal yaitu oli bekas.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bahan peremaja menggunakan oli bekas merek mpx (oli sepeda motor resmi honda) setelah digunakan pada 2000 km. 2. Uji kinerja campuran yang dilakukan yaitu karakteristik Marshal, CAL, dan ITS (Indirect Tensile Strenght). 3. Persentase variasi campuran bahan peremaja adalah (3%, 6%, 9%) terhadap total berat RAP. 4. Campuran yang digunakan adalah AC-WC 5. Kadar aspal pada RAP dianggap seragam 6. Reaksi kimia yang terjadi antara aspal dan oli bekas tidak dihitung