(ENTREPRENEURSHIP)
A. Konsep Kewirausahaan
1
yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani
membuka kegiatan produktif yang mandiri. Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h
10) mendifinisikan: “Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru
pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko
keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter
yang dihasilkan, sertra kepuasan dan kebebasan pribadi”. Kewirausahaan dapat
didefinisikan sebagai berikut: “Wirausaha usaha merupakan pengambilan risiko
untuk menjalankan usaha sendiri. Selain itu, definisi Kewirausahaan menurut
Instruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES) No. 4 Tahun 1995 tentang
Gerakan Nasional Me-masyarakat-kan dan Membudaya- kan Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha dan/atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efesiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.
2
mendeskripsikan langkah-langkah strategisnya dari awal hingga
penerapannya secara nyata.
b. Kreativitas wirausaha
Kreativitas adalah cara berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru
atau menghasilkan gagasan-gagasan/ide-ide baru. Tingkat kebaharuannya
menunjukkan tingkat/kualitas kreativitas yang dimilikinya. Gagasan-
gagasan/ide-ide baru itu belum memberikan manfaat nyata. Gagasan-gagasan
baru dapat berasal dari gagasan-gagasan yang sudah ada, atau yang belum ada
sebelumnya, dapat juga berasal dari calon konsumen/pembeli, dari kemajuan-
kemajuan teknologi. Kewajiban seorang wirausaha dengan kemampuan
berpikirnya yang dinamis dapat menghasilkan gagasan-gagasan/ide-ide baru
dari berbagai sumber bagi perusahaan yang akan dikembangkan.
Proses kreativitas. Kreativitas adalah suatu proses yang dapat di kembangkan
dan di tingkatkan. Setiap orang kreatif pada tingkat tertentu. Orang
mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif
dari pada orang lain. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang dilatih dan
dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung pengembangan
kreativitas, mereka diajar untuk berpikir dan bertindak secara kreatif. Konsep
kreativitas menurut Alan William dimulai dari keinginan yang disengaja oleh
seseorang dan di runtun sampai bagaimana karya kreatif tersebut dapat
dipasarkan ke masyarakat sebagai komoditi ekonomi. Proses tersebut meliputi
8 tahapan yaitu:
1) Awareness and Interest (Kesadaran dan Minat)
Awal proses kreativitas di mulai dari pengamatan atau sesuatu masuk
dalam pikiran seseorang. Seorang wirausahawan menyadari akan
pentingnya hal tersebut sehingga timbul minat untuk mendalami dan
mencari solusi untuk permasalahan tersebut.
3
5) Testing dan Verification (Pengujian dan Pembuktian)
Perlu diadakan proses pengujian dan pembuktian apakah langkah yang
dipilih oleh seseorang wirausahawan itu sesuai dengan tujuan awal
pembentukan proses kreativitas yang sedang dijalankan dan apakah
langkah tersebut terbukti efektif terhadap kebutuhan pasar terkini.
4
dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang kesehatan dan penyembuhan, serta
membimbing klien agar meninggal dunia dengan tenang. Segala yang dilakukan
perawat adalah untuk membantu meningkatkan dan menumbuhkan kemauan,
kemampuan, serta pengetahuan klien agar tidak bergantung pada bantuan orang
lain (Perry & Potter, 2005).
5
karena perubahan gaya hidup. Perubahan dunia keperawatan yang diharapkan
harus disesuaikan dengan keadaan dan lingkungan sosial di Indonesia. Namun,
perubahan tersebut bukanlah perkara mudah. Jalan menanjak penuh tantangan
harus dihadapi bahkan ketika memulai menjalani perubahan tersebut.
Nursepreneur sebagai agent of change harus berusaha menunjukkan jati diri
menghadapi banyak tantangan global saat ini baik tantangan internal maupun
eksternal. Tantangan tersebut semakin meningkat seiring tuntutan menjadikan
profesi perawat yang dihargai profesi lain dan khalayak umum. Salah satu
tantangan yang patut mendapat perhatian khusus bagi seorang nursepreneur yaitu
dampak konsep entrepreneurship dalam bidang keperawatan yang erat kaitannya
dengan profesionalisme pelayanan keperawatan kepada masyarakat.
6
ditetapkan ketika tidak ada nilai keuntungan yang akan didapatkan. Jika mereka
tidak berorientasi pada keuntungan akibat pelayanan yang diberikannya, maka
mereka akan kehilangan sumber pemasukan tambahan dari pelayanan kesehatan
yang telah diberikan. Padahal, keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual
yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
1) Home Care
7
2) Konseling Keperawatan
8
5) Pelayanan Fisioterapi
b. Area Pendidikan
Perkembangan ilmu keperawatan yang semakin pesat menuntut seorang
perawat dan calon perawat harus mempersiapkan diri sedini mungkin sehingga
diharapkan dapat bersaing di era pasar global. Selain itu, semakin
meningkatnya permintaan masyarakat tentang layanan kesehatan dapat juga
membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat dalam area ini. Pengelola
pelatihan sumber daya perawat pun merupakan salah satu solusi dalam
memenuhi kebutuhan perawat yang berkualitas. Oleh karena itu, perawat yang
memiliki passion untuk terjun area cakupan bidang usaha ini dapat mendirikan
lembaga pelatihan yang bergerak di bidang pendidikan kesehatan pada
umumnya dan keperawatan pada khususnya, atau membangun institusi
pendidikan keperawatan, dan lain sebagainya.
c. Area Manajerial
Pada area ini, fokus bisnis yang ditawarkan yaitu dalam bentuk
pengelolaan sistem manajemen sumber daya manusia. Sebab, sumber daya
manusia merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis. Dalam kaitannya bisnis,
konsultan dapat menjadi salah satu pilihan dalam area ini. Konsultan adalah
seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasihat ahli dalam bidang
keahliannya.
Perawat yang passion untuk mengelola dan mengembangkan sumber
daya manusia terutama sumber daya perawat serta memiliki kompetensi
manajemen keperawatan yang baik dapat terjun pada area cakupan bidang
usaha ini. Salah satunya dengan membentuk lembaga konsultan perawat
seperti konsultan legal perawat (legal nurse consultant), dan sebagainya.
9
B. Teori Kewirausahaan
1. Teori Inspirasi
Inspirasi bisnis merupakan hal yang melatarbelakangi munculnya ide bisnis.
Inspirasi tidak harus ditunggu, namun bisa dicari asalkan mempunyai niat dan
keinginan. Inspirasi bisnis juga kadang muncul dari beragam keadaan dan kondisi.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan bila anda butuh inspirasi untuk
berbisnis:
a. Perhatikan lingkungan disekitar tempat tinggal anda, perhatikan dan amatilah apa
yang menjadi kebutuhan orang namun kebutuhan tersebut tidak terpenuhi secara
baik atau maksimal. Inilah salah satu inspirasi bisnis yang cukup baik, mengamati
dan melakukan survey. Inspirasi bisnis itu bisa muncul setelah anda mengamati
dan memperhatikan.
b. Banyak-banyaklah berjalan dan memperhatikan kisah-kisah kesuksesan pebisnis
besar. Adakalanya inspirasi bisnis itu akan muncul setelah kita menyaksikan
keberhasilan orang lain dalam merintis karir, suka duka dan masa-masa sulit
mereka dalam mengembangkan bisnis.
c. Mengembangkan inspirasi bisnis menjadi ide bisnis merupakan hal yang
menentukan untuk keberhasilan sebuah usaha bisnis. Jika hanya memperoleh
inspirasi bisnis tanpa dikembangkan menjadi ide bisnis yang kemudian
dikembangkan menjadi usaha bisnis nyata, maka sama saja inspirasi itu sia-sia.
Inspirasi member spirit dan dorongan seseoarang untuk melakukan sesuatu hal.
Perbanyaklah mencari inspirasi karena inspirasi merupakan bagian dari motivasi.
d. Kajilah secara lebih dalam manfaat dan keuntungan yang akan anda peroleh jika
anda berbisnis. Apa kelebihan sebuah wirausaha dibandingkan dengan usaha
pekerjaan lainnya. Pengetahuan anda tentang kehebatan sesuatu biasanya akan
mendorong diri untuk melakukan sesuatu tersebut akan membuat diri anda
berupaya maksimal untuk menemukan inspirasi dan ide terhadap sesuatu tersebut.
2. Manajemen Risiko
Menurut Smit (1990), manajemen risiko didefinisikan sebagai identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan
kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Menurut Clough and Sears
(1994) manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang
komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian.
Menurut William, (1995) manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari
manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Sedangkan Dorfman, (1998) mengatakan bahwa manajemen risiko dikatakan
sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami eksposur terhadap
suatu kerugian.
Tindakan manajemen resiko diambil oleh para praktisi untuk merespon
bermacam-macam resiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen
resiko yaitu mencegah dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk
mengurangi, menghindari, atau mentransfer resiko pada tahap awal proyek
konstruksi. Sedangkan tindakan memperbaiki adalah untuk mengurangi efek-efek
ketika resiko terjadi atau ketika resiko harus diambil (Shen, 1997).
10
Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah
resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan
sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan
memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang
harus dilakukan untuk menanggapi resiko (Uher,1996).
Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi 3 stage
utama, yaitu (Soeharto, 1999):
a. Identifikasi resiko
b. Analisa dan evaluasi risiko
c. Respon atau reaksi untuk menanggulangi risiko tersebut
Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain
(Mok et al., 1996). Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani
masalah-masalah yang rumit.
Memudahkan estimasi biaya.
Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang
dihasilkan dalam cara yang benar.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko
dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa
banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat
keputusan.
Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap
perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :
Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya
perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi
perusahaan itu.
Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena
kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi
maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image.
Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara
implisit sudah terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai
manajemen risiko antara lain sebagai berikut ini (Darmawi, 2005).
Survival
Kedamaian pikiran
Memperkecil biaya
Menstabilkan pendapatan perusahaan
11
Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan
Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan
masyarakat.
C. Prinsip Kewirausahaan
Prinsip-prinsip kewirausahaan yang paling penting adalah berani atau keluar
dari rasa takut akan gagal, maka berani disini adalah tindakan dimana kita harus bisa
mengambil sikap atas peluang-peluang yang muncul dalam hidup ini terutama
peluang untuk mendirikan usaha. Seorang wirausahawan tidak mengenal tingkat
pendidikan tapi mengenal pada seseorang berani mengambil risiko. Walaupun
pendidikan itu penting tetapi perannya disini justru adalah pada tingkat keberanian
akan usaha yang akan kita buat. Pendidikan disini berguna pada tingkat keahlian dari
bidang usaha yang akan kita dirikan tetapi hal tersebut bukanlah menjadi prinsip dasar
dalam membangun usaha tetapi keberanian kitalah yang dapat menjadi prinsip dasar
dalam membangun usaha.
Disamping itu untuk menjadi wirausahawan kita juga dituntut untuk berpikir
optimis atas peluang dan segala usaha yang kita lakukan, karena dengan begitu kita
semangat dan kemauan yang keras juga ketekunan kita akan menciptakan usaha kita
yang maju dan terus berkembang. Juga disamping itu kita harus berpikir alternative
dimana dengan berpikir alternative kita menciptakan suatu ide dan strategi dari dan
atas usaha yang akan kita lakukan untuk usaha kita.
Prinsip-prinsip entrepreneurship menurut Dhidiek D.Machyudin, yaitu:
1. Harus optimis
2. Ambisius
3. Dapat membaca peluang pasar
4. Sabar
5. Jangan putus asa
6. Jangan takut gagal
7. Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan adalah kesuksesan
tertunda
Ada pula prinsip entrepreneurship yang diungkapkan oleh Khafidhul Ulum, ada tujuh
prinsip yang diberikan yaitu:
1. Passion (semangat)
2. Independent (mandiri)
3. Marketing sensitifity (peka terhadap pasar)
4. Creative dan innovative (kreatif dan inovatif)
5. Calculated risk taker (mengambil risiko dengan penuh perhitungan)
6. Persistent (pantang menyerah)
7. High ethical standard (berdasar standar etika)
Dan yang terakhir dalam prinsip kewirausahaan adalah membangun relasi dan
network dengan sesame weirausahawan karena dengan begitu proses pembelajaran
dan pengetahuan akan kewirausahawan kita akan berkembang. Semakin banyaknya
network atau relasi juga akan menciptakan peluang-peluang kita dalam
mengembangkan dan mencapai usaha yang baik. Usaha yang baik dan maju dfi sini
12
bukan berarti rasa puas dan rasa nyaman yang telah kita dapatkan, karena dengan rasa
puas dan nyaman tersebut justru nantinya akan menurunkan semangat dan
optimalisasi dalam kita meningkatkan usaha kita.
D. Karakter Kewirausahaan
Menurut David (1996) karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi
syarat- syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti inovatif,
kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko
atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya
mewujudkan efektivitas perusahaan/organisasi. Hal ini digambarkan melalui Tabel 1.
13