DOSEN PEMBIMBING
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Artikel Peranan Fisika dalam Proses
Kloning”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Dasar.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian makalah ini, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
dapat teratasi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun yang nantinya
untuk menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
kedepannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca. Amin...
Penyusun
i|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Istilah Kloning dan Prosesnya........................................................................3
2.2 Peranan Ilmu Fisika dalam Proses Kloning...................................................6
2.3 Pandangan Islam dalam Proses Kloning........................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1|Page
akan bermanfaat bagi kehidupan manusia baik itu dalam bidang pengobatan
maupun yang lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Istilah Kloning dan Prosesnya
Istilah kloning atau klonasi berasal dari kata clone (bahasa Greek) atau
klona, yang secara harfiah berarti potongan/ pangkasan tanaman. Dalam hal ini
tanam-tanaman baru yang persis sama dengan tanaman induk dihasilkan lewat
penanaman potongan tanaman yang diambil dari suatu pertemuan tanaman jantan
dan betina. Melihat asal bahasa yang digunakan, dapat dimengerti bahwa praktek
perbanyakan tanaman lewat penampangan potongan/ pangkasan tanaman telah
lama dikenal manusia. Karena tidak adanya keterlibatan jenis kelamin, maka yang
dimaksud dengan klonasi adalah suatu metode atau cara perbanyakan makhluk
hidup (atau reproduksi) secara aseksual. Hasil perbanyakan lewat cara semacam
ini disebut klonus/klona, yang dapat diartikan sebagai individu atau organisme
yang dimiliki genotipus yang identik.
3|Page
tanaman hanya mampu menghasilkan sel sejenis, tetapi tidak mampu memilah diri
lagi untuk menghasilkan organ atau sel dengan fungsi yang lain. Berbeda dengan
tanaman, klonasi mamalia tidak dapat dikerjakan, misalnya dengan menanam sel
atau jaringan dari bagian tubuh, seperti tangan, kaki, jantung, hati untuk
menghasilkan individu baru. Dengan demikian, klonasi pada organisme tingkat
tinggi hanya dapat dikerjakan lewat sel yang masih totipoten, yaitu sel pada aras
embrio atau mudghah.
Dari pemahaman tentang sifat sel organisme tadi, jika ditinjau secara
umum sesuai dengan aras kehidupan organisme, maka klonasi dapat dikerjakan
pada berbagai aras, yaitu klonasi pada aras sel, aras jaringan dan aras individu.
Pada organisme sel tunggal atau unisel seperti bakteri, perbanyakan diri untuk
menghasilkan individu yang baru, berlangsung lewat klonasi sel. Dalam hal ini
klonasi sel sekaligus juga merupakan klonasi individu pada hewan dan manusia
dapat juga terjadi, misalnya pada kelahiran kembar satu telur. Masing-masing
anak di sini merupakan klonus yang memiliki susunan genetis identik.
4|Page
Kloning terhadap manusia adalah merupakan bentuk intervensi hasil
rekayasa manusia. Kloning adalah teknik memproduksi duplikat yang identik
secara genetis dari suatu organisme. Klon adalah keturunan aseksual dari individu
tunggal. Setelah keberhasilan kloning domba bernama Dolly pada tahun 1996,
para ilmuwan berpendapat bahwa tidak lama lagi kloning manusia akan menjadi
kenyataan. Kloning manusia hanya membutuhkan pengambilan sel somatis (sel
tubuh), bukan sel reproduktif (seperti sel telur atau sperma) dari seseorang,
kemudian DNA dari sel itu diambil dan ditransfer ke dalam sel telur seseorang
wanita yang belum dibuahi, yang sudah dihapus semua karakteristik genetisnya
dengan cara membuang inti sel (yakni DNA) yang ada dalam sel telur itu.
Kemudian, arus listrik dialirkan pada sel telur itu untuk mengelabuinya agar
merasa telah dibuahi, sehingga ia mulai membelah. Sel yang sudah dibuahi ini
kemudian ditanam ke dalam rahim seorang wanita yang ditugaskan sebagai ibu
pengandung. Bayi yang dilahirkan secara genetis akan sama dengan genetika
orang yang mendonorkan sel somatis tersebut.
5|Page
kloning. Di kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli
embrio dan sel-sel hasil kloning.
– Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk
menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini
dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada sebuah
optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa
yang kita pelajari dari kloning.
– Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan
penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat
membantu manusia dalam menemukan obat kanker, menghentikan
serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau
tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah
penyembuhan dan bedah kecantikan.
6|Page
Pada arus listrik ini, terdapat keterkaitannya antara Fisika.
7|Page
Komentar :
8|Page
Permasalahan kloning adalah merupakan kejadian kontemporer (kekinian).
Dalam kajian literatur klasik belum pernah persoalan kloning dibahas oleh para
ulama. Oleh karenanya, rujukan yang penulis kemukakan berkenaan dengan
masalah kloning ini adalah menurut beberapa pandangan ulama kontemporer.
Para ulama mengkaji kloning dalam pandangan hukum Islam bermula dari
ayat berikut:
“… Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki …” (QS. 22/al-Hajj: 5).
َ َب ثُ َّم ق
)59 :ال لَهُ ُك ْن فَيَ ُكونُ (ال عمران ٍ إِ َّن َمثَ َل ِعي َسى ِع ْن َد هللاِ َك َمثَ ِل َءا َد َم خَ لَقَهُ ِم ْن تُ َرا.
9|Page
“Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan)
Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia” (QS. 3/Ali ‘Imran:
59).
َك بِ َكلِ َم ٍة ِم ْنهُ ا ْس ُمهُ ْال َم ِسي ُح ِعي َسى ابْنُ َمرْ يَ َم َو ِجيهًا فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة َو ِمن
ِ ت ْال َمالَئِ َكةُ يَا َمرْ يَ ُم إِ َّن هللاَ يُبَ ِّش ُر
ِ َإِ ْذ قَال
َ Hَ ٌر قHنِي بَ َشH ٌد َولَ ْم يَ ْم َس ْسHَونُ لِي َولHHت َربِّ أَنَّى يَ ُك
الH ْ َ قَال. َاس فِي ْال َم ْه ِد َو َك ْهالً َو ِمنَ الصَّالِ ِحين َ َّ َويُ َكلِّ ُم الن. َْال ُمقَ َّربِين
)47 -45 :ضى أَ ْمرًا فَإِنَّ َما يَقُو ُل لَهُ ُك ْن فَيَ ُكونُ (ال عمران ُ ُك هللاُ يَ ْخل
َ َق َما يَ َشا ُء إِ َذا ق ِ ِ َك َذل.
Hal yang sangat jelas dalam kutipan ayat-ayat di atas adalah bahwa segala
sesuatu terjadi menurut kehendak Allah. Namun, kendati Allah menciptakan
sistem sebab-akibat di alam semesta ini, kita tidak boleh lupa bahwa Dia juga
telah menetapkan pengecualian-pengecualian bagi sistem umum tersebut, seperti
pada kasus penciptaan Adam As. dan ‘Isa As. Jika kloning manusia benar-benar
menjadi kenyataan, maka itu adalah atas kehendak Allah SWT. Semua itu, jika
manipulasi bioteknologi ini berhasil dilakukan, maka hal itu sama sekali tidak
10 | P a g e
mengurangi keimanan kita kepada Allah SWT sebagai Pencipta, karena bahan-
bahan utama yang digunakan, yakni sel somatis dan sel telur yang belum dibuahi
adalah benda ciptaan Allah SWT.
Berikutnya, KH. Ali Yafie dan Dr. Armahaedi Mahzar (Indonesia), Abdul
Aziz Sachedina dan Imam Mohamad Mardani (AS) juga mengharamkan, dengan
alasan mengandung ancaman bagi kemanusiaan, meruntuhkan institusi
perkawinan atau mengakibatkan hancurnya lembaga keluarga, merosotnya nilai
manusia, menantang Tuhan, dengan bermain tuhan-tuhanan, kehancuran moral,
budaya dan hukum.
Dari sudut agama dapat dikaitkan dengan masalah nasab yang menyangkut
masalah hak waris dan pernikahan (muhrim atau bukan), bila diingat anak hasil
11 | P a g e
kloning hanya mempunyai DNA dari donor nukleussaja, sehingga walaupun
nukleus berasal dari suami (ayah si anak), maka DNA yang ada dalam tubuh anak
tidak membawa DNA ibunya. Dia seperti bukan anak ibunya (tak ada hubungan
darah, hanya sebagai anak susuan) dan persis bapaknya (haram menikah dengan
saudara sepupunya, terlebih saudara sepupunya hasil kloning juga). Selain itu,
menyangkut masalah kejiwaan, bila melihat bahwa beberapa kelakuan abnormal
seperti kriminalitas, alkoholik dan homoseks disebabkan kelainan kromosan.
Demikian pula masalah kejiwaan bagi anak-anak yang diasuh oleh single parent,
barangkali akan lebih kompleks masalahnya bagi donor nukleus bukan dari suami
dan yang mengandung bukan ibunya.
Dengan landasan yang demikian itu, seharusnya kita menyadari bahwa penemuan
teknologi bayi tabung, rekayasa genetika, dan kemudian kloning adalah juga
bagian dari takdir (kehendak) Ilahi, dan dikuasai manusia dengan seizin-Nya.
Penolakan terhadap kemajuan teknologi itu justru bertentangan dengan prinsip-
prinsip yang diajarkan dalam Islam.
12 | P a g e
Ada juga di kalangan umat Islam yang tidak terburu-buru mengharamkan
ataupun membolehkan, namun dilihat dahulu sisi-sisi kemanfaatan dan
kemudharatan di dalamnya. Argumentasi yang dikemukakan sebagai berikut:
Perbedaan pendapat di kalangan ulama dan para ilmuan sebenarnya masih bersifat
tentative, bahwa argumen para ulama/ilmuan yang menolak aplikasi kloning pada
manusia hanya melihatnya dari satu sisi, yakni sisi implikasi praktis atau sisi
applied science dari teknik kloning. Wilayah applied science yang mempunyai
implikasi sosial praktis sudah barang tentu mempunyai logika tersendiri. Mereka
kurang menyentuh sisi pure science (ilmu-ilmu dasar) dari teknik kloning, yang
bisa berjalan terus di laboratorium baik ada larangan maupun tidak. Wilayah pure
science juga punya dasar pemikiran dan logika tersendiri pula.
13 | P a g e
menimbulkan bencana. Kesimpulan yang diberikan klonasi ovum manusia itu
tidak sejalan dengan tujuan agama, memelihara jiwa, akal, keturunan maupun
harta, dan di beberapa aspek terlihat pertentangannya.
14 | P a g e
Hal ini tentu akan menimbulkan problem serius, karena nenurut syari’at
pengancuran embrio adalah sebuah kejahatan. Selain itu, teknologi kloning
melanggar sunnatullah dalam proses normal penciptaan manusia, yaitu
bereproduksi tanpa pasangan seks, dan hal ini akan meruntuhkan institusi
perkawinan. Produksi manusia-manusia kloning juga sebagaimana
dikemukakan di atas, akan berdampak negatif pada hukum waris Islam (al-
mirâts).
– Organ-organ untuk transplantasi. Ada kemungkinan bahwa kelak manusia
dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan
tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan
organ tubuh manusia hasil kloning. Manipulasi teknologi untuk mengambil
manfaat dari manusia hasil kloning ini dipandang sebagai kejahatan oleh
hukum Islam, karena hal itu merupakan pelanggaran terhadap hidup manusia
Namun, jika penumbuhan kembali organ tubuh manusia benar-benar dapat
dilakukan, maka syari’at tidak dapat menolak pelaksanaan prosedur ini dalam
rangka menumbuhkan kembali organ yang hilang dari tubuh seseorang,
misalnya pada korban kecelakaan kerja di pertambangan atau kecelakaan-
kecelakaan lainnya. Tetapi, akan muncul pertanyaan mengenai kebolehan
menumbuhkan kembali organ tubuh seseorang yang dipotong akibat kejahatan
yang pernah dilakukan.
– Menghambat Proses Penuaan. Ada sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat
menghambat proses penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning. Namun
hal ini bertentangan dengan hadits yang menceritakan peristiwa berikut:
– Orang-orang Baduy datang kepada Nabi SAW, dan berkata: “Hai Rasulallah,
haruskah kita mengobati diri kita sendiri? Nabi SAW menjawab: “Ya, wahai
hamba-hamba Allah, kalian harus mengobati (diri kalian sendiri) karena
sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit tanpa menyediakan
obatnya, kecuali satu macam penyakit”. Mereka bertanya: “Apa itu?” Nabi
SAW menjawab: “Penuaan”.
– Jual beli embrio dan sel. Sebuah riset bisa saja mucul untuk memperjual-
belikan embrio dan sel-sel tubuh hasil kloning. Transaksi-transaksi semacam
15 | P a g e
ini dianggap bâthil (tidak sah) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
1. Seseorang tidak boleh memperdagangkan sesuatu yang bukan miliknya.
2. Sebuah hadits menyatakan: “Di antara orang-orang yang akan dimintai
pertanggungjawaban pada Hari Akhir adalah orang yang menjual manusia
merdeka dan memakan hasilnya”.
16 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kloning sebagai pengembangan IPTEK, termasuk hasil perkembangan
fikiran manusia yang patut disyukuri dan dimanfaatkan bagi peningkatan
taraf hidup manusia ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih terhormat.
2. Hasil pemikiran manusia dengan agama akan seimbang bila hasil
pemikiran tersebut didasarkan pada sistem dan metode pemikiran yang
benar, dan agama digali dengan daya ijtihad yang benar pula. Keduanya
saling kuat-menguatkan.
3. Klonasi ditinjau dari segi aspek teologis memperluas wawasan pengenalan
terhadap kodrat iradat Ilahi, bahkan klonasi itu sebagai bukti kecanggihan
sunnah Allah yang tertuang dalam ciptaan-Nya dan membuktikan ke Maha
Kuasaan-Nya.
4. Klonasi terhadap manusia dengan tujuan untuk dijadikan cadangan
transplantasi organ tubuh manusia dapat dibenarkan sepanjang tidak
bertentangan dengan tujuan syara’.
5. Klonasi jaringan sel dan organ tubuh manusia, selama dibenarkan oleh
ilmu pengetahuan dan sesuai dengan tujuan syara’ dipandang sangat
membantu bagi penyembuhan dengan jalan transplantasi.
6. Implementasi klonasi terhadap manusia dipandang bertentangan dengan
nilai-nilai ketinggian martabat manusia dan bertentangan pula dengan
tujuan syara’, karena dipandang kemungkinan terjadinya kekacauan
hukum keluarga dan hubungan nasab, serta ketidakpastian eksistensinya.
7. Keadaan darurat tidak dapat dijadikan alasan untuk melaksanakan
implementasi klonasi manusia, karena tidak ada yang merasa terancam,
17 | P a g e
baik dari segi agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta karena tidak
melaksanakan klonasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://muhammadrasuly.wordpress.com/2012/11/07/artikel-tentang-kloning-
biologi/
18 | P a g e