Anda di halaman 1dari 5

PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA

LEMBAGA DAKWAH NAHDLATUL ULAMA


LDNU KABUPATEN KEDIRI
Sekertariat: Jl. Imam Bonjol 38 Kediri 64122
==============================================================================
Kenapa Kita Merayakan Maulid Nabi?
Khutbah I
ْ َ ْ ‫السلَامُ ُ َعلَى ُ َسيّدنَا ُم َح َّمدُ ُ َرس‬
َّ ‫الصلَاةُ ُ َو‬ ّٰ ْ َ ْ َ
ُْ ‫ ُ َو َعلى ُآ لل لُه ُ َو َصح لب لُه ُ َو َم‬،‫هلل‬
ُ‫ن‬ ‫ل ل‬ ‫ا‬ ُ ُ
‫ل‬ ‫و‬ ‫لل‬
َّ ‫ ُ َو‬،‫ِل‬ُ ‫الحمدُ ُ ل‬
َ ْ َ َ ْ َ ً َّ َ َ َ ّ َ َّ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ َ َّ ْ َ َ ْ َ َ َ َ
ُ‫ ُلا‬،‫ن ُس ليدنا ُمحمدا ُعبدهُ ُورسوله‬ ُ ‫ ُوأشهدُ ُأ‬،‫ك ُله‬ ُ ‫له ُ لإلا ُاهللُ ُوحدهُ ُلا ُش لري‬ ُ ‫ن ُلا ُ لإ‬
ُ ‫ ُوأشهدُ ُأ‬،‫والاه‬
ْ َّ َ
،‫يُ َبع َده‬
ُ ‫ن لب‬
َ ْ ْ َْ َْ ّ َْ ْ ْ ْ َ َ ْ ْ ْ ّ َ ْ َ َّ َ
ُ:‫ي ُمحك لُم ُ لكتَابل لُه‬ ُ‫ي ُالق لديْ لُر ُالقائل ل‬
ُ ‫ل ُفل‬ ُ‫ي ُبلتَق َوى ُا ل‬
ُ ‫هلل ُالع لل ل‬ ُ ‫ ُف لإنلي ُأو لصيك ُم ُونف لس‬،ُ‫أما ُبعد‬
َ ْ ْ َّ َ َ َ ْ َ ْ ْ
)77ُ:‫ونُ(الحج‬ ُ ‫َواف َعلواُالخي ُرُلعلك ُمُتف للح‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib
pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan
menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Kaum Muslimin yang berbahagia,


Hari ini kita telah berada di bulan Rabi’ul Awal. Bulan maulid Nabi. Bulan kelahiran
Nabi. Pada bulan Rabi’ul Awal, dari tahun ke tahun, sejak pertama kali perayaan
maulid ini dilakukan pada awal abad ketujuh hijriah, umat Islam di berbagai belahan
dunia merayakannya dengan penuh kegembiraan dan suka cita. Namun di tahun ini,
bisa jadi perayaan maulid di berbagai negara tidak semeriah tahun-tahun
sebelumnya mengingat musim pandemi yang belum kunjung usai.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Kenapa kita merayakan maulid?
Karena kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat
teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk
syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini. Dengan sebab beliau,
kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Tuhan
Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang
tidak membutuhkan kepada segala sesuatu. Dengan sebab beliau, kita mengenal
Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang diridlai Allah.
Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.

Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan
makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Melalui
perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi. Melalui
perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan kepada Nabi
mereka, Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi yang cintanya
kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya.
1
ْ kepada umatnya adalah sabda beliau:
Salah satu bukti cinta baginda
ًَ َ َ ْ َْ َ ْ ّ َ ْ َ ّ َ ّ َ َّ َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ ّ َ ّ
ُْ ‫اع ُة ُ للأ َّم لت‬
ُ‫ي ُيَ ْو َُم‬ ُ ‫ي ُدع َوتهُ ُ َو لإنلي ُاختَبَأتُ ُدعو ل‬
‫ت ُشف‬ ُ ‫ل ُن لب‬ ُ ‫ي ُدع َوةُ ُمستجابةُ ُفتعج‬
ُ ‫ل ُك‬ ُ ‫ل ُن لب‬
ُ ُ‫للك‬
َ َ‫الْقي‬
ُْ ُ‫ام لُةُ( َُر َُواهُُم‬
)ُ‫س لُلم‬ ‫ل‬
Maknanya: “Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka semua
nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai syafa’at untuk
ummatku di hari kiamat” (H.R. Muslim)

Pada hari kiamat kelak, dikatakan kepada Baginda:

َّ َ َ ْ ْ ْ َ َّ َ َ
ُ‫طُ َواشف ُْعُتشف ْع‬
ُ َ ‫لُتع‬
ُ ‫ياُمحمدُُس‬

Maknanya: “Wahai Muhammad, mintalah maka engkau akan diberi, berilah syafa’at
maka syafa’atmu akan diterima”

َّ َ َ ْ َّ ْ َّ ّ َ ْ َ
Baginda menjawab:
)‫ي‬ّ
ُ ‫سا ُئل‬َ
ُ ‫الن‬ُ ُُ‫يُ( ُر ُواه‬
ُ ‫يُأم لت‬
ُ ‫بُأم لت‬
ُ ‫يُر ل‬
ُ ‫أ‬

Maknanya: “Wahai Tuhanku, umatku umatku” (HR an-Nasa’i)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Perayaan maulid di bulan Rabi’ul Awal mengingatkan kita akan keagungan baginda,
keutamaannya, akhlaknya, perjuangannya, gambaran ketampanan dan keindahan
jasad mulianya. Ketika dilantunkan puji-pujian kepadanya dan jamaah maulid mulai
menyebut-nyebut namanya, biasanya kita akan terbawa suasana haru. Dalam hati
kita berucap, “Andai saja aku mendapat kemuliaan bertemu dengan baginda,
meskipun dalam mimpi.”

Seorang mukmin sejati pasti merindukan baginda Nabi. Seorang mukmin sejati pasti-
lah sangat ingin bertemu dengan baginda walaupun sekejap pandangan mata dalam
mimpi.

Sahabat Bilal al-Habasyi radliyallahu ‘anhu pernah memperoleh kemuliaan itu. Bilal
pernah memperoleh kemuliaan bertemu dan melihat langsung baginda. Suatu
ketika, ia melihat dalam mimpi wajah baginda yang memancarkan cahaya. Begitu
terbangun, rasa rindu yang membuncah dan gelora cinta yang menyala-nyala
memandunya untuk memacu hewan tunggangannya melewati gurun-gurun pasir
yang tandus. Ia percepat perjalanannya di malam dan pagi hari, agar dapat segera
sampai ke Madinah. Sesampainya di Madinah, ia lantas berdiri di dekat peraduan
baginda, di dekat makamnya. Air mata pun mengalir deras dari kedua matanya. Ia
tumpahkan air mata agar dapat meringankan kerinduan yang bergejolak di hati.
Akan tetapi mana mungkin itu terjadi. Bilal-lah yang sebelum meninggal,
melontarkan perkataan:

2
ْ َ ْ َ َ ً َّ َ ْ َّ َ ْ َ ْ َ ً َ
‫غداُنلقىُالأ لحب ُةُ محمداُوصحب ُه‬

“Besok di akhirat aku akan menemui orang-orang yang aku kasihi, yaitu Muhammad
dan para sahabatnya.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Kenapa kita merayakan maulid?. Karena kita ingin bersyukur kepada Allah atas
kelahiran Nabi kita.

Nabi Muhammad bahkan yang mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri hari
ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ َ َ ْ َ ْ
kelahirannya. Ketika ditanya tentang puasa sunnah hari senin, beliau menjawab:
َ َّ َ ْ ْ َ
)‫ل‬
ُ‫الد ُلا ُئل ل‬
ُ ُ‫يُفلُي‬ّ َ
ُ ‫ح ُمدُُ ُو ُال ُب ُي ُه لُق‬
ُ ‫يُ لفي لُهُ( ُر ُواهُُ ُأ‬ َُ ‫ذ‬
ُ ‫اكُيَ ْومُُو للدتُُ لُفي لُهُوأن لز ُلُعل‬
Maknanya: “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan wahyu pertama
kepadaku” (HR Ahmad dan al-Baihaqi dalam Dala’il an-Nubuwwah)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

َ ْ ََ َْ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َّ َ ْ َ ْ َ
Perayaan maulid adalah bentuk pengamalan terhadap hadits:
ّ ّ َ َََ
َ َ ْ ْ َ
)‫ي‬
ُ ‫ار‬
ُ‫خ ل‬
ُ ُ‫نُ( ُر ُواهُُ ُالب‬
ُ ‫اسُأجم لعي‬
ُ ‫نُوا لل لدهلُُو ُول لد لُهُوالن ل‬
ُ ‫بُ لإلي لُهُ لم‬
ُ ‫نُأح‬
ُ ‫لاُيؤ لمنُُأحدك ُمُحتىُأكو‬

Maknanya: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga aku lebih ia
cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia” (HR al-Bukhari)

Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan menebarkan
cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam kepada lintas generasi, agar
mereka terpaut hati dengannya. Bahkan peringatan maulid termasuk salah satu
amal yang paling utama karena menuntun kita menuju cinta yang mulia ini. Yaitu
cinta kepada insan pilihan yang telah datang menyelamatkan ummat manusia dari
kesesatan, kezaliman, kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran. Baginda Nabi
bersabda:

َّ َ ْ ْ َّ َ ْ َََ َ ْ ْ َ ْ ْ َ ْ َّ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ
ُُ‫يُيحشرُُالناس‬
ُ ‫اشرُُال لذ‬
‫يُالكف ُرُوأناُالح ل‬ ُ ‫يُيمح ُوُاهللُُبل‬ ُ ‫يُال لذ‬
ُ ‫اح‬
‫أناُمحمدُُوأناُأحمدُُوأناُالم ل‬
ْ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َََ ْ َ َ َ َ
)‫ع ُل ُي لُه‬
ُ ُُ‫سُبعدهُُأحدُُ(مُ ُتفق‬ ُ ‫يُلي‬ ُ ‫يُوأناُالعا لقبُُال لذ‬
ُ ‫علىُ ُقد لم‬
Maknanya: “Aku adalah Muhammad dan aku adalah Ahmad. Aku adalah al-Mahi
(sang penghapus) yang denganku Allah menghapus kekufuran. Aku adalah al-Hasyir
yang orang-orang akan dikumpulkan di padang mahsyar di belakangku. Dan aku
adalah al-‘Aqib yang tidak ada seorang pun yang diangkat menjadi nabi setelahku”
(HR al-Bukhari dan Muslim)

Melalui peringatan maulid, kita belajar, mengajarkan dan saling mengingatkan


bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia. Beliau-lah yang mengajarkan
dan mengingatkan kita akan kemuliaan dirinya dalam sabdanya:

3
ْ ْ َ ْ َ ََ َ ْ ًَْ َ ْ َ َْ َ ْ ََ ْ ََ َ َ ْ َ َّ
ُْ ‫ن ُق َريشُ ُبَ لن‬
ُ‫ي‬ ُ ‫اص َطفى ُ لم‬ ُ ‫اص َطفى ُقريشا ُ لم‬
‫ن ُ لكنان ُة ُو‬ ‫ل ُو‬ ُ ‫اعي‬
‫ن ُول لُد ُ لإسم ل‬ ُ ‫اص َطفى ُ لكنان ُة ُ لم‬ ُ ‫اهلل‬
ُ ُ‫ن‬ ُ ‫لإ‬
َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ
ُْ ُ‫اشمُُ( َُر َُواهُُم‬
ُ )ُ‫س لُلم‬ ‫يُه ل‬ ُ ‫نُب لن‬ ُ ‫يُ لم‬
ُ ‫اشمُُواصطفانل‬ ‫ه ل‬

Maknanya: “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il, dan


memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih dari Quraisy Bani Hasyim dan
memilihku dari Bani Hasyim” (HR Muslim)

Dengan mengetahui ketinggian derajat dan kemuliaannya, in sya Allah cinta dan
pengagungan kita kepadanya semakin menguat dan mendalam. Cinta inilah yang
akan mendorong kita untuk menjalankan perintahnya dan mengikuti ajaran-
ajarannya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Dalam peringatan maulid, kita belajar dan mengajarkan tentang ciri-ciri fisik mulia
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa yang melihatnya dalam mimpi,
sungguh ia akan melihatnya dalam keadaan jaga sebagaimana sabda Baginda:
ْ َ َ َ َّ َ ََْ ْ ْ ََ َ َ َ َْ ْ ْ ََ ْ َ
)‫ع ُل ُي لُه‬
ُ ُُ‫يُاليقظ لُةُ(مُ ُت ُفق‬
ُ ‫يُفل‬
ُ ‫يُالمناملُُفسيرانل‬
ُ ‫َانُفل‬
ُ ‫نُر َء ل‬
ُ‫م‬

Maknanya: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku dalam


keadaan jaga” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Dalam peringatan maulid ada pembacaan sirah nabawiyyah (sejarah hidup Nabi).
Disebutkan bahwa Nabi tumbuh dalam keadaan yatim. Maka keyatiman seseorang
jangan sampai menghalanginya untuk berakhlak dengan akhlak-akhlak Nabi dan
beradab dengan adab-adabnya.

Dalam pembacaan terhadap sejarah hidup Nabi, kita belajar kejujuran dari aktivitas
dagangnya. Betapa beliau adalah orang yang sangat jujur dalam berniaga sehingga
keberkahan begitu tampak pada hartanya.

Dalam pembacaan terhadap sejarah hidup beliau, para da’i belajar berbagai metode
dakwah dari baginda. Beliau memulai dakwah sendirian, menyeru dan mengajak
kepada Islam hingga agama yang mulia ini menyebar ke seluruh penjuru jazirah
arab. Estafet dakwah sepeninggal beliau dilanjutkan oleh para sahabatnya. Hingga
Islam menyebar ke berbagai belahan dunia.

Dalam pembacaan terhadap sejarah hidupnya, terdapat pelajaran bagi ummat untuk

َ ْ َْ َ َ َ َ ّ َ
berakhlak dengan akhlak yang mulia. Nabi bersabda:
ّ َ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ ْ َ َّ
)‫ي‬
ُ ‫اقُ( ُر ُواهُُ ُال ُب ُزارُُ ُو ُال ُب ُي ُه لُق‬
ُ‫ار ُمُالأخل ل‬
‫ل‬ ‫ك‬ ‫م‬ُُ
‫م‬ ‫م‬
‫ل‬ ‫ت‬ ‫أ‬ ‫ل‬
‫ل‬ ُ‫ت‬
ُ ‫لإنماُب لعث‬

Maknanya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR al-
Bazzar dan al-Baihaqi)

4
‫‪Dalam rangkaian acara peringatan maulid Nabi, banyak sekali perbuatan baik yang‬‬
‫‪dianjurkan oleh syariat, seperti pembacaan ayat al-Qur’an, sedekah makanan, doa‬‬
‫‪bersama dan menjadi ajang silaturrahmi serta mengokohkan simpul-simpul tali‬‬
‫‪persaudaraan antar sesama umat Islam. Dan tentu saja menjadi sebuah kegiatan‬‬
‫‪untuk memperbanyak bacaan shalawat sebagaimana difirmankan oleh Allah‬‬

‫َ َ ّ َ َّ‬
‫‪subhanahu wa ta’ala:‬‬
‫ً‬ ‫ْ‬ ‫َ ّ َ َْ َ َ ّ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ينُآمنواُصلواُعلي لُهُوس لُلمواُتس لليماُ(الأحزاب‪ُ )65ُ:‬‬
‫ياُأيهاُال لذ ُ‬

‫”‪Maknanya: “Bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya‬‬


‫)‪(QS. Al-Ahzab: 56‬‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,‬‬


‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga‬‬
‫‪bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.‬‬
‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َّ َ ْ َ‬ ‫َ ْ َْ ْ ٰ َ ََ ْ َْ‬
‫يُولكم‪ُ،‬فاستغ لفروه‪ ُ،‬لإنهُُه ُوُالغفورُُالر لحيمُ‪.‬‬
‫اهللُ لل ُ‬
‫لُ ُهذاُوأستغ لفرُُ ُ‬
‫أقولُُقو ل ُ‬

‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ‬


‫‪Khutbah II‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫ََ‬ ‫َْ‬
‫ي ُ َوأ َس للمُ ُ َعلى ُ َس ليّ لدنا ُم َح َّمدُ ُالمص َطفى‪َ ُ ،‬و َعلى ُآ لل لُه ُ َوأ ْص َحابل لُهُ‬ ‫هلل ُ َوكفى‪َ ُ ،‬وأ َص لل ُْ‬ ‫ال َح ْمدُ ُ لُ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ ّ َ َ َ َّ ً َ ْ‬ ‫َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َّ َ َّ‬
‫نُس ليدناُمحمداُعبدُهُُورسولهُ‪ُ .‬‬ ‫كُله‪ُ،‬وأشهدُُأ ُ‬ ‫لهُ لإلاُاهللُُوحدهُُلاُش لري ُ‬ ‫نُلاُ لإ ُ‬ ‫لُالوفا‪ُ.‬أشهدُُأ ُ‬ ‫أه ل ُ‬
‫ْ َ ْ َ ْ َ ْ ََّ‬ ‫ْ‬ ‫َّ َ ْ َ َ ّ َ ْ ْ ْ َ ْ ْ ْ َ َ ْ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫نُ‬ ‫ي ُالع لظي لُم ُواعلموا ُأ ُ‬ ‫هلل ُال َع لل ل ُّ‬ ‫ي ُبلتَق َوى ُا لُ‬ ‫ُأما ُبعد‪ُ ،‬فيا ُأيها ُالمس للمون‪ُ ،‬أو لصيك ُم ُونف لس ُ‬ ‫ُ‬
‫َ‬ ‫َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ َ َّ َ َ َ َ ّ ْ َ ْ َ َ َ َّ َّ َ َ َ َ َ‬
‫اِل ُوملائلكتهُُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫ال‪ ُ :‬لإ ُ‬‫اهلل ُأمرك ُم ُبلأمرُ ُع لظيم‪ُ ،‬أمرك ُم ُبلالصلا لُة ُوالسلاملُ ُعلى ُن لب لي لُه ُالك لري لُم ُفق ُ‬ ‫ُ‬
‫َ ْ ً َ ّ ٰ َّ َ ّ َ َ َ ّ َ‬ ‫َ ّ َ َْ ََ ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ ّ َ َ ّ َ َّ‬ ‫َ ّ َ ََ‬
‫ل ُعلى ُس لي لدناُ‬ ‫لله ُم ُص لُ‬ ‫ين ُآمنوا ُصلوا ُعلي لُه ُوس للموا ُتس لليما‪ُ ،‬ا ُ‬ ‫ون ُعلى ُالن لب لي‪ُ ،‬يا ُأيها ُال لذ ُ‬ ‫يصل ُ‬
‫َ ّ َ َْ َْ ََ ْ‬ ‫َ ّ َ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ َ َ َ ّ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫َ َّ َ َ َ‬
‫كُ‬ ‫ار ُ‬ ‫ل‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬
‫ل لل ل ل‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ي‬‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫ُ‬
‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬‫ر‬
‫لل ل ل‬‫ب‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫س‬‫ُ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ُ‬ ‫د‬
‫ُ‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫د‬
‫محمدُُوعل ل ل ل‬
‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ى‬
‫َ ّ َ‬ ‫َ ّ َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ّ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫آل ُس لي لدناُ‬ ‫ت ُعلى ُس لي لدنا ُ لإبرا لهي ُم ُوعلى ُ لُ‬ ‫آل ُس لي لدنا ُمحمدُ ُكما ُبارك ُ‬ ‫َعلى ُ َس لّي لدنا ُم َح َّمدُ ُ َو َعلى ُ لُ‬
‫نَُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ َ ْ َ ّ ٰ َّ ْ ْ ْ ْ ْ َ َ ْ‬
‫ات ُوالمؤ لم لني ُ‬ ‫ن ُوالمس للم ل ُ‬ ‫اغ لف ُر ُلللمس لل لمي ُ‬ ‫لله ُم ُ ُ‬ ‫ك ُح لميدُ ُم لجيدُ‪ُ .‬ا ُ‬ ‫ن ُ لإن ُ‬ ‫ي ُالعال لمي ُ‬ ‫لإبرا لهيم‪ ُ ،‬لف ُ‬
‫ْ َ ْ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ‬ ‫ْ ْ َ َْ ْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ْ ْ‬
‫ك ُرَُ‬ ‫اء ُوالمن‬ ‫اء ُوالفحش ُ‬ ‫اء ُوالوب ُ‬ ‫اء ُوالغل ُ‬ ‫ات‪ُ ،‬امهلل ُادف ُع ُعنا ُالبل ُ‬ ‫َ‬
‫ات ُالأحيا لُء ُ لمنه ُم ُوالأمو ل‬
‫َ‬ ‫َوالمؤ لمنَ ل ُ‬
‫َ ْ َ ْ َ َ ّ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ً‬
‫اص ُةُ‬ ‫ن ُبل لدنا ُهذا ُخ‬ ‫ف ُالمخت للف ُة ُوالشدائل ُد ُوال لمحن‪ُ ،‬ما ُظه ُر ُ لمنها ُوما ُبطن‪ ُ ،‬لم ُ‬ ‫ي ُوالسيو ُ‬ ‫والبغ ُ‬
‫َ‬ ‫ّ َ‬ ‫ْ ْ ْ َ َ َّ ً َّ َ َ‬ ‫َ ْ ْ‬
‫لُش ْيءُُق لديْرُ ُ‬ ‫كُ َعلىُك لُ‬ ‫نُعامة‪ ُ،‬لإن ُ‬ ‫انُالمس لل لمي ُ‬ ‫نُبل َد لُ‬ ‫و لم ُ‬
‫َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َْ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َْ ْ َ ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ن ُالفحشا لُءُ‬ ‫ب ُوينهى ُع لُ‬ ‫ان ُو لإيتا لُء ُ لذي ُالقر ُ‬ ‫اهلل ُيَأمرُ ُبلالعد لُل ُوالإحس لُ‬
‫َ‬ ‫إن ُ َُ‬ ‫هلل‪ُ ُ ،‬‬ ‫اد ُا ل‬ ‫لعبَ ُ‬
‫َ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ َ َ َّ ْ َ َ َّ ْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ َ‬
‫هللُأكبرُ‪.‬‬ ‫َ‬ ‫اهللُال َع لظيْ َُمُيَذك ْرك ُْمُ َول لذكرُُا لُ‬ ‫ن‪ُ.‬فاذكرواُ ُ‬ ‫َوالمنك لُرُ َوالبَغ لي‪ُ،‬يَ لعظك ُمُلعلك ُمُتذكرو ُ‬

‫‪Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan‬‬
‫‪Ketua BidangُPeribadatanُ& Hukum, PD Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto‬‬

‫‪5‬‬

Anda mungkin juga menyukai