Nim : 11810823386 Kelas : 4B PGMI Matkul : Desain Pembelajaran
Desain Evaluasi Pembelajaran
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Evaluasi berasal dari kata “evaluation” yang kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi evaluasi yang berarti suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Evaluasi harus dilakukan secara berhati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat di pertanggung jawabkan. Sementara itu Anas Sudjono mengungkapkan bahwa kata evaluasi bersinonim dengan penilaian. Hal ini dikarenakan evaluation kata dasarnya adalah value yang berarti nilai. Sementara itu secara istilah mengungkapkan bahwa evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Menurut Guba dan Lincoln evaluasi pembelajaran adalah suatu proses pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan (evaluation). Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau suatu kesatuan tertentu.
B. Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi sering dianggap sebagai salah satu hal yang menakutkan bagi siswa. Karena, memang melalui kegiatan evaluasi dapat ditentukan nasib siswa dalam proses pembelajaran selanjutnya. Anggapan semacam ini memang harus diluruskan. Evaluasi mestinya dipandang sebagai sesuatu yang wajar yakni sebagai suatu bagian integral dari suatu proses kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, mestinya evaluasi dijadikan kebutuhan oleh siswa, sebab dengan evaluasi siswa akan tahu tentang keberhasilan pembelajaran yang dilakukannya. Ada beberapa fungsi evaluasi, yakini : 1) Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa. Melalui evaluasi siswa akan mendapatkan informasi tentang efektivitas pembelajaran yang dilakukannya. Dari hasil evaluasi siswa akan dapat menentukan harus bagaimana proses pembelajaran yang harus dilakukannya. 2) Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan. 3) Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum. Informasi ini sangat dibutuhkan baik bagi guru maupun pengembang kurikulum khususnya untuk program perbaikan selanjutnya. a. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai. b. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan di sekolah.
C. Jenis dan Teknik Evaluasi Pembelajaran
Pada tahun 1971, Bloom mengenalkan jenis evaluasi pembelajaran yang terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Setelah itu jenis-jenis evaluasi pembelajaran tersebut mengalami perkembagan. Setidaknya ada empat jenis evaluasi pembelajaran yang biasanya dilaukan untuk kepentingan pembelajaran sebagai berikut: 1. Evaluasi Formatif Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan di setiap peserta didik selesai mempelajari beberapa Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada mata pelajaran tertentu disatu pokok bahasan mata pelajaran tersebut. Tujuannya adalah untuk menilai tingkat ketercapaian KD. Jika ada peserata didik yang belum mencapainya maka diadakanlah remidial 2. Evaluasi Sumatif Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan di setiap peserta didik selesai mempelajari beberapa Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada mata pelajaran tertentu disatu pokok bahasan mata pelajaran tersebut. Biasanya evaluasi pembelajaran sumatif ini dlaksanakan di setiap pertengahan dan akhir pembelajaran. Dengan demikian, evaluasi sumatif ini bertujua untuk menilai hasil pencapaian belajar pesrta didik terhadap berbagai komptensi yag harus dikuasainya dalam suatu periode, seperti akhir semesterdan di kelas terakhir (Ujian Nasional) 3. Evaluasi Diagnostik Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan sebagai sarana untuk mendiagnosis berbagai kendala dalam proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran ini sangat bermanfaat untuk meneliti maupun mencari sebab kegagalan dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar peserta didik. 4. Evaluasi penempatan Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan untuk menempatkan peseta didik dalam suatu program pendidikan atau jurusan yang sesuai dengan kemampuan (baik potensial maupun aktual) dan minat peserta didik. Evaluasi pembelajaran ini sangat bermanfaat dalam proses menentukan jurusan sekolah. Ada dua teknik yang dapat dirancang dan digunakan oleh guru sebagai desainer pembelajaran saat melaksanakan keempat jenis evaluasi pembelajaran, yaitu sebagai berikut: a. Teknik Evaluasi Pembelajaran Tes Tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu testum yang berarti piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain seperti pasir, batu, tanah dan sebagainya. Dalam perkembangannya istilah tes tersebut diadopsi kedalam psikologi dan pendidikan. Di dunia pendidikan, khususnya di sekolah tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam domain kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Penggunaan tes sebagai salah satu instrumen dalam evaluasi pembelajaran sudah dikenal sejak dahulu kala. Adapun tujuan penggunaan evaluasi pembelajaran dengan instrumen tes ini yaitu untuk mengetahui; 1) Tingkat awal kemampuan peserta didik 2) Kesulitan belajar peserta didik 3) Memotivasi peserta didik untuk giat belajar 4) Hasil belajar peserta didik 5) Pertumbuhan dan perkembangan prestasi peserta didik 6) Keberhasilan guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. 7) Memotivasi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya. b. Teknik Evaluasi Pembelajaran Nontes Jika domain kognitif dapat dievaluasi melalui tes tertulis atau tes lisan, sementara domain psikomotorik dapat dievaluasi melalui tes perbuatan maka instrumen evaluasi pembelajaran nontes dapat digunakan untuk mengevaluasi domain sikap (afektif) peserta didik. Berikut adalah contoh instrumen evaluasi jenis nontes. 1) Observasi Observasi digunakan oleh guru dengan cara mengamati kegiatan peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung. Alat yang digunakan berupa pedoman observasi. 2) Wawancara Teknik wawancara ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan peserta didik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pedoman wawancara harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam berbagai kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. 3) Skala sikap Sikap berhubungan dengan perilaku manusia. Dalam skala sikap ini perilaku peserta didik dievaluasi melalui kegiatan pengukuran sikap.salah satu model skala sikap yang sering digunakan adalah Skala Likert. 4) Daftar cek Daftar cek merupakan suatu daftar yang berisi subjek dan aspek yang akan diamati. Penggunaan daftar cek ini memungkinkan guru sebagai evaluator mencatat setia aktivitas peserta didik sekecil apapun. Ada berbagai macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek, kemudian gur tinggal memberikan tanda centang pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai denagan hasil penilaian. 5) Catatan Insidental Catatan Insidental merupakan catatan-catatan singkat tentang berbagai peristiwa yang dialami oleh peserta didik secara perorangan. Catatan ini merupakan pelengkap dalam penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang berkenaan dengan perilaku peserta didik.
D. Merancang Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran
Sumiati dan Asra mengungkapkan bahwa langkah-langkah dalam evaluasi pembelajaran terdiri dari tiga tahapan utama sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusun evaluasi dihimpun, bahan-bahan tersebut antara lain sebagai berikut: a. Kompetensi dasar beserta indikator pencapaian kompetensi tersebut b. Ruang lingkup da sistematika materi pembelajaran c. Kisi-kisi evaluasi pembelajaran berdasarkan materi pembelajaran d. Menuliskan butir-butir soal dengan bentuk sebagaimana yang dirancang dalam kisi-kisi e. Jika diperlukan, soal perlu diuji terlebih dahulu sebelum diperbanyak sesuai dengan kebutuhan. 2. Tahap Pelaksanaan Melaksanakan evaluasi pembelajaran harus disesuaikan dengan maksud atau tujua tertentu. Evaluasi formatif dapat dilaksanakan setiap kali selesai dilakukan proses pembelajaran terhadap satu unit pelajaran tertentu. Sementara itu, evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program, apakah di akhir semester atau di kelas terakhir (Ujian Nasional). Sedangkan evaluasi diagnostik dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. 3. Tahap Pemeriksaan Dalam tahap pemeriksaan ini dilakukan penentuan dan pengolahan angka atau skor melalui kegiatan koreksi. Dalam mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik, seharusnya guru membuat dan menggunakan kunci jawaban, baik untuk evaluasi dengan tes objektif maupun tes uraian. Hal ini disamping untuk mempermudah pemeriksaan juga untuk menghindari unsur subjektif dalam memberi angka. Angka yang diperoleh dari hasil pemeriksaan masih dalam bentuk angka mentah. Agar angka masak (angka terjabar) dapat diperoleh maka perlu dilakukan pengolahan dengan menggunakan aturan- aturan tertentu.