Anda di halaman 1dari 10

Nama : Salsabila Asri

Nim : 11810823272

Kelas : IVB PGMI

Matkul ; Desain Pembelajaran

DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran


Jika membahas tentang evaluasi, kita akan menemukan beberapa pandangan
tentang evaluasi, baik berkenaan dengan konsep, prinsip maupun tujuannya. Diantaranya
juga terdapat beberapa aktivitas atau istilah yang berkaitan dengan evaluasi, seperti
pengukuran, dan testing.
Wiersma dan Jurs berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang mencakup
pengukuran dan juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai.
Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Kedua pendapat tersebut menyatakan bahwa
evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas daripada pengukuran dan testing.
Dalam sebuah tulisan tentang Penilaian Hasil Belajar, Sudrajad (2008)
mengemukakan pengertian antara evaluasi, pengukuran (measurement), tes dan penilaian
(assesment). Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program
yang direncanakan telah tercapai atau belum,berharga atau tidak, dan dapat pula melihat
tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value
judgment). Esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan
pengambilan keputusan.
Pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi
numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik
tertentu. Sedangkan penilaian (assesment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana
proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.
Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berupa angka). Sedangkan pengukuran berhubungan dengan proses pencarian
atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Secara khusus dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulita belajar,
memberikan umpan balik atau perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan
kenaikan kelas melalui penilaian sehingga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses
pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi tersebut dapat dibuat keputusan tentang
pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan untuk
memperbaiki hasil pembelajaran itu sendiri.
Menurut Nurkancana dan Sumartana (1989), pengukuran adalah suatu tindakan atau
proses untuk   menentukan luas atau kuantitas pada sesuatu. Sedangkan evaluasi merujuk
pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu. Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa pengukuran akan memberikan jawaban terhadap
pertanyaan “how much”, sedangkan penilaian akan memberikan jawaban terhadap
pertanyaan “what value”. Walaupun ada perbedaan antara pengukuran dan penilaian,
namun kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, antara pengukuran dan penilaian
terdapat hubungan yang sangat erat. Sebab untuk melakukan penilaian yang tepat
terhadap sesuatu terlebih dahulu harus didasarkan atas pengukuran-pengukuran.
Sebaliknya pengukuran-pengukuran yang dilakukan tidak akan memberi arti apa-apa jika
tidak dihubungkan dengan penilaian

B. Prinsip-prinsip evaluasi
Adapun prinsip – prnsip dari evaluasi pembelajaran, yakni sebagai berikut ;
1. Pasti dan jelas, yakni evaluasi  didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
2. Objektif, yakni evaluasi  didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa
dipengaruhi oleh subjektivitas evaluator.
3. Adil, yakni evaluasi tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik   karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, yakni evaluasi  merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, yaitu prosedur evaluasi, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan Berkesinambungan, evaluasi  mencakup semua aspek   kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, yakitu evaluasi didasarkan pada ukuran pencapaian    kompetensi
yang ditetapkan., Instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada kompetensi
(SKL, SK, dan KD).
9. Akuntabel, yakni evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
10. Edukatif, tidak dimaksudkan untuk membuat keputusan akhir tentang nasib atau hal-
hal lain yang dapat menurunkan motivasi dalam belajar.

C. Langkah-Langkah Menyusun Evaluasi 


1. Langkah awal
a. Mengacu Pada Kurikulum
Penyusunan kurikulum bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.. Pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen
penunjang yang saling berkaitan yaitu meliputi komponen tujuan, isi dan struktur
kurikulum, strategi pelaksanaan proses belajar mengajar, serta evaluasi.

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Standar Kompetensi (SK) merupakan kemampuan minimal yang harus
didapatkan siswa baik pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik pada
setiap tingkatan dari suatu materi yang diujikan. Kompetensi Dasar (KD)
merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit
dibanding dengan SK peserta didik. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

c. Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

d. Materi
Dalam mendesain materi seorang pendidik harus mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi-informasi yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan
mata pelajaranyang akan diampu.

e. Desain pembelajaran (model, pendekatan, strategi, metode)


Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.  Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.  Model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

f. RPP Dan implementasi


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan menajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau
lebih kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPP ini dapat
digunakan oleh setiap pengajar sebagai pedoman umum untuk melaksanakan
pembelajaran kepada peserta didiknya, karena di dalamnya berisi petunjuk secara
rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang
harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus
digunakan.

2. Langkah Evaluasi
1. Persiapan
Sebelum kegiatan evaluasi pembelajaran dilaksanakan, tentu terlebih dahulu
menyusun perencanaan yang baik dan matang. Menurut (Dimyati dan Mudjiono,
2009:209) tahap persiapan terdapat tiga kegiatan yaitu
1) Menetapkan pertimbangan dan keputusan yang dibutuhkan
Kegiatan ini dapat pula disebut  dengan langkah merumuskan tujuan,
seperti dikemukakan oleh (Nurkancana dalam Dimyati dan Mudjiono,
2009:209). Lebih lanjut Nurkancana mengemukakan bahwa seorang elevator
harus mempertanyakan “Apakah tujuan evaluasi yang akan saya lakukan ini?”
tujuan itu dapat berupa tujuan evaluasi misalnya untuk mengetahui
penguasaan peserta didik dalam kompetensi /subkompetensi tertentu setelah
mengikuti proses – proses pembelajaran. Dapat pula evaluasi tersebut yang
bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic tes).

Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting sekali, sebab tanpa
tujuan yang jelas maka evaluasi pembelajaran akan berjalan tanpa arah dan
pada akhirnya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi sia-sia.

2) Menggambarkan informasi yang dibutuhka


Pendidik mendeskripsikan secara rinci segala yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan atau sasaran evaluasi pembelajaran. Tahapan
menggambarkan informasi yang dilaksanakan, disebut juga tahapan
menentukan aspek-aspek yang dievaluasi.
3) Menetapkan informasi yang tersedia
Kegiatan ini dimaksudkan agar tidak terjadi pengulangan pengumpulan
informasi pada tahap selanjutnya. Adanya deskripsi informasi yang tersedia,
juga akan mempermudah penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran tes
atau non tes.

b. Penyusunan instrumen evaluasi


Untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran, tentunya kita memerlukan
instrumen/alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang
kita butuhkan. Prosedur yang ditempuh untuk menyusun alat penilaian tes sebagai
berikut:
1) Menentukan bentuk tes. Terdapat dua macam bentuk tes yaitu
a. tes objektif. Bentuk tes objektif adalah
 Tes benar atau salah
 Tes pilihan ganda
 Tes menjodohkanes yang butir-butir soalnya terdiri dari satu daftar
premis dan satu jawaban yang sesuai.
 Tes melengkapi (tes yang butir soalnya terdiri dari kalimat pernyataan
yang belum sempurna, dimana siswa diminta untuk melengkapi
kalimat     tersebut dengan satu atau beberapa kata)

b. tes subjektif
Bentuk tes yang terdiri  dari suatu pertanyaan atau perintah yang
memerlukan jawaban bersifat pembahasan atau uraian kata-kata yang
relatif panjang (Arikunto dalam bukunya Dimyati, 2009: 211).
Bentuk tes subjektif juga bisa dibagi menjadi jenis butir soal
memberikan jawaban dan jenis butir soal pilihan. Jenis butir soal
memberikan jawaban terdiri dari pertanyaan esai dan butir soal
jawaban singkat. Sedangkan soal butir pilihan terdiri dari butir soal
pilihan ganda, menjodohkan, dan butir soal benar salah

c. Membuat kisi-kisi butir soal


Yaitu kegiatan yang dilaksanakan evaluator untuk membuat suatu tabel
yang memuat tentang perincian aspek isi dan apek perilaku beserta proporsi yang
dikehendakinya. Kisi-kisi butir soal terdiri dari luang lingkup
1) Pokok bahasan atau pelajaran yang dinilai
2) Taraf-taraf penguasaan aspek-aspek yang akan diukur kognitif ,afektif dan
psikomotor.
3) Jumlah butir soal
4) Jumlah waktu yang diperlukan

d. Menulis butir soal, yaitu kegiatan yang dilaksanakan evaluator setelah membuat
kisi-kisi soal. Kaidah-kaidah penulisan tiap butir soal
1) Benar-salah
 Memastikan butir soal dipastikan benar atau salah
 Jangan menulis butir soal yang memperdayakan
 Menghindari pertanyaan negatif
 Menghindari pertanyaan berarti ganda, dan lain – lain
2) Pilihan ganda
 Pokok soal dirumuskan jelas
 Perumusan soal dan jawaban hendaknya merupakan pertanyaan ang
diperlukan.
 Satu soal hanya ada satu jawaban benar
 Diusahakan tidak ada petunjuk untuk jawaban benar
 Merakit soal, diusahakan jawaban benar letaknya tersebar sehigga tidak
terjadi pola jawaban tertentu
 Diusahakan jawaban soal yang satu tidak bergantung dari jawaban butir
soal lain, dan lain - lain
c. Soal Menjodohkan
 Memastikan antara premis dan pilihan jawaban homogen
 Dasar untuk menjodohkan premis dan pilihan dibuat jelas,dan lain – lain.
d. Soal melengkapi
 Memastikan pertanyaan dapat dijawab dengan kata atau kalimat yang
mudah
 Memastikan jawaban satu yang benar
 Jangan memutus-mutus soal melengkapi
 Hindari memberi petunjuk ke arah jawaban,dan lain - lain
e. Soal esai
 Memastikan pertanyaan terarah
 Memutuskan cara memberian skor pertanyaan esai, dan lian – lain.

e. Menata soal
Pengelompokan butir-butir soal berdasarka bentuk soal dan melengkapi
petunjuk pengerjaannya. Prosedur yang ditempuh untuk menyusun alat penilaian
non-tes sebagai berikut:
1) Menentukan bentuk non tes. Bentuk dapat meliputi :
a) Observasi
b) Check list
c) Wawancara
2) Menetapkan aspek-aspek sasaran evaluasi yang akan dinilai
Menulis alat penilai non tes sesuai dengan sasaran evaluasi hasil
belajar misalnya lembar observasi, check list, lembar wawancara.

D. Review dan Revisi Soal.


Langkah ini merupakan hal penting untuk diperhatikan, karena seringkali
kekurangan yang terdapat pada suatu soal tidak terlihat oleh penulis soal. Review dan
Revesi soal ini idealnya dilakukan oleh orang lain yang berkopeten (bukan si penulis
soal) dan terdiri dari suatu tim review yang terdiri dari ahli-ahli bidang studi, pengukuran
dan bahasa. Dengan mereview soal, berarti sudah menganalisis soal tersebut secara
kualitatif . Mereview soal meliputi hal-hal berikut : materi, Konstruksi ,dan bahasa.

E. Pelaksanaan
Setelah persiapan yang dibutuhkan sudah selesai, maka yang perlu dilakukan
selanjutnya adalah pelaksanaan. Adapun langkah-langkahnya yaitu
1. Persiapan tempat pelaksanaan
Pendidik mempersiapkan ruangan yang memenuhi syarat-syarat pelaksanaan
evaluasi, meliputi penerangan, luas ruangan, dan tingkat kebisingan. Penerangan yang
kurang baik dalam suatu ruangan tentu akan menghambat dalam membaca maupun
menjawab soal. Luas ruangan harus menyesuaikan dengan jumah siswa yang ada.
Dengan memperhatikan luas ruangan tersebut, guru dapat menata jarak kursi satu
dengan kursi lain agar tidak terjadi kecurangan. Tingkat kebisingan dari luar ruangan
yang tinggi tentu akan mengganggu konsentrasi siswanya dan itu dapat berdampak
pada nilai siswa
2. Melancarkan pengukuran
Kegiatan pengukuran tidak selalu dilaksanakan dalam proses evaluasi. Bentuk
kegiatannya yaitu
a. Memberitahu peraturan pelaksanaan pengukuran
b. Membagikan lembar soal atau lembar jawaban
c. Mengawasi kedisiplinan siswa dalam pelaksanaannya
d. Mengumpulkan lembar soal dan jawaban
3. Menata  dan mengadministrasikan lembar soal dan lembar jawaban siswa untuk
memudahkan penskoran

F. Pengolahan hasil penilaian


Data yang terkumpul dari penilaian dengan teknik tes akan berupa data kuantitatif,
sedangkan teknik non tes akan menjaring data kuantitatif dan kualitatif sekaligus. Data
yang telah terkumpul tersebut masih perlu diolah kembali.
1. Langkah-langkahnya yaitu
a. Menskor
Kegiatan memberikan skor pada hasil penilaian yang dicapai oleh siswa.
Menurut (Arikunto dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:218) untuk menskor
diperlukan tiga macam alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci skoring,
pedoman pengangkaan. Tiga macam alat bantu tersebut berbeda-beda untuk
setiap bentuk butir soal.
b. Mengubah skor mentah menjadi skor standar
c. Mengkonversi skor standar ke dalam nilai. Kegiatan akhir dari pengolahan
hasil penilaian yang berupa pengubah skor ke dalam nilai, baik berupa huruf
maupun kata-kata.

G. Penafsiran Hasil Penilaian


Setelah pengolahan  hasil penilaian selesai, maka guru harus mampu dalam
menafsirkan. Penafsiran terhadap hasil penilaian dapat dibedakan menjadi dua yaitu
penafsiran secara individu dan bersifat klasikal (Nurkancana da;am Dimyati dan
Mudjiono, 2009:218). Penafsiran penilaian hasil belajar yang bersifat individu:
1. tentang kesiapan, misal persiapan siswa untuk naik kelas
2. tentang kelemahan individual, penafsiran kelemahan siswa pada sub tes, satu mata
pelajaran atau pada keseluruhan mata pelajaran tentang kemajuan belajar individual
penafsiran penilaian hasil belajar yang bersifat klasikal:
a. penafsiran tentang kelemahan kelas
b. tentang prestasi kelas
c. perbandingan antar kelas
d. susunan kelas

H. Penafsiran dan penggunaan hasil evaluasi


Penafsiran dan penggunaan hasil evaluasi ini dimaksudkan untuk memberikan
umpan balik kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
Pihak yang memperoleh laporan tentang hasil belajar siswa adalah siswa, guru yang
mengajar atau guru lain, orang tua, dan lain – lain.

Anda mungkin juga menyukai