Anda di halaman 1dari 11

Nama : Salsabila Asri

Nim : 11810823272

Kelas : IVB PGMI

Matkul : Desain Pembelajaran

DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN


A. Pengertian
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan
anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah,digariskan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut,
Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu
set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan
suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di
dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya
disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan,
sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan
sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya
perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
B. Jenis-jenis strategi pembelajaran
Pengembangan pengalaman belajarakan akan sangat ditentukan oleh pengemasan
materi pelajaran. Pengamasan materi secara individual, seperti pengamasan dalam bentuk
pengajaran terpogram dan pengemsan dalam bentuk modul, maka pengalaman belajara
harus didesain secara indivua jugal, artinya pengalaman belajar yang dapat dilakukan
oleh siswa secara mandiri. Demikian juga halnya, kalau pengemasan materi pelajaran
dilakukan untuk kebutuhan kelompok sehingga materi pengajaran tidak memungkinkan
dapat dipelajari sendiri, maka pengalaman belajar harus didesain untuk pengajaran
kelompok atau klasikal yang memerlukan bimbingan guru. Mengorganisasi pengalaman
belajar meliputi 4 hal pokok yaitu;
1. Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai
dan menjadi sasaran setiap usaha pembelajaran.
2. Pertimbangan dan pemilihan strategi pembelajaran yang ampuh untuk mencapai
sasaran. Masalah ini berkaitan dengan penetapan metode dan teknik pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan dan jenis materi pembelajaran.
3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai
akhir. Masalah ini berkaitan dengan penetapan prosedur dan kegiatan yang harus
dilakukan baik oleh guru atau siswa.
4. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan digunakan untuk
menilai keberhasilan usaha yang dilakukan. Masalah ini berkaitan dengan penetapan
alat evaluasi untuk mengumpulkan informasi tentang kebrehasilan siswa mencapai
tujuan dan kompetensi pembelajaran.
5. Pencapaian sasaran atau tujuan yang ditentukan, akan sangat tergantung pada
pengemasan bahan dan strategi pembelajaran yang digunakan.

C. Macam-macam strategi pembelajaran


1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajarn secara optimal. Roy Killen (1998), Menamakan strategi ekspositori  ini
dengan istilah strategi pembelajaran langsung(direct instruction), Oleh karena
ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur maka, sering juga dinamakan
istilah strategi. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademis siswa. Metode
pembelajaran yang sering digunakan untuk mengaplikasikan strtegi ini adalah metode
kuliah atau ceramah.
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori,yaitu;
a. Persiapan
Langkah ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran.  Tujuan yanh ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:

1) Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.


2) Mmbangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
3) Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
4) Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

b. Penyajian
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru
dalam penyajian ini adalah bagaimana agara materi pelajaran dapat dengan
mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini diantaranya adalah
penggunaan bahasa, intonasi suara, menjaga kontak mata dengan siswa, dan
penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu agar kelas tetap hidup dan segar.
c. Korelasi
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap
keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah
korelasi dilakukan tiada lain untuk memberikan makna terhadap materi
pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya, maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir
dan kemampuan motorik siswa.
d. Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran
yang telah disajikan. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada
siswa tentang kebenaran swatu paparan. Dengan demikian, siswa tidak merasa
ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa
cara, di antaranya;

1) Mengulang kembali initi-inti materi yang menjadi pokok-pokok persoalan.


2) Memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang disajikan.

e. Mengaplikasikan
Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Tehnik yang biasa dilakukan pada langkah ini
diantaranya;

1) Membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan


2) Memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajkan.

2. Strategi Pembelajaran Inkuiri


Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan
siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi beuristic, yang
berasal dari bahasa yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut;
A. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda denga
tahapan preparation dalam strategi Pembelajaran Ekspositori ((SPE) sebagai
langkah untuk mengkondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, pada
langkah orientasi pada SPI,guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat
penting. Keberhasilan SPI sangat tergantung kepada kemauan siswa untuk
beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa
kemampuan dan kemauan itu tidak mungkin proses pembelajaran akan berjalan
dengan lancer.
B. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu.
Dikatakan teka teki alam merumuskan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban
yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi
inkuiri, karna melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang
sangat berharga sebagai upaya pengembangan mental melalui proses berpikir.
Dengan demikian teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-
teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini
penting dalam pembelajaran inkuiri.
C. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki
sejak individu itu lahir. Potensi berfikir itu dimulai dari kemampuan setiap
individu untuk menebak atau mengira-ngira (perhipotesis) dari suatu
permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia
akan sampai pada posisi yang dapat mendorong untuk berpikir lebih lanjut.
D. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Ddalam strategi
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya,
oleh sebab itu, tugas dan peran guru daam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaanyang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
E. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis  adalah mencari
tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji
hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
F. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan puncak dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karna
banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan
tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karna itu, untuk
mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.

3. Strategi Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan
system pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(Hiterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoeh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi
yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan memiliki
ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan
memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan
interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu,
mereka akan memiiki motifasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap indifidu
akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi
keberhasilan kelompok.

Prosedur pembelajaran kooperatif pada perinsipnya terdiri atas 4 tahap, yaitu;

a. Penjelasan materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok 
materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam
tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada
tahap ini, guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang
harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam
pembelajaran kelompok (team). Pada tahap ini guru dapat menggunakan
metode ceramah, curah pendapat dan tanya jawab, bahkan kalau perlu guru
dapat menggunakan demonstrasi. Disamping itu, guru juga dapat
menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat
lebih menarik siswa.
b. Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi
pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompokya masing-
masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan dalam SPK bersifat
hiterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setip
anggotaya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, social sampai
ekonomi dan etnik serta perbedaan kemampuan akademis, dalam hal
kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya tediri  dari 1 orang
berkemampuan akademis tinggi, 2  oarang dengan kemampuan sedang, dan
satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang (anita lie, 2005).
Selanjutnya lie, menjalankan beberapa alasan lebih disukainya
pengelompokan heterogen. Pertama, kelompok heterogen memberikan
kesempatan untuk saling mengajar (peer  tu toring) dan saling mendukung. Ke
2, kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, atnik, dan
gender. Trakhir, kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karna
dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru
mendapatkan satu asisten untuk siap 3 orang melalui pembelajaran tim siswa
didorong untuk melakukan tukar menukar (sharing) informasi dan pendapat,
mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban
mereka dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
c. Penilaian
Penilaian dalam SPK biasa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis
baik dilakukan secara individual maupun secara kelompok. Tes individual
nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa; dan tes
kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil
akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap
kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hla ini disebabkan nilai
kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil
kerja sama setiap anggota kelompok.
d. Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team recog mition)adalah penetapan timyang dianggap
paling menonjol  atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan
penghargaan atau hadia. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut,
diharapkan dapat memotifasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan
prestasi mereka.

METODE PEMBELAJARAN

Desain bermakna adanya keseluruhan, struktur, kerangka atau outline, dan urutan
atau sistematika kegiatan (Gagnon dan Collay, 2001). Selain itu, kata desain juga dapat
diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematika yang dilakukan sebelum tindakan
pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan (Smith dan Ragan, 1993). Sedangkan
desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembalajaran untuk
memfasilitasi proses belajar seseorang (Reigeluth, 1983). Desain pembelajaran juga
diartikan sebagai proses merumuskan tujuan, strategi, teknik, dan media.

Sehubungan dengan desain pembelajaran, terdapat metode yang memuat separoh dari
acara pembelajaran. Metode terkait dengan strategi pembelajaran yang dirancang secara
sistematis agar proses belajar berjalan mulus. Metode  adalah suatu cara untuk
menyampaikan bahan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa dengan
berbagai variasi penyampaian, penyajian, dan macam-macam cara pengajaran lain,
seperti Tanyajawab, diskusi, ceramah, dan lain-lain.[2] Dari metode atau cara-cara
tersebut akan melahirkan strategi yang dapat digunakan dalam pengajaran secara tepat,
maka dari itu dibutuhkan desain untuk metodenya. Dalam desain pembelajaran, langkah
seperti ini sangatlah penting karena metode inilah yang menentukan situasi belajar yang
sesungguhnya. Di lain pihak kepiawaian seorang desainer pembelajaran juga terlihat
dalam cara menentukan metode.

Desain metode harus sesuai, serasi, dan selaras dengan desain materi, desain
kompetensi, dan desain evaluasi supaya tidak menimbulkan permasalahan dalam
pembelajaran ataupun pendidikan.

A. Macam-macam Metode Pembelajaran


Pada dasarnya metode pembelajaran Bahasa Arab dibagi menjadi dua
bentuk, yaitu metode klasikal yang memuat metode Qowa’id Tarjamah, dan
metode modern yang memuat metode Mubasyarah. Selain itu juga terdapat
banyak sekali macam-macam metode pembelajaran yang digunakan dan harus di
desain terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran, diantaranya adalah: metode
ceramah, tanya jawab, langsung, diskusi, hiwar, membaca, audiolingual,
campuran, dll. Namun disini akan dijelaskan beberapa metode yang sering kali
digunakan oleh para pengajar Bahasa Arab di Indonesia.

1. Metode mengingat atau hafalan


Pada metode ini digunakan untuk mengingat kembali sesuatu yang
pernah dibaca secara benar. Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah :
a. Merefleksi yaitu memperhatikan bahan yang sedang dipelajari baik dari
segi tulisan maupun dari cara membacanya.
b. Mengulang yaitu membaca berulang-ulang apa yang diucapkan oleh
pengajar.
c. Meresitasi yaitu mengulang secara individu guna mengetahui apa yang
telah dipelajari.
d. Retensi yaitu ingatan yang telah dimiliki mengenai apa yang telah
dipelajari secara permanen.

2. Metode ceramah
Yaitu cara mengajar dengan penuturan secara lisan tentang sesuatu
bahan yang telah ditetapkan dan dapat menggunakan alat-alat pembantu,
yang mana alat tersebut dapat membantu dalam menjawab pertanyaan
murid. Langkah-langkah yang perlu di perhatikan dalam penggunaan
metode ini adalah :
a. Mendefinisikan istilah-istilah tertentu.
b. Pembuatan bagian-bagian dari materi yang dibicarakan
c. Pembuatan ihtisar yang mana dalam pengungkapan sari pati pembicaraan.
d. Memecahkan  masalah yang sulit untuk diselesaikan kalau tidak
menggunakan metode ini.

3. Metode diskusi
Metode ini dirancang agar dapat merangsang pemikiran serta berbagai
jenis pandangan. Dalam metode ini ada tiga langkah utama yang harus
diperhatikan :
a. Penyajian yaitu pengenalan terhadap masalah atau topik yang meminta
pendapat, evaluasi, dan pemecahan dari murid.
b. Bimbingan yaitu pengarahan yang terus menerus yang diberikan guru
dalam proses diskusi berlangsung
c. Pengikhtisaran yaitu rekapitulasi pokok-pokok pikiran penting dalam
diskusi.
B. Langkah Penyusunan Desain Metode Pembelajaran
Desain metode pembelajaran harus sesuai dengan kompetensi, materi, dan
tujuan pembelajaran, dikatakan demikian jika memenuhi sifat yang diutarakan
oleh Benyamin Bloom dalam ranah taksonomi, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Berikut daftar kesesuaian ranah dan tingkat hasil belajar dengan metode/
strategi pembelajaran
a. Knowledge
b. Comprehension
c. Application (aplikasi)
d. Analysis (analisis)
e. Synthesis (sintesis)
f. Evaluation (evaluasi)

Anda mungkin juga menyukai