Tugas Manajemen Keperawatan (Supervisi) Kel 2
Tugas Manajemen Keperawatan (Supervisi) Kel 2
(Supervisi)
OLEH KELOMPOK 2:
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun,
Kelompok 2
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
2.1. Pengertian...............................................................................................4
2.2. Peran kepala ruangan keperawatan........................................................5
2.3. Bantuk supervisi klien keperawatan.......................................................5
2.4. Fungsi supervisi dan peran supervisor...................................................6
2.5. Manfaat Supervisor................................................................................8
2.6. Unsur pokok dalam supervisi.................................................................9
2.7. Teknik supervisi.....................................................................................10
2.8. Elemen proses supervisi.........................................................................11
2.9. Langkah supervisi..................................................................................12
2.10. Model-model supervisi...........................................................................12
2.11. Pelaksanaan supervisi.............................................................................13
2.12. Bentuk-bentuk format supervisi.............................................................14
BAB IV PENUTUP
iv
4.1 Kesimpulan…........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................24
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
menggunakan suatu sistem management of nursing care delivery (Woke,1990).
Dalam studinya, Woke menyebutkan manajemen pelayanan keperawatan di
rumah sakit terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lain, karena sasaran yang
ingin dicapai ialah pasien. Pelayanan keperawatan di berbagai negara relatif sama,
hanya saja di Indonesia memiliki keunikan tersendiri mengingat faktor
kemajemukan pendidikan perawat Nurachmah, 2000).
Kemajemukan ini membawa dampak pada tidak konsistennya sistem
pelayanan keperawatan. Fungsi manajemen tidak mampu diperankan oleh perawat
di sebagian besar rumah sakit di Indonesia. Salah satu fungsi manajemen ialah
directing dimana didalamnya terdapat kegiatan supervisor adalah 1) Kepala ruang
rawat (Karu). Karu bertanggung jawab dalam supervisi keperawatan kepada
pasien. Karu merupakan ujung tombak tercapai tidaknya tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit. Ia bertanggungjawab mengawasi perawat pelaksana
dalam melakukan praktik keperawatan. 2) Pengawas perawatan. Pengawas
bertanggung jawab terhadap supervisi pelayanan keperawatan pada areanya yaitu
beberapa Karu yang ada pada Unit Pelaksana Fungsional (UPF).
Pengawasan dan Pengendalian merupakan proses akhir dari proses
manajemen, dimana dalam pelaksanaannya proses pengawasan dan pengendalian
saling keterkaitan dengan proses-proses yang lain terutama dalam perencanaan.
Dalam proses manajemen ditetapkan suatu standar yang menjadi acuan,
diantaranya yaitu : visi-misi, standar asuhan, penampilan kinerja, keuangan, dan
lain sebagainya. Dengan demikian dalam pelaksanaannya perlu dilakukan
pengawasan apakah setiap tahapan proses manajemen telah sesuai dengan standar
atau tidak dan jika ditemukan adanya penyimpangan maka perlu dilakukan
pengendalian sehingga kembali sesuai standar yang berlaku.
17.2 Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian dari Supervisi ?
2) Apa peran kepala ruang keperawatan ?
3) Bagaimana bentuk supervisi klinik keperawatan ?
4) Apasaja fungsi supervisi dan peran supervisor?
2
5) Apa manfaat supervisi?
6) Apasaja Unsur pokok dalam supervisi?
7) Bagaimana teknik supervisi?
8) Apa elemen proses supervisi?
9) Bagaimanakah langkah supervisi?
10) Apasaja model-model supervisi?
11) Bagaimana pelaksanaan supervisi?
12) Bagaimana bentuk-bentuk format supervisi?
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk melihat, mengevaluasi, dan meningkatkan tampilan kerja atau
kinerja.
1.3.2. Tujuan Khusus
Setelah membuat makalah ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami pengertian dari Supervisi,
2. Memahami peran kepala ruang keperawatan,
3. Memahami bentuk supervisi klinik keperawatan,
4. Memahami fungsi supervisi dan peran supervisor,
5. Memahami manfaat supervisi,
6. Memahami Unsur pokok dalam supervisi,
7. Memahami teknik supervisi,
8. Memahami elemen proses supervisi,
9. Memahami langkah supervisi,
10. Memahami model-model supervisi,
11. Memahami pelaksanaan supervisi,
12. Memahami bentuk-bentuk format supervisi?.
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
4
secara benar (Keliat, 2006). Supervisi keperawatan berdasarkan penjelasan diatas
dapat disimpulkan sebagai suatu proses berkesinambungan yang dilakukan oleh
manajer keperawatan atau pemimpin untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan seseorang, sehingga hal ini dapat meningkatkan kualitas kinerja
melalui pengarahan, observasi dan bimbingan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu pelayanan.
Menurut Kron, (1987 dalam Mua, 2011) peran supervisor adalah sebagai
perencana, pengarah, pelatih dan penilai yaitu :
5
2. Kegiatan supportive Kegiatan supportive adalah kegiatan yang dirancang
untuk memberikan dukungan kepada perawat agar dapat memiliki sikap
yang saling mendukung di antara perawat sebagai rekan kerja profesional
sehingga memberikan jaminan kenyamanan dan validasi.
3. Kegiatan managerial Kegiatan managerial dilakukan dengan melibatkan
perawat dalam perbaikan dan peningkatan standard. Kegiatan managerial
dirancang untuk memberikan kesempatan kepada perawat pelaksana untuk
meningkatkan manajemen perawatan pasien dalam kaitannya dengan
menjaga standar pelayanan, peningkatan patient safety, dan peningkatan
mutu.
a) Manajemen (Pengelolaan)
Fungsi ini bertujuan memastikan bahwa pekerjaan staf yang supervisi
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar yang ada,
akuntabilitas untuk melakkan pekerjaan yang ada dan meningkatkan
kualitas layanan. Supaya fungsi pengelolaan dapat berjalan dengan baik,
maka selama kegiatan supervisi dilakukan pembahasan mengenai hal – hal
sebagai berikut :
1) Kualitas kinerja perawatan dalam memberi asuhann keperawatan.
2) Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan dan
pemahaman terhadap prosedur tersebut.
3) Peran, dan tanggung jawab staf yang disupervisi dan pemahaman
terhadap peran, termasuk batas – batas peran.
4) Pengembangan dan evaluasi rencana kegiatan
b) Pembelajaran dan pengembangan
6
Fungsi ini membantu staf merefleksikan kinerja mereka sendiri,
mengidentifikasi proses pembelajaran, kebutuhan pengembangan, dan
mengembangkan rencana atau mengidentifikasi peluang untuk memenuhi
peluang tersebut. Pembelajaran dan fungsi pengembangan dapat dicapai
dengan cara :
1) Membantu staf yang disupervisi mengidentifiasi gaya belajar dan
hambatan belajar.
2) Menilai kebutuhan pengembangan dan mengidentifikasi kesempatan
belajar.
3) Member dan menerima umpan balik yang konstruktif mengenai
pekerjaan yang sudah dilakukan oleh staf.
4) Mendorong staf yang disupervisi untuk merefleksikan kesempatan
belajar yang dilakukan.
c) Memberi Dukungan
Fungsi memberi dukungan dapat membantu staf yang disupervisi untuk
meningkatkan peran staf dari waktu ke waktu. Pemberian dukungan dalam
hal ini meliputi :
1) Menciptakan lingkungan yang aman pada saat supervisi dimana
kepercayaan dan kerahasiaan dibuat untuk mengklarifikasi batas-batas
antara dukungan dan konseling.
2) Memberikan kesempatan staf yang disupervisi untuk mengekspresikan
perasaan dan ide-ide yang berhubungan dengan pekerjaan.
3) Memantau kesehatan staf yang mengacu pada kesehatan kerja atau
konseling (Pitman, 2011).
d) Negosiasi (Memberikan kesempatan)
Fungsi ini dapat menigkatkan hubungan antara staf yang disupervisi, tim,
organisasi dan lembaga lain dengan siapa mereka bekerja.
7
Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi Keperawatan
Menurut Nursalam (2015) peran dan fungsi supervisor dalam supervisi
adalah mempertahankan keseimbangan pelayanan keperawatan dan
manajemen sumber daya yang tersedia :
1) Manajemen pelayanan keperawatan Tanggung jawab supervisor adalah
menetapkan dan mempertahankan standar praktik keperawatan,
menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan,
serta mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur
pelayanan keperawatan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain yang
terkait.
2) Manajemen anggaran Manajemen keperawatan berperan aktif dalam
membantu perencanaan dan pengambangan. Supervisor berperan
dalam hal seperti membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan
dengan dana tahunan yang tersedia dan menegmbangkan tujuan unit
yang dapat dicapai sesuai tujuan rumah sakit, membantu mendapatkan
informasi statistik untuk merencanakan anggaran keperawatan,
memberikan justifikasi proyek yang dikelola.
8
d) Perasaan diberdayakan dan difasilitasi untuk bertanggug jawab atas
pekerjaan mereka dan keputusan – keputusan yang diambil (Allen and
Armorel, 2010; Pitman, 2011).
2) Manfaat bagi Manajer
Tantangan bagi manajer untuk menfasilitasi staf dalam
mengembangkan diri dan meningkatkan profesionalisme, sehingga
kualitas pelayanan yang bermutu dapat tercapai.
3) Meningkatkan kualitas dan keamanan pasien
Tujuan yang paling penting dari supervisi adalah meningkatkan kualitas
dari pelayanan dan keamanan pasien. Supervisi memegang peranan utama
dalam mendukung pelayanan yang bermutu melalui jaminan kualitas,
manajemen resiko, dan manajemen kinerja.
Supervisi juga telah terbukti memiliki dampak positif pada
perawatan pasien dan sebaliknya kurangnya supervisi memberi dampak
yang kurang baik bagi pasien. Supervisi dalam praktek profesi kesehatan
telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam meningkatkan
keselamatan pasien, supervisi yang tidak memadai dijadikan sebagai
pemicu kegagaan dan kesalahan yang terjadi dalam layanan kesehatan.
4) Pembelajaran
Supevisi memiliki manfaat memberikan efek pada pembelajaran melalui
kegiatan sebagai berikut :
a) Mendidik perawat pelaksana melalui bimbingan yang diberikan oleh
supervisor.
b) Mengidentifikasi masalah yang terjadi ketika memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.
c) Meningkatkan motivasi perawat pelaksana dalam bekerja
d) d) Memantau kemajuan pembelajaran (Allen and Armorel, 2012).
Menurut Suarli dan Bahtiar (2009) unsur pokok dalam supervisi yaitu :
9
1) Pelakasana, yang bertanggung jawab melakasanakan supervisi adalag
supervisor yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Namun untuk
keberhasilan supervisi yang lebih diutamakan adalah kelebihan dalam hal
pengetahuan dan keterampilan.
2) Sasaran objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan.
3) Frekuensi yang dilakukan supervisi harus dilakukan dengan frekuensi
berkala.
4) Tujuan dari supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung sehingga dengan bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal
yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas dengan hasil yang baik.
5) Teknik, teknik pokok supervisi pada dasarnya mencangkup empat hal
yaitu menetapkan masakah dan prioritasnya; menetapkan penyebab
masalah,prioritas dan jalan keluarnya; melaksanakan jalan keluar; menilai
hasil yang dicapai untuk tindak lanjut.
1) Langsung
Menurut Nursalam (2015) pengamatan yang langsung dilaksanakan
supervisi dan harus memperhatikan hal berikut:
a) Sasaran pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat menimbulkan
kebingungan. Untuk mencegah keadaan ini, maka pengamatan
langsung ditujukan pada sesuatu yang bersifak pokok dan strategis.
10
b) Objektifitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak berstandarisasi dapat menganggu
objektifitas. Untuk mencegah keadaan seperti ini maka diperlukan
suatu daftar isian atau check list yang telah dipersiapkan.
c) Pendekatan Pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak kesan
negatif, misal rasa takut, tidak senang, atau kesan menganggu
pekerjaan. Dianjurkan pendekatan pengamatan dilakukan secara
edukatif dan suportif, bukan kekuasaan atau otoriter
2) Tidak Langsung
Teknik supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun
lisan sehingga supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di
lapangan (Suarli dan Bahtiar, 2009).
11
2.9 Langkah Supervisi
1) Model development
Superviso diberikan kewenangan untuk membimbing perawat dengan 3 cara
yaitu:
a) Change agent seperti supervisor membimbing perawat menjadi agen
perubahan.
b) Counselor seperti supervisor membimbing, mengajarkan kepada
perawat yang berkaitan dengan tugas rutin perawat.
c) Teaching seperti supervisor mengenalkan dan mempraktikkan nursing
practice yang sesuai dengan tugas perawat.
2) Model academic
Dalam model academic proses supervisi klinik meliputi 3 kegiatan yaitu
kegiatan educative, supportive dan managerial.
3) Model experimental
Dalam model ini proses supervisi klinik keperawatan meliputi training dan
mentoring.
4) Model 4S
Model supervisor ini dikembangkan dengan 4 strategi yaitu structure, skills,
support dan sustainability.
12
Menurut Suyanto, (2008) menyatakan model-model supervisi yang dapat
diterapkan dalam supervisi, yaitu :
1) Model konvensional
Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan
masalah dan kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan.
2) Model ilmiah.
Supervisi yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik sebagai
berikut yaitu, dilakukan secara berkesinambungan, dilakukan dengan
prosedur, instrument dan standar supervisi yang baku, menggunakan data
yang objektif sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.
3) Model Klinis
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana
dalam mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan
kinerjanya dalam pemberian asuahan keperawatan meningkat. Supervisi
dilakukan secara sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan
yang diberikan oleh seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan
standar keperawatan.
4) Model Atistik
Supervisi model artistik dilakukan dengan pendekatan personal untuk
menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat
pelaksana yang disupervisi.
13
3) Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi artinya
memahami prinsip pokok dan teknik supervisi.
4) Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter
5) Pelaksana supervisi harus memiliki waktu yang cukup, sabar, dan selalu
berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bawahan
yang disupervisi.
14
b. Bentuk 3 : untuk memberikan penilaian hasil kerja diatas rata-rata
– bawah rata-rata
Pengawas : Tanggal :
Masalah Tujuan Masalah sdh selesai Rencana yg akan
sekarang datang
15
BAB 3
TINJAUAN KASUS
16
Perawat A : Dari TIM I jumlah pasien ada 7, Tn. A mengeluh sesak
dan sudah diberikan oksigen, N y. B tambahan infus 500cc
karena mengalami diare, Ny. C hari ini sudah boleh
pulang.
Kepala Ruangan : Baik terima kasih atas laporannya, sekarang mari kita
berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.
Setelah selesai operan para perawat melakukan verbed dan TTV lalu
perawat beserta kepala ruangan mengecek pasien satu per satu hingga
sampailah pada Ny. D
Kepala Ruangan : Selamat pagi Ibu ... bagaimana tidurnya tadi malam?
Nyenyak atau tidak?
Pasien : Ini mas, kaki saya rasannya sakit, nyeri jadi saya tidak
bisa tidur.
Kepala Ruangan : ya sudah sekarang istirahat dulu nanti ada perawat yang
akan mengajari ibu teknik relaksasi agar ibu tidak merasa
nyeri lagi.
17
Setelah mengecek satu per satu pasien perawat dan kepala ruangan kembali
ke ruangan untuk melakukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.
Kepala Ruangan : sus, nanti pasien Ny. E tolong di ajarkan relaksasi ya?
Supaya nyeri yang dia rasakan bisa berkurang.
Perawat D : Bu, saya hari ini akan mengajarkan ibu teknik relaksasi
supaya nyeri yang ibu rasakan sedikit berkurang, jadi ibu
bisa tidur nyenyak. Ibu bersedia kan?
Perawat D : Iya, baiklah ibu berhubung anak ibu ada disini juga, jadi
dapat melihat teknik relaksasi yang saya ajarkan, supaya
anak ibu nantinya bisa mengingatkan cara relaksasinya
nanti kalau ibu merasakan nyeri.
Keluarga Pasien : iya sus,.. nanti saya ingatkan caranya kalau ibu saya
merasakan nyeri.
Perawat D : Ibu bisa melihat saya terlebih dahulu setelah itu ibu
sendiri sambil saya ajari.
18
mempraktikkan). Ini diulang beberapa kali sampai nyeri
berkurang. Ibu sekarang sudah mengerti? Sekarang coba
ganti ibu yang mempraktikkan?
Perawat D : Iya , bu. Bagus. Sekali lagi bu. Nanti kalau ibu sudah
capek, ibu bisa istirahat dulu.
Perawat D : Iya, bisa mbak, jadi cara ini di ulang beberapa kali
sampai nyerinya berkurang.
19
Setelah selesai melakukan teknik relaksasi perawat melapor pada Kepala
Ruangan.
Kepala ruangan : Baik sus. Bagaimana respon dari pasien? Apakah pasien
bisa melakukan sendiri dan apakah nyerinya berkurang
sekarang?
Kepala Ruangan : Baik sus, terima kasih. Nanti saya akan mengeceknya.
Silahkan melanjutkan pekerjaan.
20
Kepala Ruangan : Baik bu. Saya akan berusaha membantu ibu untuk
mengatasi masalah ibu. Saya mencari cara untuk
mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan.
Kepala Ruangan : Begini, tadi kan saya sudah mengecek keadaan pasien
Ny.E yang mengeluh nyeri. Dia tadi sudah mendapatkan
teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri tapi setelah
saya kaji Ny.E masih merasa nyeri. Dia berkata bahwa
nyerinya hanya berkurang sedikit. Saya merasa bahwa
pelayanan kita di manajemen nyeri masih kurang sehingga
perlu tingkatkan.
Perawat D : Iya saya rasa juga begitu. Karena Tn.H juga mengeluh
masih merasa nyeri juga.
Kepala Ruangan : Saya rasa itu ide yang baik. Apakah kalian semua setuju?
Atau ada yang mempunya ide lain?
21
Perawat E : Begini pak, saya juga setuju jika kita juga melakukan
distraksi. Tapi saya mau menambahkan bagaimana kalau
beberapa dari kita mengikuti pelatihan manajemen nyeri
agar kita bisa mempunyai banyak referensi dari
manajemen nyeri dan kita juga bisa meningkatkan
pelayanan dibidang manajemen nyeri. Bagaimana pak?
Kepala Ruangan : Wah idemu bagus sekali. Bagaimana pendapat yang lain?
Kalian semua setuju?
Kepala Ruangan : Baik kalau begitu saya akan mengirim beberapa dari
kalian untuk mengikuti pelatihan manajemen nyeri. Saya
akan memberitahukannya secepatnya. Sekarang diskusi ini
saya akhiri, terima kasih atas partisipasinya. Semoga nanti
hasilnya memuaskan. Amin. Sekarang kalian bisa kembali
melaksanakan pekerjaan yang tadi tertunda.
22
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi
memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan
tugasnya secara efektif-dan-efisien. Supervisor diharapkan mempunyai
hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi
dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan kemampuan
perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24