2016
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2840
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAMBU AIR
DI DESA DURIAN JANGAK, KECAMATAN PANCUR BATU,
KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Oleh
TESIS
Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister Pertanian pada
Program Studi Magister Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Oleh
Menyetujui:
Komisi Pembimbing,
( Dr. Ir. Tavi Supriana, MS ) ( Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS)
Ketua Anggota
Tim Penguji
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.
Sumber-sumber yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Analisis Efisiensi Faktor Produksi Usahatani Jambu Air Di Desa Durian Jangak,
Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang
Miryam Endang
Magister Agribisnis, Universitas Sumatera Utara
Miryam_endang@yahoo.com
Abtract
Plant water guava fruit is one of those plants that are quite popular among the community.
Production of guava in Kabupuaten Deli serdang decreased. The factors that influence the
production of guava, namely seeds, fertilizers, pesticides and labor. That is important to know
what factors are most influential in order to increase production. Efficient farming supported
by optimal use of production factors is important. The results show (seeds, fertilizers,
pesticides and labor) simultaneously influence on the amount of water guava production.
while partially (seeds, fertilizers, pesticides, and labor) are also significantly affect the
amount of water guava production. The use of production factors guava farming is
technically almost reached the level of efficiency. In terms of efficiency and economical
prices successively efficiency level indicates that the use of production factors in the price of
water guava farming is inefficient and guava farm production factors in Durian Jangak also
economically inefficient.
Abstrak
Tanaman jambu air adalah salah satu tanaman buah yang cukup populer dikalangan
masyarakat. Namun pada saat ini produksi jambu air di kab. Deli serdang mengalami
penurunan. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jambu air yaitu bibit,
pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Sehingga dari berbagai faktor produksi yang ada perlu
diketahui faktor-faktor apa saja yang paling berpengaruh guna meningkatkan produksi.
Upaya Petani dalam menjalankan usahataninya secara efisien merupakan hal yang sangat
penting. Karena usahatani yang efisien didukung oleh penggunaan faktor produksi yang
optimal. Hasil Penelitian menunjukkan Faktor produksi bibit, pupuk, pestisida dan tenaga
kerja secara serempak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah produksi jambu air. Ssecara
parsial bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja juga berpengaruh nyata terhadap jumlah
produksi jambu air. Penggunaan faktor produksi usahatani jambu air secara teknis hampir
mencapai tingkat efisien. Dari segi efisiensi harga dan ekonomis secara berturut-turut tingkat
efisiensi menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi usahatani jambu air secara harga
tidak efisien dan faktor produksi usahatani jambu air di Desa Durian Jangak secara ekonomis
juga tidak efisien.
i
RIWAYAT HIDUP
MIRYAM ENDANG INGANTA, lahir di Medan pada tanggal 8 Januari 1992. Anak
pertama dari 4 bersaudara dari pasangan Drs. Paulus Perwira Ginting dan Akp. Partina
1. Tahun 1997 masuk Taman Kanak-kanak di TK Karya Maju Medan dan tamat pada tahun
1998.
2. Tahun 1998 masuk Sekolah Dasar di SD Assisi Medan dan tamat pada tahun 2004.
3. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 10 Medan dan tamat pada
tahun 2007.
4. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 15 Medan dan tamat pada
tahun 2010.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah dan karunia-Nya
Adapun judul dari Tesis ini adalah “Analisis Efisiensi Faktor Produksi Usahatani Jambu
Air Di Desa Durian Jangak, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang”.
Penyelesaian Tesis ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, Ms selaku ketua komisi pembimbing dan Ketua Program Studi
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS selaku anggota komisi pembimbing.
3. Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi dan Ibu Sri Fajar Ayu, SP.MM.DBA selaku Dosen
Penguji Thesis
4. Ayahanda dan Ibunda tercinta Drs. Paulus Perwira Ginting dan Akp. Partina Veronica
Purba yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis
5. Adinda tercinta Puan Theresia S.Ked , Nobel Sains Ginting, Sutri Brata Amd yang telah
memberikan doa dan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan Master di
6. Abangda terkasih Bram Arda Bintario Bangun,SP yang telah menjadi sumber motivasi
7. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan penulisan Tesis ini.
iii
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Tesis ini.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga Tesis ini bermanfaat bagi semua
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
1.4 Kegunaan Penelitian.......................................................................................... 5
v
4.5 Efisiensi Teknis ................................................................................................. 46
4.6 Efisiensi Harga .................................................................................................. 38
4.7 Efisiensi Ekonomi ............................................................................................. 50
LAMPIRAN....................................................................................................................... 56
vi
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
8. Rata-rata Penggunaan Input Produksi pada Usahatani jambu air Per Sekali Musim
Tanam ..................................................................................................................... 37
13. Nilai Regresi dan Variabel Faktor Produksi Usahatani Jambu Air di Desa Durian
Jangak ..................................................................................................................... 44
14. Hasil Tingkat Efisiensi Teknik Usahatani Jambu Air di Desa Durian Jangak,
Kecamatan Pancur batu, Kabupaten Deli Serdang ................................................ 47
15. Hasil Tingkat Efisiensi Harga Usahatani Jambu Air di Desa Durian Jangak,
Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang................................................. 49
vii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
viii
DAFTAR LAMPIRAN
NO JUDUL Hal
8. Harga Faktor Produksi Usahatani Jambu Air di Desa Durian Jangak ...................... 66
ix
16
I. PENDAHULUAN
Tanaman jambu air adalah salah satu tanaman buah yang cukup populer di
kalangan masyarakat. Jambu air banyak diminati karena memiliki ukuran yang
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah produksi jambu air di Sumatera
Utara pada tahun 2013 hingga tahun 2014 mengalami penurunan karena
2
jambu air terbesar. Perkembangan produksi jambu air di Kecamatan Pancur Batu
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah produksi jambu air di Kecamatan
Pancur Batu pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan namun pada
tahun 2013 mengalami penurunan produksi. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan dalam mengatasi masalah penurunan produksi jambu air ini adalah
umum faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jambu air yaitu bibit, pupuk,
pestisida dan tenaga kerja. Sehingga dari berbagai faktor produksi yang ada perlu
produksi.
adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut
mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula
dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat
3
modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja adalah faktor
pengaruh faktor produksi yang digunakan dalam suatu usahatani. Bibit memegang
merupakan sarana produksi yang sangat penting, pemberian pupuk yang tepat dan
jumlah produksi, sampai saat ini penggunaan Pestisida merupakan cara yang
dan juga hama yang disebabkan karena penyakit jamur. Hal ini karena
optimal. Disamping itu faktor produksi tenaga kerja bersama-sama dengan faktor
produksi yang lain, bila dimanfaatkan secara optimal akan dapat meningkatkan
Upaya petani dalam menjalankan usahataninya secara efisien merupakan hal yang
sangat penting. Karena usahatani yang efisien didukung oleh penggunaan faktor
faktor produksi usahatani Jambu air apakah sudah dilaksanakan secara efisien
ataukah belum. Dari penggunaan faktor produksi tersebut, penulis juga ingin
setiap faktor produksi, efisiensi harga untuk mengetahui harga yang dikorbankan
pada usahatani jambu air di Desa Durian Jangak, Kecamatan Pancur Batu,
Tenaga Kerja yang Digunakan Pada Usahatani Jambu Air di Desa Durian
1. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam upaya meningkatkan produksi dan
2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah untuk membuat kebijakan dalam dan
3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin
Tanaman jambu air diduga berasal dari kawasan Asia Tenggara terutama
Malaysia dan Indonesia. Sementara itu tanaman yang masih sesama genus yaitu
Myrciaria dan Eugenia diduga berasal dari Amerika dan Hindia Barat
(Sumeru,2004).
Tanaman jambu air dapat beradaptasi di lingkungan tropis dari dataran rendah
sampai tinggi yang mencapai 1.000 M dpl. Suhu yang diinginkan tanaman jambu
air berkisar 18-28ºC dengan curah hujan yang rendah/kering, sekitar 500-3.000
mm/tahun. Kelembapan udara yang berkisar 50-80% juga menjadi syarat tumbuh
yang baik. Tanaman ini memerlukan cahaya matahari penuh untuk pertumbuhan
yang ideal dalam pertumbuhan jambu air adalah 40-80%. Pada intensitas ini akan
Tanah yang cocok bagi tanaman jambu air adalah tanah subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok sebagai
media tanam jambu air adalah 5,5-7,5. Kedalaman kandungan air yang ideal untuk
tempat budidaya jambu air adalah 0–50 cm; 50-150 cm dan 150-200cm. Tanaman
air.
7
2.1.1 .Bibit
(Deptan,2015)
2.1.2 Pupuk
Pupuk kandang diberikan sekaligus pada awal musim hujan. Pupuk Urea 2/3, TSP
1/2, KCl 1/3 diberikan pada saat tanaman belum berbunga (bersamaan dengan
pemberian pupuk kandang dan saat hujan pertama mulai turun). Sisa pupuk
diberikan setelah buah membesar (umur buah sekitar 1-2 bulan sejak berbunga
dan ukuran buah ± sebesar telur puyuh). Cara pemberian pupuk tersebut
pohon. (Deptan,2015)
2.1.3.Pestisida
dilakukan saat buah jambu air sebesar telur puyuh (umur ± 1-2 bulan sejak
berbunga). Akhir penyemprotan dilakukan saat buah jambu air akan dipetik
(sebulan sebelum dipetik dan warna buah sudah berubah) atau sampai gejala
pupuk daun/hormon, kita harus memperhatikan cuaca waktu itu. Kalau langit
Dosis penggunaan Atonik adalah 1ml dicampur dengan 1 liter air, Dosis
penggunaan Decis 25EC adalah 3ml dicampur dengan 1 liter air, dan penggunaan
2.1.4.Pemeliharaan
Tanaman jambu air yang hidup pada tanah dengan kedalaman air tanah 150-200
cm, pada musim kemarau sangat memerlukan penyiraman, agar tanah tetap
lembab. Ketika masih muda, selama 2 minggu pertama tanaman muda perlu diairi
1-2 kali sehari. Jika sudah cukup besar dan perakarannya dalam, tanaman disirami
meter, dengan ketinggian 1,35-1,5 m dari permukaan tanah dan bagian yang
ketika tanaman sedang berbunga, bagian yang ditanam adalah dahan-dahan yang
tua, yang mati kering, luka serta tidak sempurna. Untuk peremajaan:
memangkas seluruh bagian tanaman yang sudah kelewat tua, tidak berproduksi
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk
(Soekartawi,2002).
9
kekuatan (input, Faktor, Sumber daya, dan jasa-jasa produksi) alam pembuatan
Dalam berbagai literatur, faktor produksi dikenal pula dengan istilah input,
menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk,
dan obat-obatan, tenaga kerja, serta aspek manajemen adalah faktor produksi yang
Faktor produksi adalah faktor yang mutlak diperlukan dalam proses produksi.
faktor produksi terdiri dari lima komponen, yaitu : tanah, modal, tenaga kerja,
berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor produksi tidak
Selain dari faktor produksi diatas, faktor lain yang mempengaruhi produksi jambu
air adalah penggunaan pupuk. Pemupukan yang berimbang yang didasari oleh
konsep “pengelolaan hara spesifik lokasi” adalah salah satu konsep penetapan
rekomendasi pemupukan. Dalam hal ini, pupuk diberikan untuk mencapai tingkat
kesediaan hara esensial yang berimbang di dalam tanah dan optimum guna : (a)
lingkungan (Deptan,2007).
10
Menurut Ratih (2010) Pemberian pupuk dengan komposisi yang tepat dapat
struktur tanah dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk organik sangat
penting karena dapat memperbaiki struktu tanah terhadap air, dan mengandung zat
hara yang diperlukan tanaman. Pada dasarnya pemberian pupuk bertujuan untuk
Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam setiap usaha produksi,
penggunaan tenaga kerja akan bernilai positif apabila dapat memberikan manfaat
yang optimal dalam proses produksi. Dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud
dengan tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak
dapat dipisahkan dari manusia dan ditunjukan pada usaha produksi (Daniel,
2002).
satuan tenaga kerja yang biasanya disebut dengan Hari Kerja Orang atau “HKO”.
tetapi kualitas dari tenaga kerja lebih baik maka dapat mempengaruhi produksi
(Soekartawi,2002).
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau
lebih variabel, dimana variabel satu disebut variabel dependen (Y) dan yang lain
11
dengan cara regresi, dimana variasi dari Y akan dipengaruhi variasi dari X.
Pada tahun 1920, fungsi produksi Cobb-Douglas Pertama kali diperkenalkan oleh
Production”. Fungsi Coob-Douglas adalah salah satu fungsi atau persamaan yang
melibatkan dua atau lebih variabel (variabel dependent dan variabel independent)
misalnya faktor produksi antara lain, Bibit (𝑥1), Pupuk (𝑥2), pestisisda (𝑥3),
Menurut Soekartawi (1990) untuk menaksir parameter yang ada, maka fungsi
Dimana :
Y = Produksi Jambu air (Ton)
bo = Koefisien Regresi
x1 = Bibit (Pohon)
x2 = Pupuk (Ton)
x3 = Pestisida (Ml)
x4 = Jumlah Tenaga Kerja (HKO)
bentuk fungsinya menjadi fungsi linear, maka ada beberapa persyaratan yang
1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol. Sebab logaritma nol adalah suatu
2. Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi pada
Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah tercakup pada
Dalam proses produksi dikenal hukum kenaikan hasil berkurang (The Law of
Diminishing Returns) disingkat LDR. LDR berlaku dan populer dipakai di sektor
pertanian dan di luar pertanian. LDR berbunyi sebagai berikut : “ Bila satu faktor
produksi ditambah terus dalam suatu produksi, ceteris paribus, maka mula-mula
terjadi kenaikan hasil, kemudian kenaikan hasil itu menurun, lalu kenaikan hasil
nol dan akhirnya kenaikan hasil negatif ”.Ceteris paribus artinya hal-hal lain
bersifat tetap, faktor produksi lain tetap jumlahnya, hanya satu variabel tertentu
yang berubah jumlahnya. Selain jumlah atau kuantitas maka kualitas faktor
sebagai berikut :
1. TP (Total Product) atau produksi total yaitu jumlah produksi pada level
pemberian input tertentu. Input adalah faktor produksi atau bagian faktor
produksi, misalnya input pupuk adalah bagian dari produksi modal, luas lahan
2. AP (Average Product) hasil rata-rata atau produksi rata-rata yaitu jumlah hasil
dibagi dengan jumlah input yang dipakai. Kalau AP tenaga kerja (Labour)
Pada titik inflection point besarnya Ep = 1, karena AP = MP, pada titik maximum
adalah :
atau Ep > 1.
3. Daerah inefisien II, yaitu dari titik MP mulai negatif sampai seterusnya atau 0 >
Battese (1992) dalam Octa (2010) menyatakan konsep produksi batas (frontier
dalam suatu proses produksi. Fungsi produksi frontier merupakan fungsi produksi
15
yang paling praktis atau menggambarkan produksi maksimal yang dapat diperoleh
dari variasi kombinasi faktor produksi pada tingkat pengetahuan dan teknologi
maksimum untuk setiap tingkat penggunaan input. Jadi fungsi tersebut mewakili
kombinasi input output secara teknis paling efisien. Model fungsi produksi
Yi = f(xi;β).e-ui, I = 1,2 … N
Dimana f(xi;β) adalah bentuk fungsi yang cocok (Cobb-Douglas atau Translog),
parameter β adalah parameter yang dicari nilai dugaannya dan ui adalah variabel
acak yang tidak bernilai negative yang diasosiasikan dengan faktor spesifik
Kelemahan dari model ini adalah tidak dapat menguraikan komponen residual ui
menjadi pengaruh efisiensi dan pengaruh eksternal yang tidak tertangkap (random
Salah satu pendekatan dalam kajian fungsi produksi adalah model stochastic
production frontier (SPF) (Kirkley et al. 1995). Model SPF diperkenalkan oleh
Aigner et al. (1977) dan Meeussen and van der Broeck (1977), dan pertama kali
dikemukakan oleh Farrell dalam upaya menjembatani antara teori dan hasil
SPF yaitu dapat mengakomodir gangguan acak (random noise) yang diakibatkan
oleh faktor eksternal pada fungsi produksi yang telah memiliki gangguan acak
efisiensi teknik. Oleh karena itu, pendekatan SPF merupakan model yang efektif
melalui proses dua tahap. Tahap pertama menggunakan metode OLS untuk
produksi (βm), intersep (β0) dan varians dari kedua komponen kesalahan vi dan ui
(σv2 dan σu2). Fungsi produksi frontier oleh beberapa penulis diturunkan dari
fungsi produksi Cobb-Douglas, dimana menurut Teken dan Asnawi (1981) dalam
2.2.4 Efisiensi
Efisiensi merupakan suatu cara yang digunakan dalam proses produksi dengan
dengan konsep efisiensi ini, dikenal adanya konsep efisiensi teknis (technical
17
yang efisien secara teknis adalah petani yang menggunakan lebih sedikit input
dari petani lainnya untuk memproduksi sejumlah ouput pada tingkat tertentu atau
petani yang dapat menghasilkan output yang lebih besar dari petani lainnya
input dalam produksi sebuah vektor output tertentu atau kemampuan untuk
mencapai output maksimum dari suatu vektor input tertentu. Seorang petani
secara teknik dikatakan lebih efisien dibandingkan dengan petani lainnya jika
dengan penggunaan jenis dan jumlah input yang sama menghasilkan output secara
fisik yang lebih tinggi (Kumbhakar, 2002). Kriteria uji Efisiensi teknis
berdasarkan alat uji Frontier adalah, semakin mendekati 1 maka data dianggap
alokatif menujukkan hubungan biaya dan output. Efisiensi alokatif tercapai jika
secara efisien. Efisiensi alokatif ini terjadi bila perusahaan memproduksi output
dapat dilakukan dengan menurunkan fungsi biaya dual dari fungsi produksi
C adalah biaya produksi jambu air, Y adalah hasil produksi jambu air , dan P1-P4
berturut-turut adalah harga bibit, harga pupuk, harga pestisida, biaya (upah)
nilai harapan (mean) efisiensi harga dengan menggunakan frontier 4.1. EH berada
dalam kisaran 1 dan ∞, apabila lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa pertanian
adalah meminimalkan biaya artinya suatu proses produksi akan efisien secara
ekonomis pada suatu tingkatan output apabila tidak ada proses lain yang dapat
Efisiensi Ekonomi merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi harga
(Susantun, 2000). Jadi efisiensi ekonomi dapat tercapai bila kedua efisiensi
EE = ET . EH
Dimana:
EE : Efisiensi Ekonomi
ET : Efisiensi Teknis
EH : Efisiensi Harga
Jika nilai efisiensi ekonomi sama dengan satu, maka usahatani yang dilakukan
penggunaan faktor-faktor produksi berupa bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja
dalam usahatani jambu air diusahakan sedemikian rupa agar dalam jumlah tertentu
produksi sudah efisien atau tidak, diukur dengan analisa fungsi produksi dengan
pendekatan produksi frontier, yang dilihat dari efisiensi teknis dan efisiensi harga.
Hasil perkalian efisiensi teknis dan efisiensi harga menunjukkan efisiensi ekonomi.
Output produksi
Efisiensi Keterangan :
Ekonomi : Menyatakan Pengaruh
: Menyatakan Hubungan
Berdasarkan dari kerangka penelitian dapat diketahui bahwa usahatani jambu air
dipengaruhi oleh faktor produksi dan biaya produksi yang dikorbankan agar
efisien atau tidak dari nilai efisiensi teknik. Sementara untuk mengetahui apakah
pengalokasian harga tiap faktor produksi efisien atau tidak ditinjau dari efisiensi
harga dan untuk efisiensi ekonomis dapat diketahui dari pengalian hasil efisiensi
Sesuai dengan landasan teori yang sudah dibangun, maka diajukan hipotesis yang
1. Bibit berpengaruh positif terhadap produksi jambu air di Desa Durian Jangak,
2. Pupuk berpengaruh positif terhadap produksi jambu air di Desa Durian Jangak,
4. Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi jambu air di Desa Durian
5. Pengaruh faktor produksi pada usahatani jambu air di Desa Durian Jangak,
Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang belum efisien secara teknis,
dengan secara sengaja, yaitu teknik penentuan sampel data dilakukan dengan
pertimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan
Pertama, Desa Durian Jangak merupakan salah satu sentra tanaman jambu air;
Pemilihan sampel dari populasi digunakan secara simple random sampling yakni
proses pengambilan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu per satu
secara random (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih) dimana
Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode Slovin yang
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas toleransi kesalahan 10%
24
Maka dengan menggunakan rumus Slovin didapat besar sampel untuk penelitian
= 50 KK
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan petani
lembaga atau instansi yang terkait seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik
Data primer yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan metode kuantitatif.
berpengaruh terhadap jumlah produksi dan efisiensi produksi jambu air di Desa
Durian Jangak. Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan SPSS 16 dan
Frontier 4.1. Berikut bagan dalam menganalisis data dalam penelitian ini :
Efisiensi Teknik
Efisiensi Harga
Efisiensi Ekonomis
Keterangan :
Y = Produksi
C = Total biaya produksi
X1-X4 = Faktor produksi secara berturut-turut: bibit, pupuk, pestisida, dan
tenaga kerja
P1-P4 = Harga tiap faktor produksi secara berturut-turut: bibit, pupuk,
pestisida dan tenaga kerja
3.4.1.1 Linearitas
Menurut Sudjana (2003) Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah setiap
variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan dengan
variabel yang lain. Uji ini biasanya digunakan sebagai pra syarat dalam analisis
korelasi atau regresi linear. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang
3.4.1.2 Normalitas
artinya nilai μ (untuk setiap nilai Xi) menyebar simetris. Karena itu, model regresi
yang baik adalah yang mengikuti garis nomal. Jika asumsi dilanggar maka model
Salah satu cara untuk mengetahui apakah variabel μi berdistribusi normal atau
pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi
27
normal, dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
(Priyatno,2009).
3.4.1.2 Multikolinearitas
sempurna diantara beberapa atau semua variabel penjelas atau variabel bebas dari
suatu model regresi. Multikoliearitas berkaitan dengan adanya lebih dari satu
berikut.
Kriteria uji dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflaction Factor).
3.4.1.4 Heterokedastisitas
terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi
heteroskedastisitas.
dalam bentuk logaritma natural (ln) sehingga menjadi bentuk linier berganda
(multiple linear).
Dimana :
Y = Produksi Jambu air (Ton)
bo = Koefisien Regresi
x1 = Bibit (Pohon)
x2 = Pupuk (Ton)
x3 = Pestisida (Ml)
x4 = Jumlah Tenaga Kerja (HKO)
29
analisi produksi Cobb Douglas yang telah diubah menjadi fungsi linear maka
(Sugiyono,2006).
3.4.2.2 Uji t
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap
variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok
atau fit. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05 (Firdaus, 2004).
30
Uji efisiensi digunakan untuk melihat apakah faktor produksi yang digunakan
pada usaha tani jambu air di Desa Durian Jangak, Kecamatan Pancur Batu,
Kabupaten Deli Serdang sudah efisien atau belum. Uji efisiensi meliputi :
proses produksi yang dapat memanfaatkan input yang lebih sedikit demi
yaitu: bibit (X1), pupuk (X2), pestisida (X3), Tenaga Kerja (X4). Karakter uji
Efisiensi teknis berdasarkan alat uji Frontier adalah, semakin mendekati 1 maka
dapat dilakukan dengan menurunkan fungsi biaya dual dari fungsi produksi
C adalah biaya produksi jambu air, Y adalah hasil produksi jambu air, dan P1-P4
berturut-turut adalah harga bibit, harga pupuk, harga pestisida, biaya (upah)
nilai harapan (mean) efisiensi harga dengan menggunakan frontier 4.1. EH berada
dalam kisaran 1 dan ∞, apabila lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa pertanian
Efisiensi Ekonomi merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi harga
(Susantun, 2000). Jadi efisiensi ekonomi dapat tercapai bila kedua efisiensi
EE = ET . EH
Dimana:
EE : Efisiensi Ekonomi
ET : Efisiensi Teknis
EH : Efisiensi Harga
Jika nilai efisiensi ekonomi sama dengan satu, maka usahatani yang dilakukan
penafsiran penelitian ini maka digunakan defenisi dan batasan operasional sebagai
berikut:
Defenisi :
1. Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masukan yang
digunakan pada usahatani Jambu air yang terdiri dari bibit (batang), pupuk
2. Produksi jambu air adalah banyaknya hasil panen jambu air di Desa Durian
satuan Ton)
3. Bibit (X1) adalah jumlah pohon jambu air yang digunakan petani di Desa
4. Pupuk (X2) yang digunakan petani jambu air adalah pupuk kimia dan pupuk
5. Pestisida (X3) adalah bahan kimia yang digunakan petani untuk mengendalikan
6. Tenaga kerja (X4) adalah tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga yang
terlibat dalam usahatani jambu air di daerah penelitian (diukur dengan satuan
HKO).
33
produktivitas.
maximum.
tertentu.
Batasan Operasional
3. Sampel penelitian adalah petani jambu air di Desa Durian Jangak, Kecamatan
Pancur Batu.
34
Kabupaten Deli Serdang. Desa Durian Jangak memiliki luas wilayah sebesar 4,91
Letak Desa Durian Jangak berada pada 2 Km dari Kecamatan Pancur Batu.
Jumlah penduduk Desa Durian Jangak sebanyak 2.045 orang dengan rincian laki-
laki sebanyak 1.031 orang dan perempuan sebanyak 1.014 orang. Desa Durian
1 Laki-laki 1.031
2 Perempuan 1.014
Jumlah 2.045
Sumber: Pancur Batu Dalam Angka 2015
Petani yang menjadi sampel penelitian adalah petani yang menjalankan usahatani
jambu air madu, adapun karakteristiknya dari 50 sampel petani yang menjadi
1 30-40 20
2 41-50 15
3 51-60 10
4 ≥61 5
Sumber : lampiran 1
36
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa besar sampel yang paling tinggi adalah sampel
kelompok umur 30-40 tahun sebanyak 25 orang dan yang paling rendah adalah
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa besar sampel yang paling tinggi adalah petani
yang memiliki luas lahan 0,2-0,87 Ha sebanyak 38 orang dan petani yang
cangkokan. Bibit yang digunakan petani diperoleh dengan cara dibeli tempat
penjualan bibit jambu air. Berdasarkan hasil Tabel 8, jika dibandingkan dengan
ketentuan penggunaan bibit yang berlaku dengan jarak tanam 8x8x8 , maka di
Desa Durian Jangak dalam penggunaan bibit sudah sesuai dengan penggunaan.
37
Pada daerah penelitian, pemupukan dilakukan 2 kali dalam 1 musim tanam pada
ketentuan penggunaan pupuk yang berlaku , maka di Desa Durian Jangak dalam
dilakukan saat buah jambu air akan dipetik. Penyemprotan pestisida di daerah
penelitian dengan menggunakan pestisida Atonik 6.5 L, Decis 25EC dan Propek-
pestisida yang berlaku, maka di Desa Durian Jangak dalam penggunaan pestisida
4.3.4.Pemeliharaan
Pada daerah penelitian, penyiraman dilakukan setiap sore hari agar tanah tetap
lembab, tanah tidak mengeras, dan agar mencegah kering/terbakarnya daun jambu
jambu air tumbuh meninggi keatas, untuk membentuk pohon, agar cabang/tunas
pengganggu tidak menghalangi sinar matahari dari putik, agar saat tidak
berlaku , maka di Desa Durian Jangak dalam pemeliharaan sudah sesuai dengan
anjuran.
tanaman jambua air diuji dengan analisis regressi non-linear model Cobb-
terlebih dahulu apakah data faktor produksi dan hasil produksi usahatani jambu
air yang digunakan memiliki hubungan yang linear atau tidak, sehingga
diketahui tidak ada penyimpangan pada model regresi. Setelah uji linieritas,
dan heteroskedisitas.
Menurut Sudjana (2003) Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah setiap
variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan dengan
variabel yang lain. Uji ini biasanya digunakan sebagai pra syarat dalam analisis
korelasi atau regresi linear. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang
ANOVA Table
Sumber : Lampiran 9
Dari Tabel 9 dapat dilihat nilai signifikansi variabel independent bibit, pupuk,
dan pestisida sebesar 0.000 dan tenaga kerja sebesar 0,29. Maka dapat
disimpulkan bahwa nilai signifikansi setiap variabel independent tidak ada yang
lebih besar (>) dari 0,05. Ini menandakan bahwa antara faktor produksi dengan
hasil produksi usahatani jambu air tidak berhubungan secara linear, sehingga
4.4.2 Normalitas
artinya nilai μ (untuk setiap nilai Xi) menyebar simetris. Karena itu, model regresi
yang baik adalah yang mengikuti garis nomal. Jika asumsi dilanggar maka model
Salah satu cara untuk mengetahui apakah variabel μi berdistribusi normal atau
pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi
normal, dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
(Priyatno,2009).
40
One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test
Asymp. Sig. (2-tailed) .644 DATA
BERDISTRIBUSI
NORMAL
Sumber : Lampiran 13
Dari Tabel 10 dapat dilihat nilai signifikansi sebesar 0.644 > dari 0,05. Ini
4.4.3 Multikolinearitas
sempurna diantara beberapa atau semua variabel penjelas atau variabel bebas dari
suatu model regresi. Multikoliearitas berkaitan dengan adanya lebih dari satu
berikut.
Kriteria uji dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflaction Factor).
Coefficientsa
Var. Tolerance VIF Keterangan
Independent
Bibit (X1) .153 6.539 TIDAK TERJADI
MULTIKOLINEARITAS
Pupuk (X2) .168 5.942 TIDAK TERJADI
MULTIKOLINEARITAS
Pestisida (X3) .288 3.475 TIDAK TERJADI
MULTIKOLINEARITAS
Tenaga Kerja (X4) .212 4.710 TIDAK TERJADI
MULTIKOLINEARITAS
Sumber : Lampiran 12
Dari Tabel 11 dapat dilihat nilai tolerance dan VIF setiap variabel independent.
Untuk variabel bibit diketahui bahwa nilai tolerance sebesar 0,153 dan nilai VIF
sebesar 6.539. Maka dapat disimpulkan bahwa pada variabel independent bibit
(X1) tidak terjadi multikolinearitas. Untuk variabel Pupuk diketahui bahwa nilai
tolerance sebesar 0,168 dan nilai VIF sebesar 5.942. maka dapat disimpulkan
Untuk variabel Pestisida diketahui bahwa nilai tolerance sebesar 0,288 dan nilai
VIF sebesar 3.475. maka dapat disimpulkan bahwa pada variabel independent
pestisida (X3) tidak terjadi multikolinearitas. Dan Untuk variabel Tenaga Kerja
diketahui bahwa nilai tolerance sebesar 0.212 dan nilai VIF sebesar 4.710. maka
dapat disimpulkan bahwa pada variabel independent Tenaga Kerja (X4) tidak
terjadi multikolinearitas.
4.4.4 Heterokedastisitas
terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi
Coefficientsa
Var. Independent Sig. Kesimpulan
1 (Constant) .142
Dari Tabel 12 dapat dilihat nilai signifikansi setiap variabel independent. Untuk
varibel bibit diketahui nilai signifikansi sebesar 0,59. Maka dapat disimpulkan
bahwa pada variabel independent bibit (X1) tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk
varibel Pupuk diketahui nilai signifikansi sebesar 0,338. Maka dapat disimpulkan
Untuk varibel pestisida diketahui nilai signifikansi sebesar 0,78. Maka dapat
Setelah uji asumsi klasik dilakukan maka dapat diketahui bahwa antara faktor
produksi dengan hasil produksi usahatani jambu air tidak berhubungan secara
heteroskedastisitas pada model regresi pada penelitian ini, maka analisis regresi
linear berganda dapat dilanjutkan. Berikut hasil yang diperoleh dari analisis
Tabel 13. Nilai Regresi dan Variabel Faktor Produksi Usahatani Jambu Air
di Desa Durian Jangak
Selain itu diperoleh hasil analisis faktor produksi yang mempengaruhi produksi
secara serentak dan parsial. Nilai 6.166 merupakan titik potong garis regresi
dengan sumbu tegak Y. Nilai tersebut bertanda negatif bisa diabaikan jika model
regresi yang diuji sudah memenuhi asumsi klasik. Konstanta negatif umumnya
terjadi jika ada rentang yang cukup jauh antara Xi (variabel independen) dan Y
penambahan pupuk (X2) sebesar 1 kg, akan menambah produksi sebesar 59%.
tenaga kerja (X4) sebesar 1 hko, akan menambah produksi sebesar 7,2%.
Scale (Skala Pengembalian), apabila nilai RTS > 1 maka terjadi Increasing Return
to Scale, jika RTS = 1 maka terjadi Constant Return to Scale dan RTS < 1 maka
RTS = 0,37+0,590+0,000+0,72
= 1,68
Dari hasil perhitungan di atas maka didapat 1,68 < 1 menunjukkan terdapat
Increasing Return to Scale, yang artinya ketika semua faktor produksi (bibit,
penambahan produksi yang hanya sebesar 21,68. Artinya bahwa penambahan input
secara serentak dan parsial. Pengaruh faktor produksi terhadap produksi secara
serempak melalui nilai F hitung > F tabel pada taraf kepercayaan 94% (190,896
> 2,61) dan berdasarkan hasil SPSS diketahui signifikansi F hitung yang diperoleh
sebesar 0,000 yang artinya bahwa bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja secara
dilihat dari hasil uji-t, diperoleh t hitung > t tabel pada taraf kepercayaan 95%
yang efisien secara teknis adalah petani yang menggunakan lebih sedikit input
dari petani lainnya untuk memproduksi sejumlah ouput pada tingkat tertentu atau
petani yang dapat menghasilkan output yang lebih besar dari petani lainnya
input dalam produksi sebuah vektor output tertentu atau kemampuan untuk
mencapai output maksimum dari suatu vektor input tertentu. Seorang petani
secara teknik dikatakan lebih efisien dibandingkan dengan petani lainnya jika
dengan penggunaan jenis dan jumlah input yang sama menghasilkan output secara
fisik yang lebih tinggi (Kumbhakar, 2002). Karakter uji Efisiensi teknis
berdasarkan alat uji Frontier adalah, semakin mendekati 1 maka data dianggap
Dari hasil perhitungan efisiensi teknik melalui pengolahan data dalam Frintier 4.1
Tabel 14. Hasil Tingkat Efisiensi Teknik Usahatani Jambu Air di Desa
Durian Jangak, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan hasil estimasi Frontier disajikan pada Frontier 4.1 maka diperoleh
secara teknis bahwa penggunaan bibit, pupuk, pestisida ,dan tenaga kerja pada
jambu air oleh petani yaitu 0,914 yang artinya 91% dari potensial 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja oleh
petani jambu hampir mencapai tingkat efisien secara teknis karena sudah
Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan faktor produksi yang belum sesuai dengan
anjuran yang ditentukan misalnya dari penggunaan pestisida dan pupuk yang
Hal ini sama dengan hasil penelitian Ahmad Suheili (2016) dengan judul
Kabupaten Langkat)” dimana diketahui nilai Return To Scale sebesar 1,394 yang
menunjukkan terjadi Increasing Return to Scale dan Nilai rata-rata efisiensi teknik
alokatif menujukkan hubungan biaya dan output. Efisiensi alokatif tercapai jika
usaha taninya secara efisien. Efisiensi alokatif ini terjadi bila perusahaan
dapat dilakukan dengan menurunkan fungsi biaya dual dari fungsi produksi
C adalah biaya produksi jambu air, Y adalah hasil produksi jambu air , dan P1-P4
berturut-turut adalah harga bibit, harga pupuk, harga pestisida, biaya (upah)
nilai harapan (mean) efisiensi harga dengan menggunakan frontier 4.1. EH berada
dalam kisaran 1 dan ∞, apabila lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa pertanian
Input produksi yang diteliti dalam usahatani jambu air di daerah penelitian adalah
harga dari setiap faktor produksi yang digunakan yaitu bibit, pupuk, pestisida, dan
tenaga kerja. Dari hasil perhitungan efisiensi harga melalui pengolahan data dalam
Tabel 15. Hasil Tingkat Efisiensi Harga Usahatani Jambu Air di Desa
Durian Jangak, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang
Dari hasil Tabel di 15 dapat diketahui bahwa penggunaan faktor produksi tidak
efisien secara harga. Efisiensi harga penggunaan harga bibit, harga pupuk, harga
pestisida, dan biaya tenaga kerja oleh petani jambu air lebih kecil dari 1 yaitu
0,110 yang artinya 11% dari potensial 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan harga bibit, harga pupuk, harga pestisida, dan biaya tenaga kerja oleh
Hal yang terjadi di daerah penelitian adalah petani sering membeli pupuk dan
pestisida sesuai dengan perasaan mereka mereka, padahal luas lahan tiap petani
juga berbeda. Belum lagi penggunaan pestisida yang masih sangat kurang dari
Hal ini sama dengan hasil penelitian Octa (2014) dengan judul penelitian
Faktor produksi bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja serempak berpengaruh
Menurut survey lapangan, petani menjual jambu air kepada lebih dari 1 pembeli
yang sudah menjadi langganan saja. Setiap masa panen tiba, pembeli datang
50
langsung ke desa tersebut. Petani dan pembeli menentukan harga secara bersama-
sama. Sedangkan untuk penyortiran jambu air dilakukan oleh petani sendiri.
Dimana petani memisahkan jambu air yang berkualitas baik (mulus/tidak cacat)
yang diinginkan konsumen. Selebihnya jambu air yang cacat yang sering disebut
adalah meminimalkan biaya artinya suatu proses produksi akan efisien secara
ekonomis pada suatu tingkatan output apabila tidak ada proses lain yang dapat
Efisiensi Ekonomi merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi harga
efisiensi ekonomi apabila nilai esisiensi yang dihitung sama dengan 1 maka
Efisiensi ekonomis sendiri didapat dari hasil perkalian efisiensi teknik dengan
EE = ET x EH
EE = 0,914 x 0,110
= 0,100
maka diperoleh EE sebesar 0,100 < 1, Efisiensi ekonomi dari penggunaan bibit,
pupuk, pestisida, dan tenaga kerja pada jambu air adalah sebesar 0,100 yang
51
artinya 10% dari potensial 100%, sehingga dapat dikatakan penggunaan bibit,
pupuk, pestisida, dan tenaga kerja oleh petani jambu air di daerah penelitian tidak
Hal ini sama dengan hasil penelitian F.Ariwibowo (2013) dengan judul penelitian
bahwa Faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk , tenaga kerja, dan obat-obatan
jagung namun usahatani jagung di daerah penelitian secara ekonomi tidak efisien.
52
5.1 Kesimpulan
1. Faktor produksi (bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) secara serempak
sementara secara parsial (bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja) juga
mencapai tingkat efisien. Dari segi efisiensi harga dan ekonomis secara
produksi usahatani jambu air secara harga tidak efisien dan faktor produksi
usahatani jambu air di Desa Durian Jangak secara ekonomis juga tidak
efisien.
5.2 Saran
1. Kepada Petani
yang berlaku.
2. Kepada Pemerintah
pupuk, pestisida dan harga jual. selain itu diharapkan adanya penyuluhan
mengenai penggunaan pupuk, dan pestisida yang sesuai aturan agar usahatani
karna tidak jarang petani membeli bibit pejantan dan baru diketahui setelah 2
tahun penanaman. Dan untuk meningkatkan produksi jambu air serta untuk
mengenai jambu air dengan variabel yang berbeda dan agar peneliti
ini.
54
DAFTAR PUSTAKA
Indriani,Y. H., 1993. Pemilihan Tanaman dan Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan
dan Pasar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Joko, Susilo. 2014. Sukses Bertanam Jambu Biji dan Jambu Air di Pekarangan
Rumah dan Kebun. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Kumbhakar CS. 2002. Specification and Estimation of Production Risk, Risk
Preferences and Technical Efficiency. American Journal Agricultural
Economic, 84(1):8-22.
Kurniawan, Ahmad Y. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Teknis
pada Usahatani Padi Lahan Pasang Surut di Kecamatan Anjir Muara
Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan (Jurnal). Jurnal Agribisnis
Perdesaan Universitas Lambung Mangkurat. Kalimantan Selatan.
Okta, 2010. Analisis Efesiensi Faktor Produksi Kentang di Desa Ajibuhara
Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Skripsi. USU
Pancur batu Dalam Angka 2015
Pindyck, R. 2007. Mikroekonomi. PT Indeks. Jakarta
Priyatno,D. 2009. SPSS. Untuk Analisis Regresi, Korelasi, dan Multivariate.
Gava Media. Jogjakarta.
Ratih Setiarini, 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Jambu Air di Desa Wonosari Kabupaten Demak. Skripsi: UNNES
Semeru, Ashari. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial.
Bayu Media Publishing. Yogyakarta.
Sudjana. 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito. Bandung
Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglas. Rajawali Press, Jakarta
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta. Bandung
LAMPIRAN
57
Lanjutan...
No.Sampel Atonik 6,5L (ML) Decis 25EC (ML) Propek-tan (ML) Total per Biaya per
Jumlah (Ml) Total Biaya (Rp) Jumlah (Ml) Total Biaya (Rp) Jumlah (Ml) Total Biaya (Rp) petani (Ton) petani (Rp)
1 18,000.00 2160000 18000 3960000 18000 2232000 54000 8352000
2 14,000.00 1680000 14000 3080000 14000 1680000 42000 6440000
3 29,000.00 3480000 30000 6900000 29000 3480000 88000 13860000
4 15,000.00 1800000 15000 3300000 15000 1830000 45000 6930000
5 20,000.00 2400000 19000 4180000 20000 2480000 59000 9060000
6 14,000.00 1680000 14000 3220000 14000 1680000 42000 6580000
7 7,000.00 840000 7000 1610000 7000 854000 21000 3304000
8 15,000.00 1740000 15000 3300000 15000 1845000 45000 6885000
9 6,000.00 720000 6000 1380000 6000 720000 18000 2820000
10 15,000.00 1755000 15000 3300000 15000 1800000 45000 6855000
11 6,000.00 720000 6000 1320000 6000 720000 18000 2760000
12 17,000.00 2040000 17000 3740000 17000 2040000 51000 7820000
13 14,000.00 1624000 14000 3010000 14000 1680000 42000 6314000
14 17,000.00 2040000 17000 3910000 17000 2074000 51000 8024000
15 7,000.00 840000 7000 1540000 7000 840000 21000 3220000
16 30,000.00 3600000 30000 6900000 30000 3600000 90000 14100000
17 15,000.00 1860000 15000 3300000 15000 1800000 45000 6960000
18 6,000.00 720000 6000 1320000 6000 720000 18000 2760000
19 15,000.00 1800000 15000 3075000 15000 1860000 45000 6735000
20 14,000.00 1708000 14000 3220000 14000 1722000 42000 6650000
21 15,000.00 1800000 15000 3300000 15000 1800000 45000 6900000
22 18,500.00 2294000 18000 3960000 18500 2220000 55000 8474000
23 15,000.00 1800000 15000 3450000 15000 1800000 45000 7050000
24 14,000.00 1624000 14000 3080000 14000 1680000 42000 6384000
25 26,500.00 3127000 26500 6095000 27000 3348000 80000 12570000
26 14,000.00 1680000 14000 3080000 14000 1680000 42000 6440000
27 6,000.00 720000 6000 1320000 6000 732000 18000 2772000
28 15,000.00 1740000 15000 3300000 15000 1800000 45000 6840000
29 22,500.00 2700000 22500 5175000 22500 2700000 67500 10575000
30 17,000.00 2040000 17000 3655000 17000 2040000 51000 7735000
31 15,000.00 1860000 15000 3225000 15000 1845000 45000 6930000
32 6,000.00 732000 6000 1380000 6000 744000 18000 2856000
33 14,000.00 1680000 14000 3080000 14000 1680000 42000 6440000
34 7,000.00 840000 7000 1540000 7000 840000 21000 3220000
35 15,000.00 1800000 15000 3375000 15000 1800000 45000 6975000
36 27,000.00 3240000 27000 5940000 27000 3240000 81000 12420000
37 17,000.00 2040000 17000 3825000 17000 2040000 51000 7905000
38 15,000.00 1755000 15000 3225000 15000 1845000 45000 6825000
39 21,000.00 2520000 21000 4725000 21000 2520000 63000 9765000
40 15,000.00 1800000 15000 3150000 15000 1800000 45000 6750000
41 7,000.00 819000 7000 1575000 7000 840000 21000 3234000
42 6,000.00 720000 6000 1350000 6000 744000 18000 2814000
43 15,000.00 1860000 15000 3300000 15000 1800000 45000 6960000
44 15,000.00 1800000 15000 3450000 15000 1800000 45000 7050000
45 14,000.00 1680000 14000 3010000 14000 1680000 42000 6370000
46 15,000.00 1830000 15000 3300000 15000 1830000 45000 6960000
47 24,000.00 2880000 24000 5280000 24000 2952000 72000 11112000
48 15,000.00 1800000 15000 3300000 15000 1800000 45000 6900000
49 14,000.00 1680000 14000 3080000 14000 1680000 42000 6440000
50 17,000.00 2074000 17000 3740000 17000 2108000 51000 7922000
62
Lanjutan...
No.Sampel Biaya Bibit (Rp) Biaya Pupuk (Rp) Biaya Pestisida (Rp) Biaya TK (Rp) Total Biaya (Rp)
1 16100000 11770000 8352000 7450000 43672000
2 8400000 6060000 6440000 4950000 25850000
3 28000000 23800000 13860000 10300000 75960000
4 9100000 6143000 6930000 5050000 27223000
5 26180000 17135000 9060000 10050000 62425000
6 8880000 6869000 6580000 5700000 28029000
7 7350000 4416300 3304000 5050000 20120300
8 12600000 15768000 6885000 7650000 42903000
9 3450000 1387600 2820000 4400000 12057600
10 13720000 9713000 6855000 7050000 37338000
11 4800000 2608000 2760000 4400000 14568000
12 7920000 6876800 7820000 5300000 27916800
13 19600000 6270000 6314000 5750000 37934000
14 15400000 8590000 8024000 8550000 40564000
15 6750000 3122500 3220000 4900000 17992500
16 15680000 12738000 14100000 8450000 50968000
17 11100000 5798600 6960000 6200000 30058600
18 2400000 1319000 2760000 5150000 11629000
19 6600000 7001000 6735000 5600000 25936000
20 10200000 8309900 6650000 6400000 31559900
21 10780000 10063000 6900000 6050000 33793000
22 8400000 6002000 8474000 5450000 28326000
23 15000000 9900000 7050000 7500000 39450000
24 9300000 5109000 6384000 6350000 27143000
25 21840000 16100000 12570000 10400000 60910000
26 9000000 5164000 6440000 6050000 26654000
27 5250000 1951000 2772000 4200000 14173000
28 7560000 4126000 6840000 5500000 24026000
29 10440000 11500100 10575000 7850000 40365100
30 11700000 6804000 7735000 6250000 32489000
31 7560000 5660800 6930000 5750000 25900800
32 5700000 2184700 2856000 4900000 15640700
33 9940000 6178000 6440000 5700000 28258000
34 6300000 3198000 3220000 6700000 19418000
35 8400000 6160000 6975000 6300000 27835000
36 23800000 26070000 12420000 13250000 75540000
37 12000000 7820000 7905000 6400000 34125000
38 5720000 4488000 6825000 5800000 22833000
39 18000000 10525000 9765000 8700000 46990000
40 11550000 6724500 6750000 6000000 31024500
41 6000000 4125000 3234000 4950000 18309000
42 4500000 2524000 2814000 5500000 15338000
43 10920000 5102500 6960000 5750000 28732500
44 9000000 16200000 7050000 5700000 37950000
45 8540000 4780960 6370000 5950000 25640960
46 13200000 8651200 6960000 6700000 35511200
47 22200000 14180000 11112000 8950000 56442000
48 9750000 5974000 6900000 5250000 27874000
49 7200000 4896800 6440000 5450000 23986800
50 17700000 10496000 7922000 6350000 42468000
65
Lanjutan...
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y* Between (Combined) 3038.001 42 72.333 904.167 .000
X1 Groups
Linearity 2572.264 1 2572.264 3.215E4 .000
Deviation from
465.736 41 11.359 141.993 .000
Linearity
Within Groups .560 7 .080
Total 3038.561 49
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y* Between (Combined) 3037.854 42 72.330 716.475 .000
X2 Groups
Linearity 2638.233 1 2638.233 2.613E4 .000
Deviation from
399.621 41 9.747 96.549 .000
Linearity
Within Groups .707 7 .101
Total 3038.561 49
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y* Between (Combined) 2894.983 14 206.785 50.408 .000
X3 Groups
Linearity 2384.482 1 2384.482 581.267 .000
Deviation from
510.501 13 39.269 9.573 .000
Linearity
Within Groups 143.577 35 4.102
Total 3038.561 49
69
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y* Between (Combined) 2872.420 28 102.586 12.967 .000
X4 Groups
Linearity 2388.496 1 2388.496 301.904 .000
Deviation from
483.925 27 17.923 2.265 .029
Linearity
Within Groups 166.140 21 7.911
Total 3038.561 49
Model Summaryb
Change Statistics
Std. Error
Mod R Adjusted of the R Square F Sig. F Durbin-
el R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
1 .972a .944 .939 1.93865 .944 190.869 4 45 .000 2.233
a. Predictors: (Constant), X4, X3,
X2, X1
b. Dependent
Variable: Y
ANOVAb
Total 3038.561 49
b. Dependent Variable: Y
70
Coefficientsa
Coefficientsa
covariance matrix :
0.50248211E+00 -0.35102438E-02 0.35224971E-01 -0.43098833E-01 -0.19269751E-
01
0.85651610E-03 0.33767040E-01
-0.35102438E-02 0.98561729E-02 -0.45549752E-02 -0.16228366E-02 -0.30903688E-
02
0.11300984E-03 0.41578820E-02
0.35224971E-01 -0.45549752E-02 0.49476414E-02 -0.21362673E-02 -0.22518842E-
03
0.47172226E-04 0.20922307E-02
-0.43098833E-01 -0.16228366E-02 -0.21362673E-02 0.50763859E-02 -0.21579542E-
03
-0.12257573E-03 -0.48735333E-02
-0.19269751E-01 -0.30903688E-02 -0.22518842E-03 -0.21579542E-03 0.81217187E-
02
0.10988979E-04 0.46991654E-03
0.85651610E-03 0.11300984E-03 0.47172226E-04 -0.12257573E-03 0.10988979E-04
0.44798952E-04 0.11606284E-02
0.33767040E-01 0.41578820E-02 0.20922307E-02 -0.48735333E-02 0.46991654E-03
0.11606284E-02 0.44111227E-01
11 0.95355725E+00
12 0.93328675E+00
13 0.94425721E+00
14 0.88744125E+00
15 0.93492274E+00
16 0.96432741E+00
17 0.92219020E+00
18 0.89335389E+00
19 0.84329444E+00
20 0.93138828E+00
21 0.86413445E+00
22 0.89897855E+00
23 0.92222293E+00
24 0.90093539E+00
25 0.97838166E+00
26 0.91062615E+00
27 0.93739543E+00
28 0.91195174E+00
29 0.96130474E+00
30 0.92340957E+00
31 0.93288404E+00
32 0.95679633E+00
33 0.94393735E+00
34 0.93048321E+00
35 0.93001490E+00
36 0.94827667E+00
37 0.90932771E+00
38 0.91741195E+00
39 0.95260949E+00
40 0.94069825E+00
41 0.96316131E+00
42 0.90019428E+00
43 0.82806827E+00
44 0.86243848E+00
45 0.91624793E+00
46 0.92515964E+00
47 0.87492840E+00
48 0.93617410E+00
49 0.93076739E+00
50 0.73606613E+00
mean efficiency = 0.91455103E+00
75
10 0.10530554E+01
11 0.10260358E+01
12 0.10665740E+01
13 0.12789766E+01
14 0.10832124E+01
15 0.10341192E+01
16 0.10535903E+01
17 0.10824345E+01
18 0.12592713E+01
19 0.11579637E+01
20 0.11163439E+01
21 0.11658881E+01
22 0.11528964E+01
23 0.11141341E+01
24 0.10758163E+01
25 0.10177352E+01
26 0.10758069E+01
27 0.10518674E+01
28 0.10780497E+01
29 0.10674958E+01
30 0.10501914E+01
31 0.10660139E+01
32 0.10581977E+01
33 0.10405966E+01
34 0.10634825E+01
35 0.10912627E+01
36 0.10812554E+01
37 0.11176745E+01
38 0.10894824E+01
39 0.10373020E+01
40 0.10248739E+01
41 0.10184671E+01
42 0.10647055E+01
43 0.12184210E+01
44 0.11519480E+01
45 0.10591820E+01
46 0.10769516E+01
47 0.11499155E+01
48 0.10563930E+01
49 0.10542099E+01
50 0.13992644E+01
mean efficiency = 0.11031193E+01