LANDASAN TEORI
sedemikian rupa guna melindungi para pekerja agar selalu dalam keadaan
sehat dan selamat selama berda di tempat kerja serta meningkatkan sumber
baiknya
pegawai
keselamatannya.
undang, yaitu seperti citra yang buruk, tuntutan hukum dari badan
akibat kejadian tersebut. Salah satu biaya yang dapat dikurangi dengan
tentu adalah Sistem Manajemen K3. Salah satu bentuk nyata yang bisa
dan kegiatan yang terjadi akan terorganisir, terarah dan berada dalam
pada produk dan jasa yang dihasilkan. Pada gilirannya ini akan
Kerja (K3)
tersebut terdiri atas wakil dari setiap unit kerja, biasanya manajer unit
pelaksanaannya.
kerja.
i. Penerapan Sistem: Setelah semua dokumen selesai dibuat, maka setiap
dokumen.
(K3)
50 persen.
akibat kerja cukup besar. Beban kerja yang terlalu berat dan
K3 nasional.
mesin,material dan lingkungan kerja yang diakomodir oleh proses atau prosedur
kerja. Kegiatan produksi menggunakan jenis proses yang bersifat fisis atau kimia,
misalnya dalam proses pengolahan minyak digunakan proses fisis dan kimia
dengan kondisi operasi seperti temperatur yang tinggi atau rendah, tekanan, aliran
bahan, perubahan bentuk dari reaksi kimia, penimbunan dan lainnya. Seluruh
proses ini mengandung bahaya, seperti tekanan yang berlebihan atau temperatur
yang terlalu tinggi dapat menimbulkan bahaya ledakan atau kebakaran. Proses
produksi dibuat melalui sistem dan prosedur operasi yang diperlukan sesuai
dengan sifat dan jenis kegiatan. Secara langsung sistem dan prosedur tidak
yaitu:
2.2.1. Manusia
pesawat uap, pesawat angkat, alat angkut, tangga dan lain sebagainya
Misalnya pada penggunaan tangga yang sudah tidak baik atau rusak dapat
2.2.3. Material
2.2.4. Proses
proses yang bersifat fisik atau kimia. Proses produksi yang dilakukan di
bahaya) seperti paparan debu, asap, panas, bising dan lain sebagainya
prosedur operasi yang diperlukan sesuai dengan jenis dan sifat kegiatan
proses dan sistem kerja. Setiap proses produksi, peralatan atau mesin dan tempat
potensi bahaya tertentu, yang apabila tidak mendapatkan perhatian secara khusus
dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Potensi bahaya ini berasal dari berbagai
kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi pekerjaan atau berasal dari
luar proses kerja (Tarwaka, 2014: 16). Menurut Soehatman Ramli (2010: 66)
pada sebagian besar potensi bahaya tersebut tidaklah sulit atau mahal
produksi. Bahan ini terhambur ke lingkungan karena cara kerja yang salah,
menurut Soehatman Ramli (2010: 68), bahaya fisik adalah bahaya yang
berasal dari faktor-faktor fisik. Faktor fisika adalah faktor di dalam tempat
kerja yang bersifat fisika yang dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja,
kebisingan, getaran, gelombang mikro, sinar ultra ungu dan medan magnet
(PerMenKenTrans No.PER.13/MEN/X/2011).
menyenangkan, yaitu:
faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja, nilai ambang batas
Tabel 2.1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)
yang Diperkenankan
2.3.4.2. Kebisingan
Catatan: tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.
2.3.4.3. Getaran
fisika dan faktor kimia di tempat kerja, nilai ambang batas getaran
Tabel 2.3. Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemaparan Lengan dan Tangan
fisika dan faktor kimia di tempat kerja, nilai ambang batas radiasi
ungu dapat terjadi dari alam maupun dari sumber buatan manusia,
Tabel 2.5. Nilai Ambang Batas Radiasi Sinar Ultra Ungu yang Diperkenankan
bahaya yang ada di lingkungan kerja, yang disebabkan infeksi akut dan
Ramli (2010: 68) bahaya biologis merupakan bahaya yang bersumber dari
unsur biologi seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja
atau berasal dari aktifitas kerja. Potensi bahaya ini ditemukan dalam
industri makanan, farmasi, pertanian, pertambangan, minyak dan gas
bumi.
(2009:2) adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang
jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat
korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang
adalah tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act) dan kondisi
terjadinya kecelakaan.
energi listrik dapat mengenai tubuh manusia atau benda lain yang
Accident)
1. Terjatuh
1. Mesin
5) Mesin-mesin pertanian
6) Mesin-mesin pertambangan
3. Peralatan Lain
1) Bejana bertekanan
3) Instalasi pendingin
7) Tangga
a. Bahan peledak
c. Benda-benda melayang
d. Radiasi
5. Lingkungan Kerja
a. Di luar bangunan
b. Di dalam bangunan
1. Patah tulang
2. Dislokasi atau keseleo
5. Amputasi
6. Luka-luka lain
7. Luka di permukaan
9. Luka bakar
1. Kepala
2. Leher
3. Badan
4. Anggota atas
5. Anggota bawah
6. Banyak tempat
7. Kelainan umum
Potensi bahaya dan risiko di tempat kerja yang tidak dikendalikan akan
kerugian yang besar, baik itu kerugian material dan fisik (Anizar, 2009: 7).
menjadi 2, yaitu:
yaitu:
Ramli, 2010:19).
kerugian berupa biaya yang dikeluarkan dan meliputi suatu yang tidak
2010:20)
2.6. Risiko
terjadinya kecelakaan dan kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus
kecelakaan atau cedera dan sakit yang mungkin timbul dari pemaparan
lain:
2.6.2.1. Risiko Keuangan (Financial Risk)
2010: 22).
yang merupakan risiko yang dihadapi oleh siapa saja dan dapat
tsunami, tanah longsor, angin atau badai dan letusan gunung berapi
Ramli, 2010:29).
penyebab kecelakaan yang disebut tindakan tidak aman dan kondisi yang tidak
kerja tidak semudah yang dibayangkan karena menyangkut berbagai unsur yang
saling terkait mulai dari penyebab langsung, penyebab dasar dan latar belakang.
2010:37).
pada sumber dan energi tidak dapat dilakukan secara efektif. Oleh
dengan tindakan yang tidak aman. Karena itu, untuk mencegah kecelakaan
antara lain:
penerima energi
39).
terstruktur dalam suatu sistem yang baik (Soehatman Ramli, 2010: 39). Hazard
Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) atau yang disebut
dan Kesehatan Kerja yang berkaitan langsung sebagai upaya pencegahan dan
1. Kegagalan komponen
berikut:
karena tidak perlu dialami sendiri. Teknik in lebih baik, tidak perlu
mengalami sendiri setelah itu baru mengetahui adanya bahaya.
89)
1. Data kejadian
2. Daftar periksa
3. Brainstroming
4. What If Analysis
7. Task Analysis
keselamatan para pekerja terhindar dari risiko pada saat bekerja. Penilaian
masing-masing.
Keterangan:
2. Kriteria Risiko
yaitu;
1) Eliminasi
2) Substitusi
Subtitusi adalah teknik pengendalian bahaya
3) Isolasi
4) Pengendalian Jarak
2. Pengendalian Administratif
3. Pendekatan Manusia
antara lain:
yaitu:
2) Tutup Kepala
kain tahan api atau korosi, kulit dan kain tahan air
mata, yaitu:
1) Kacamata (Speactacles)
2) Goggles
2014: 289).
1) Masker
2) Respirator
(Foundry Leggings)
2014: 294).
2014:295).
Kontruksi
2011: 304).