Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nadiena Khairunnisa Hastoaji

NPM : P21341118041
Kelas : D3/5A

Distribusi Pendapatan Nusa Tenggara Barat

Mencari daerah di bagian tengah indonesia (WITA) dan melihat tentang bagaimana
distribusi pendapatannya menurut 3 kriteria yaitu, Kriteria Bank Dunia, Kurva Lorenz dan
Indeks/ Ratio Gini.

Jawab :

Provinsi : Nusa Tenggara Barat (NTB)

 Indeks rasio gini


Koefisien gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan (pendapatan/kesejahteraan)
secara menyeluruh (agregat) yang angkanya berkisar ) hingga 1 .

Indeks rasio gini provinsi NTB:


Gini Ratio Nusa Tenggara Barat pada tahun 2010 tercatat sebesar 0,396 dan menurun
menjadi 0,363 pada Maret 2011. Gini Ratio naik pada September 2011 menjadi 0,366. Pada
periode Maret 2012(0,348) hingga September 2014, nilai Gini Ratio berfluktuasi dan
mencapai angka tertinggi pada September 2014 yaitu sebesar 0,391. Pada Maret 2015 Gini
Ratio mulai turun menjadi 0,368 dan terus menurun hingga mencapai angka 0,365 pada
September 2016. Gini Ratio pada Maret 2017 naik menjadi 0,371 dan kembali naik pada
September 2017 sebesar 0,378. Pada Maret 2018 Gini Ratio mengalami penuruna menjadi
0,372 dan naik kembali menjadi 0,391 pada September 2018. Pada Maret 2019 ini Gini
Ratio mengalami penurunan menjadi 0,379dan melanjutkan penurunan hingga mencapai
0,374 pada September 2019.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, Gini Ratio didaerah perkotaan pada September 2019
tercatat sebesar 0,401. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,006 poin dibanding Gini
Ratio Maret 2019 yang sebesar 0,407. Jika dibandingkan Gini Ratio September 2018 yang
0,422, Gini Ratio September 2019 daerah perkotaan juga menurun sebesar 0,021 poin.
Untuk daerah perdesaan Gini Ratio September 2019 tercatat sebesar 0,333. Angka ini
mengalami penurunan sebesar 0,007poin disbanding Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar
0,340, juga menurun 0,010 poin dibanding Gini Ratio September 2018 yang sebesar 0,343.
 Kriteria Bank Dunia
Kategori ketimpangan kriteria Bank Dunia ditentukan dengan menggunakan kriteria
seperti berikut:
a. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen
terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12 persen
dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi.
b. Jika proporsi jumlah pendapatan penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah
terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12-17 persen dikategorikan
ketimpangan pendapatan sedang/menengah.
c. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen
terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 17 persen
dikategorikan ketimpangan pendapatan rendah.
Pada September 2019, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah
sebesar 17,23 persen yang berarti Nusa Tenggara Barat berada pada kategori ketimpangan
rendah. Persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah pada September 2019
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2019 yang sebesar 17,34
persen, serta juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi September 2018
yang sebesar 17,31 persen.
Ketimpangan di perkotaan lebih parah dibandingkan dengan ketimpangan di perdesaan.
Persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan
pada September 2019 adalah sebesar 15,89 persen atau tergolong ketimpangan sedang.
Sementara itu, persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah
perdesaan pada September 2019 adalah sebesar 18,97 persen yang berarti berada pada
kategori ketimpangan rendah.

Anda mungkin juga menyukai