K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
2
DAFTAR ISI
1. UMUM.............................................................................................................................535
2. PEMELIHARAAN SISTEM PERPIPAAN.....................................................................536
3. SISTEM PELISTRIKAN..................................................................................................539
4. OPERASI DAN PEMELIHARAAN UNIT PRETREATMENT.......................................544
5. PENGOPERASIAN KOLAM STABILISASI LIMBAH................................................559
6. PEMELIHARAAN KOLAM STABILISASI LIMBAH..................................................566
7. PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH...........................................582
8. PERAWATAN RBC........................................................................................................588
9. OPERASI DAN PEMELIHARAAN OXYDATION DITCH.............................................592
10. UASB (UPFLOW ACTIVATED SLUDGE BLANKET)................................................600
11. PEMECAHAN MASALAH /TROUBLE SHOOTING....................................................603
i
DAFTAR TABEL
Tabel 6. 1 Kondisi Permukaan Kolam....................................................................567
Tabel 6. 2 Warna Kolam.........................................................................................568
Tabel 6. 3 Permasalahan Dan Perawatan Kolam Stabilisasi...................................570
Tabel 6. 4 Frekuensi Pengurasan Lumpur Kolam...................................................571
Tabel 6. 5 Contoh Catatan Pemeliharaan Kolam Stabilisasi..................................573
Tabel 6. 6 Contoh Catatan Pemeriksaan Harian.....................................................576
Tabel 6. 7 Contoh Catatan Pemeriksaan Mingguan................................................578
Tabel 6. 8 Contoh Catatan Pemeriksaan Bulanan...................................................579
Tabel 6. 9 Contoh Catatan Pemeriksaan Catur Wulanan........................................580
Tabel 6. 10 Contoh Catatan Pemeriksaan 6 (enam) Bulanan...................................580
Tabel 6. 11 Contoh Catatan Pemeriksaan Tahunan..................................................581
Tabel 6. 11 Contoh Catatan Pemeriksaan Tahunan (Lanjutan)................................582
Tabel 9. 1 Kelebihan dan Kelemahan Oxidation Ditch..........................................592
Tabel 9. 2 Proses Checklist.....................................................................................595
Tabel 9. 3 Permasalahan Pada Tangki....................................................................599
Tabel 10. 1 Keuntungan dan Kerugian pada UASB......................................................601
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Metoda Pembersihan Endapan Dalam Pipa..............................................538
Gambar 3. 1 Panel Listrik.........................................................................................540
Gambar 3. 2 Panel listrik IPAL dan isinya (Mexico)...............................................541
Gambar 3. 3 No Fuse Breaker (NFB) Dan Magnetic Circuit Breaker (MCB)........542
Gambar 3. 4 Contactor, Overload Dan Tombol On/Off..........................................543
Gambar 3. 5 Lampu Indikator Dan Saklar Geser.....................................................543
Gambar 3. 6 Terminal...............................................................................................544
Gambar 4. 1 Bar Screen...........................................................................................545
Gambar 4. 2 Pompa Ulir (Screw Pump)...................................................................546
Gambar 4. 3 Operasi Grit Chamber Tipe Kanal......................................................549
Gambar 4. 4 Grit Chamber Tipe Circular rake / Detritus Tank / Square
HorizontalFlow (Metcalf & Eddy, 2000)............................................551
Gambar 4. 5 Operasional Grit Chamber Tipe Circular Rake/Detritus....................552
Gambar 4. 6 Cyclone Separator...............................................................................553
Gambar 4. 7 Screw Separator..................................................................................554
Gambar 4. 8 Bar Screen Kedua................................................................................554
Gambar 4. 9 Grease Trap.........................................................................................556
Gambar 4. 10 Contoh Pompa Angkat (Lift Pump).....................................................557
Gambar 5. 1 Proses Pengisian Kolam......................................................................562
Gambar 5. 2 Kolam Stabilisasi Dengan Scum Box...................................................563
Gambar 6. 1 Kegiatan Pemeliharaan Kola...............................................................567
Gambar 6. 2 Pemeliharaan Tanggul.........................................................................569
Gambar 6. 3 Jenis Tanggul Pada Kolam Stabilisasi (Tanggul Dengan Konstruksi
Dari Beton dan Pasangan Batu)...........................................................569
Gambar 6. 4 Kegiatan Pemeriksaan Ketebalan Lumpur..........................................571
Gambar 6. 5 Kegiatan Pemindahan Lumpur Kering................................................573
Gambar 7. 1 Tangki Pengendap Pertama Tipe Mechanical Circular (Metcalf &
Eddy, 2000).........................................................................................582
Gambar 7. 2 Kompartemen Pada Filter Anaerobik..................................................584
Gambar 7. 3 Rotating Biological Contactor.............................................................585
Gambar 7. 4 Bak Pengendap Kedua.........................................................................587
Gambar 8. 1 Unit Desinfeksi....................................................................................589
iii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN IPAL
1. UMUM
Sebelum mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), Kepala bagian IPAL yang
bertanggung jawab penuh atas instalasi, harus mengorganisir dan menginstruksikan tindakan-
tindakan yang tepat kepada personel-personel yang bertanggung jawab atas pengoperasian
instalasi tersebut.
a. Kepala IPAL harus menentukan kondisi pengoperasian aktual dari waktu ke waktu
dengan mempertimbangkan flow rate, kualitas influent dan efluen, sudut pandang
ekonomis, usia masing-masing peralatan, dan lain-lain.
b. Kepala IPAL harus mengkonfirmasikan kegiatan harian dalam sistem pengoperasian
IPAL. Kepala IPAL harus menerangkan hal penting berkaitan dengan sistem
operasional berikut ini kepada operator:
Detail pengoperasian
Pencatatan Data Pengoperasian
Memelihara Kebersihan lokasi
Langkah Pengamanan
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan IPAL mengacu pada Pedoman dan Tata Cara
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sub Bidang Air Limbah.
Pedoman dan Tata Cara yang diacu adalah sebagai berikut:
Pedoman operasi dan pemeliharaan IPAL Kolam Stabilisasi
Pedoman operasi dan pemeliharaan IPAL Rotating Biological Contactor (RBC)
Tata Cara Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Limbah Terpusat tentang Pedoman
Operasi dan Pemeliharaan
Tujuan utama program pemeliharaan adalah untuk memanfaatkan modal investasi yang telah
ditanam dalam pembangunan sistem pengolahan air limbah domestik, agar dapat dioperasikan
dengan efisien dan kinerja yang optimum. Jenis-jenis program pemeliharaan diantaranya yang
penting adalah sebagai berikut:
Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance): jadwal operasi pemeliharaan harus
direncanakan dengan sistematis dan ketat, agar dapat memperkecil gangguan (misal:
pelapis/coating tidak cepat keropos akibat korosi) dan memperbaiki kemacetan (misal:
pelumasan peralatan) serta memperlancar operasi setempat (misal: pengetesan alat-alat
seperti ada mur baut yang akan lepas) sehingga umur efektifnya panjang
535
Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance): Pemerliharaan perbaikan meliputi
normalisasi jaringan pipa, perbaikan atau mengganti peralatan atau perlengkapan yang telah
rusak. Kerusakan pada saluran diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yaitu kerusakan struktur dan
kerusakan fungsi
Pemeliharaan Urusan Rumah Tangga (House Keeping Maintenance): menjaga kebersihan
dan keindahan semua unit fasilitas yang ada
Pendataan dan Pelaporan (Records and Report): Pendataan dan pelaporan ada dua
kelompok, yaitu data intern dan ekstern. Data internal yaitu data sistem organisasi dan
sumber daya manusia, desain dan pelaksanaan pembangunan, investasi pelaksanaan dan
pembiayaan operasi dan pemeliharaan. Sedangkan data eksternal adalah dampaknya
terhadap lingkungan sekitar
Program kerja pemeliharaan pencegahan meliputi pekerjaan rutin terjadwal pengawasan dan
pembersihan saluran. Dimulai dengan pengawasan pendahuluan diperoleh metoda dan jenis
536
pemeliharaan dan pencegahan berikutnya sehingga dapat diketahui peralatan yang diperlukan.
Selain itu perlu dilakukan upaya penggelontoran yang cukup keras, sehingga adanya kedalaman
berenang yang cukup untuk menghanyutkan benda-benda keras yang ada di dalamnya
Masalah Endapan
Sistem drainase yang buruk menyebabkan infiltrasi air hujan yang membawa hanyutan suspensi
diskrit padat dan sampah. Hal ini berpotensi untuk membuat sumbatan-sumbatan aliran
sehingga menghasilkan gas H2S, CO2 dan methan.
Permasalahannya adalah operasi pembersihan endapan tidak dapat dilakukan karena adanya gas
CO2 yang bisa meracuni operator. Agar dihindari pengujian dengan nyala lampu lilin atau
lantera, karena bisa menimbulkan ledakan bila konsentrasi gas methan tinggi. Disarankan untuk
perbaikan di dalam pipa menggunakan tabung udara. Alternatif penanganan:
Sistem drainase sepanjang jalur air limbah domestik harus diperbaiki
Kebersihan jalan masuk dan jalan akses dijaga
Tutup manhole air limbah harus jauh dari bahaya limpasan air hujan, yakni harus dijaga
jangan sampai terbuka
Perlu membangun kesadaran masyarakat melalui penyuluhan dan penetapan peraturan
agar tidak membuang sampah ke dalam manhole
Perlu program inspeksi yang terjadwal terhadap setiapmanhole jaringan penyaluran air
limbah yang ada untuk dapat mengatasi masalah yang timbul sedini mungkin
Untuk sistem setempat perlu dilakukan penggelontoran secara periodik dan pembuatan
bak kontrol untuk mengawasi timbul endapan yang berlebihan
537
Gambar 2. 1 Metoda Pembersihan Endapan Dalam Pipa
Mesin pengangkat dengan ember penjepit (bucket machine), yaitu mesin yang
dilengkapi dengan alat angkat dengan gulungan mesin dilengkapi dengan suatu rangka
dengan alat penarik dipasang pada kendaraan atau traktor trailer
Mesin pemberih khusus, yang terdiri dari 2 tipe yaitu tipe manual dan tipe tenaga
penggerak. Pembersih dipasang pada tongkat (rod) yang dapat diputar dengan handle
dan bergerak maju mundur untuk membuang tanah, pasir dan sampah
Kendaraan pembersih berkecepatan tinggi dilengkapi dengan pompa dan tangki air.
Dengan mengoperasikan pompa bertekanan tinggi, mesin menekan air dalam tangki air
sehinigga terbentuk pancaran air (water jet) sebesar 70-100 kg/cm2 yang keluar dari
nozzle khusus yang dipasang pada kepala/ujung pipa dan mendorong pasir dan tanah
yang berada dalam pipa saluran keluar melalui manhole
Mesin pembersih berkecepatan tinggi ukuran kecil, yaitu sebuah mesin yang dilengkapi
dengan pompa dan tangki air. Pipa mensuplai air dari tangki dan pompa bertekanan
tinggi memompa air tersebut dan disemprotkan melalui nozzle khusus yang dipasang
pada kepala pipa, semprotan air dapat membersihkan tanah dan pasir
Mobil penghisap (vaccum vehicle/vaccum truck), yang dapat diklasifikasikan dalam 2
tipe yaitu tipe mobil penghisap dengan tenaga reguler dan mobilpenghisap dengan
tenaga tinggi
538
Perlu dilalukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap urgensi
pemeliharaan sistem penyaluran air limbah domestik melalui program penyuluhan
3. SISTEM PELISTRIKAN
Pasokan listrik biasanya dari jaringan PLN, tetapi jika diperlukan bisa juga di backup dengan
unit genset tersendiri. Jika dengan dua sumber, maka penel listrik untuk power supply juga
dipasang (lihat Gambar 3.1).
Handle pada posisi 0 : Netral, semua listrik baik dari jaringan PLN maupun Genset tidak
tersambung kejaringan, sehingga semua peralatan tidak bisa
berjalan / berfungsi.
Handle pada posisi I : Sumber listrik berasal dari PLN.
Handle pada posisi II : Sumber listrik berasal dari Genset.
539
Gambar 3. 1 Panel Listrik
Dari panel power supply ini, listrik akan masuk ke panel listrik utama. Panel listrik dan
perlengkapannya adalah untuk memudahkan komunikasi dan interaksi antara operator dengan
mesin yang dikelolanya. Semua peralatan mesin pada suatu plant IPAL dikontrol dan dimonitor
melalui panel listrik yang sudah diatur dan disetel sedemikian rupa, baik susunan peralatan
listrik dan masing masing kapasitasnya serta kabel dan sambungannya.
Beragam bentuk dan dimensi dari panel listrik adalah bergantung pada banyaknya peralatan dan
mesin yang dikontrol, dan juga sampai seberapa jauh/detil akan memonitor dan mengamati
unjuk kerja dari setiap peralatan atau mesin yang terpasang. Bila ada peralatan/mesin yang bisa
bekerja secara otomatis, maka pasti ada peralatan sensor yang mengatur sistem otomatisasi
tersebut. Secara umum peralatan listrik standar yang selalu ada pada box panel adalah sebagai
berikut:
a) NFB (No Fuse Breaker) :
Untuk pembatas daya / beban listrik yang digunakan oleh sesuatu mesin.
540
Sebagai pengaman jaringan jika terjadi hubungan arus pendek
Sebagai penghubung atau pemutus jaringan/tegangan listrik yang mempunyai kapasitas
amper tinggi
b) MCB (Magnetic Circuit Breaker):
MCB berfungsi sama dengan NFB namun MCB digunakan untuk kekuatan arus dengan
amper yang kecil
541
Gambar 3. 2 Panel listrik IPAL Tower City, Jakarta
c) Contactor :
Saklar yang bekerja berdasarkan magnit listrik
Untuk mengaktifkan/bekerjanya magnit, kontaktor memerlukan tegangan listrik.
Untuk mengaktifkan magnitnya hanya membutuhkan tegangan listrik + 3 watt, bisa
difungsikan sebagai otomatisasi untuk mengkontrol alat/jaringan yang mempunyai
tegangan sampai ribuan watt.
542
Gambar 3. 3 No Fuse Breaker (NFB) Dan Magnetic Circuit Breaker (MCB)
d) Overload thermis :
Fungsinya untuk mengamankan beban listrik, terutama motor listrik agar tidak rusak /
terbakar jika kelebihan beban/tidak kuat memutar alat yang digerakkan. Overload
thermis bekerja berdasarkan sensor panas.
e) Tombol tekan on/off (Push Button) :
Warna hijau : untuk mengaktifkan kontaktor, menghubungkan kontaktor dengan
tegangan listrik agar aktif/bekerja.
Warna merah : untuk memutuskan kontaktor dari aliran/jaringan tegangan listrik supaya
mati /off
543
Kontaktor
Overload
Gambar 3. 4 Contactor, Overload Dan Tombol On/Off
f) Lampu indikator :
Sebagai alat bantu visual yang dihubungkan ke push button, sehingga mudah dilihat
apakah posisi pada on (lampu warna hijau) atau posisi pada off (lampu warna merah)
Pada indikator power supply dengan jaringan 3 phasa, lampu indikatornya ada 3 warna,
yaitu merah, kuning dan hijau. Sehingga jika power supply dihidupkan harusnya ketiga
lampu tersebut akan menyala, jika ada yang mati salah satu, artinya salah satu pasokan
listrik dari aliran 3 phasa tersebut ada yang mati. Jangan mengaktifkan semua
peralatan/mesin jika salah satu phasa mati.
g) Saklar geser :
Untuk memindahkan fungsi kerja, dari / ke automatis dan manual
Auto Manual
544
h) Penghubung Kabel/Terminal
Untuk menghubungkan kabel kabel
Gambar 3. 6 Terminal
Buatlah Plakat berisi urut urutan cara menghidupkan dan mematikan peralatan
listrik untuk pengoperasian IPAL, Plakat ditempekan pada pintu panel
4. listrik, supaya mudah terlihat dan terbaca.
OPERASI DAN PEMELIHARAAN UNIT PRETREATMENT
a. Saringan /Screen Awal (Sebelum Pompa Angkat)
Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring
dengan saringan kasar.
Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara
manual dengan alumunium rake.
Jika menggunakan/terpasang saringan mekanis (mechanical screen), maka dengan
conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul
sampah.
Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen
dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari.
545
Bar Screen
ii. Periksa listrik yang disalurkan ke pompa. Listrik tersambung jika lampu indicator
yang warna hijau menyala. Jika lampu operasi tidak menyala, hidupkan NFB untuk
pompa yang diinginkan didalam panel listrik.
iii. Tergantung dari jenis pompa yang dipakai pada plant IPAL yang ada, Lift
pump dengan tipe screw biasanya dilengkapi dengan sistem pompa gemuk/grease
pump. Periksa apakah tangki/wadah gemuk (grease) sudah diisi dengan gemuk
dengan jumlah yang disyaratkan.
iv. Periksa listrik yang disalurkan ke grease pump. Listrik sudah tersalur jika lampu
546
indikator yang warna hijau menyala. Jika lampu operasi tidak menyala, hidupkan
NFB yang ada di dalam panel. Grease akan dipompakan pada bearing dan bagian
bagian bergerak lainnya secara otomatis.
Pengoperasian
Lift pump selalu punya 2 mode operasi, yaitu pengoperasian otomatis atau manual.
Pengoperasian Otomatis
Ada dua jenis pengoperasian, tergantung tinggi permukaan air di stasiun (rumah) pompa.
Detail dari pengoperasian adalah sebagai berikut:
Pengoperasian Otomatis 1
Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level tinggi tertentu, misalnya X
(▼+6), pompa otomatis menyala, dan jika air mencapai level Z (▼+5), pompa otomatis
mati.
Jika memilih mode auto-1, pompa otomatis menyala dan mati ketika air di rumah
pompa mencapai level X dan Z .
547
Pengoperasian Otomatis 2
Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level Y (▼+6), pompa otomatis akan
menyala, dan jika air mencapai level Z (▼+5), pompa otomatis akan mati.
Jika diatur pada mode auto-2, pompa otomatis akan hidup dan mati ketika air di rumah
pompa diantara level air Y dan Z.
Jika aliran limbah sesuai dengan kondisi desain, dua pompa angkat akan beroperasi,
sementara pompa yang lain dalam kondisi stand by. Karena itu, satu pompa harus diatur
dalam mode auto-1 dan satu pompa lainnya diatur dalam mode auto-2.
Pengoperasian Manual
o Tombol Pengoperasian pompa yang ingin dioperasikan oleh operator, harus
diposisikan pada tulisan “manual”, baru pompa tersebut bisa berkerja secara
manual.
o Jika tombol pengoperasian diposisikan ke “stop”, maka pompa akan mati.
Periode harian pengoperasian pompa angkat.
Pada pompa angkat tipe screw pump, biasanya di dalam panelnya terdapat alat hitung
(counter) pengoperasian. Alat hitung punya angka dari 0~9999. Setiap hitungan satu
menandakan pompa beroperasi selama satu menit . Sebagai contoh, pada suatu hari, alat
hitung menunjukkan 1.200. Ini artinya dalam satu hari operasi tersebut pompa beroperasi
selama 1.200 menit (20 jam).
548
c. Screen Tahap Kedua (Setelah Pompa)
Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan
saringan kasar.
Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara
manual dengan alumunium rake.
Jika menggunakan / terpasang mechanical screen, maka dengan conveyor belt sampah
yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah.
Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen
dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari.
549
chain hoist, dan tekan tombol travelling backward/ jalan mundur untuk memundurkan
derek. Ulangi operasi seperti tadi yaitu memompa dari satu sisi ke sisi lainnya, prosedur
tersebut diulang bolak-balik sebanyak tiga sampai lima kali.
o Jalankan pompa pasir untuk memompa grit, dengan dereknya sekali atau dua
kali sehari
Menghentikan Pengoperasian
o Setelah menyelesaikan pengurasan grit seperti yang dijelaskan di atas, hentikan pompa
pasir dengan memencet tombol Stop Operation di panel kontrol
550
o Matikan NFB Derek listrik (didalam panel kontrol)
Catatan:
o Biasanya dua grit chamber dioperasikan secara paralel
o Pindahkan pasir dan kotoran-kotoran lain yang tersedimentasi dan terkumpul di grit
chamber menggunakan pompa pasir dan derek listrik yang dioperasikan manual. Walau
demikian, hindari pengoperasian secara bersamaan.
o Hentikan derek tepat didalam tutup tahan air.
o Grit akan dpompa masuk ke pengumpul/cyclone separator.
Bila tipe grit chamber yang digunakan adalah tipe kolam detritus/square horizontal-
flow/circular rake, maka sistem operasinya adalah sebagai berikut:
Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa
o Nyalakan sekop putar/scoop, nyalakan mekanik pencuci grit, juga nyalakan pompa
untuk mengembalikan bahan organik.
o Sekop putar dioperasikan melalui panel kontrol yang dipasang di ruang mesin untuk
pompa angkat.
o Juga pencuci grit dan pompa pengembalian organik, semua diopersikan melalui panel
kontrol yang berada diruang mesin untuk pompa angkat.
Memulai Pengoperasian
o Sekop mekanik berada didasar setiap grit chamber yang akan dikuras (jika ada
beberapa grit chamber)
o Mekanisme pencuci grit/rake yang bergerak maju mundur, terletak disebelah dari bak
kotak, dan berhubungan dengan sekop putar pad kolam pengumpul grit. Mekanisme ini
dijalankan secara bebas, juga mekanis/pompa untuk mengembalikan kandungan
organik.
o Hidupkan sekop putar dengan tombol pengoperasian yang terdapat di kontrol panel
o Setelah memeriksa jalannya sekop putar, hidupkan rak pencuci grit/rake grit washer.
Setelah mengamati dan memeriksa jalannya mekanisme take dan sekop, hidupkan juga
551
pompa atau mekanik untuk mengembalikan kandungan organic dari hasil pencucian
grit, kembali ke bak / kolam detritus.
o Grit yang telah bersih dan kering akan keluar melalui ujung rak, dikumpulkan dan
masukan pada gerobak /kereta dan buang ketempat pembuangan grit
o Jalankan seluruh mekanisme sekop, rake pencuci an pengembalian organik pada grit
chamber, sekali atau dua kali sehari
Menghentikan Pengoperasian
o Setelah menyelesaikan pengurasan dan pencucian grit seperti yang dijelaskan diatas,
hentikan sekop putar, rake pencuci dengan memencet tombol Stop Operation dikontrol
panel
o Matikan NFB didalam kontrol panel, jika tombol on /off berada diluar ruang
control.
552
Gambar 4. 4 Grit Chamber Tipe Circular rake / Detritus Tank / Square HorizontalFlow (Metcalf & Eddy, 2000)
553
Gambar 4. 5 Operasional Grit Chamber Tipe Circular Rake/Detritus
e. Pemisah Tipe Pusaran & Tipe Ulir /Cyclone Separator & Screw Separator
Cyclone separator adalah rangkaian peralatan dari sistem pemisahan grit dari grit chamber
sistem kanal, pada sistem kolam detritus grit sudah dicuci dan dikumpulkan pada ujung rak
pencuci. Operasional Cyclone separator adalah sebagai berikut:
Cyclone separator dihubungkan langsung dengan pipa keluar dari pompa pasir, tanah dan
pasir dan butiran kasar lainnya yang terkumpul di dasar grit chamber disedot bersama-sama
dengan limbah cair oleh pompa pasir tersebut dan dipisahkan menjadi bahan padat dan cair
didalam cyclone separator. Tanah dan pasir yang sudah dipisahkan, terkumpul dan
tersimpan di chamber di dasar cyclone separator.
Setelah selesai mengoperasikan pompa pasir, buka kran yang terpasang di bagian bawah
chamber di bagian bawah cyclone separator, lalu limbah disalurkan kedalam parit.
Tanah dan pasir akan tetap berada di dalam parit, dan limbah secara alami mengalir kembali
ke grit chamber.
Tanah dan pasir yang terkumpul di parit diciduk 1-2 kali seminggu dan pindahkan ke sludge
drying bed. Kadang perlu dicuci supaya tidak bau.
554
Gambar 4. 6 Cyclone Separator
Screw separator mempunyai konstruksi seperti ulir yang miring dan bertumpu pada dasar bak,
dimana bak tersebut adalah sebagai dasar dari grit chamber. Dasar dari grit chamber dibuat
konus dan miring kearah ujung screw separator. Operasional screw separator adalah sebagai
berikut:
Hidupkan scew separator, screw/ulir akan berputar dan mengangkat air berserta grit yang
terkumpul didasarnya naik keatas
Dinding screw separator terbuat dari plat berlubang lubang, sehingga air akan keluar
melaui lubang tersebut, sedangkan grit akan terangkat naik.
Efek dari putaran serta dorongan dari screw akan membersihkan grit dari bahan organik
lainnya, sehingga grit yang keluar dari sistem ini sudah tercuci bersih dan tidak bau.
Grit akan keluar melalui ujung dari screw, dan akan ditampung pada wadah/bin, dan setiap
hari dibuang.
555
bar screen.
Kotoran-kotoran yang menempel di saringan diambil secara manual dengan alumunium
rake. Ambil kotoran 1-2 kali sehari. Misal pada titik ini dipasang mechanical screen maka
secara otomatis sampah akan dikumpulkan dan dibuang secara rutin.
Jika menggunakan mechanical screen, maka dengan conveyor belt sampah yang terangkat
dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul/container sampah.
Kotoran diambil dan dibuang paling tidak 1 (satu) kali sehari jika menggunakan bar screen
sistem manual, dan jika mamakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari.
556
g. Bak pembagi
Setelah unit pretreatment, pada awal/hulu dari sistem pengolahan dengan kolam stabilisasi,
selalu terdapat bak pembagi aliran. Pengolahan dengan sistem kolam stabilisasi umumnya
terdiri dari minimal 2 (dua) jalur sistem pengolahan, karena hal tersebut memungkinkan
penanganan yang maksimal dan baik jika terjadi problem pada salah satu jalur, bisa juga
berfungsi pada saat pasokan limbah sangat sedikit atau kurang dari 50%, maka pengolahan bisa
dilakukan hanya dengan sat jalur pengolahan.
Pada bak pembagi/distribution chamber, terdapat 2 (dua) pintu air/gate (jika ada 2 jalur
pengolahan), setiap gate/pintu air berfungsi untuk menyalurkan air limbah ke salah satu
jalur/baris kolam stabilisasi. Pengoperasian pintu air bisa secara manual atau secara otomatis.
Operasional bak pembagi tersebut adalah sebagai berikut:
Jika aliran air limbah 100% dari kapasitas desain, maka 2 (dua) pintu air dibuka normal,
kedua pintu air tersebut akan mendistribusikan efluen ke kolam stabilisasi No.1 dan
No.2. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dua baris kolam dipasang paralel di dalam
sistem ini
Biasanya Setiap baris terdiri dari 2 (dua) atau 3 (tiga) kolam anaerobik (paralel) ditambah
dengan 2 (dua) kolam fakultatif (paralel) dan 2 (dua) kolam maturasi yang disusun secara
seri.
Air limbah tersalurkan ke semua kolam secara normal.
Jika aliran air limbah kurang dari 50% dari kapasitas desain, mengoperasikan satu baris
kolam boleh dilakukan. Dalam hal ini, "tutup" salah satu pintu air/distribution gate pada
baris kolam yang akan diistirahatkan.
557
Grease trap jenis kedua adalah grease trap yang menggunakan aerasi udara, disebut juga
dengan sistem flotation. Operasional grease trap jenis ini adalah sebagai berikut:
o Hidupkan pompa udara / kompressor untuk flotasi, tombol ada pada panel listrik
diruang utama.
o Hidupkan skimmer/ pengeruk dan pengumpul scum
o Scum yang terkumpul pada kolam pengumpul diambil dan dibuang 1-2 kali dalam
sehari.
558
dioperasikan (bergantian) dan 1 (satu) unit pompa untuk standby. Standby bisa berarti pompa
bisa dioperasikan sewaktu waktu, misal dalam kondisi air di pump station tinggi/ banjir, atau
bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya. Jenis pompa
angkat (positip) bermacam macam, bergantung pada besarnya volume dan berapa tingginya air
yang mau dipindah, dan lain sebagainya. Untuk IPAL komunal, biasanya dipakai pompa jenis
sump-pump yang submersible (terbenam di dalam air limbah).
559
Ada dua jenis pengoperasian, tergantung ketinggian permukaan air di rumah pompa. Detail
dari pengoperasian adalah sebagai berikut:
Pengoperasian Otomatis 1
Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level tinggi tertentu, misalnya X,
pompa otomatis menyala, dan jika air mencapai level Y, pompa otomatis mati. Jika memilih
mode auto-1, pompa otomatis menyala dan mati ketika air di rumah pompa mencapai level
X dan Y .
Pengoperasian Otomatis 2
Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level X, pompa otomatis menyala,
dan jika air mencapai level Y, pompa otomatis akan mati. Jika diatur pada mode auto-2,
pompa otomatis akan hidup dan mati ketika air di rumah pompa diantara level air X dan Y.
Jika aliran limbah sesuai dengan kondisi desain, dua pompa akan beroperasi secara
bergantian setiap 6 jam, sementara pompa ketiga dalam kondisi standby. Karena itu, satu
pompa harus diatur dalam mode auto-1 dan satu pompa lainnya diatur dalam mode auto-2.
Catatan:
Tombol pengoperasian untuk masing-masing pompa biasanya selalu punya pilihan :
“auto-1”, “auto-2”, “manual” dan “stop”.
Pompa yang sudah dipilih akan beroperasi secara otomatis dengan level air dan waktu yang
560
sudah ditentukan di rumah pompa. Periksa apakah pompa mengangkat limbah sesuai dengan
mode pengoperasian yang sudah dipilih.
Operasi Manual
Tombol Pengoperasian pompa yang ingin dioperasikan oleh operator, harus diposisikan pada
tulisan “manual”, baru pompa tersebut bisa berkerja secara manual. Jika tombol pengoperasian
diposisikan ke “stop”, maka pompa akan mati. Waktu kerja (berapa jam nyalanya) pompa juga
akan bekerja secara manual.
Biasanya operasi pompa ini dihubungkan dengan sistem alarm baik pada pengoperasian secara
otomatis maupun manual, sehingga jika pompa tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka
alarm akan memberikan sinyal supaya operator bisa bertindak sebagaimana mestinya.
561
kolam, yang dibutuhkan: sekop, kapak, parang, alat potong rumput dan ilalang, gerobak sorong,
persediaan batu, tiang kayu, pagar kawat, palu, paku, pipa cadangan, semen. Peralatan lain yang
dibutuhkan antara lain tool shed, rambu peringatan, bahan pembuat pagar, dan sarung tangan
dan sepatu bot dari karet. Jangan lupa memakai sepatu bot dan sarung tangan jika berkerja di
sekitar kolam stabilisasi.
Kolam stabilisasi yang beroperasi dengan baik dan dipelihara sebagaimana mestinya biasanya
tidak berbau. Bagi anak-anak maupun orang dewasa, tempat ini tampak seperti tempat untuk
berenang atau bermain. Tindakan-tindakan ini harus dilarang. Harus dilakukan tindakan
pencegahan untuk mencegah orang-orang yang tak berwenang masuk ke dalam lokasi. Pasang
rambu peringatan, atau pasang pagar atau barikade.
c. Definisi umum
- Algae:
Tumbuhan kecil berwarna hijau, biasanya mengambang di permukaan air; tumbuhan ini
tumbuh dan berkembang di kolam stabilisasi dan menghasilkan oksigen.
- Kolam anaerobik:
Kolam stabilisasi yang menerima sewage/air limbah dari sistem jaringan pengumpul air
limbah dan mengalirkan ke kolam fakultatif
- Efluen:
Air limbah yang sudah melewati proses pengolahan.
- Kolam fakultatif:
Kolam stabilisasi yang menerima air limbah yang sudah terolah di kolam anaerobik, dan
mengalirkan air yang sudah diolah ke selokan kering atau ke kolam maturasi.
- Kolam maturasi:
Kolam stabilisasi yang menerima air limbah yang sudah diolah di kolam fakultatif,
selanjutnya mengolah air limbah tersebut dan mengalirkannya ke selokan kering; kolam
maturasi kadang-kadang digunakan untuk memelihara ikan.
- Scum:
Kotoran/padatan/partikel mengambang yang muncul di permukaan cairan, sangat lazim
terjadi di kolam anaerobik.
- Sewage (air limbah):
Air yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti air cucian, tinja, dan air yang
digunakan untuk menggelontor tinja dari bangungan/rumah lewat pipa jaringan pengumpul
dan menuju tangki septik, jamban atau kolam stabilisasi.
- Lumpur (Sludge):
Padatan / lumpur yang mengendap
562
- Sewage (air limbah) olahan:
Air limbah yang mengalir keluar dari kolam stabilisasi atau sistem pengolahan lain.
Sewage olahan lebih aman dari pada sewage yang sudah diendapkan dan bisa digunakan
untuk irigasi tanaman yang bukan dikonsumsi manusia.
563
ii. Biarkan sewage memasuki kedua kolam tersebut dan mengalir keluar dari kedua kolam
sebagai sewage olahan.
Aliran
masuk
Aliran Kolam yg sdh
masuk penuh, dan Kolam yg
Kolam yg Kran
matang sdh
sedang tutu
penuh,
diisi Kranp
buka dan
matang
Sekat tanah Kolam yg
Kran
Temporer, sedang
buka diisi
+ 0,5 m Kran
tutup
Sekat tanah
Temporer,
Aliran
+ 0,5 m
keluar
Aliran
keluar
KOLAM secara paralel KOLAM secara seri
PARALEL
Seperti telah dipaparkan di muka, sistem ini terdiri dari 3 (tiga) urutan proses, yaitu proses pada
kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam maturasi.
e. Kolam Anaerobik
Periksa kedalaman kolam anaerobik, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana, periksa juga
bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran/outlet dari sistem, apakah letaknya sudah
sesuai dengan desain. Bersihkan seluruh tanaman yang tumbuh dikolam kosong calon untuk
kolam anaerobik.
Isi kolam dengan air limbah mentah, pengisian dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu
tertentu. Pengisian pertama bisa dengan 25% dari kapasitas kolam. Jika memungkinkan,
inokulasikan biomass aktif pada awal operasi ini. Biomasss aktif bisa diambil dari kolam
564
anaerobik lain atau dari reaktor lain yang masih aktif (UASB, Baffle septic tank, tangki septik,
dan sebagainya). Kolam anaerobik diisi secara bertahap hingga mencapai daya tampung yang
direncanakan selama kurun waktu 3 (tiga) minggu hingga 6 (enam) minggu.
Waktu pengisian kolam tersebut sangat tergantung dari kondisi pertumbuhan microorganisme,
ada tidaknya penambahan microorganisme aktif dalam kolam tersebut (sehingga dapat
mempercepat). Selama masa start-up ini kondisikan dan pertahankan pH pada 7-7,5 supaya
memungkinkan populasi archareal methanogenic tumbuh.
Jika pH bersifat asam/merosot menjadi < 7, koreksilah dengan menambahkan kapur/gamping
kedalam kolam. Sangat penting menjaga kondisi pH pada awal start –up ini. Lakukan sampling
dan analisa setiap minggu, chek kandungan organik dari influen dan efluen sehingga tahu
bahwa kolam anaerobik telah berfungsi sesuai desain kriteria, dan dapat dioperasikan secara
normal.
Setelah beroperasi secara normal, lakukan operasi standar sebagai berikut.
Periksa saluran inlet dan outlet sehari dua kali, untuk memastikan tidak tersumbat oleh
benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah.
Lokalisir scum yang terjadi pada permukaan kolam, dengan konstruksi scum box (lihat
gambar)
Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh ditepi kolam atau dari dalam kolam.
Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan.
Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.
Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang (kelinci, yuyu,
tikus, dsb) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri, maka bisa segera dilakukan
perbaikan.
Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan lakukan
perbaikan permanen secepatnya.
565
Gambar 5. 2 Kolam Stabilisasi Dengan Scum Box
f. kolam Fakultatif
Kolam Fakultatif pada tahap awal memulai sistem kolam stabilisasi
o Kolam fakultatif dioperasikan terlebih dahulu sebelum mengoperasikan kolam
anaerobik agar bau tidak timbul jika efluen dari kolam anaerobik disalurkan ke
kolam fakultatif.
o Periksa kedalaman kolam fakultatif, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana,
periksa juga bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran /outlet dari sistem,
apakah letaknya sudah sesuai dengan desain.
o Isi kolam dengan air bersih, bukan air limbah. Air bersih bisa didapat dari air
permukaan/air sungai, atau air tanah/air dari sumur. Isi penuh sesuai kapasitas
desain
o Diamkan selama 3-4 minggu dan tidak ada penambahan air baru. Penambahan bisa
dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam.
o Selama periode tersebut akan tumbuh populasi bakteri heterotropik dan algae yang
diperlukan bagi pengolahan limbah.
o Jika tidak tersedia air bersih, boleh diisi dengan air limbah mentah. Isi penuh sesuai
kapasitas.
o Diamkan dalam kurun waktu 3 sampai 4 minggu, tidak ada penambahan air baru.
Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada
kolam.
o Akan tumbuh populasi mikrobaia pada masa start up tersebut, jika memakai air
limbah mentah, kemungkinan akan timbul bau pada periode tersebut.
o Lakukan Sampling dan analisa setiap minggu, chek kandungan organik dari influen
dan efluen sehingga tahu bahwa kondisi kolam fakultatif telah berfungsi sesuai
desain kriteria, dan dapat dioperasikan secara normal.
566
o Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh di tepi kolam atau dari dalam kolam.
o Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan.
o Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.
o Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang
(kelinci, yuyu, tikus, dan sebagainya) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri,
maka bisa segera dilakukan perbaikan.
o Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan
lakukan perbaikan permanen secepatnya.
567
o Lakukan sampling dan analisa setiap minggu, periksa kandungan organik dari influen dan
efluen sehingga tahu bahwa kolam anaerobik telah berfungsi sesuai desain kriteria, dan
dapat dioperasikan secara normal.
Setelah beroperasi secara normal, lakukan standar operasi unit ini adalah sebagai berikut:
o Periksa saluran inlet dan outlet sehari 2 (dua) kali, untuk memastikan tidak tersumbat oleh
benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah.
o Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh ditepi kolam atau dari dalam kolam.
o Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan.
o Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.
o Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang (kelinci, yuyu,
tikus, dan sebagainya) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri, maka bisa segera
dilakukan perbaikan.
o Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan lakukan
perbaikan permanen secepatnya.
568
Sampah
Pengait Pengait mengamba
Lembaran
ng Screen pelindung
ganggang,
scum, outlet
lumpur
Permukaan kolam
Permukaan kolam
Outlet
Dasar kolam
Dasar kolam
PEMELIHARAAN Outlet
Pakailah selalu Baju Pelampung jika bekerja
PERMUKAAN di Kolam
KOLAM Gambar 6. 1 Kegiatan Pemeliharaan Kola
Masalah di permukaan lainnya adalah kotoran-kotoran yang terbawa angin, misalnya daun-
daunan. Benda-benda seperti ini bisa menganggu outlet kolam. Benda ini harus dibuang dari
kolam dan dikumpulkan di luar kolam.
Tabel 6. 1 Kodisi Permukaan Kolam
Kondisi Masalah Yang Ditimbulkan Solusi
Pertumbuhan Algae Bau, Kinerja Kolam Menurun Buyarkan Lembaran Algae
Lapisan Scum Bau, Serangga berkembang biakBuyarkan Lapisan Scum
Lumpur yang naik ke Bau Buyarkan lapisan lumpur
permukaan
Sampah mengambang Mengganggu outlet Buang sampah yang
mengambang
Kondisi permukaan lain yang harus diperiksa secara berkala adalah warna kolam. Setiap jenis
kolam punya ciri warna, dan perubahan warna biasanya menandakan masalah yang harus
diperiksa secepatnya. Warna kolam yang berjalan pada kondisi normal/berimbang dapat dilihat
pada Tabel 6.2.
569
Tabel 6. 2 Warna Kolam
JenisKolam Ciri Warna
Anaerobik Hitam kehijau-hijauan
Fakultatif Hijau atau hijau kecoklat-colatan
Maturasi Hijau
Perubahan warna biasanya menandakan perubahan dalam sewage yang masuk ke dalam kolam.
Ini bisa terjadi oleh kenaikan konsentrasi tinja, air hujan atau air dibawah permukaan masuk ke
dalam sistem sewer. Atau karena bahan seperti minyak, bahan kimia, darah binatang masuk
bersama dengan sewage. Apapun penyebabnya, itu harus ditemukan dan dihentikan secepat
mungkin. Jika ada laboratorium, sampel air kolam di permukaan dan dibawah permukaan
diteliti untuk mengetahui penyebab perubahan pada kolam.
Memotong
rumput
Gambar
Menyiangi 6. 2 Pemeliharaan Tanggul
Mengisi lubang
dengan tanah
Tanah
c. Pengelolaan lumpur
Pada tahun pertama pengoperasian kolam, lumpur akan terkumpul di dasar kolam. Setelah itu,
proses biologis akan mulai menguraikan lumpur pada kecepatan yang sama dengan kecepatan
terkumpulnya lumpur di dasar kolam, umumnya membuat akumulasi lumpur bisa diabaikan.
Walau demikian, ketebalan lumpur harus diperiksa setiap tahun. Jika lebih dari sepertiga dari
kedalaman kolam yang direncanakan, hal ini bisa mengganggu proses alamiah dari kolam
tersebut dan bisa menyumbat pipa inlet. Jika demikian, kolam harus dikuras dan lumpur harus
dibuang. Seberapa sering hal ini harus dilakukan tergantung pada kondisi lokal dan jenis kolam.
Frekuensi pengurasan lumpur dapat dilihat pada Tabel 6.3 berikut ini.
Tabel 6. 3 Permasalahan Dan Perawatan Kolam Stabilisasi
Area yang diperiksa Kondisi atau Tindakan
masalah
Area disekeliling lokasi Pohon atau semak yang Potong dan buang
kolam baru tumbuh
Area disekeliling lokasi Limpahan air permukaan Alihkan atau hindari supaya tidak
kolam masuk kolam dengan dam
kecil atau parit
Lereng Tanggul bagian luar Erosi air atau angin Isi dengan bahan padat; tanam
dan puncak tanggul rumput
Lereng Tanggul bagian luar Rumput atau ilalang Potong rumput atau ilalang;
dan puncak tanggul buang rumput yang sudah
dipotong
Lereng tanggul bagian Erosi karena cuaca atau Ganti batu yang dipasang untuk
571
dalam gelombang air kolam melindungi tanggul kolam
Tepian kolam Rumput Potong dan buang hasil potongan
Outlet kolam Sampah di sekitar outlet Buang sampah yang menghalangi
outlet
Permukaan kolam Nyamuk Penyemprotan minyak bahan
bakar berukuran halus atau
pelihara ikan yang memakan
jentik-jentik nyamuk
Jika sistem sewer komunitas dihubungkan pada satu kolam saja, walaupun hanya sementara,
perlu dibuat kolam lain atau pengolahan komunal secara temporer. Efluen dari sistem sewer
temporer ini tak boleh dibuang ke sungai, danau atau selokan kering.
Tabel 6. 4 Frekuensi Pengurasan Lumpur Kolam
Jenis Kolam Frekuensi
Anaerobik 2-12 tahun
Fakultatif 8-20 tahun
Maturasi Mungkin tidak pernah
Tongkat pengukur
572
Lumpur Dasar kolam
Celupkan tongkat ke dasar kolam dan setelah satu menit, angkat pelan-pelan. Partikel-partikel
lumpur akan menempel pada kain dan ketebalan lumpur bisa diukur. Jika ketebalan kurang dari
sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan, tak diambil tindakan apapun. Jika ketebalan
lumpur sama dengan atau lebih besar dari sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan,
kolam harus dikuras dan lumpur harus dibuang. Lakukan pengurasan pada musim kering.
Menguras kolam.
Jika kolam-kolam berhubungan secara seri, alihkan aliran ke kolam berikutnya. Jika kolam-
kolam berhubungan secara paralel, alihkan seluruh aliran sewage ke kolam yang tidak sedang
dikuras.
Untuk menguras kolam, copot sambungan sambungan/sock pipa dari outlet vertikal satu persatu.
Ini memungkinkan untuk menurunkan permukaan kolam secara bertahap hingga permukaan
lumpur terlihat.
Memindahkan lumpur.
Biarkan lumpur kering karena sinar matahari. Ini akan butuh beberapa minggu tergantung pada
kondisi lokal. Jika lumpur benar-benar kering, lumpur bisa diambil dengan escavator atau
sekop. Angkut lumpur dengan truk atau pedati. Lumpur dalam jumlah kecil bisa dibiarkan
dalam kolam untuk membantu memulai proses biologis ketika kolam kembali beroperasi.
Membuang lumpur
Buang lumpur kering di tempat penimbunan atau gunakan sebagai pupuk, lebih tepatnya untuk
tanaman yang tidak ditujukan untuk manusia. Jangan gunakan lumpur untuk tanaman yang akan
dimakan mentah, seperti tomat atau selada.
573
Mengisi Kolam.
Ketika kolam kosong, periksa pipa inlet dan outlet, dan saringan. Jika ada kerusakan, perbaiki
secepatnya. Jika kolam-kolam dihubungkan secara seri, alihkan kembali aliran efluen ke inlet
kolam yang kosong. Jika kolam dihubungkan secara paralel, kolam kedua mungkin perlu
dikosongkan dan dibersihkan. Alihkan aliran efluen ke kolam kosong dan kolam kedua
dikeringkan dan lumpur dipindahkan, alihkan efluen sehingga aliran efluen mengalir sama besar
ke kedua kolam.
Mengangkut Membajak
Lumpur
Mengisi gerobak untuk
pertanian
Lumpur
Tanggul
Aliran
keluar
Gambar 6. 5 Kegiatan Pemindahan Lumpur Kering
d. Pengelolaan peralatan
Alat untuk mengoperasikan dan memelihara sebuah kolam kolam stabilisasi harus disimpan di
gudang di dekat lokasi kolam. Bersihkan semua alat dan simpan dalam kondisi yang baik.
Buatlah catatan yang menunjukkan semua kegiatan pemeliharaan.
574
Tabel 6. 5 Contoh Catatan Pemeliharaan Kolam Stabilisasi
Tanggal Tugas
1 Jan 2008 Memotong Rumput dan Ilalang di Tanggul. Mencabuti rumput
yang tumbuh di tepian kolam; membuang rumput yang sudah
dicabut.
5 jan 2008 Dengan perahu mengambili sampah yang menutupi saringan
pelindung outlet
1 Feb 2008 Memotong dan Membuang rumput dan ilalang di tanggul.
15 Mar 2008 Memotong dan Membuang rumput dan ilalang di tanggul.
30 Mar 2008 Dengan perahu, memecahkan lembaran algae yang muncul
dipermukaan kolam.
Tanggal Tugas
10 April 2008 Dengan perahu, mengukur ketebalan lumpur. Hasil pengukuran
tebal lumpur 1,5 meter. Hasil bagus.
28 April 2008 Memotong rumput dan ilalang di tanggul. Mencabuti rumput
yang tumbuh di tepian kolam; membuang rumput yang sudah
dicabut.
e. Pemeliharaan rutin
Begitu kolam mulai berfungsi dalam kondisi yang mapan, pemeliharaan rutin yang diperlukan
adalah pemeliharaan minimal, walau demikian sangat diperlukan supaya dapat beroperasi
dengan baik. Kegiatan perawatan rutin yang utama adalah:
Membuang grit atau bahan yang tersaring dari unit pengolahan awal
Memotong rumput di tanggul kolam
Membuang scum dan makrofita mengambang dari permukaan kolam fakultatif dan kolam
maturasi.
Jika lalat berkembang biak dalam jumlah besar pada scum di kolam anaerobik, scum harus
dipecah dan ditenggelamkan dengan semprotan air.
Membuang setiap material yang menghalangi inlet dan outlet
Memperbaiki setiap kerusakan pada kolam yang disebabkan oleh hewan pengerat atau atau
hewan penggali lainnya.
Memperbaiki setiap kerusakan di pagar dan gerbang.
575
f. Pegurasan Lumpur
Sesuai dengan nilai desain, berapa lumpur yang akan terkumpul setiap tahun dalam kolam
anaerobik. Lumpur harus dikuras/ dikurangi jika sudah mencapai sepertiga dari kapasitas
lumpur maksimal
Sludge yang terkumpul sebaiknya diambil dan dibuang dari kolam anaerobik sekali setiap
tahun.
Alat penyedot lumpur hendaknya cukup memadai, seperti unit penyedot kontinus,
kompresor udara dan kapal.
g. Pembuangan lumpur
Sludge drying bed dibagi jadi 3 (tiga) bagian jalur operasi, artinya secara bergantian sludge
drying bed akan dioperasikan untuk isi, pengeringan, kuras dan rawat .
Lumpur yang terkumpul di kolam anaerobik disalurkan ke sludge drying bed lewat sludge
discharge unit atau secara manual setahun sekali.
Pengisian sludge drying bed harus dilakukan dari kolam ke kolam. Jika konsentrasi lumpur
sebesar 20%, dan kapasitas serta lama operasi unit pompa diketahui, maka dapat dihitung
pengisian kolam akan penuh dalam berapa hari .
Lumpur yang sudah berada dalam drying bed akan terpisah menjadi lapisan atas yang
bening dan lapisan bawahnya yang kental. Atur pintu air/stop log supaya lapisan bening
bagian atas dapat dibuang keluar dan masuk ke kolam pengolahan lagi. Atur pintu tersebut
berulang ulang sehingga konsentrasi lumpur semakin kental dan tidak mau memisah lagi
beningannya.
Setelah itu lumpur dikeringkan dengan sinar matahari selama 2 (dua) atau 3 (tiga) bulan
sampai bisa diambil dengan sekop. Lumpur yang sudah kering bisa diangkut dengan truk
dan dibuang ke tempat pembuangan sludge atau dibuat pupuk.
h. Kebersihan Lingkungan
Instalasi pengolahan air limbah dapat saja menjadi kotor karena operasi-operasi seperti
halnya memindahkan pasir dari grit chamber, memindahkan sludge yang terkumpul dari
anaerobik lagoon, memindahkan lumpur kering dari sludge drying bed, dan lain sebagainya.
Gunakan service water pump untuk memelihara kebersihan instalasi pengolahan limbah.
576
Sediakan beberapa titik strategis tempat kran air dengan tekanan pompa service ini.
Sediakanlah beberapa hose station pada beberapa lokasi yang strategis, setiap hose station
ada sebuah kotak yang berisi peralatan seperti selang, sikat, sprayer.
Sebelum mengoperasikan pompa air, siapkan selang untuk area yang akan dibersihkan, baru
kemudian operasikan pompa . pompa air bisa dioperasikan dengan menekan tombol on/off
pompa.
i. Pemeliharaan Peralatan
Adalah penting untuk menjalankan tugas-tugas pemeliharaan yang layak supaya tercapai fungsi
dan kinerja instalasi pengolahan limbah yang baik. Manual ini berisi kegiatan-kegiatan
pemeliharaan instalasi pengolahan limbah sistem kolam stabilisasi. Personil yang terlibat harus
detail dalam memahami dan memelihara agar instalasi ini senantiasa dalam kondisi yang baik.
Pemeliharaan harus dilakukan secara periodik sesuai dengan suatu standar yang spesifik:
1) Inspeksi Harian
Pemeriksaan harian ditetapkan pada jam yang sama setiap hari untuk melihat apakah ada
kelainan/ anomali pada mesin atau peralatan yang sedang berkerja. Hasil inspeksi dicatat
dalam Tabel Inspeksi Harian
2) Inspeksi Periodik
Inspeksi periodik dilakukan menurut standar inspeksi yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Ini dimaksudkan untuk memahami kondisi abrasi / ke-aus-an dan kelapukan pada mesin
dan peralatan yang ada, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan penggantiannya secara
sistematis. Jika ditemukan cacat atau kerusakan, langkah-langkah perbaikan harus
dilakukan saat itu juga. Hasil pemeriksaan harus dicatat.
3) Standar Inspeksi/Pemeliharaan
Dengan inspeksi tahunan, 6 (enam) bulanan, 4 (empat) bulanan, bulanan atau harian, item
dan hasil inspeksi tiap-tiap mesin dan peralatan harus dicatat seperti berikut ini:
577
Temperatur Bearing (diukur dengan tangan)
Derek / Suara
Rake screen disimpan dan diberi tutup jika tidak sedang
digunakan
pemeriksaan aspek keamanan saat
pengoperasian
578
Keterangan: √ Dalam kondisi baik
X Tidak baik/rusak
579
Unit Inlet pompa/float switch (tersumbat
Pembuanga oleh lumpur)
n Lumpur
sambungan pipa yang longgar
sambungan kabel/selang yang
longgar
580
dalam waktu yang lama, karena
generator tidak dalam
pengoperasian secara konstan.
perubahan air pendingin
perubahan minyak bahan bakar
581
Tabel 6. 12 Contoh Catatan Pemeriksaan Tahunan
Tanggal: ___________
Hasil Keterangan
No Nama Servis Item Pemeriksaan
Pemeriksaan
Lift pump Memperbaharui coating
Overhaul pada driving section
Abrasi pada saringan
membuang pasir dari bagian hisap
Gate / pintu air memperbaharui coating
karat dan abrasi pada gate
sampah yang menempel permukaan
water-stop dan karat serta
kerusakannya
Sand pump memperbaharui coating
bagian dalam impeller
perubahan dalam minyak pelumas
motor test insulation
onderdil yang perlu diganti
Cyclone separator / memperbaharui coating
Screw
overhaul
separator
582
Service water pump memperbaharui coating
overhaul bagian yang bergerak
onderdil yang perlu diganti
583
Gambar 7. 1 Tangki Pengendap Pertama Tipe Mechanical Circular (Metcalf
& Eddy, 2000)
Jika memakai kolam pengendapan natural, misal dengan konstruksi tangki septik, maka
operasionalnya adalah sebagai berikut:
Sedot dan buang lumpur pada periode tertentu menurut desain, misal setiap 6 (enam)
bulan atau setiap tahun.
Serok dan buang juga scum yang terkumpul pada bagian atas air.
Penyedotan bisa memakai pompa lumpur, pompa vacuum, pompa angkat dengan udara,
atau bisa memakai jasa mobil sedot tinja.
Masukan lumpur dan scum tersebut pada kolam pengering lumpur.
Serok lumpur yang telah kering dari kolam pengering tersebut secara periodik, buang ke
pembuangan lumpur, atau gunakan sebagai pupuk.
b. Pengolahan Anaerobik
Teknologi pengolahan secara Anaerobik sebagai pengolahan awal/primary treatment pada IPAL
komunal, bertujuan untuk mengurangi/menekan biaya operasi yang timbul, bandingkan jika
hanya memakai pengolahan aerobik (misal RBC) saja. Teknologi yang biasa dipakai adalah
tangki septik model baffle atau anaerobik filter.
Pada kedua teknologi tersebut tidak diperlukan sistem pengoperasian khusus, setelah air limbah
masuk secara kontinyu lewat kota pengontrol aliran, maka pemeliharaan rutin adalah :
584
Sedot lumpur dari kolam anaerobik, setiap tahun
Penyedotan bisa memakai pompa lumpur, pompa vacuum, pompa angkat dengan udara, atau
bisa memakai jasa mobil sedot tinja.
Pada konstruksi baffle septic tank, penyedotan lumpur tidak boleh sampai habis, sisakan
sekitar sepertiga dari akumulasi lumpur yang ada.
Masukan lumpur ke sludge drying bed, dan keringkan.
Ambil/sekop lumpur yang telah kering dari kolam pengering lumpur, buang lumpur tersebut
ke tempat pembuangan atau gunakan untk keperluan lain.
Media
Filter Anaerobik
585
kandungan BOD sampai 20 Kg BOD per harinya. Teknologi lumpur aktif dengan kapasitas
sama akan membutuhkan energi sampai 20 HP (15 KW).
Pengoperasian
o RBC hanya punya sistem pengoperasian secara manual.
o Pada panel listrik RBC terdapat tombol on dan off
586
o Pijit tombol on maka RBC akan berputar, dan tekan tombol off, maka RBC akan
berhenti.
o Pada panel listrik tersebut juga terdapat satu tombol besar berwarna merah, namanya
tombol emergensi, jika terjadi kondisi darurat tertentu, pijitlah tombol merah tersebut
dan seluruh unit mesin yang bergerak akan segera berhenti/stop.
o RBC dioperasikan non-stop tanpa berhenti, hentikan RBC hanya untuk pemeliharaan
rutin dan atau dalam keadaan darurat.
o Pada umumnya putaran RBC telah dirancang sesuai dengan beban limbah yang akan
diolah, sehingga pertumbuhan mikroba tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu kecil
yang terlihat dari tebal atau tipisnya lapisan lendir pada cakram RBC.
o Jika mikroba pada RBC terlalu tipis, bisa berarti bahwa kandungan organik pada limbah
telah diuraikan pada pengolahan pada hulunya, misal dengan pengolahan anaerobik,
sehingga dapat dikatakan mikroba pada RBC telah kehabisan makanan sehingga tidak
bisa tumbuh dengan baik/sehat.
o Tetapi jika dari analisis efluen, ternyata kandungan organiknya masih tinggi, berarti ada
sesuatu hal yang menjadikan mikroba tidak mau tumbuh pada media RBC. Beberap hal
587
bisa menjadikan kondisi seperti ini antara lain putaran RBC terlalu cepat, sehingga
mikroba sulit menempel dan berkembang karena banyak yang rontok, pH mungkin
terlalu asam atau terlalu basa atau terdapat kandungan yang bersifat toksik terhadap
mikroba, seperti disinfektan, kandungan kimia, dan sebagainya.
Jika mikroba terlalu tebal, hal ini juga akan merugikan kinerja
RBC karena luas permukaan RBC menjadi lebih kecil sehingga mikroba yang aktif
jadi berkurang juga. Akibatnya efisiensi RBC akan menurun.
Mikroba terlalu tebal bisa diakibatkan karena beban organik yang
masuk terlalu besar, dengan kata lain makanan terlalu banyak sehingga mikroba
akan tumbuh terlalu gemuk
Atau putaran RBC terlalu lambat, sehingga mikroba tua yang
berada pada permukaan tidak mau rontok, padahal mikroba tua kinerjanya juga
sudah berkurang, dan harus dirontokan, supaya mikroba yang muda dan aktif bisa
lebih berperan.
Kadang warna mikroba pada RBC berbeda beda, hal ini
dikarenakan variasi mikroba pada RBC memang banyak, sehingga koloni jenis
mikroba tertentu akan berwarna tertentu pula. Jika terjadi hal ini menandakan RBC
berjalan dan berfungsi sangat baik.
588
8. PERAWATAN RBC
a. Perawatan Rutin
Motor
Apabila mitor dilengkapi dengan grease fittings dan relief plugs, maka sebaiknya diberikan
pelumasan ulang setiap setahun sekali dengan minyak untuk motor secukupnya.
589
Wadah khlorin tablet
Chlorinated
Efluen
Chlorin Tablet
Bearings
Bearings dilumasi dengan grease/gemuk. Pelumas lama-kelamaan akan habis dan laju
pengurangannya merupakan fungsi dari kondisi operasi. Setiap minggu sekali
pompa/masukan grease ke bearing lewat grease nipple nya dengan alat grease-gun.
590
o periksa tegangan rantai dan kencangkan jika diperlukan
591
o Teliti dan cermati apakah ada bunyi gesekan yang tidak wajar
o Perhatikan apakah ada gerakan/ayunan yang tidak wajar
Pemeriksaan Bearing
o Periksa pelumas pada bearing baik jumlahnya maupun sifat pelumasannya. Bila grease
sudah mengalami penurunan dalam tingkat pelumasannya, ganti dengan grease yang
baru
o Amati apakah ada gerakan /hentakan/ bunyi gesekan yang tidak normal
Dengan pengamatan tersebut , indikasi adanya gangguan pada :
o Bearing: menunjukkan kemungkinan adanya gangguan pada shaft
o Reducer: menunjukkan terjadinya ketidakseimbangan beban atau dudukan motor dan
reducer tidak kokoh
o Rantai: Periksa keluasan rantai pada waktu berputar
o Periksa ketegangan rantai pada bagian sisi penarik (tigth strand) maupun bagian
pengulur (slack strand).
o Ketidak selarasan dan ketidak seimbangan pada rantai menunjukkan perlu pengaturan
ulang kedudukan reducer
Pemeriksaan Sprocket
o Amati keausan pada gigi Sprocket
o Amati Keselarasan antara sprocket besar dan sprocket kecil
592
o Ganti Oli tersebut bila terkontaminasi (kotoran padat, bercampur air, dsb)
Selain pengamatan terhadap bagian bergerak tersebut diatas, perlu dilaksanakan pengamatan
terhadap keteraturan putaran RBC. Putaran dinilai normal apabila:
o putaran teratur dan tidak tersendat-sendat
o apabila bagian RBC yang mengalami kelambatan, maka pengamatan terhadap putaran RBC
dibagi dalam ¼ lingkaran. Apabila selisih waktu putaran antara ¼ lingkaran kurang dari tiga
detik, putaran RBC masih dianggap normal.
Oxydation Ditch adalah metoda pengolahan air limbah sebagai salah satu modifikasi
proses lumpur aktif konvensional. Prinsip utama dari proses ini adalah untuk
mengurangi produk lumpur (excess sludge), dengan lima perbedaan utama dibandingan
dengan proses lumpur aktif konvensional, yaitu:
Waktu detensi yang lebih lama, sehingga volume reaktor lebih besar
Beban organik yang lebih rendah
Konsentrasi MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid) yang lebih tinggi
Konsumsi oksigen yang lebih tinggi
Tidak dilengkapi dengan bak pengendap pertama dan unit digester
Lebih lengkapnya, berikut diuraikan kelebihan dan kelemahan Oxydation Ditch:
Tabel 9. 1 Kelebihan dan Kelemahan Oxidation Ditch
Keuntungan Kerugian
Lebih ekonomis, terutama bila lahan mahal Membutuhkan operator yang terlatih,
dan suilt didapati terampil dan terdidik
Sedikit membutuhkan peralatan mekanis Kebutuhan listrik yang tinggi
Biaya konstruksi yang murah Pemeliharaan aerator yang banyak
Instalasi tidak menimbulkan bau Adanya potensi kenaikan lumpur karena
denitrifikasi pada pengendap kedua
(secondary clarifier)
593
Lumpur terbuang dapat di dewatering
dengan cepat pada unit drying bed tanpa bau
Lumpur terbuang relatif lebih stabil
Oxydation Ditch memberikan efisiensi yang cukup bagus dengan > 95% pemisahan
suspended solid, > 98% pemisahan BOD dan 40-80% pemisahan amonia nitrogen.
Disamping itu, Oxydation Ditch dapat mengolah air limbah industri secara efisiensi
pada konsentrasi BOD5 hingga 8.000 mg/liter dan biaya proses akan lebih murah
dibandingkan pengolahan biologis biasa apabila debit air yang diolah sekitar 380-3.800
m3/hari.
Adapun alur proses dari Oxydation Ditch adalah sebagai berikut:
Raw sewage dari unit bar screen atau communitor dialirkan langsung ke
Oxydation Ditch sementara rotor bekerja kontinyu
Efluen Oxydation Ditch dialirkan ke bak pengendap agar lumpur yang terjadi
selama proses oksidasi dapat dipisahkan
Sebagian lumpur yang mengendap dikembalikan lagi ke Oxydation Ditch dengan
pompa, dan sisanya sebagai produksi lumpur (excess sludge/wasted sludge)
dialirkan langsung ke unit drying bed (unit pengolahan lumpur)
Lumpur yang telah diolah akan lebih stabil sehingga bisa dimanfaatkan sebagai
soil conditioner dan pupuk
594
b. Kebutuhan Operasi dan Pemeliharaan
Monitor kualitas efluen sesuai dengan standar aliran dan/atau standar efluen
yang berlaku
Analisis proses operasi (seperti MLSS, DO, selimut lumpur, settleability)
Pembersihan rutin screen, pelimpah, mekanisme skimmer, dinding tangki, dan
komponen lainnya
c. Pra-Start Up
Analisis Air Limbah
Manfaat analisis di sini sebagai informasi untuk estimasi: start up loading,
kebutuhan kimia, level pH dan sebagainya. Informasi yang diperlukan adalah
analisis konsentrasi BOD5, COD, TSS, pH, NH3-N, Ortho-Phosphor dan analisis
khusus.
Pembibitan (Seeding)
Urutan kegiatan persiapan pembibitan:
o Pilih sampel dari sistem pengolahan dan jenis limbah yang sama. Jika tidak
tersedia tetap diperlukan periode akilmatisasi biologi mulai berproduksi
secara tepat
o Urutan prioritas sumber-sumber air limbah yang harus diambil terdiri dari:
Sludge underflow dari final setting tangki pengendap II
Mixed liquor pada tangki aerasi
Mixed liquor pada digester aerobik
Lakukan pengujian mikroskopik terhadap bahan-bahan dasar secepat
mungkin agar kualitasnya dapat segera diketahui. Kualitas
mikroorganisme yang baik adalah dalam bentuk kehidupan mikroskopik
yang lebih tinggi dan dalam jumlah moderat dan tinggi
Lakukan tes DO up-take pada masing-masing sampel agar lebih
terjamin kualitas yang lebih baik
Perlunya pengamanan transportasi dengan baik
Kapasitas seed material dicari dengan formula:
Kap = VX / x, …………………………………………………….(1)
Keterangan:
Kap = kapasitas bahan dasar (liter)
595
V = kapasitas tangki aerasi (liter)
X = konsentrasi MLSS awal dalam tangki aerasi = 500 mg/liter
x = konsentrasi bahan dasar, (mg/liter)
a) Proses Checklist
Proses Checklist dapat menggunakan tabel berikut
Tabel 9. 2 Proses Checklist
Hasil analisa sampel BOD5 = …. mg/liter
COD = …. mg/liter
pH =
NH3 = …. mg/liter
O-P = …. mg/liter
Kondisi start-up Debit = …m3/hari
Rasio F/M =
Nutrien N = … kg/hari
Nutrien P = … kg/hari
Asam = … liter/menit
Basa = … liter/menit
Seeding Jumlah Sumber 1……2……3……4……5
Jenis proses (serupa/tidak)
Jenis limbah (serupa/tidak)
Mocro exam (ok/tidak ok)
Sumber titik sampling
VSS (mg/liter)
Kebutuhan seed material
- kg
- liter
Kebersihan transportasi
596
Tangki-tangki dan perpipaan dibersihkan dari debu dan kotoran
Light meter, indikator dan recorder harus dalam keadaan siap dioperasikan
Dokumen berupa instruksi pabrik dan manual pemeliharaan harus sudah
dibaca dan disiapkan di tempat khusus sebagai referensi
Kelengkapan daily operating log untuk mencatat data-data harian
iv. Pengendalian
Untuk mencapai efisiensi yang diinginkan, ada tiga metode pengendalian zat
padat dengan cara pembuangan lumpur (waste sludge) untuk menjaga MLVSS
597
selalu konstan, menjaga rasio F/M selalu konstan atau menjaga umur lumpur
selalu konstan.
e. Monitoring
i. Konsep dasar
Membandingkan indikator kualitas yang terjadi dan yang diharapkan
Membuat action plan, antara lain:
o Kapan saat menghidupkan dan mematikan pompa
o Kapan saat menutup dan membuka katup-katup
o Kapan dan berapa debit return sludge dan waste sludge disalurkan
598
a. DO
b. BOD
c. COD
d. Tes laju DO up-take
e. SS dab VSS di mixed liquor
f. Nutrien
g. pH
h. Minyak dan lemak
i. Temperatur
j. Analisis mikroskopik
k. Kedalaman selimut lumpur
l. Asiditas dan alkalinitas
m. Jar test
n. Debit
o. Waktu detensi
p. Kapasitas pembubuhan kimia
599
Masalah yang mungkin timbul serta solusinya
Masalah yang kemungkinan akan timbul pada instalasi unit dapat dilihat pada Tabel 9.3
di bawah ini.
Tabel 9. 3 Permasalahan Pada Tangki
Masalah Penyebab Solusi
Bulking Sludge, dimana Berkembangnya organisme Dapat dikurangi atau dihilangkan
lumpur dari reaktor filamentous, terutama dengan cara
mempunyai sphaerotilas yang tidak dapat
- Tingkatkan DO di TA hingga 2
karakteristik mengendapkan dibawah
mg/liter
pengendapan jelek atau kondisi kurang/tidak sesuai
kompaktibilitas jelek atau - Tambahkan kapur hingga pH > 8
600
Masalah Penyebab Solusi
Buih putih bergelembung - Lumpur terlalu muda -Kurangi lumpur terbuang secara
bertahap
- MCRT rendah
-Pola operasi atau modifikasi aerator
- DO rendah
-Pengendalian influen
- Lonjakan beban organik
- Mengandung bahan toksik
Buih coklat tua dan - Lumpur terlalu tua Naikkan lumpur terbuang secara
tebal/kental bertahap hingga MCRT minimal
- MCRT tinggi
601
Keuntungan Kerugian
Cocok diterapkan di daerah tropis Memerlukan waktu yang lama untuk
menstabilkan slude blanket
Konstruksi sederhana Memerlukan debit yang relatif konstan
Peralatan mekanik yang minim sehingga biaya Pemisahan COD hanya 60-80%
operasi dan pemeliharaan rendah
Ada produk biogas yang dapat dimanfaatkan Diperlukan post treatment untuk memenuhi
standar efluen seperti aerasi dengan
cascade, pemisahan BOD/SS lanjutan atau
desinfeksi
Lebih murah daripada filter anaerobik Beberapa kesulitan untuk uji coba pada air
limbah penyulingan, ragi dan jagung
terutama untuk pengembangan lumpur
yang kental dan berbutir
Efluen dapat digunakan untuk irigasi karena Masalah buih pada tipe air limbah kaya protein
fosfat dan nitrat tidak banyak tereduksi
Produk lumpur bersifat stabil, mudah Pemanfaatan gas untuk membangkitkan tenaga
penanganannya dan baik untuk pupuk membutuhkan peralatan khusus dan
operator ahli
a. Start Up
Tujuan pengaktifan proses UASB mempunyai 3 sasaran:
1. Akumulasi lumpur
2. Perbaikan kualitas lumpur
3. Formulasi blanket (selimut lumpur)
Pekerjaan uji coba dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
Gunakan bibit lumpur granulated sebesar 10.000-15.000 g VSS/m 3 atau < 40.000
g TSS/m3 volume reaktor yang diperoleh dari UASB tempat lain yang telah
beroperasi dengan baik atau dengan kotoran sapi
Beban lumpur awal 0,05-0,1 g COD/g VSS.hari dengan cara mengatur debit yang
masuk yaitu
o Q = d X V / L1……………………………………………………(2)
Keterangan:
602
Q = debit yang masuk, m3/hari
d = beban lumpur awal, g COD/g VSS.hari = 0,05-0,1 g COD/g VSS.hari
X = VSS dalam reaktor, g/m3 = 10.000 - 15.000 g VSS/m3
L1 = COD yang masuk, g/m3> 5.000 mg/liter
Jangan tingkatkan beban tersebut bila volatile fatty acid (VFA, COD degradable)
yang terdegradasi masih < 80%
Lakukan wash-out terhadap lumpur yang mempunyai sifat pengendapan jelek
Sebaiknya tahan bagian lumpur yang berat
Jaga kondisi lingkungan di reaktor (pH > 6,2, penuhi nutrien, hilangkan/kurangi
senyawa toksik)
Pelaksanaan start up dapat juga dilakukan meskipun tanpa pembibitan, hanya waktunya
lebih lama hingga 10 minggu.
b. Memonitor Pengoperasian
Kegiatan monitoring kualitas terdiri dari:
BOD, COD, TSS pada influen dan efluen, periksa kinerjanya dan lakukan
minimal setiap minggu
pH, VSS dan kadar air pada bed lumpur melebihi 100 kg/m 3, maka diperlukan
pembuangan lumpur dan lakukan minimal setiap minggu
Monitor produksi, komposisi dan bau gas dilakukan minimal setiap minggu
Penanganan lumpur yang dikeluarkan dari dasar UASB dan disalurkan langsung
ke unit penanganan lumpur. Dengan drying bed, lumpur dapat dikeringkan
selama minimal 6 hari atau bila kadar air sudah mencapai maksimal 70%.
Dengan waktu pengeringan selama 1 minggu, maka sebaiknya pengeluaran
lumpur UASB dilakukan setiap minggu.
Keterangan:
I = interval lumpur dan belum termasuk 1 hari pengambilan cake (hari)
As = luas bed, m2
603
h = tebal operasi lumpur basah di atas bed (m)
q = kapasitas lumpur spesifik, 0,00015 m3/orang/hari
P = penduduk terlayani, manusia
Bila I < 6 maka diperlukan penambahan unit drying bed
604