K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DAFTAR ISI
1. UMUM...................................................................................................................................605
2. ORGANISASI........................................................................................................................605
3. ASPEK DAN SENDI-SENDI OPERASI DAN PEMELIHARAAN.....................................606
4. DUKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA..........................................................610
5. OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM MCK.............................................................610
6. OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM KOMUNAL..................................................613
7. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................617
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5. 1 Pemeliharaan MCK........................................................................................................611
Gambar 5. 2 Pengurasan IPAL...........................................................................................................612
Gambar 6. 1 Pemeliharaan bagi Pengguna Sistem Komunal..............................................................614
Gambar 6. 2 Titik Sampling...............................................................................................................616
DAFTAR TABEL
Tabel 5. 1 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Sistem MCK..................................................................613
Tabel 6. 1 Biaya Operasi dan Pemeliharaan.......................................................................................616
i
1. UMUM
Untuk kesinambungan prasarana dan sarana Penyehatan Lingkunngan Permukiman (PLP), perlu
dibentuk organisasi operasi dan pemeliharaan (O&P). Kegiatan operasi dan pemeliharaan
(O&P) ini bertujuan untuk keberlanjutan pelayanan dan pelestarian aset yang telah dibangun,
oleh masyarakat. Dalam Program PLP, salah satu prasarana dan sarana yang dibangun adalah
sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat. Dalam kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat, keterlibatan
Kelompok Masyarakat khususnya pengguna perempuan lebih diutamakan.
Oleh sebab itu, keterlibatan perempuan dalam operasional dan pemeliharaan sangat penting
karena perempuan adalah pengguna sehari–hari sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat. Untuk
beberapa daerah, teknologi yang dipilih bagi Prasarana dan Sarana PLP masih terhitung baru,
contohnya dalam kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat, untuk bangunan pengolahan limbah
manusia yang berupa air kotor dan tinja. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mendapat pelatihan
tentang cara penggunaan dan pemeliharaan sarana sanitasi agar tetap berfungsi dengan baik
melalui sistem dan mekanisme operasi dan pemeliharaan yang baik.
Dalam modul pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem komunal ini akan dibahas beberapa
hal sebagai berikut :
1. Organisasi
2. Aspek dan Sendi-sendi Operasi dan Pemeliharaan
3. Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Operasi dan Pemeliharaan Sistem MCK
5. Operasi dan Pemeliharaan Sistem Komunal
2. ORGANISASI
Agar pelaksanaan operasional dan pemeliharaan dapat berjalan lancar, maka diperlukan
organisasi untuk mengelola sarana sanitasi setelah masa pelaksanaan konstruksi. Pada tahap
ini berfungsinya Badan Pengelola untuk operasional dan pemeliharaan berperan penting
untuk keberlanjutan proyek Sanitasi Berbasis Masyarakat.
Badan pengelola ini berfungsi setelah adanya keputusan dari pemerintah kampung dan
kelurahan (setelah ditanda tangani oleh Kepala Kampung/Lurah). Badan pengelola juga harus
memiliki aturan-aturan organisasi dan operasional prasarana dan sarana, yang diputusakan
bersama-sama secara musyawarah antar anggota badan pengelola dengan masyarakat, agar
semua pihak dapat mengetahui dan mematuhinya. Badan pengelola harus mempunyai
605
aturan sesuai dengan kondisi setempat, yang mengatur siapa penerima manfaat, besarnya
iuran yang harus dibayar, waktu pembayaran iuran, serta siapa petugas yang melakukan
pemeriksaan dan perbaikan kalau terjadi kerusakan dan menentukan besarnya biaya
operasi rutin, seperti honor petugas, biaya listrik dll. Setiap pengguna wajib untuk
memelihara prasarana dan sarana yang ada. Jika terjadi pelanggaran dapat ditindak.
Peningkatan kapasitas badan pengelola tetap dibutuhkan untuk keberlajutan proyek sanitasi
berbasis masyarakat, sehingga masih diperlukan pelatihan lanjutan untuk memperkuat
kapasitas dan meningkatkan jaringan kerja bagi badan pengelola. Badan pengelola sebaiknya
berasal dari kelompok pemanfaat.
Pelestarian prasarana dan sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat sangat bergantung pada
kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan, memanfaatkan, dan
memelihara prasarana dan sarana yang ada. Secara umum, aspek yang perlu
diperhatikan dalam pelestarian adalah pengelolaan prasaran dan sarana, penyuluhan, dan
pedoman pemeliharaan.
606
A. Pengelolaan
Pengelolaan pada dasarnya merupakan aspek dan sendi utama pelestarian hasil fisik terbangun.
Pengelola prasarana dan sarana perlu memperhatikan beberapa hal:
Kinerja prasarana yang dikelola
B. Penyuluhan
Dari hal-hal di atas, kelompok pengguna diharapkan mampu menindaklanjuti operasi dan
pemeliharaan (O&P) secara tepat. Melalui kegiatan O&P diharapkan dapat mencapai
umur teknis prasarana dan sarana sesuai dengan target dan standar perencanaan.
Dalam pelaksanaan pelestarian prasarana & sarana, diharapkan pemerintah kabupaten/ kota
dapat berperan aktif memberikan dukungan teknis kepada masyarakat (penyuluhan) agar
mereka mampu mengoperasikan dan memanfaatkan prasarana dan sarana yang ada.
C. Pedoman
607
Badan pengelola perlu menyusun pedoman, yang akan menjadi acuan dalam
melakukan kegiatannya. Selain pedoman untuk operasional kegiatan, juga diperlukan aturan
untuk organisasi badan pengelola itu sendiri, yang di dalamnya mengatur hak dan
kewajiban anggota serta pengurusnya, lama periode kepengurusan dan mekanisme
pemilihannya, musyawarah berkala untuk pertanggungjawaban pengurus, dan sebagainya.
Pedoman ini disusun oleh pengurus bersama Kelompok pemanfaat, dimusyawarahkan bersama
dalam forum musyawarah desa, dan setelah dicapai mufakat disahkan oleh Kepala Lurah.
Setiap Kampung dapat mengembangkan pedoman kerjanya sendiri, sesuai dengan kondisi,
kemampuan dan budaya yang ada di daerahnya masing-masing.
Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan perlu didukung organisasi yang handal,
dimana organisasi tersebut harus:
Mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mendukung program kerja yang
telah dibuat;
Dapat menjamin kepentingan pemanfaat dan mencarikan alternative pemecahan
permasalahan yang dihadapi;
Mampu melakukan hubungan kerja dengan lembaga lain di luar Badan
pengelola;
Mampu menerapkan sanksi organisasi bagi anggota yang melanggar peraturan.
Selain itu dalam upaya melestarikan prasarana dan sarana terbangun perlu adanya dukungan
kemampuan teknis, seperti :
Kemampuan menyusun rencana operasional dan Pemeliharaan;
D. Pendanaan
Sumber dana berasal dari masyarakat, berupa iuran yang dihitung berdasarkan kesepakatan
608
bersama akan kebutuhan operasional dan pemeliharaan serta rencana pengembangan sarana di
masa datang. Pendanaan diperuntukkan bagi operasional dan pemeliharaan ditambah
honorarium pengelola untuk melakukan operasional dan pemeliharaan serta orang yang
bertugas untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan.
Komponen yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung biaya pengoperasian dan
pemeliharaan meliputi:
Biaya penggantian komponen yang rusak sesuai dengan sistem sarana yang
dibangun;
Biaya perbaikan sarana;
Honorarium pengelola.
609
Usaha lain yang sesuai dengan peraturan yang ada.
610
1.2 Petunjuk operasi dan pemeliharaan bagi pengelola MCK/operator:
1. Setiap hari bersihkan gayung dengan sikat atau sabuk
2. 2 (dua) kali per hari gunakan pel untuk membersihkan teras luar (gunakan bahan
pembersih jika sangat kotor saja)
3. Setiap hari bersihkan saringan di lantai KM/WC dari kotoran padat
4. Setiap hari buang sampah dalam kamar mandi/WC
5. Setiap hari bersihkan lantai dan dinding kamar mandi/WC menggunakan sikat
(gunakan bahan pembersih jika sangat kotor saja)
611
laboratorium yang dirujuk, minta pemeriksaan untuk pH, BOD5, COD, TSS
dan lemak
612
1. Kamar mandi 150 – 600 Rp. 750,- s/d Rp. 3.000,-
2. WC/Jamban 150 – 400 Rp. 750,- s/d Rp. 2.000,-
3. Mencuci & ambil air 150 – 500 Rp. 750,- s/d Rp. 2.500,-
*) 1 KK = 5 orang
613
6.2 Petunjuk operasi dan pemeliharaan bagi /operator sistem komunal
1. Lakukan 1 (satu) kali perminggu:
a. Periksa setiap bak kontrol pada sistem perpipaan
b. Buang limbah padat dan kotoran mengapung
c. Jika tidak ada aliran air dalam bak kontrol, mungkin pipa tersumbat atau
rusak
Hentikan kegiatan di rumah
Buka perpipaan, minta tukang untuk memperbaiki kerusakan
d. Jika ada luapan air dari bak kontrol, mungkin pipa tersumbat
Hentikan kegiatan di rumah, segera perbaiki jika ada kerusakan pipa
Sodok dari bak kontrol ke bak kontrol lain
Minta tukang untuk memperbaiki kerusakan secepatnya
e. Buang limbah padat dan kotoran mengapung dari bak inlet
f. Semua tutup bak kontrol dan manhole IPAL harus bisa dibuka untuk
mempermudah pengoperasian dan pemeliharaan
g. Kumpulkan semua kotoran, masukkan dalam tas plastik. Buang ke tempat
sampah
2. Lakukan 1 (satu) kali 2 minggu: buang kotoran padat dan kotoran yang
mengapung tepat di bawah manhole
a. Mulai dari bak inlet, dilanjutkan ke bak-bak berikutnya
b. Ambil kotoran tepat di bawah manhole
c. Gunakan alat T untuk mengumpulkan kotoran tepat di bawah manhole
d. Keluarkan semua kotoran yang terkumpul sampai tidak ada yang tersisa
614
a. Telepon dinas terkait
b. Ambil 2 sample air limbah dari bak inlet dan bak outlet, masing-masing 2
liter dalam botol terpisah
c. Bawa 2 botol sample ke laboratorium yang dirujuk, minta pemeriksaan pH,
BOD5, COD, TSS dan lemak
615
Biaya Operasi dan Pemeliharaan Rp./bulan
II. Jamban/Kakus Biaya operasi dan pemeliharaan menjadi
III. Sambungan Rumah tanggung jawab setiap pengguna (KK)
IV. Pipa utama dan IPAL
1. Operator inspeksi 4x/bulan di IPAL, pipa 300.000,-
utama, pipa sekunder @ Rp.
75.000,-/inspeksi
2. Pengurasan setiap 2 tahun Rp. 600.000,- 25.000,-
3. Lain-lain: perbaikan pipa, bak kontrol, 70.000,-
IPAL (Asumsi: perbaikan pipa 40 m setiap
2 tahun)
Total biaya operasi dan pemeliharaan 395.000,-
Biaya operasi dan pemeliharaan/KK/bulan 2.633,33,-
Dibulatkan 2.650,-
7. DAFTAR PUSTAKA
616