Anda di halaman 1dari 15

MODUL 12

PEDOMAN OPERASI DAN


PEMELIHARAAN SISTEM KOMUNAL

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DAFTAR ISI

1. UMUM...................................................................................................................................605
2. ORGANISASI........................................................................................................................605
3. ASPEK DAN SENDI-SENDI OPERASI DAN PEMELIHARAAN.....................................606
4. DUKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA..........................................................610
5. OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM MCK.............................................................610
6. OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM KOMUNAL..................................................613
7. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................617

DAFTAR GAMBAR
Gambar 5. 1 Pemeliharaan MCK........................................................................................................611
Gambar 5. 2 Pengurasan IPAL...........................................................................................................612
Gambar 6. 1 Pemeliharaan bagi Pengguna Sistem Komunal..............................................................614
Gambar 6. 2 Titik Sampling...............................................................................................................616

DAFTAR TABEL
Tabel 5. 1 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Sistem MCK..................................................................613
Tabel 6. 1 Biaya Operasi dan Pemeliharaan.......................................................................................616

i
1. UMUM

Untuk kesinambungan prasarana dan sarana Penyehatan Lingkunngan Permukiman (PLP), perlu
dibentuk organisasi operasi dan pemeliharaan (O&P). Kegiatan operasi dan pemeliharaan
(O&P) ini bertujuan untuk keberlanjutan pelayanan dan pelestarian aset yang telah dibangun,
oleh masyarakat. Dalam Program PLP, salah satu prasarana dan sarana yang dibangun adalah
sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat. Dalam kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat, keterlibatan
Kelompok Masyarakat khususnya pengguna perempuan lebih diutamakan.
Oleh sebab itu, keterlibatan perempuan dalam operasional dan pemeliharaan sangat penting
karena perempuan adalah pengguna sehari–hari sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat. Untuk
beberapa daerah, teknologi yang dipilih bagi Prasarana dan Sarana PLP masih terhitung baru,
contohnya dalam kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat, untuk bangunan pengolahan limbah
manusia yang berupa air kotor dan tinja. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mendapat pelatihan
tentang cara penggunaan dan pemeliharaan sarana sanitasi agar tetap berfungsi dengan baik
melalui sistem dan mekanisme operasi dan pemeliharaan yang baik.
Dalam modul pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem komunal ini akan dibahas beberapa
hal sebagai berikut :
1. Organisasi
2. Aspek dan Sendi-sendi Operasi dan Pemeliharaan
3. Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Operasi dan Pemeliharaan Sistem MCK
5. Operasi dan Pemeliharaan Sistem Komunal

2. ORGANISASI

Agar pelaksanaan operasional dan pemeliharaan dapat berjalan lancar, maka diperlukan
organisasi untuk mengelola sarana sanitasi setelah masa pelaksanaan konstruksi. Pada tahap
ini berfungsinya Badan Pengelola untuk operasional dan pemeliharaan berperan penting
untuk keberlanjutan proyek Sanitasi Berbasis Masyarakat.
Badan pengelola ini berfungsi setelah adanya keputusan dari pemerintah kampung dan
kelurahan (setelah ditanda tangani oleh Kepala Kampung/Lurah). Badan pengelola juga harus
memiliki aturan-aturan organisasi dan operasional prasarana dan sarana, yang diputusakan
bersama-sama secara musyawarah antar anggota badan pengelola dengan masyarakat, agar
semua pihak dapat mengetahui dan mematuhinya. Badan pengelola harus mempunyai

605
aturan sesuai dengan kondisi setempat, yang mengatur siapa penerima manfaat, besarnya
iuran yang harus dibayar, waktu pembayaran iuran, serta siapa petugas yang melakukan
pemeriksaan dan perbaikan kalau terjadi kerusakan dan menentukan besarnya biaya
operasi rutin, seperti honor petugas, biaya listrik dll. Setiap pengguna wajib untuk
memelihara prasarana dan sarana yang ada. Jika terjadi pelanggaran dapat ditindak.
Peningkatan kapasitas badan pengelola tetap dibutuhkan untuk keberlajutan proyek sanitasi
berbasis masyarakat, sehingga masih diperlukan pelatihan lanjutan untuk memperkuat
kapasitas dan meningkatkan jaringan kerja bagi badan pengelola. Badan pengelola sebaiknya
berasal dari kelompok pemanfaat.

Tugas-tugas pokok pasca konstruksi adalah :


a. Iuran Pengguna :

 Membicarakan tentang besarnya iuran pemanfaatan sarana


 Mengumpulkan iuran,
 Membuat perencanaan belanja,
 Membukukan dan
 Melaporkan secara rutin.
b. Operasional & Pemeliharaan
 Mengoperasikan dan memelihara sarana fisik Sanitasi Berbasis
Masyarakat
 Mengontrol semua saluran perpipaan secara rutin
 Mengembangkan mutu pelayanan & jumlah sarana pengguna
c. Penyuluhan Kesehatan
 Melakukan kampanye tentang kesehatan rumah tangga dan lingkungan

3. ASPEK DAN SENDI-SENDI OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Pelestarian prasarana dan sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat sangat bergantung pada
kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan, memanfaatkan, dan
memelihara prasarana dan sarana yang ada. Secara umum, aspek yang perlu
diperhatikan dalam pelestarian adalah pengelolaan prasaran dan sarana, penyuluhan, dan
pedoman pemeliharaan.

606
A. Pengelolaan
Pengelolaan pada dasarnya merupakan aspek dan sendi utama pelestarian hasil fisik terbangun.
Pengelola prasarana dan sarana perlu memperhatikan beberapa hal:
 Kinerja prasarana yang dikelola

 Jumlah prasarana dan sarana yang tersedia

 Jumlah prasarana dan sarana yang digunakanTarget/sasaran perencanaan

 Standar prosedur operasional dan pemeliharaan Standar kriteria teknis


prasarana dan sarana
 Rencana pengembangan sarana di masa datang
Untuk mencapai keberhasilan pengelolaan, Badan Pengelola harus melakukan langkah-
langkah berikut:
 Melakukan pemantauan rutin untuk mengetahui kondisi prasarana dan sarana.

 Mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana perawatan


dan pemeliharaan yang baik.
 Melakukan rehabilitasi tepat waktu.

 Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala.

 Melakukan pengelolaan sesuai standar operasional prosedur.

B. Penyuluhan
Dari hal-hal di atas, kelompok pengguna diharapkan mampu menindaklanjuti operasi dan
pemeliharaan (O&P) secara tepat. Melalui kegiatan O&P diharapkan dapat mencapai
umur teknis prasarana dan sarana sesuai dengan target dan standar perencanaan.
Dalam pelaksanaan pelestarian prasarana & sarana, diharapkan pemerintah kabupaten/ kota
dapat berperan aktif memberikan dukungan teknis kepada masyarakat (penyuluhan) agar
mereka mampu mengoperasikan dan memanfaatkan prasarana dan sarana yang ada.

C. Pedoman

607
Badan pengelola perlu menyusun pedoman, yang akan menjadi acuan dalam
melakukan kegiatannya. Selain pedoman untuk operasional kegiatan, juga diperlukan aturan
untuk organisasi badan pengelola itu sendiri, yang di dalamnya mengatur hak dan
kewajiban anggota serta pengurusnya, lama periode kepengurusan dan mekanisme
pemilihannya, musyawarah berkala untuk pertanggungjawaban pengurus, dan sebagainya.
Pedoman ini disusun oleh pengurus bersama Kelompok pemanfaat, dimusyawarahkan bersama
dalam forum musyawarah desa, dan setelah dicapai mufakat disahkan oleh Kepala Lurah.
Setiap Kampung dapat mengembangkan pedoman kerjanya sendiri, sesuai dengan kondisi,
kemampuan dan budaya yang ada di daerahnya masing-masing.
Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan perlu didukung organisasi yang handal,
dimana organisasi tersebut harus:
 Mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mendukung program kerja yang
telah dibuat;
 Dapat menjamin kepentingan pemanfaat dan mencarikan alternative pemecahan
permasalahan yang dihadapi;
 Mampu melakukan hubungan kerja dengan lembaga lain di luar Badan
pengelola;
 Mampu menerapkan sanksi organisasi bagi anggota yang melanggar peraturan.
Selain itu dalam upaya melestarikan prasarana dan sarana terbangun perlu adanya dukungan
kemampuan teknis, seperti :
 Kemampuan menyusun rencana operasional dan Pemeliharaan;

 Kemampuan untuk mempelajari prinsip dasar cara kerja prasarana terbangun,


dan melakukan inventarisasi kerusakan serta usulan perbaikannya;
 Kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan operasi dan pemeliharaan
(O&P) serta pelaksanaannya.

D. Pendanaan
Sumber dana berasal dari masyarakat, berupa iuran yang dihitung berdasarkan kesepakatan

608
bersama akan kebutuhan operasional dan pemeliharaan serta rencana pengembangan sarana di
masa datang. Pendanaan diperuntukkan bagi operasional dan pemeliharaan ditambah
honorarium pengelola untuk melakukan operasional dan pemeliharaan serta orang yang
bertugas untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan.
Komponen yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung biaya pengoperasian dan
pemeliharaan meliputi:
 Biaya penggantian komponen yang rusak sesuai dengan sistem sarana yang
dibangun;
 Biaya perbaikan sarana;

 Biaya Operasional (solar, listrik, dll)

 Honorarium pengelola.

 Depresiasi alat / sarana


Sesuai dengan tipe dan jenis prasarana dan sarana, dapat disusun mekanisme pendanaan
pengelolaannya. Pendanaan untuk prasarana dan sarana kelompok dapat dilakukan dengan
mekanisme penarikan pembayaran atas penggunaan/ pemanfaatan prasarana dan sarana
atau iuran bersama masyarakat. Sedangkan pendanaan untuk prasarana umum, yang
dimanfaatkan oleh orang banyak dapat dilakukan melalui pengenaan tarif kepada pegguna.
Pada dasarnya yang membiayai Badan Pengelola adalah warga pemanfaat prasarana
berlandaskan gotong-royong dan kesadaran bahwa pemeliharaan, perbaikan, dan
pengembangan prasarana adalah tugas bersama. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan
pengurus Badan Pengelola untuk mencari sumber dana di luar iuran warga pemanfaat,
diantaranya adalah:
 Bantuan Pemerintah
Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan kepada Badan Pengelola yang
bersumber dari APBD yang sudah dituangkan dalam peraturan kampung,
dimana hal ini disesuai- kan dengan kemampuan Daerah masing-masing.
 Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat.
Pengurus Badan Pengelola dapat mencari sumber dana dari Ormas, LSM,
Orsospol, Perusahaan Swasta atau Yayasan selama bantuan ini tidak bersifat
mengikat.

609
 Usaha lain yang sesuai dengan peraturan yang ada.

4. DUKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Sesuai dengan definisi pelestarian sebelumnya, Pemerintah Daerah sebagai pembina


atau fasilitator kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat diharapkan dapat meneruskan
bantuannya pada tahap pelestarian. Bentuk pembinaan dan bantuan yang diberikan dapat
berupa bantuan teknis dan/atau bantuan pendanaan.
Secara rinci mengenai Operasi dan Pemeliharaan mengacu pada Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Proyek Sanitasi Berbasis Masyarakat di tingkat masyarakat.

5. OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM MCK

1.1 Petunjuk operasi dan pemeliharaan bagi pengguna MCK


1. Jangan memasukkan benda padat karena akan menyumbat saluran
2. Buang sampah di tempat sampah yang disediakan
3. Hindari air sabun dari air mandi maupun cuci masuk ke dalam kloset
4. Jangan membuang bahan kimia karena akan mematikan bakteri
5. Gunakan sabun cuci sehemat mungkin
6. Jangan mencoret-coret di dinding kamar mandi, WC maupun tempat cuci

Gambar 5. 1 Pemeliharaan MCK

610
1.2 Petunjuk operasi dan pemeliharaan bagi pengelola MCK/operator:
1. Setiap hari bersihkan gayung dengan sikat atau sabuk
2. 2 (dua) kali per hari gunakan pel untuk membersihkan teras luar (gunakan bahan
pembersih jika sangat kotor saja)
3. Setiap hari bersihkan saringan di lantai KM/WC dari kotoran padat
4. Setiap hari buang sampah dalam kamar mandi/WC
5. Setiap hari bersihkan lantai dan dinding kamar mandi/WC menggunakan sikat
(gunakan bahan pembersih jika sangat kotor saja)

6. Setiap hari bersihkan kloset


7. Setiap hari bersihkan kuras bak dengan sikat (gunakan bahan pembersih jika
sangat kotor saja)
8. 1 (satu) kali perminggu kuras dan bersihkan tangki/tendon air dari lumut dan
kotoran lainnya
9. Setiap hari bersihkan/sapu taman
10. 1 (satu) kali perminggu rapikan taman (tanaman dan
11. 1 (satu) kali perbulan bersihkan langit-langit kamar mandi/WC dari sarang laba-
laba
12. 1 (satu) kali perminggu periksa bak kontrol, jika terdapat kotoran padat/sampah,
keluarkan kemudian buang ke tempat sampah
13. 1 (satu) kali per 6 bulan, buang kotoran padat dan kotoran yang mengapung
tepat di bawah manhole. Ambil kotoran tepat di bawah manhole. Mulai dari bak
inlet, dilanjutkan ke bak-bak berikutnya. Keluarkan semua kotoran yang
mengapung dan buang ke tempat sampah. Mintalah tukang untuk memperbaiki
semua kebocoran secepat mungkin dan lihat sebabnya
14. 1 (satu) kali per 6 bulan, tes kualitas air limbah
Telepon dinas terkait. Ambil 2 sample air limbah dari bak inlet dan bak outlet,
masing-masing 2 liter dalam botol terpisah. Bawa 2 botol sample ke

611
laboratorium yang dirujuk, minta pemeriksaan untuk pH, BOD5, COD, TSS
dan lemak

1.3 Petunjuk pelaksanaan pengurasan IPAL:


1. 1 (satu) kali per 2 tahun, pengurasan dengan truk tinja
2. Telepon perusahaan jasa.
3. Buka semua tutup manhole pada IPAL.
4. Angkat kotoran mengapung dan buang ke tempat sampah.
5. Masukkan pipa sedot dari truk tinja sampai ke dasar bak, sedot mulai dari bak pertama.
Hentikan pengurasan jika lumpur yang disedot adalah lumpur yang masih segar.

Gambar 5. 2 Pengurasan IPAL

1.4 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Sistem MCK


Tabel 5. 1 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Sistem MCK

I. Biaya Operasi dan Pemeliharaan


No Kebutuhan Keterangan Rp./Bulan
1. Opearator dan Penjaga Pekerjaan yang tidak tetap 400.000,-
2. Listrik 250 Watt (Pompa dan Lampu) 250.000,-
3. Pengurusan IPAL Rp. 400.000,-/2 tahun 16.650,-
4. Peralatan pembersihan Sabun, pemebersih lantai, dll 35.000,-
5. Perbaikan pompa Rp. 250.000,-/tahun 20.830,-
6. Lain-lain Serok, lampu, kran, cat dinding, 30.000,-
dll
Total biaya operasi dan pemeliharaan 622.480,-
II. Biaya Pemakaian
No Fasilitas Rp./pakai Rata-rata per
KK*)/perhari

612
1. Kamar mandi 150 – 600 Rp. 750,- s/d Rp. 3.000,-
2. WC/Jamban 150 – 400 Rp. 750,- s/d Rp. 2.000,-
3. Mencuci & ambil air 150 – 500 Rp. 750,- s/d Rp. 2.500,-
*) 1 KK = 5 orang

6. OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM KOMUNAL

6.1 Petunjuk operasi dan pemeliharaan bagi pengguna Sistem Komunal


IPAL akan berfungsi dengan baik jika beberapa hal berikut ini diperhatikan :
1. Jangan membuang minyak bekas ke saluran pembuangan dapur karena ketika
mongering lemaknya dapat menyumbat pipa
2. Jangan memasukkan limbah padat ke jamban karena akan menyumbat saluran
3. Jangan membuang bahan kimia ke saluran karena akan mematikan bakteri di unit
pengolahan
4. Jangan menanam pohon di dekat saluran perpipaan dan IPAL karena dapat
merusak pipa
5. Gunakan secukupnya sabun cuci dan pembersih karena baik untuk sistem
pengolahan dan menghemat
6. Ambil kotoran mengapung dari bak penangkap lemak setiap 3 hari sekali
7. Buanglah hanya limbah cair dari kamar mandi dan dapur, dan beri saringan untuk
memisahkan limbah padat
8. Periksa bak kontrol di rumah setiap 3 (tiga) hari sekali
9. Buang limbah padat, pasir/lumpur, dengan sekop/serok kumpulkan dalam tas
plastick dan bawa ke tempat pembuangan

Gambar 6. 1 Pemeliharaan bagi Pengguna Sistem Komunal

613
6.2 Petunjuk operasi dan pemeliharaan bagi /operator sistem komunal
1. Lakukan 1 (satu) kali perminggu:
a. Periksa setiap bak kontrol pada sistem perpipaan
b. Buang limbah padat dan kotoran mengapung
c. Jika tidak ada aliran air dalam bak kontrol, mungkin pipa tersumbat atau
rusak
 Hentikan kegiatan di rumah
 Buka perpipaan, minta tukang untuk memperbaiki kerusakan
d. Jika ada luapan air dari bak kontrol, mungkin pipa tersumbat
 Hentikan kegiatan di rumah, segera perbaiki jika ada kerusakan pipa
 Sodok dari bak kontrol ke bak kontrol lain
 Minta tukang untuk memperbaiki kerusakan secepatnya
e. Buang limbah padat dan kotoran mengapung dari bak inlet
f. Semua tutup bak kontrol dan manhole IPAL harus bisa dibuka untuk
mempermudah pengoperasian dan pemeliharaan
g. Kumpulkan semua kotoran, masukkan dalam tas plastik. Buang ke tempat
sampah

2. Lakukan 1 (satu) kali 2 minggu: buang kotoran padat dan kotoran yang
mengapung tepat di bawah manhole
a. Mulai dari bak inlet, dilanjutkan ke bak-bak berikutnya
b. Ambil kotoran tepat di bawah manhole
c. Gunakan alat T untuk mengumpulkan kotoran tepat di bawah manhole
d. Keluarkan semua kotoran yang terkumpul sampai tidak ada yang tersisa

3. Lakukan 1 (satu) kali per 6 bulan: tes kualitas air limbah

614
a. Telepon dinas terkait
b. Ambil 2 sample air limbah dari bak inlet dan bak outlet, masing-masing 2
liter dalam botol terpisah
c. Bawa 2 botol sample ke laboratorium yang dirujuk, minta pemeriksaan pH,
BOD5, COD, TSS dan lemak

Gambar 6. 2 Titik Sampling

6.3 Petunjuk pelaksanaan pengurasan IPAL Komunal:


1 (satu) kali per 2 tahun, pengurasan dengan truk tinja
a. Telepon perusahaan jasa pengurasan tinja
b. Buka semua tutup manhole pada IPAL
c. Angkat kotoran mengapung dan buang ke tempat sampah
d. Masukkan pipa sedot dari truk tinja sampai ke dasar bak, sedot mulai dari
bak pertama
e. Lumpur yang disedot adalah lumpur yang berwarna hitam
f. Hentikan pengurasan jika lumpur yang disedot adalah lumpur yang masih
segar

6.4 Biaya Operasi dan Pemeliharaan


Sistem komunal untuk 750 Jiwa (150 KK)

Tabel 6. 1 Biaya Operasi dan Pemeliharaan

615
Biaya Operasi dan Pemeliharaan Rp./bulan
II. Jamban/Kakus Biaya operasi dan pemeliharaan menjadi
III. Sambungan Rumah tanggung jawab setiap pengguna (KK)
IV. Pipa utama dan IPAL
1. Operator inspeksi 4x/bulan di IPAL, pipa 300.000,-
utama, pipa sekunder @ Rp.
75.000,-/inspeksi
2. Pengurasan setiap 2 tahun Rp. 600.000,- 25.000,-
3. Lain-lain: perbaikan pipa, bak kontrol, 70.000,-
IPAL (Asumsi: perbaikan pipa 40 m setiap
2 tahun)
Total biaya operasi dan pemeliharaan 395.000,-
Biaya operasi dan pemeliharaan/KK/bulan 2.633,33,-
Dibulatkan 2.650,-

7. DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Sanitasi Berbasis Masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum, 2012

616

Anda mungkin juga menyukai