Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK PEMANFAAT &

PEMELIHARA
(KPP)
Kondisi 100% setelah dibangun Kondisi saat ini setelah beberapa tahun
Kondisi 100% setelah dibangun Kondisi saat ini setelah beberapa tahun
a. Mengapa hasil kegiatan pembangunan
setelah beberapa tahun terjadi seperti
dalam foto tersebut?
b. Bagaimana caranya agar hasil
pembangunan kegiatan infrastruktur tetap
dapat berfugsi dan bertahan lama?
c. Siapa yang harus mengelola kegiatan
operasional dan pemeliharaan?
Kondisi-kondisi seperti di gambar terjadi karena tidak ada
operasional dan pemeliharaan. Masyarakat hanya mengandalkan
infrastruktur yang telah dibangun pada waktu semula tanpa
melakukan perawatan secara berkala, sampai akhirnya masyarakat
enggan memanfaatkan lagi bangunan tersebut karena sudah tidak
layak lagi. Sangat memprihatikan bukan? Pembangunan
infrastruktur yang telah dibangun dengan biaya sangat besar
namun akhirnya tidak dimanfaatkan lagi? Bagaimana agar hasil
pembangunan infrastruktur diwilayah kita tetap terpelihara dan
dimanfaatkan oleh masyarakat?
Pengertian operasional dan pemeliharaan
Pengertian Operasional atau pemanfaatan adalah cara menggunakan
prasarana dan sarana sesuai dengan fungsinya untuk peningkatan kualitas
hidup masyarakat di lingkungannya.
Pengertian pemeliharaan adalah upaya untuk menjaga agar prasarana dan
sarana yang dibangun atau telah ada agar berfungsi sesuai fungsinya dan
memiliki umur pemakaian lebih lama.
Dengan pengaturan pemanfaatan dan pemeliharaan, dapat dihindarkan
perbaikan atau rehabilitasi secara besar-besaran. Kegiatan O&P
infrastruktur sebagai pelayanan umum tidak dapat dilaksanakan sendiri-
sendiri tetapi harus diorganisasikan pada tataran pemerintahan dan
masyarakat.
Tujuan pemeliharaan diantaranya sebagai berikut :
• Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian
dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya).
• Untuk menjamin bahwa prasarana dan sarana tetap berfungsi
dan dimanfaatkan dengan baik oleh warga penerima manfaat
• Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan
yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya
unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamatan,
dan sebagainya.
• Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana
tersebut.
Peningkatan kualitas permukiman kumuh tidak dapat
hanya dilakukan dengan membangun infrastruktur saja,
tetapi juga harus dilakukan upaya-upaya pencegahan
tumbuhnya kumuh baru. Kegiatan operasi/pemanfaatan
dan pemeliharaan, disamping untuk menjaga kualitas
infrastruktur agar berfungsi dengan baik, juga merupakan
kegiatan dalam upaya pencegahan tumbuhnya kumuh
baru.
Salah Satu Tantangan adalah Kemungkinan Pembiayaan Berdasarkan Jenis Prasarana

Prasarana Umum Prasarana Kelompok

Kemungkinan mudah • MCK


menarik • Air bersih
“retribusi/iuran” • Pengelolaan Sampah
• Jalan
Kemungkinan sulit
• Jembatan
menarik “retribusi”
• Drainase
Kemampuan dalam pembiayaan pengelolaan prasarana antara lain
tergantung dari klasifikasi prasarana berdasarkan jenisnya. Dari tabel 1 di
atas jika dilihat ada 2 (dua) jenis prasarana berdasarkan kemampuan untuk
pembiayaan O&P, yaitu prasarana yang dapat dengan mudah menarik
“retribusi” dan yang sulit untuk menarik “retribusi”. Hal ini perlu dijajaki
karena akan menjadi salah satu sumber pendanaan bagi
penyelenggaraan kegiatan O&P.
Jenis prasarana yang dapat dengan mudah menarik “retribusi” dalam
pembiayaan O&P umumnya tidak mengalami hambatan. Dan sebaliknya
untuk yang sulit menarik “retribusi” akan kesulitan dalam pembiayaan
pemanfaatan dan pemeliharaannya. Sebagai contoh pembiayaan O&P
Air Bersih akan lebih mudah dilakukan dari pada pembiayaan O&P untuk
prasarana jalan atau drainase.
Berdasarkan Kondisi tersebut salah satu yang dapat dilakukan oleh BKM dan Pemerintah Desa
adalah Penilaian terhadap calon organisasi yang ada di masyarakat. Tujuannya adalah untuk
melihat sejauh mana Penilaian kapasitas kelompok, yaitu melihat kapasitas
kelompok/organisasi tersebut dapat memanfaatkan dan memelihara prasarana yang telah
dibangun. Penilaian kapasitas kelompok meliputi kajian aspek-aspek sebagai berikut:
a. Adakah kelompok formal atau informal dalam masyarakat? Apabila ada, apakah kelompok
yang ada tersebut dapat menjadi KPP? Bila tidak dapat maka dilakukan pembentukan
kelompok baru;
b. Apakah kelompok yang ada cukup representatif? Jika di kelurahan tersebut sudah ada
c. kelompok/organisasi, perlu ditanyakan apakah kelompok tersebut mewakili masyarakat
penerima manfaat dari prasarana dan juga mempunyai kemampuan untuk mengelola
O&P prasarana tersebut;
d. Apabila organisasi yang ada cukup representatif mewakili kepentingan masyarakat,
apakah kelompok tersebut mempunyai kemampuan dan pengalaman manajemen? Jika
kemampuan/pengalaman manajemen kelompok tersebut kurang maka diperlukan
bimbingan dari para pelaku program maupun instansi pemerintah yang terkait;
Penilaian kapasitas kelompok lanjutan:
e. Apakah ada homogenitas dalam kelompok tersebut (kesamaan kepentingan
tertentu)? Kesamaan kepentingan diantara anggota masyarakat akan
memudahkan membentuk kelompok;
f. Apakah perlu dilakukan kerjasama dengan organisasi/kelompok lain? Dalam
pelaksanaan pemanfaatan dan pemeliharaan perlu dilakukan kerja sama dengan
organisasi/kelompok/instansi pemerintah atau swasta lain yang terkait dengan
kegiatan O&P prasarana yang bersangkutan untuk meningkatkan kemampuan
anggotanya maupun sumber pembiayaan.
g. Ada kalanya sebuah prasarana tidak hanya dinikmati oleh penduduk pada satu
kelurahan akan tetapi lebih dari satu kelurahan. Maka pemungutan “retribusi”
prasarana tersebut akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu maka perlu
menyerahkan penanganannya pada tingkat yang lebih tinggi misalnya kecamatan
atau kab/kota. Dengan penanganan pada tingkat tersebut maka jalan yang
melewati lebih dari satu kelurahan, pemungutan “retribusi-nya” akan dapat
dikoordinir hingga tidak terjadi pungutan lebih dari satu kali.
CARA PENGELOLAAN KEGIATAN PEMELIHARAAN
Setelah kegiatan penilaian terhadap kapasitas kelompok/organisasi maka dilakukan
diskusi untuk menentukan cara pengelolaan kelompok/organisasi yang akan
mempengaruhi bentuk kelompok/organisasi tersebut. KPP dapat berasal dari
pengembangan/revitalisasi lembaga kemasyarakatan atau Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) yang sudah ada atau membentuk wadah organisasi baru.
Agar KPP berjalan lebih efektif dan pengelolaan dapat terkordinir di lingkup kelurahan,
manajemen O&P dilakukan secara terkordinir untuk seluruh prasarana sarana dalam satu
kelurahan oleh satu KPP. KPP dipimpin Ketua KPP dibantu sekretaris, dibawahnya
ada Kordinator per bidang prasarana sarana yang mengkordinir para Ketua blok yang
berada di tingkat RT. Ketua blok yang dibantu Petugas Teknik dan Petugas keuangan
tersebut, bisa menangani lebih dari satu jenis prasarana sarana.
Dengan cara pengelolaan seperti ini sumber daya yang diperoleh dari pemanfaatan suatu
jenis infrastruktur disuatu kelompok dapat digunakan bersama bagi pemeliharaan
infrastruktur lainnya.
Pengurus KPP dipilih oleh anggota terdiri dari:
a. Ketua KPP
b. Sekretaris
c. Koordinator Bidang Prasarana
d. Ketua Blok (Tingkat RT)
e. Petugas Teknis & Petugas Keuangan untuk setiap
bidang prasarana di masing-masing blok
f. Anggota KPP adalah semua warga pemanfaat sarana &
prasarana
Susunan KPP terdiri dari: Rapat Anggota, Pengurus dan
Anggota. Dimana Rapat anggota memegang kekuasaan
tertinggi dalam organisasi. Rapat anggota mengemban
tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a.Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
b.Menetapkan pengurus
c. Mengangkat dan memberhentikan pengurus
d.Menetapkan program kerja
RENCANA KERJA KPP
Keberadaan KPP merupakan upaya untuk menjamin
keberlanjutan infrastruktur yang dibangun agar senantiasa
dapat dimanfaatkan dan mampu menjaga kualitas
lingkungan permukiman menjadi tidak kumuh kembali.
Keberhasilan KPP sangat tergantung pada tingkat efisiensi
dan efektifitas kinerjanya, untuk itu diperlukan program kerja
yang sistematis, terpadu dan terarah. Program kerja disusun
untuk jangka waktu tertentu dan dapat menjadi pegangan
baik bagi para pengurus maupun anggota KPP.
Keanggotaan organisasi untuk kegiatan O&P tidak terlepas dari jenis infrastruktur yang
dibangun, serta strategi yang digunakan dalam pengelolaannya. Dengan demikian
maka penentuan keanggotaan dan kepengurusan (susunan dan personil) KPP ini
harus dilakukan melalui musyawarah di tingkat kelurahan.
Adapun kepengurusan KPP mengacu pada Struktur Organisasi KPP. Dalam pengelolaan
kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pengurus dan pemanfaatan organisasi harus menerapkan prinsip demokratis,
partisipatif, transparan dan akuntabel.
b. Infrastruktur yang dibangun melalui pendanaan loan WB/AIIB/IsDB ditujukan untuk
peningkatan kualitas permukiman kumuh sehingga pengurus dan pemanfaatan
organisasi harus berorientasi pada peningkatan kualitas permukiman kumuh yang
berkelanjutan.
c. Peraturan-peraturan yang bersifat pemanfaatan untuk menjalankan
pengelolaan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan dituangkan dalam Anggaran
Rumah Tangga/ART atau Peraturan Khusus, misal: tata cara pengaduan, tata cara
pendaftaran dan pembayaran, dll.
Peraturan yang dibangun untuk dapat berjalannya
organisasi KPP secara efektif dan efisien dalam pengelolaan
O&P antara lain adalah:
a. Visi, Misi, Asas, Tujuan.
b. Anggaran Dasar/AD
c. Anggaran Rumah Tangga/ART
d. Keputusan dan pengesahan susunan Tim pengelola O&P
e. Keputusan tarif retribusi/iuran dan sumbangan
Anggaran Dasar organisasi pengelola O&P setidaknya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Nama Organisasi Pengelola dan Daerah Kerja


1) Lokasi organisasi;
2) Lingkup pelayanan prasarana.
a. Asas, Tujuan dan Tugas Organisasi
1) Asas dan Prinsip organisasi;
2) Tujuan organisasi;
3) Tugas organisasi.
a. Ruang Lingkup (cakupan penanganan kegiatan)
b. Keanggotaan/Pengguna Prasarana
1) Persyaratan Keanggotaan;
2) Kewajiban dan Tanggung Jawab Anggota/Pengguna Prasarana;
3) Hak Anggota/Pengguna Prasarana.
c. Rapat Anggota atau Rembug Masyarakat/Warga Pengguna Prasarana
d. Kepengurusan :
1) Syarat-syarat kepengurusan;
2) Susunan anggota pengurus;
3) Kewajiban dan tanggung jawab pengurus;
4) Hak pengurus.
e. Pembina dan Pengawas
f. Pengelolaan Usaha Operasional dan Pemeliharaan
g. Pembiayaan O&P
h. Pelaporan dan Evaluasi
i. Pembubaran
j. Sanksi
k. Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus O&P
l. Penutup
RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
1. Pendataan Anggota
a. Nama;
b. Jenis Kelamin;
c. Alamat;
d. Pekerjaan
e. Jumlah anggota keluarga

2. Penggalian sumber – sumber pembiayaan


a. Kontribusi Warga Pemanfaat
1) Sumbangan berupa uang, yang didapatkan dari iuran anggota KPP, ataupun
retribusi dari penggunaan prasarana secara langsung.
2) Sumbangan selain uang seperti material, penyediaan fasilitas penunjang, tenaga
kerja, peralatan dalam rangka kegiatan pemeliharaan
cara pengumpulan
Retribusi/Iuran
Sumbangan/ Donasi
RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
2. Penggalian sumber – sumber pembiayaan
b. Bantuan Pemerintah
Bantuan pemerintah dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Kabupaten/Kota kepada kelurahan atau dari Subsidi Dinas/Instansi Teknis terkait
tingkat kabupaten/Kota.
c. Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat
Bantuan yang dimaksudkan adalah bantuan dari pihak lain (organisasi lain atau
pihak swasta) yang juga memanfaatkan prasarana yang telah dibangun.
d. Pengembangan Potensi Prasarana
Potensi sumber pembiayaan dapat juga berasal dari pengembangan potensi
prasarana yang ada misalnya dari penjualan air bersih, pengolahan sampah, dll.
RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
3. Inventarisasi Kondisi Prasarana
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi prasarana yang telah
dibangun, apakah ada kerusakan atau kekurangan ataupun permasalahan-
permasalahan yang perlu segera ditangani. Cara pelaksanaannya adalah
dengan melakukan monitoring/pengecekan langsung kelapangan, sedangkan
pelakunya dapat dilakukan oleh Tim Pengelola, khususnya Petugas
Lapangan/Teknis sendiri atau Penugasan kepada anggota secara rutin dan bergilir.
Anggota dapat dibagi menjadi beberapa grup untuk melakukan kegiatan ini
secara bergiliran misalnya per RT atau KK. Waktu pengecekan dapat diatur sesuai
dengan kesepakatan diantara anggota, seperti mingguan atau bulanan.
RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
4. Rencana Teknis Operasional & Pemeliharaan Prasarana
a. Rencana Teknis Pemanfaatan Prasarana
1) Penggunaan Prasarana Secara Optimal
Setiap jenis prasarana yang dibangun tentu mempunyai cara penggunaan
tertentu pula. Artinya bahwa jenis prasarana yang berbeda tentu mempunyai
cara penggunaan yang berbeda pula, sesuai dengan jenis prasarananya.
2) Pengaturan Penggunaan Prasarana
Untuk prasarana tertentu diperlukan pengaturan penggunaan prasarana, agar
tidak terjadi konflik ataupun tidak sesuai dengan fungsi utamanya. Pengaturan ini
dilakukan dengan membagi jadwal giliran penggunaannya. Tentunya cara
pengaturan penggunaan prasarana ini juga harus disesuaikan dengan
kebutuhan operasional dan jenis prasarananya. Sebagai contoh, perlu
dilakukan pengaturan pemakaian air bersih pada saat-saat tertentu agar semua
pemanfaat dapat memperoleh manfaat yang sama dan tetap optimal.
RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
4. Rencana Teknis Operasional & Pemeliharaan Prasarana
b. Rencana Teknis Pemeliharaan Prasarana
1) Pemeliharaan rutin dilakukan secara terus menerus, biasanya dalam periode
waktu seperti setiap hari atau setiap minggu atau setiap bulan.
2) Pemeliharaan berkala dilakukan dalam periode waktu tertentu misalnya setiap
bulan, setiap 6 bulan atau setiap tahun.
3) Pemeliharaan insidentil/mendesak, pekerjaan yang mendesak yang
memerlukan penanganan segera, yang umumnya tidak direncanakan terlebih
dahulu.
RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
5. Penyusunan RAB dan Jadwal Perbaikan

Penyusunan Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Pelaksanaan Perbaikan, pada dasarnya dibuat sesuai
kebutuhan dilapangan. Artinya bahwa kegiatan ini dilakukan karena ada kebutuhan perbaikan
kerusakan prasarana.

6. Rapat-rapat rutin

Rapat rutin dapat dilakukan tiap bulan atau periwaktu tertentu yang disepakati, dilakukan untuk melihat
atau mengevaluasi hasil-hasil kegiatan pemeliharaan yang telah dilakukan dan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ditemukan (memutuskan rencana penyelesaiaan masalah),
atau agenda lain yang dianggap penting untuk dibahas bersama.

7. Pelaporan secara berkala


a. Pelaporan Keuangan
b. Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan
c. Data Mengenai Barang Inventaris
OUTLINE PROGRAM KERJA KPP
1. Pembukaan, menjelaskan latar belakang terbentuknya KPP NSUP.
2. Bab I – berisikan Nama KPP dan Daerah Kerja (Lokasi KPP, Lingkup pelayanan prasarana)
3. Bab II – berisikan Asas, Tujuan dan Tugas KPP (Asas dan Prinsip organisasi, Tujuan
organisasi, Tugas organisasi)
4. Bab III – berisikan Ruang Lingkup (cakupan penanganan kegiatan)
5. Bab IV – berisikan Keanggotaan/Pengguna Prasarana (Persyaratan Keanggotaan,
Kewajiban dan Tanggung Jawab Anggota/Pengguna Prasarana, Hak Anggota/Pengguna
Prasarana)
6. Bab V – berisikan Rapat Anggota atau Rembug Masyarakat/Warga Pengguna Prasarana
7. Bab VI – berisikan Kepengurusan (Syarat-syarat kepengurusan, Susunan anggota
pengurus, Kewajiban dan tanggung jawab pengurus, Hak pengurus)
8. Bab VII – berisikan Pembina dan Pengawas
9. Bab VIII – berisikan Pengelolaan Usaha Operasional dan Pemeliharaan
10.Bab IX – berisikan Pembiayaan O dan P
11.Bab X – berisikan Pelaporan dan Evaluasi
12.Bab XI – berisikan Pembubaran
13.Bab XII – berisikan Sanksi
14.Bab XIII - berisikan ART dan Peraturan Khusus O & P
15.Bab XIV – berisikan Penutup

Anda mungkin juga menyukai