Anda di halaman 1dari 30

REKOMPAK - JRF

BAB I

Pendahuluan

Menunjang proses rekonstruksi pasca gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah, JRF meluncurkan program BDL yang akan dilaksanakan di sebagian desa yang
mengalami bencana di dua daerah tersebut.
Pengertian BDL, adalah merupakan komponen program dari program Community
Settlement Plan (CSP) atau Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) yang merupakan
bantuan yang diberikan dalam bentuk dana dan pendampingan kepada masyarakat desa
untuk membangun prasarana lingkungan di desanya sebagaimana direkomendasikan
dalam penyusunan RPP/CSP.
BDL program Rekompak-JRF diberikan kepada masyarakat desa dengan syarat kegiatan
yang didanai, dikelola oleh swadaya masyarakat sendiri dengan didampingi oleh tenaga
konsultan yang telah ditunjuk
I.1

Maksud Kegiatan

Menyampaikan pemahaman
masyarakat melalui DMC.
I.2

program

Infrastruktur

dan

pengelolaannya

kepada

Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan


pembangunan desanya sendiri secara komunitas.
Sehingga dapat lebih mandiri membangun desanya secara berkesinambungan.
I.3

Sasaran Kegiatan

Meningkatkan sumber daya manusia dalam masyarakat tersebut dengan meningkatkan


pengetahuan tentang pengelolaan pembangunan desanya secara komunitas.
I.4

Identifikasi masalah

Peran serta masyarakat desa dalam pembangunan desanya kurang mendapat tempat,
sehingga terkesan desa hanya menjadi obyek pembangunan saja. Desa yang semula tidak
memahami tentang mekanisme proyek menjadi semakin tidak paham. Ketidak pahaman
ini dapat dan telah membuat masyarakat desa menjadi apatis dan tidak peduli terhadap
penataan desanya. Lebih jauh lagi masyarakat tidak lagi mau menunjukkan jiwa
kerelawanannya terhadap aturan-aturan yang berkaitan dengan pembangunan kawasan,
walaupun terjadi didesanya.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 1

REKOMPAK - JRF
Hal ini semakin memberikan kesempatan perkembangan kawasan desa menjadi tidak
apresiatif, padahal kondisi seperti itu terkadang tidak mendukung pengembangan
kebutuhan non phisik desa tersebut. Penataan yang apresiatif ini diperlukan untuk
menjadikan sebuah kawasan menjadi lingkungan yang sangat bersahabat, mendukung
baik dari sudut pandang pengembangan ekonomi maupun kebutuhan penyelamatan pada
saat terjadi bencana.
Sehingga masyarakat perlu mendapat dukungan untuk mendapat pengetahuan tentang
mekanisme proyek, pengerjaannya serta pengelolaannya, agar dapat percaya diri dan
dipercaya untuk berperan dalam pembangunan, minimal di desanya sendiri.
I.5

Pendekatan Pemecahan Masalah

JRF melaksanakan program BDL yang tujuannya pembelajaran dan pemberdayaan


masyarakat desa dengan memberikan dana dan pendampingan untuk pembangunan
prasarana yang dibutuhkan.
Caranya :
Melalui konsultannya, JRF memberitahukan masyarakat desa yang memenuhi
persyaratan untuk mengajukan program tersebut. Program tersebut akan disiapkan,
diusulkan, dikerjakan, dikelola oleh masyarakat itu sendiri dengan pembimbingan dari
konsultan yang direkomendasikan dalam penyusunan RPP/CSP.
Dengan pembimbingan, masyarakat akan mendapatkan pengetahuan dasar untuk
menentukan sendiri kebutuhan bangunan prasarana yang diperlukan dengan pertimbangan
dari dirinya sendiri, dan dengan prioritas yang mereka tentukan sendiri, sekaligus akan
melaksanakan sendiri pengelolaan pembangunan sehingga apresiasi masyarakat dapat
ditonjolkan.
Masyarakat juga akan mendapat kesempatan untuk belajar bagaimana cara-cara yang
effisien untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap program pihak lain.
Sehingga dapat diharapkan dalam jangka waktu tertentu kelak masyarakat dapat mandiri
dalam menentukan arah pembangunan desanya sendiri secara bertahap dan terencana.
I.6

Pemecahan masalah

JRF akan melaksanakan serangkaian kegiatan yang menunjukkan sebuah mekanisme


dalam pembangunan/proyek kepada masyarakat melalui sebuah kegiatan phisik di
desanya. Prosesnya melalui system pemberdayaan masyarakat agar sifat kerelawanan
masyarakat berkembang kembali dengan baik dan mempunyai pengetahuan untuk
berperan positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya secara komunitas.
Pada akhirnya dapat diharapkan masyarakat dapat dipercaya untuk mengakses berbagai
program serta mengelola kegiatan secara penuh dan dapat secara aktif terlibat didalam
kegiatan tersebut.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 2

REKOMPAK-JRF

BAB II

RANGKAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


II.1

Pengawalan Pelaksanaan Pekerjaan

Tahapannya secara garis besar adalah :


1. Sosialisasi
Isinya pemberitahuan adanya program terkait, selain itu akan diberitahukan
tentang perangkat-perangkatnya dalam pelaksanaan program tersebut.
Pembekalan-pembekalan dan pelatihan-pelatihan.
Fasilitator ini akan dibekali oleh TA-DMC mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan tugasnya di lapangan.
2. Pembentukan Panitia Pembangunan
Musyawarah Desa melaksanakan pembentukan Panitia Pelaksana ditingkat
desa. Dihadiri oleh TIP, BKM/TPK, relawan, kaum perempuan, karang taruna
dll. Panitia Pembangunan ini akan bertugas melaksanakan pembangunan
infrastruktur yang diusulkan dalam penyusunan CSP/RPP dan bertanggung
jawab kepada BKM/TPK dan secara moril kepada Musyawarah Desa.
3. Pelatihan
DMC oleh TA dan Fasilitatornya kemudian mengadakan pelatihan-pelatihan
tentang pelaksanaan pekerjaan dengan masing-masing tugasnya. Jika
diperlukan, Fasilitator dapat mendatangkan narasumber yang handal dari
manapun untuk kepentingan alih tehnologi ini.
4. Tahap Survey Teknis dan pengumpulan data teknis.
Survey ini bersifat penyelidikan tanah ditempat berdirinya bangunan dan atau
data lain untuk penunjang design. Tingkat kedalaman survey itu sendiri
disesuaikan dengan type bangunan yang akan didesign. Jika merupakan
bangunan typical dari bangunan setempat dan tidak besar (sederhana) maka
dapat saja disimpulkan dari keberadaan bangunan disekitar lokasi.
Selain data primer, data seconder sebaiknya tetap diupayakan agar pencapaian
design dapat dipercaya.
Pekerjaan ini dilaksanakan oleh PP unit surveyor dengan didampingi oleh
Fasilitator serta TA-DMC dalam mendapatkan data. Bila dibutuhkan
pengadaan alat dan pelaksana survey, TA-DMC akan memfasilitasi dan
membantu melakukan pengolahan data survey untuk kepentingan tahap
pekerjaan selanjutnya.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 3

REKOMPAK-JRF
5. Tahap Design
PP unit Perencana akan melaksanakan pekerjaan ini dengan pendampingan
dari Fasilitator dan TA-DMC serta TA-NMC.
Pengawas Lapangan akan melaksanakan pekerjaan pengawasan dilapangan,
pengawasan ini harus diartikan sebagai mengarahkan pelaksana agar terhindar
dari masalah dan menghasilkan hasil yang baik. Pengawas Lapangan harus
dibekali oleh TA-DMC tentang prosedur pelaksanaan dan kaidah sederhana
mengenai pelaksanaan pekerjaan design dan konstruksi. Secara berkala TANMC akan memonitor pelaksanaan pekerjaan ini sekaligus memberikan
pendampingan kepada semua pihak yang melaksanakan tugasnya di lapangan.
6. Pendampingan Teknis dan Administrasi
TA-DMC dan Fasilitator akan mendampingi PP dalam proses penyusunan
dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan. Penyusunan akan
menghasilkan DTPL (Dokumen Teknis Pembangunan Lingkungan) yang
terdiri dari Hasil Survey, Design Teknis, Gambar Rencana, RAB, Time
Schedule, Purchasing Schedule dll. DTPL akan menjadi lampiran dalam
pengajuan BDL. Pendampingan juga tetap dilakukan pada fase pelaksanaan
pembangunan di lapangan..
II.2

Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan


1. Koordinasi
Ketua PP segera mengumpulkan pembantu-pembantunya untuk
mempersiapkan teamnya dan membagi tugas kepada masing-masing posisi.
Seluruh anggota team akan memegang teguh kesepakatan yang telah dibuat
dan segera membuat masing-masing rencana kerjanya.
2. Dasar Pelaksanaan Pekerjaan
Dokumen yang akan dipakai sebagai pedoman kerja adalah dokumen yang
telah disetujui oleh DMC dan PJOK baik telah diadakan perubahan maupun
tidak. Semua yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus
menyesuaikan diri terhadap dokumen tersebut.
Perlu mempelajari dokumen kembali untuk mencocokkan dengan kondisi
lapangan yang sebenarnya. Kemudian dibuat kesimpulan apakah perlu
diadakan redesign atau perubahan kecil atau pekerjaan tambahan atau tidak
sama sekali. Apabila dihasilkan suatu perubahan maka Ketua PP melalui
BKM/TPK harus segera melaporkannya kepada DMC melalui Fasilitatornya.
Jika perubahan tersebut karena pertimbangan teknis, TA DMC akan
mendampingi untuk mengambil keputusan.
Hal ini perlu diadakan untuk keperluan pengelolaan dana dan hasil konstruksi
yang sempurna.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 4

REKOMPAK-JRF
3. Pekerjaan Persiapan Konstruksi
Regu pelaksana boleh memulai melakukan persiapan pematokan di lapangan
pada pekerjaan yang tidak mengalami perubahan. Pemasangan patok acuan
kerja yang diambil dari patok design dan disebarkan keseluruh area kerja.
Pasang Bowplank untuk posisi, dimensi, dan elevasi. Jaga salah satu patok
untuk dipakai pada pekerjaan selanjutnya.
Pada saat yang sama persiapan jadwal pengadaan material segera dilakukan.
Pengaturan pengadaan ini perlu dilakukan untuk selain mengatur tempat
penyimpanan sementara, juga agar dapat effisien (ada beberapa material yang
tidak tahan lama) dan untuk monitoring pengelolaan dana.
Pekerjaan sebaiknya dilaksanakan sesuai schedule tahap demi tahap menurut
perencanaan dan kaidah dengan baik. Setiap kali menemukan masalah segera
dikomunikasikan dengan fasilitatornya untuk diteruskan ke TA DMC dan
NMC agar segera dirumuskan pemecahannya.
4. Pengaturan Perlindungan Keselamatan Kerja
Penganjuran kepada seluruh yang terlibat untuk mentaati hal-hal yang
berkaitan dengan keselamatan kerja. Harus diperhatikan tentang pemahaman
pemakaian alat, bekerja secara kelompok atau sendiri-sendiri, kondisi tempat
kerja dll.
Pemimpin Pelaksanaan Kegiatan harus memperhatikan hal ini dengan sebaikbaiknya dan pekerja diharuskan mentaatinya. Jika perlu dibuat aturan kerja
untuk seluruh pekerja dan pengunjung. Pemasangan tanda-tanda, pemagaran,
atau lainnya yang tujuannya untuk melindungi semua yang terlibat di
dalamnya.
Fasilitator selaku Pengawas Lapangan tetap harus memonitor pelaksanaan pekerjaan ini
dan secara berkala membuat laporan yang diberika kepada DMC/NMC.
Seluruh tugas Fasilitator di lapangan harus mendapat dukungan dan koordinasi dari
korlap di wilayah yang bersangkutan.
II.3

Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan

Fasilitator meyakinkan bahwa pekerjaan akan dilaksanakan dengan target 4 goal besar
yaitu :
1.

Kendali Mutu
-

Quality assurance yakni dengan penyampaian metoda atau


prosedur/kaidah ilmu bangunan yang benar dengan benar, persiapan
alat yang aman, masih layak pakai, cukup dalam jumlah, pengaturan
situasi lokasi yang accessible, pemagaran, persiapan pekerjaan yang
matang, dll.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 5

REKOMPAK-JRF
-

2.

Kendali Waktu
-

3.

Penggunan material yang mengikuti schedule


Pengaturan penyimpanan yang baik
Pengaturan pelaksanaan masing-masing pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal.

Kontrol Keselamatan Kerja.


-

II.4

Pengaturan tenaga kerja, pengaturan belanja dan pelaksanaan yang


teratur dan sesuai jadwal akan dapat meyelesaikan pekerjaan tanpa
waktu terbuang. Persiapan alat untuk mengurangi pengaruh hujan,
persiapan penerangan jika dibutuhkan,

Kendali Biaya
-

4.

Quality Control yakni dengan pengawasan pelaksanaan pekerjaan


dilapangan untuk meyakinkan bahwa palaksanaannya mengikuti
prosedur yang benar menurut kaidah ilmu bangunan, mempelajari
spesifikasi, gambar, penentuan ukuran dan timbangan dengan baik,
dll.Oleh sebab itu modul, panduan, SOP, referensi dll harus disiapkan
dengan baik.

Seluruh pengendalian tersebut haru diberlakukan dalam koridor


keselamatan kerja. Keselamatan kerja ini tetap harus diberlakukan
selama kegiatan, baik untuk pekerja maupun orang lain yang
berdekatan dengan lokasi pekerjaan.

Pekerjaan Dinyatakan Selesai

Pekerjaan dinyatakan selesai bila memenuhi kriteria sebagai berikut:


1. Total dana yang disetujui telah habis dibelanjakan material dan barang.
Material dan barang tersebut selesai/habis dipakai/dibentuk phisik bangunan
sesuai proposal yang disetujui dan sesuai kwalitas yyang direncanakan,
walaupun keseluruhan phisik belum selesai.
2. Bangunan tersebut telah selesai secara teknis menurut kondisi lapangan
walaupun Volumenya lebih kecil dari usulan. Dalam hal ini kemungkinan
terjadi sisa dana
3. Total dana dan total phisik telah selesai sesuai rencana (design yang
diusulkan)
4. Ketiga kondisi di atas diterjemahkan dalam Verifikasi pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh DMC.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 6

REKOMPAK-JRF

BAB III

Organisasi
JRF mempunyai Team Pelaksana Program yang berada di daerah (Kabupaten) yang
disebut DMC beserta kelengkapannya, yang mempunyai wilayah tugas berhadapan
langsung dengan obyek program yakni masyarakat, dan Team Pelaksana Program
Nasional, yang disebut NMC, wilayah kerjanya menyeluruh seluruh Indonesia, bertugas
untuk melaksanakan pendampingan kepada DMC dan sekaligus memonitor pelaksanaan
tugas yang dilakukan oleh DMC. Komponen kegiatan di desa menggunakan organisasi
yang sudah terbentuk dari program sejenis yang telah berjalan yaitu BKM/TPK dan
swadaya masyarakat.
SUSUNAN ORGANISASI DAN TUPOKSINYA
NMC

TA-NMC :
DMC

TA-DMC :

Korlap

Fasilitator :

FT

PP

National Management Consultant yang berkedudukan di tingkat Nasional


yang akan bertugas untuk melaksanakan pendampingan kepada DMC dan
memonitor serta evaluasi kerja DMC.
Melaksanakan langsung tugas pendampingan dibidangnya masing-masing
kepada DMC dan perangkatnya.
District Management Consultant yang berkedudukan di tingkat kabupaten
yang akan bertugas melaksanakan sosialisasi dan pendampingan kepada
Pelaksana Program di lapangan untuk melaksanakan program ini.
Pelaksanaan tugas di bidang ini dilaksanakan oleh Tenaga Ahlinya dan
Tenaga Lapangannya.
Melaksanakan langsung tugas pendampingan dibidangnya masing-masing
kepada PP (BKM) dan perangkatnya dengan bekerja sama dengan TANMC.
Kordinator Lapangan adalah komponen pelaksana lapangan yang akan
mengkoordinir Fasilitator, Bertanggung jawab untuk mendukung
pelaksanaan tugas Fasilitatornya.
Adalah bagian dari DMC yang berkedudukan dilapangan yang akan
bertugas melakukan sosialisasi dan memfasilitasi kegiatan ini dalam
berhubungan dengan pihak lain. (Teknis, Non teknis/CD, Finansial),
sekaligus sebagai pelaksana supervisi pelaksanaan kegiatan oleh PP,
sejak penyusunan program, design Prasarana, sampai dengan implimentasi
kegiatan phisik prasarana..
Fasilitator Teknis, yakni bagian dari DMC yang akan bertugas sebagai
fasilitator dan pemeriksa pekerjaan di lapangan yang akan memastikan
bahwa pelaksanaan kegiatan berjalan
sesuai
dengan
ketentuanketentuannya.
Panitia Pembangunan, Panitia ini berbentuk team yang pembentukannya
dilakukan oleh masyarakat dari unsur relawan, yang diprakarsai oleh DMC
dan BKM/TPK.
Bertugas mengelola dan melaksanakan kegiatan dan akan didampingi oleh
Team dari DMC serta difasilitasi oleh Fasilitator. Terdiri dari seorang
ketua, bendahara, sekretaris dan bagian-bagian unit kerja. Bertanggung
jawab kepada BKM/TPK dan secara moril terhadap Musyawarah Desa.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 7

REKOMPAK-JRF
Surveyor :

BKM

PJOK

III.1

Kelompok surveyor yang melaksanakan survey teknis dengan tetap


didampingi oleh DMC (TA-DMC) dan fasilitatorDMC.
Data yang disediakan meliputi data teknis untuk keperluan perencanaan
bangunan Infrastruktur yang dimaksudkan :
1. Peta situasi sederhana, yang berisi:
- Luas lahan, status hak atas tanah
- Peta situasi obyek , kontur sederhana, kondisi existing obyek.
2. Investigasi teknis :
- Mekanika tanah
- Data sekonder
- Data harga satuan barang dan material, dll
Badan Keswadayaan Masyarakat. Organisasi bentukan masyarakat yang
akan mengendalikan kegiatan BDL dan melaksanakannya melalui tangan
PP.
BKM akan menyampaikan laporan tentang kegiatan tersebut kepada DMC
untuk diteruskan ke Proyek.
Adalah wakil pemerintah di level kecamatan yang akan membantu dalam
bidang administrasi kepemerintahan terkait dengan kegiatan tersebut.

Sosialisasi Program

Melalui konsultan daerah (DMC: Fasilitator) JRF akan mensosialisasikan program


kepada masyarakat. Sosialisasi ditekankan bahwa arah kegiatan/program ini adalah
perkuatan kemampuan masyarakat untuk merencanakan kebutuhan bangunan dan
mengelolanya secara kebersamaan .
III.2

Persiapan Masyarakat

DMC akan berkoordinasi dengan BKM/TPK dan Relawan desa tersebut untuk memfasilitasi pembentukan Team yang akan melaksanakan kegiatan yaitu PP (Panitia
Pembangunan) melalui forum rembug warga. Susunan PP berisi:
1.
Ketua Team
2.
Pengurus Administrasi dan keuangan
3.
Petugas belanja
4.
Koordinator Perencanaan teknis Bangunan
5.
Koordinator Pelaksana Pembangunan
Team ini dibentuk berdasarkan kegiatan yang akan dilaksanakan di desa tersebut dengan
setiap kegiatan 1 (satu) team, dan akan bersifat adhoc yaitu akan bubar dengan sendirinya
setelah pertanggung jawaban terakhir disetujui oleh DMC. Namun apabila diperlukan
akan dapat dipakai lagi untuk kegiatan lainnya.
Pengurus Team ini diutamakan :
1.
Berjiwa relawan dan dapat dipercaya
2.
Berdomisili didekat lokasi obyek yang akan dibanguan.
3.
Mempunyai pengetahuan tentang mengelola dana pembangunan
4.
Mengerti tentang pembangunan phisik
5.
Mampu berkomunikasi dengan berbagai pihak di desanya..
III.3

Tugas dan tanggung jawab Panitia Pembangunan

Didampingi ahli dari DMC dan NMC, PP akan melaksanakan kegiatan pembangunan
infrastruktur yang telah menjadi rekomendasi penyusunan RPP/CSP. Pekerjaan tersebut
meliputi Perencanaan teknis dan Pelaksanaan pembangunan phisiknya. Perencanaan yang
NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java
BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 8

REKOMPAK-JRF
dihasilkan meliputi Gambar Rencana, Rencana Anggaran Biaya, RKS (Spesifikasi),
Jadwal Kerja dan Jadwal Pengadaan Barang, serta :
Mempersiapkan usulan teknis dan biaya dalam bentuk design
Bertanggung jawab tentang pelaksanaan kegiatan
Bertanggung jawab tentang penggunaan dana kepada BKM/TPK
Membuat buku kas aliran dana masuk dan keluar
Mengkoordinir Pelaksanaan Implementasi design.
Melaporakn kegiatannya kepada BKM/TPK termasuk penggunaan
keuangannya.
Dengan rincian tugas masing-masing:
1
Ketua Team
Mengkoordinir seluruh anggotanya untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab kepanitiaan serta meyakinkan untuk keterlaksanaan
Pembangunan Infrastruktur yang didanai oleh JRF melalui mekanisme
yang ada.
Meyakinkan bahwa penggunaan dana bantuan ini sesuai dengan ketentuan
yang ada ( lihat Negativ List).
2
Pengurus Administrasi dan keuangan
Membuat catatan tentang pelaksanaan pekerjaan, mengerjakan surat
menyurat, melaksanakan pembukuan atas dana yang dikelola (buku kas,
buku belanja material dan upah, buku BOP) dan laporan keuangan
bulanannya. Membuat usulan rencana pembelanjaan kepada BKM/TPK
sebagai pengelola dana, mengatur pertemuan warga dll.
3
Petugas belanja
Bertugas melakukan survey harga barang dan resoursenya untuk effisiensi,
dan belanja barang sesuai kebutuhan. Harus meyakinkan bahwa barang
yang dibeli selain resmi dan berkwalitas baik juga berkwitansi.
4
Koordinator Perencanaan teknis Bangunan
Akan mengkoordinir pelaksanaan design perencanaan dengan
berkonsultasi kepada pendamping dan meyakinkan bahwa proses design
berjalan sesuai rencana dengan menghasilkan hasil sesuai kaidah
teknisnya.. Hasilnya akan dilaporkan oleh Ketua Panitia kepada BKM
untuk dasar usulan pembiayaan BDL.
5
Koordinator Pelaksana Pembangunan
Mengkoordinir dan mengatur pelaksanaan pekerjaan phisik Infrastruktur
hasil design, serta meyakinkan bahwa pelaksanaan pekerjaan akan susuai
dengan design dan aturan lainnya yang ada.
Mengatur penggunaan dana sesuai aturannya dengan tidak melanggar
negativ list yang diberikan pada pedoman ini.
Mengatur dan kemudian konsekwen pada jadwal pelaksanaan pekerjaan
phisik BDL.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 9

REKOMPAK-JRF

BAB IV

DETAIL KEGIATAN TEKNIS


IV.1

Kompilasi Kebutuhan Bangunan

TIP (Tim Inti Perencana) dan masyarakat mengadakan rembugan untuk menentukan arah
perencanaan pembangunan prasarana di desanya di dalam tahap penyusunan RPP/CSP
kemudian membuat skala prioritas. Kemudian dalam tahapan ini juga dibuat analisa
dampak lingkungan dan sosial sederhana yang akan memberikan rekomendasi untuk
rambu-rambu. Dengan acuan tersebut dan rencana dana yang disediakan, PP akan
membuat tahapan perencanaan pembangunan infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk
DTPL. Yang selanjutnya akan diajukan untuk usulan besaran dana yang dibutuhkan
IV.2

Penentuan Tahapan Pembangunan

Setelah ada keputusan prioritas kebutuhan, PP melaksanakan survey/investigasi teknik


sebagai kelengkapan data untuk perencanaan teknik infrastruktur yang dimaksud. Jika
prioritas tersebut perhitungan dananya melewati plafon yang ada tetapi tetap menjadi
prioritas (RPP/CSP), maka perlu perumusan tahap pelaksanaannya. Yaitu mengatur tahap
pembangunannya. Segment mana yang akan didahulukan dan segment mana yang
diletakkan di tahap berikutnya dll. Kecuali jika seluruh segment dapat diselesaikan pada
alokasi dana yang dicanangkan tidak membutuhkan tahapan konstruksi.
Dasarnya adalah penilaian terhadap kemungkinan paling dibutuhkan dalam segment
tersebut.
IV.3

Pelaksanaan Survey/Investigasi

Survey teknis dilaksanakan oleh PP dengan didampingi Team Teknis DMC.


Pelaksanaannya dapat diasistensikan kepada sebuah Lembaga Penelitian atau Survey, jika
pekerjaan tersebut dalam satu hal tidak mampu untuk dikerjakan sendiri. Namun
pengelolaannya tetap harus dilakukan oleh PP itu sendiri dengan dasar pikiran
kebersamaan komunitas.
Survey teknis tersebut harus menghasilkan, minimal meliputi data yang cukup yang
dibutuhkan dalam perhitungan teknis rencana bangunan.
Sebagai contoh Pelaksanaan Survey adalah sebagai berikut :
Contoh I.
Obyek Bangunan
: Jembatan
Kebutuhan Data
: Data Primer
Daya dukung tanah
Jenis Tanah (mekanika tanah)
Kecepatan Aliran Air
Data Geodetie (kontur tanah)
Volume dan jenis kendaraan yang lewat
Dll.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 10

REKOMPAK-JRF

Data Sekunder
Batas Kepemilikan lahan
Data Hujan, Gempa, Banjir
Harga satuan upah, barang, sewa alat
Dll
Contoh II
Obyek Banguan
Kebutuhan Data

: Drainase
: Data Primer
Jumlah bangunan yang dilayani
Daerah tangkapan air (Catchment Area)
Data Geodetie (kontur tanah)
Dll.
Data Sekunder
Batas Kepemilikan lahan
Data Hujan, Gempa, Banjir
Harga satuan upah, barang, sewa alat
Dll
Dan lain-lainnya yang disesuaikan dengan obyek bangunan yang direncanakan.
IV.4

Perencanaan Teknis dan Non Teknis


1. Analisa Teknis/Design Teknis
Pada dasarnya analisa/perhitungan teknis untuk bangunan adalah menentukan
kapasitas/volume pelayanan bangunan yang diinginkan kemudian melakukan
perhitungan kekuatan elemen bangunannya, ukuran-ukuran elemennya dan
kekuatan daya dukung.
2. Ketetapan Letak
Merujuk pada perencanaan tata ruang yang memungkinkan bangunan tersebut
terletak di lokasi yang tidak berubah atau dapat bertahan dalam kurun waktu
yang relatif lama.
3. Kapasitas/Volume Pelayanan
Meliputi dimensi ruang pelayanan seperti lebar jalan, penampang drainase, isi
embung, luas pasar, tinggi tembok penahan tanah dll.
4. Daya Dukung/Stabilitas Konstruksi
Meliputi penentuan dimensi pondasi, struktur utama, dan struktur pendukung
dan jenis material yang digunakan.
5. Jika kegiatan yang dipilih merupakan kegiatan non phisik maka perencanaan
kegiatan harus berisi tentang strategi dan rencana kegiatan dan pembiayaannya
serta pengelolaannya.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 11

REKOMPAK-JRF
IV.5

Observasi Bangunan di Sekitarnya

Yang dimaksudkan adalah jika pekerjaan yang akan dikerjakan berskala kecil/sederhana
maka investigasi teknik dapat dilakukan dengan sekedar observasi banguan disekitarnya.
Yaitu dengan mengamati bangunan yang identik disekitar lokasi untuk memperkirakan
kekuatan tanah secara qualitativ apakah bangunan ini aman dibangun dilokasi tersebut.
IV.6

Panduan Design Perhitungan Pembebanan

Jenis Konstruksi
A. Bangunan Gedung
Meliputi MCK, Pasar, Gedung Pertemuan, Bangunan TPK, Gedung
Perpustakaan dll.
Data yang diperlukan
a. Data primer
- Bahan konstruksi/struktur utama
- Sifat/karakteristik bahan utama
- Data Geodesi
- Data mekanika tanah setempat
b. Data sekonder
- Fungsi
- Bentuk struktur
- Beban rencana
Beban hidup
Beban angin
Beban gempa
dll
B. Bangunan Air

Meliputi bangunan bendung, embung, bangunan pembagi, parit,dll


Data yang diperlukan
a. Data Primer
- Bahan Konstruksi/struktur Utama
- Sifat/karakteristik bahan utama
- Data Geodesi
- Data mekanika tanah setempat
- Data aliran air
- Data lahan yang dilayani
b. Data Sekonder
- Fungsi
- Kapasitas bangunan
- Bentuk struktur
- Beban rencana
Data Hujan
Data banjir
Dll

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 12

REKOMPAK-JRF
C. Bangunan Jalan dan Jembatan

Meliputi bangunan jalan, jembatan, talut, gorong-gorong dll


Data yang diperlukan
a Data Primer
- Bahan Konstruksi/struktur utama
- Sifat/karakteristik bahan utama
- Data Geodesi
- Data mekanika tanah setempat
b Data Sekonder
- Fungsi
- Kapasitas /Kekuatan bangunan
- Bentuk/Type struktur
- Beban rencana
Beban Hidup
Beban Hidup Data Lalu Lintas Harian
Data Angin
Data Gempa
Dll
IV.7

Panduan Perhitungan Teknis

Dari data di atas dilakukan perhitungan teknis menurut jenis konstruksinya.


A. Bangunan Gedung
a. Perencanaan Dimensi Komponen Bangunan
b. Analisa Beban
c. Analisa Tegangan akibat
- Beban Mati
- Beban Hidup
- Beban Angin
- Beban Gempa
- Tegangan Kombinasi
d. Kontrol tegangan di setiap komponen struktur
e Kontrol tegangan tanah
f Tentukan ukuran dan type pondasi
B. Bangunan Air
a. Perencanaan Dimensi Komponen Bangunan
b. Analisa Beban
c. Analisa Tegangan terhadap
- Beban Mati
- Beban Hidup (aliran air dan tanah)
- Beban Gempa
- Tegangan Kombinasi
d. Kontrol tegangan di setiap komponen struktur
e. Kontrol tegangan tanah
f. Tentukan ukuran dan type pondasi
g. Analisa kapasitas bangunan tentang aliran air yang dilayani

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 13

REKOMPAK-JRF
C

Bangunan Jalan dan Jembatan


a. Perencanaan Dimensi Komponen Bangunan
b. Analisa Beban
c. Analisa Tegangan terhadap
- Beban Mati
- Beban Hidup (Lalu Lintas)
- Beban Angin
- Beban Gempa
- Tegangan Kombinasi
d. Kontrol tegangan di setiap komponen struktur
e. Kontrol tegangan tanah
h. Tentukan ukuran dan type pondasi

IV.8

Gambar Design , Spesifikasi Teknis, RAB, Jadwal Pekerjaan


A.

Gambar Design.
Pembuatan Gambar teknis harus jelas, komunikatif dan detail, dengan skala
standar dalam kertas minimum ukuran A3 sesuai hasil perhitungna teknis.
Dilengkapi dengan kop gambar yang menyebutkan Nama Pekerjaan,
Tanggal pengesahan, Lokasi Pekerjaan, Judul Gambar, Judul Detail Gambar,
dll.

B.

Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis berisi syarat-syarat teknis tentang bahan/material, serta
syarat-syarat teknis pemasangan, standar material dll

C.

RAB (Rencana Anggaran Biaya)


RAB harus berisi :
a.
Daftar Harga Satuan Barang dan Upah
b.
Analisa Harga Satuan Pekerjaan (ref: SNI , Analisa BOW)
c.
Analisa Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan terdiri dari jumlah volume
pekerjaan dan harganya
d.
Jadwal Penggunaan Biaya, disesuaikan dengan jadwal pengerjaan

D.

Jadwal Pekerjaan (Time Schedule)


Jadwal ini akan dijadikan pedoman untuk membuat Jadwal Pengadaan
Material dan Jadwal Pengadaan Tenaga. Sehingga harus dibuat sejelas
mungkin dan serealistis mungkin berdasarkan urutan aktivitas pelaksanaan
pekerjaan, ini juga akan berkait dengan schedule pengajuan termin
pembayaran berikutnya.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 14

REKOMPAK-JRF
Bagan Alir untuk Pembuatan Jadwal Rencana Kerja dan Jadwal Rencana Pengadaan Barang dan
Pekerja

DED &
Spek bahan &
gambar design

Survey harga satuan


- Bahan
- Tenaga
- Alat

PELAKSANAAN PEKERJAAN
ANALISIS

Harga satuan
Total harga
material dan
ongkos kerja

RENCANA
ANGGARAN
No
BIAYA

Perhitungan

Volume
pekerjaan

ANALISIS

Kebutuhan
Material ,dan
jumlah pekerja

JADWAL
RENCANA
KERJA

JADWAL RENCANA
PENGADAAN
BARANG DAN
PEKERJA

Keterangan :
Apabila didalam pelaksanaan salah satu pekerjaan/pengadaan dikarenakan keterbatasan alat kerja dan
tenaga ahli, sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan secara swkarya maka pekerjaan
tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga (kontraktor) tetapi tetap dikelola oleh Tim
Panitia Pembangunan dengan dikonsultasikan dan disetujui oleh DMC terlebih dahulu. Penawar
pekerjaan yang bersangkutan harus tidak kurang dari 3 penawar untuk dilakukan verifikasi dan untuk
memperoleh harga terendah.

KETERANGAN BAGAN ALIR :


Berikut merupakan penjelasan langkah-langkah bagan di atas.
DED &
Spek bahan &
gambar design

Survey harga satuan


- Bahan
- Tenaga
- Alat

1) Dari dokumen CSP final diperoleh short list BDL kemudian dilakukan
detail design engineering sederhana yng berisikan technical calculation
mengenai stabilitas knstruksinya, kapasitas pelayanan dimensi-dimensi
dengan berdasarkan peraturan teknis yang dikeluarkan oleh
Pemerintah. Dari ukuran yang ada dapat dibuat gambar design untuk
pedoman pekerjaan di lapangan beserta spesifikasi tekniknya.
2) Pada waktu yang bersamaan dapat dilakukan suevey harga material,
sewa alat, upah pekerja dll untuk keperluan penyusunan RAB. Dalam
hal ini perlu adanya cek counter TA DMC tentang harga tersebut. Buat
atau ambil sumber data lebih dai 3 sehingga dapat dipilih harga yang
efisien.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 15

REKOMPAK-JRF

Harga Tukang, pekerja, diperhitungkan secara aktual yang wajar yang


terjadi di lapangan. Mandor dan Kepala Tukang dalam kenyataan di
lapangan tidak ada, sehingga seharusnya tidak diberi harga , atau
harganya nol.
Diharapkan ada dorongan untuk swadaya dari masyarakat dalam
pengadaan pekerja, effisiensi yang terjadi atas akibat swadaya tersebut
dapat dipergunakan untuk penambahan volume atau pekerjaan lainnya
dengan sebelumnya harus dikonsultasikan kepada DMC.

ANALISIS
Harga satuan

Perhitungan

Volume
pekerjaan

ANALISIS
Kebutuhan
Material ,
ongkos kerja
Dll.

RENCANA
ANGGARAN
BIAYA

JADWAL
RENCANA
KERJA

JADWAL RENCANA
PENGADAAN
BARANG DAN
PEKERJA

3) Analisa Harga satuan Pekerjaan dibuat berdasarkan literatur yang biasa


digunakan, Analisa BOW, SNI atau yang lain, sepanjang analisa
tersebut memberikkan keakuratan yang tinggi sehingga penentuan
Anggaran Biaya akan menghasilkan analisa yang mendekati kebenaran
di lapangan. Harga Satuan Pekerjaan adalah harga yang
ditunjuk/dihitung untuk suatu pekerjaan yang sudah diperhitungan
terhadap kebutuhan bahan, material, dan onkos pekerjaannya. Apabila
Harga satuan tersebut adalah harga penawaran dari pihak ketiga yang
menyediakan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh swakarya
maka analisa harga satuannya adalah harga penawaran dari penawar
yang dipilih.
4) Perhitungan volume pekerjaan adalah perhitungan volume tiap
pekerjaan yang tertuang dalam gambar yang akan dikerjakan, termasuk
pemasangan alat (bila ada).
5) Dari analisa satuan harga (yang menyebut tentang kebutuhan material
dan kebutuhan pekerja) dan volume pekerjaan maka akan didapat
kebutuhan total tiap material pada masing-masing pekerjaan dan
kebutuhan pekerja pada masing-masing pekerjaan.

6) RAB adalah Total Rencana Biaya yang diperlukan, yaitu seluruh biaya
untuk material + Seluruh Ongkos Kerja dan pekerjaan persiapan yang
membutuhkan hanya biaya, Biaya Operasional, Biaya Investigasi,
Penyediaan Alat Kerja dll.
7) Jadwal Rencana Kerja dibuat berdasarkan pertimbangan tahapan
pekerjaan yang akan diselesaikan secara berurutan termasuk volume
pekerjaannya, dari tanggal sekian sampai dengan tanggal sekian.
Referensinya diambil dari analisa harga satuan pekerjaan yang
menunjuk kebutuhan material dan pekerjanya. Serta dapat diperkirakan
Rencana Penggunaan Dana.
8) Jadwal Rencana Pengadaan Barang dan Material, dan Pekerja

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 16

REKOMPAK-JRF

BAB V

PENGAJUAN PERMOHONAN BANTUAN


Dokumen yang diperlukan meliputi, design teknis, gambar kerja, schedule pelaksanaan
pekerjaan dan schedule pengadaan material dan tenaga, spesifikasi, dan dilengkapi
dengan surat pengajuan permohonan yang ditanda tangani oleh BKM, Kepala Desa dan
diajukan oleh BKM ke DMC untuk evaluasi sebelum disetujui.
1.

Design Teknis adalah hasil perhitungan teknis dari bangunan yang akan
diusulkan, disusun oleh PP dengan didampingi oleh Team Teknis dari DMC dan
NMC. Pemrakarsa utama adalah PP bersama-sama masukan dari masyarakat.

2.

Spesifikasi Teknis berisi tentang syarat-syarat meterial yang dipakai, metoda


kerja, testing dll yang mengacu pada kaidah teknis membangun dan atau aturanaturan teknis dari lembaga ilmiah atau pemerintah.

3.

Schedule Pelaksanaan Pekerjaan adalah rencana dalam hari atau minggu


terhadap rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan pada waktu tersebut.
Manfaatnya untuk mengelola biaya dan kendala yang mungkin ada sehingga
kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan berhasil baik. Baik dari segi biaya
maupun mutu pekerjaan.

4.

Gambar Rencana berbentuk gambar teknis bangunan yang lembarannya


dilengkapi dengan kop gambar berisi keterangan tentang Nama Kegiatan, Lokasi
(Desa, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi), Jenis dan Nomor Bantuan, Jenis
Bangunan, Nama Gambar, Detail Nomor lembar, Jumlah lembar.

5.

Schedule Tenaga Kerja adalah rencana pengadaan pekerja dari tukang sampai
dengan pekerja biasa yang menyebutkan jumlah dan asalnya, sedangkan

6.

Jadwal Pengadaan Material adalah rencana pengadaan material yang berisi jenis
material, volume pengadaan tanggal dan asal meterial serta jadwal dana yang
dibutuhkan terkait dengan jadwal pengadaan materialnya.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 17

REKOMPAK-JRF

V.1

BAGAN ALIR PROSES PENYUSUNAN DTPL

SEBAGAI DASAR BKM & PJOK


MENANDA TANGANANI SPPB

REMBUG WARGA
Dan Pertemuan
Perempuan
Ploting Kebutuhan
Bangunan Infrastruktur

OKEY
DILAKUKAN
-

TIDAK

CSP

REVIEW
VERIFIKASI
PERSETUJUAN
PERIJINAN

PENENTUAN PRIORITAS
BANGUNAN
INFRASTRUKTUR
File
DTPL

SURVEY DAN
PERENCANAAN
TEKNIS

PENGAJUAN KE DMC
OLEH BKM (verifikasi
dan kelayakan)

DILENGKAPI DENGAN

REVISI !!

HASIL DESIGN:
Design teknis
Gambar Kerja dan Spesifikasi
RAB
Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Pengadaan Barang
danTenaga

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

ada

Surat Permohonan yang ditanda tangani


oleh BKM/TKP dan Kepala Desa
Surat Pernyataan dari masyarakat
Dokumen CSP

Tidak ada

PUBLIKASI
(Kompilasi masukan
dari pihak lain)

DTPL- 18

REKOMPAK-JRF

V.2 PENJELASAN BAGAN ALIR


REMBUG WARGA
REMBUG WARGA
Ploting Kebutuhan
Bangunan Infrastruktur

Fasilitator dan BKM/TPK memfasilitasi


rembug warga, yang inti pembicaraannya
adalah menginventarisir seluruh kebutuhan
bangunan infrastruktur di desanya, sekaligus
pembentukan Panitia Pelaksana /PP.

Pesertanya adalah TIP dan seluruh warga termasuk (bila diperlukan) aparat desa dan
tokoh masyarakat.
Dasar pembicaraan adalah murni kepentingan masyarakat terhadap kebutuhan bangunan
tersebut. BKM/DMC dan fasilitator akan mengarahkan isi pembicaraan agar sesuai
dengan tujuan musyawarah Team Ahli DMC akan menghadiri rembug warga.
PENENTUAN PRIORITAS BANGUNAN
INFRASTRUKTUR
PENENTUAN PRIORITAS
BANGUNAN
INFRASTRUKTUR

Setelah
didapat
daftar
inventarisasi
kebutuhan bangunan infrastruktur, DMC
akan memberikan pendampingan untuk
menentukan bangunan yang diprioritaskan
untuk dibangun dalam periode bantuan saat
itu dikarenakan ketentuan besarnya bantuan
yang akan diberikan.oleh JRF.
Penentuan prioritas tetap akan dilakukan oleh masyarakat. Tidak menutup kemungkinan
untuk membuat schedule prioritas kedepan dari sumber dana yang sama atau dari sumber
dana lembaga atau organisasi lainnya. Hasil rembug warga ini kemudian
didokumentasikan untuk digunakan dilain kesempatan.
SURVEY DAN PERENCANAAN
TEKNIS
SURVEY DAN
PERENCANAAN
TEKNIS

Survey teknis adalah survey tentang data


teknis untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan
pekerjaan.
Survey
ini
dilaksanakan segera setelah pemilihan
prioritas I ditentukan, kemudian design
konstruksi dapat segera dilaksanakan.
Fasilitator teknis akan membantu dalam memfasilitasi hubungan dengan pihak lain dalam
pelaksanaan survey: bantuan teknis dari Team Ahli DMC, literatur dll.
Pelaksanaan design dilaksanakan oleh PP bagian Perencanaan dan akan didampingi oleh
Team Teknis dari DMC dan jika diperlukan akan dibantu oleh Team Teknis NMC.
Perencanaan teknis harus memuat antara lain: Perhitungan teknis, Gambar rencana
beserta detailnya, RAB, Jadwal pelaksanaan, Jadwal pengadaan barang dan tenaga kerja,
keorganisasian dll.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 19

REKOMPAK-JRF

HASIL DESIGN
HASIL DESIGN:
Design teknis
Gambar Kerja dan Spesifikasi
RAB
Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Pengadaan Barang
danTenaga

Dengan didampingi Team Ahli DMC dan


NMC serta difasilitasi oleh fasilitator PP
bagian Perencanaan akan menyusun :
- Design Teknis berisi perhitungan teknis
konstruksi yang mengacu pada kaidah
teknis dan peraturan teknis yang berlaku
dan
menyebutkan
literatur
yang
digunakan.

- Gambar Kerja harus berisi gambar


kerja lengkap dengan skala gambar yang jelas disertai detailnya sehingga pelaksana akan
mudah mengerti dan mudah melaksanakannya. Pembuatan gambar teknis harus mengikuti
kaidah atau cara-cara penggambaran yang benar. Setiap lembar gambar harus memuat
kop gambar, nama kegiatan, judul gambar, tanggal pembuatan gambar, nomor halaman
dan kolom tanda tangan untuk persetujuan teknis dan administrasi.
-

Spesifikasi berisi tentang syarat-syarat teknis material, mutu material, pemasangan


dan pengerjaan, testing dll. yang akan digunakan atau dilarang digunakan dalam
kegiatan pembangunan infrastruktur yang dimaksud.

Jadwal/rencana Pelaksanaan dibuat seoptimis mungkin untuk meyakinkan pengaturan


keuangan. Demikian juga Jadwal Pengadaan Material.
PP bagian Perencana akan menyusun jadwal ini dengan didampingi oleh fasilitatornya
dengan konsultasi kepada Tenaga Ahli (Team Teknis) DMC.
PUBLIKASI

Setelah hasil design selesai, gambar teknis


dipublikasikan untuk tujuan mendapatkan
masukan dari pihak lain (masyarakat yang
bukan panitia pelaksana pekerjaan) sebagai
PUBLIKASI
bahan penyempurnaan.
(Kompilasi
masukan dari
Salah satu caranya, gambar dipampang
pihak lain)
disuatu tempat yang ramai didesa tersebut,
diberi
pemberitahuan
bahwa
desa
mempunyai rencana seperti tersebut dalam
gambar.
Kemudian dituliskan jelas bahwa masyarakat dimohon untuk memberi input yang sesuai
dengan tujuan pembangunan tersebut, serta diberi alamat untuk pengiriman input dan
keterangan batas waktu pemasukkan saran. Beri keterangan juga bahwa input yang tidak
produktif atau tidak sesuai dengan tujuan kegiatan tidak akan dilayani.
Setelah input-input tersebut terkumpul maka PP akan membahas dan hasil bahasan
dipakai untuk merevisi design sesuai dengan input terpilih dengan didampingi oleh Team
Teknis DMC. Kemudian Publikasi diulangi lagi tetapi bersifat pemberitahuan kepada
masyarakat bahwa design telah diperbaiki sesuai input yang relevan.
Jika masih ada input lagi dan input tersebut berbobot memperbaiki design maka hal itu
dapat dipertimbangkan berdasarkan kesepakatan. Jika pilihannya YA maka revisi dapat
diulang lagi dan jika pilihannya TIDAK maka design dianggap selesai. Kemudian
NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java
BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 20

REKOMPAK-JRF
dilengkapi dengan surat permohonan Bantuan yang ditanda tangani oleh BKM/TPK dan
Kepala Desa dan hasil penyusunan CSP dikirimkan ke DMC sebagai usulan.
PENGIRIMAN SURAT PERMOHONAN
DILENGKAPI DENGAN

Surat Permohonan yang ditanda


tangani oleh BKM/TKP dan
Kepala Desa
Surat Pernyataan dari
masyarakat
Dokumen CSP

Langkah selanjutnya adalah BKM/TKP


membuat surat permohonan yang dilampiri
dengan hasil design dan Surat Pernyataan
dari Masyarakat dan dimintakan tanda
tangan kepada Kepala Desa kemudian
digandakan. Satu berkas (Asli) dikirimkan
ke DMC sebagai pengajuan dan salinannya
disimpan sebagai arsip BKM/TPK. Jika
perlu pihak desa juga dibuatkan arsipnya.

Selain itu dilengkapi juga dengan


Berita-berita acara kegiatan dan pembentukan panitia
Surat Pernyataan-Surat Pernyataan desa dan warga
Proposal Usulan Kegiatan
Rencana Penggunaan Dana BDL per-tahap
PENGAJUAN KE DMC OLEH BKM
PENGAJUAN KE DMC
OLEH BKM

BKM/TPK mengantar sendiri ke Konsultan


Management Daerah/District Management
Consultant (DMC) yang bertugas di wilayah
kerja kabupaten masing-masing.

DMC bersama dengan lainnya akan mengevaluasi dan memverifikasi usulan tersebut
berdasarkan kriteria yang berlaku, dan akan memberitahu BKM/TPK tentang hasilnya.
Apabila ditolak maka berkas aslinya akan dikembalikan kepada BKM/TPK, dan bila
disetujui BKM/TPK akan melanjutkan langkah berikutnya. Persetujuannya akan ditanda
tangani oleh DMC dan PJOK. Tim Penilai Kelayakan (Staf DMC) terdiri dari :
TL KMW/DMC
TA Infrastruktur
TA Finance
Fasilitator Teknik
SEBAGAI DASAR BKM & PJOK
MENANDA TANGANANI SPPB

BKM & PJOK MENANDATANGANI


SPPB

Langkah berikutnya adalah: berdasarkan


persetujuan proposal oleh DMC, BKM/TPK membuat nota kesepakatan yang berupa
Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) dengan PJOK sebagai wakil pemerintah.
DMC akan mengirim dokumen perencanaan ke pemerintah untuk pengurusan perijinan
dan akan turun ke lapangan untuk memberikan pendampingan dalam pelaksanaannya.

Langkah selanjutnya adalah persiapan pelaksanaan phisik dan


pelaksanaan prosedur selanjutnya yaitu prosedur pembayaran bantuan
yang merupakan prosedur tersendiri.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 21

REKOMPAK-JRF
V.3 PENDANAAN YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN
Pendanaan yang akan dapat disetujui dalam program ini meliputi pendanaan kegiatan
teknis dan non teknis yang hasil kegiatannya dapat dinikmati langsung oleh masyarakat
tanpa ada batasan dari segi apapun.
Kecuali ditentukan lain maka pembelanjaan bantuan BDL harus mengikuti aturan
sebagaimana di bawah.
Semua perubahan yang tidak dapat dihindari harus mendapatkan persetujuan terlebiih
dahulu dari pihak DMC.
Pendanaan tersebut tidak diperkenankan untuk hal-hal yang bersifat
A. Bangunan Fasilitas untuk kepentingan golongan tertentu
- Tempat ibadah dan atau bangunan pelengkapnya
- Bangunan Sekolah atau pendidikan milik Pemerintah, kecuali yang dimiliki dan
dikelola oleh desa atau kelurahan (TK, TPA, Perpustakaan desa, Taman Bacaan
Desa)
- Prasarana dan sarana yang dikelola dan atau dianggarkan oleh Pemerintah
- Instalasi atau bangunan untuk kepentingan militer
- Prasarana dan sarana yang dikelola dan atau dianggarkan oleh perorangan atau
perusahaan dan untuk kepentingan perorangan atau perusahaan tersebut
B.

Digunakan untuk kegiatan lain


- Disumbangkan kepada siapapun dalam bentuk apapun dalam jumlah berapapun
- Sengaja dilakukan pembelanjaan material dengan jumlah berlebih yang
kelebihannya diberikan kepada perorangan. Jika terjadi kelebihan material harus
digunakan sebagai penambah material pada program yang sama di desa yang
sama tetapi berlainan proposal atau untuk menambah volume pekerjaan dari
pekerjaan yang diusulkan.
- Dibelanjakan barang atau material yang tidak diperlukan dalam pembangunan
prasarana yang diusulkan tersebut.
- Dibayarkan untuk mata pembayaran diluar yang tertuang dalam proposal
- Disisakan dan disimpan untuk pembiayaan kegiatan selain yang tertuang di
dalam proposal. Sisa tersebut harus dikembalikan atau diujudkan sebagai
penambahan volume pekerjaan.
- Diberikan dalam bentuk uang sebagai tanda terimakasih kepada siapapun.
- Dalam hal pembangunan jalan pemberian akses kepada penduduk hanya
diperkenankan sampai dengan batas area jalan atau pagar terdekat dengan
pekerjaan maksimum sepanjang lebar bahu jalan dengan lebar maksimum 1
(satu) meter. Sedangkan pada pembangunan parit akses kepada penduduk
(connector) hanya diberikan maksimum sepanjang 0.5 (setengah) meter dengan
dimensi sebagaimana diperlukan untuk aliran limbah rumah tangga.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 22

REKOMPAK-JRF
V.4 PETUNJUK SINGKAT MENENTUKAN PRIORITAS
INFRASTRUKTUR UNTUK KEPERLUAN MITIGASI.
Definisi Mitigasi :
Adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana, baik berupa
pembangunan phisik sarana maupun berupa penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi bencana.
Acuan :
Undang-undang no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Menentukan Prioritas Kebutuhan Bangunan Prasarana
Prosedur atau penjelasan ini berlaku secara prioritas berdasarkan urutan penomorannya
A.

Mitigasi Paska Bencana (Gempa/Tsunami)

Merujuk pada kejadian penyelamatan diri ketika bencana terjadi,.atau tindakan antisipasi
jika terjadi bencana.( Khusus Dompol dan Sidorejo)
Pertimbangan utamanya adalah penyelamatan nyawa manusia, bukan sawah, kebun,
peliharaan atau harta lainnya.
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

8.

Mempelajari/mengidentifikasi kendala yang terjadi saat menyelamatkan diri


ketika terjadi bencana . Atau jika terjadi bencana.
Kemungkinan membuat skenario jalur penyelamatan yang akan digunakan
jika terjadi bencana (lagi)
Identifikasi bangunan atau tempat yang dapat dipakai untuk evakuasi
sementara pada jalur penyelamatan tersebut. (tempat : tempat terbuka atau
tempat tinggi)
Identifikasi kebutuhan perbaikkan ataupun peningkatan terhadap bangunan
atau tempat tersebut no 4 di atas.
Identifikasi kebutuhan bangunan atau tempat baru untuk menambah jumlah
fasilitas tersebut no 4
Analisa detail (DED) dan biaya yang diperlukan untuk membangun hasil
langkah no 5 dan 6 di atas.
Inovasi dalam design baik perbaikan, peningkatan ataupun barang baru untuk
efisiensi biaya. DED dibuat dengan kekuatan (kapasitas) batas minimal yang
sudah harus memenuhi kebutuhan teknis. Tujuannya agar dana yang akan
didapat, dapat menghasilkan kebutuhan yang optimal. Contoh, untuk
memenuhi kebutuhan jalan, tidak harus membangun jalan yang bagus (paving
blok, aspal, atau beton dll) melainkan jalan tersebut akan memiliki kekuatan
yang sudah memenuhi kebutuhan teknisnya saja dengan tetap memenuhi
kaidah teknis bangunannya.
Pelaksanaan kegiatan non phisik berupa apapun untuk peningkatan
pengetahuan tentang penanggulangan ataupun upaya mitigasi/pengurangan
resiko bencana yang ditimbulkan baik oleh alam maupun oleh manusia

Jika prioritas no A sudah terpenuhi dan tidak ada lagi pembenahannya di lokasi yang
dikerjakan maka dapat menginjak prioritas nomor selanjutnya yaitu :
NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java
BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 23

REKOMPAK-JRF
B.

Mitigasi terhadap Bencana yang dapat teridentifikasi

Maksudnya adalah bahaya bencana yang dapat ditimbulkan oleh akibat kondisi alam yang
rentan. (longsor, banjir, angin ribut dll) dan bukan karena gempa/tsunami dan upaya
penyelamatan jiwa manusia.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

Mengidentifikasi sifat bahaya/kejadian yang dapat terjadi pada titik rentan


tersebut.
Analisa apakah akan ada nyawa atau orang yang terancam bahaya bila
kejadian no 1 tersebut terjadi.
Analisa apakah akan ada fasilitas lain yang terganggu (jalan, drainase) bila
kejadian no 1 tersebut terjadi.
Pemilihan tindakan pencegahan/penyelamatan bila kejadian no 1 tersebut
terjadi.
Identifikasi bangunan yang dibutuhkan untuk pencegahan/penyelamatan
tersebut.
Analisa detail (DED) dan biaya yang diperlukan untuk membangun hasil
langkah no 5 di atas.
Inovasi dalam design baik perbaikkan, peningkatan ataupun barang baru untuk
efisiensi biaya. DED dibuat dengan kekuatan (kapasitas) batas minimal yang
sudah harus memenuhi kebutuhan teknis. Tujuannya agar dana yang akan
didapat, dapat menghasilkan kebutuhan yang optimal. Contoh, untuk
memenuhi kebutuhan plengsengan, apabila penanaman rumput sudah dapat
memenuhi kebutuhan dari segi teknis maka tidak perlu membuat dinding.
Tetapi jika pembangunan dinding penahan tanah adalah kebutuhan minimal
(secara teknis),maka tidak boleh pilihan bangunan yang lebih rendah
kwalitasnya.
Pelaksanaan kegiatan non phisik berupa apapun untuk peningkatan
pengetahuan tentang penanggulangan ataupun upaya mitigasi/pengurangan
resiko bencana yang ditimbulkan baik oleh alam maupun oleh manusia

Jika prioritas no A dan B sudah terpenuhi dan tidak ada lagi pembenahannya di lokasi
yang dikerjakan maka dapat menginjak prioritas nomor selanjutnya yaitu :

C.

Mitigasi terhadap bencana akibat situasi lingkungan (komunal)

Maksudnya adalah bahaya yang dapat ditimbulkan oleh akibat situasi lingkungan
(komunal) yang tidak/kurang teratur/baik, terutama menyangkut kepentingan phisik/jiwa
manusia, yang implikasinya dapat menaikkan taraf keamanan dan kesehatan lingkungan.
(Penataan lingkungan yang kurang mendukung evakuasi terhadap kebakaran, peningkatan
kesehatan dan lain-lain).
1.
2.
3.

Mengidentifikasi kondisi lingkungan(komunal) dan kejadian yang merugikan


yang dapat terjadi.
Analisa kebutuhan untuk memperbaiki lingkungan secara komunal baik
berupa phisik maupun non phisik
Perencanaan kebutuhan dan Analisa detail (DED) dan biaya yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan hasil langkah no 2 di atas.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 24

REKOMPAK-JRF

4.

Inovasi dalam design baik perbaikkan, peningkatan ataupun barang baru untuk
efisiensi biaya. DED dibuat dengan kekuatan (kapasitas) batas minimal yang
sudah harus memenuhi kebutuhan teknis. Tujuannya agar dana yang akan
didapat, dapat menghasilkan kebutuhan yang optimal.
Pelaksanaan kegiatan non phisik berupa apapun untuk peningkatan
pengetahuan tentang penanggulangan ataupun upaya mitigasi/pengurangan
resiko bencana yang ditimbulkan baik oleh alam maupun oleh manusia.

Jika prioritas no A,B dan C sudah terpenuhi dan tidak ada lagi pembenahannya di desa
yang dikerjakan, maka dapat menginjak pada prioritas nomor selanjutnya, yaitu :
Kebutuhan bangunan Infrastruktur untuk Jalur Ekonomi, selanjutnya jalur Pendidikan dan
Budaya, dan seterusnya.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 25

REKOMPAK-JRF

BAB VI

PELAPORAN PEKERJAAN
Panitia Pembangunan (PP)
Ketua PP bersama masing-masing unit pelaksana (Unit Perencana dan Unit Pelaksana
Kegiatan) membuat laporan masing-masing kegiatan yang dilaksanakan.
VI.1

Sistem Pelaporan

Pelaporan akan dibuat dalam dalam Bahasa Indonesia dengan ringkas yang akan
diserahkan kepada Mus-Des dan BKM/TPK untuk bahan evaluasi dan pelaporan
BKM/TPK.
Adapun jenis pelaporan tersebut adalah sebagai berikut :
a.

Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berupa Berita Acara Pembentukan Panitia
Pembangunan beserta susunan organisasinya, rencana kerja pelaksanaan,
metode pelaksanaan pekerjaan , Rencana Jadwal Pekerjaan, Rencana Jadwal
Pengadaan material, Rencana Jadwal Pengadaan Tukang.
Laporan diserahkan pada satu hari setelah pengajuan proposal dinyatakan
disetujui.
Fasilitator akan memberikan pendampingan dalam penyusunan ini.

b.

Laporan Mingguan
Laporan Mingguan berupa laporan standard dalam bentuk executive
summary berisi Kemajuan pekerjaan (perencanaan atau pelaksanaan
pekerjaan pisik), Hasil Rembug Warga, Kendala yang dihadapi dan
pemecahannya, Rencana kerja kelanjutannya.
Laporan tersebut selambat-lambatnya diserahkan pada hari Rabu pada
Minggu berikutnya. Jika menggunakan Curva S, kemajuan tiap minggu di
plotkan ke dalam curva actual progres dengan diberi penjelasan-penjelasan
seperlunya

c.

Laporan Bulanan
Laporan bulanan berisi summary dari laboran Mingguan kemajuan
pekerjaan yang dicapai, ditambah dengan Laporan Penggunaan Dana.

d.

Laporan Akhir
Laporan akhir berisi tentang seluruh resume kegiatan yang terbagi: Berita
Acara Pembentukan Panitia, Susunan Organisasi Panitia, Documen DTPL,
Berita Acara Pekerjaan dinyatakan selesai, Quality Control dan Quantity
Control, Dokumen Perubahan Rencana serta perubahan biayanya, As Built
Drawing. Laporan Pertanggung Jawaban (Laporan Penggunaan Dana Tahap
Akhir).

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 23

REKOMPAK-JRF
e.

Lain-lain Laporan
Segala sesuatu kejadian yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang
belum disebutkan di atas wajib dilaporkan. Jika hal tersebut dibutuhkan
jawaban yang segera, Fasilitator harus segera menkomunikasikan kepada
yang terkait. NMC harus mendapat tembusan sesegera mungkin.

f.

Laporan Pelaksanaan Tugas DMC (TA dan Fasilitatornya)


Selain laporan laboran Standard Fasilitator ditugaskan juga memberikan
masukan antara lain adalah :
Membuat semacam rekomendasi mengenai kelanjutan pekerjaan
tersebut (perawatannya, perhatian pemdes atau pemda tentang
pekerjaan tersebut dll.)
Respon masyarakat terhadap program.
Pencapaian Sasaran Pembelajaran Masyarakat dll.
Jumlah penerima manfaat (dengan metode sampling dari populasi
masyarakat setempat, atau menghitung orang yang lewat pada jam-jam
tertentu atau dengn metode lainnya yang lebih mudah).

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 24

REKOMPAK-JRF

BAB VII

STRATEGI PENCAPAIAN TARGET


Selain pelatihan dan pembekalan teknis pelaksanaan pekerjaan harus dimonitor tentang :
VII.1 Quality Assurance terdiri (tidak menutup untuk ditambah) dari
Spesifikasi teknis
Gambar design
Tata cara survey
Tata cara design
Kode/Peraturan Konstruksi
Tata cara pelaksanaan pekerjaan
Metoda Pendampingan dan Supervisi pelaksanaan pekerjaan
VII.1.a

Tata Cara Survey

Tata cara ini harus disusun dengan jelas dan dengan pengertian sederhana untuk
mencegah pengertian yang keliru. Jika diperlukan TA-DMC harus turun kelapangan
untuk memberikan pendampingan dalam pekerjaan ini.
Fasilitator ini akan dibekali oleh TA-DMC mengenai hal-hal yang sangat berkaitan
dengan tugas ini di lapangan.
VII.1.b

Tata Cara Design

Pendampingan TA-DMC dan TA-NMC perlu diperkuat untuk menghasilkan design yang
benar. Konstruksi disesuaikan dengan kebutuhan, dengan design sederhana tetapi tetap
mengacu pada standar design dan kode-kode serta peraturan teknis yang diberlakukan
oleh lembaga ilmu pengetahuan atau pemerintah (dalam hal ini dinas teknis).
VII.1.c.

Kode/Peraturan Konstruksi/Design Praktis

Bila konstruksi yang direncanakan merupakan konstruksi sederhana maka dapat dipakai
tabel-tabel hasil design yang dapat ditemukan, tetapi apabila dalam tabel tersebut tidak
didapat maka design memerlukan referensi berupa acuan design seperti Kode/Peraturan
Konstruksi yang umumnya dapat didapat dari kantor dinas teknis atau lembaga ilmu
pengetahuan. Koordinasi ini harus dibangun sebelumnya untuk memudahkan proses.
VII.1.d.

Tata cara pelaksanaan pekerjaan

Walaupun para pelaksana program dalam organisasi PP kebanyakan sudah tahu tentang
pekerjaan bangunan, tetapi Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan tetap harus diberikan untuk
mengingatkan kembali bagaimana melaksanakan pekerjaan untuk bangunan dengan
semestinya. Penyusunannya harus mengacu pada pedoman pelaksanaan pekerjaan yang
benar dan dikeluarkan oleh badan/lembaga secara resmi.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 25

REKOMPAK-JRF

Contoh referensi :
Tata cara pelaksanaan pekerjaan jalan aspal
Tata cara pelaksanaan pekerjaan beton
Pedoman perencanaan jembatan
Tata cara pembangunan rumah tahan gempa
Tata cara pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja. dll
VII.1.e.

Spesifikasi Teknis

Isinya tentang syarat teknis material yang digunakan, metode pelaksanaan pekerjaan,
aturan-aturan teknis pelaksanaan, testing, dll.
Penyusunan harus jelas dan mudah dimengerti oleh pembaca. Fasilitator Teknis harus
meyakinkan bahwa pelaksanaannya akan mengikuti spesifikasi teknis ini.
VII.1.f.

Gambar Design

Pembuatannya harus jelas dan menggunakan kode-kode yang lazim digunakan untuk
mengurangi persepsi yang salah. Fasilitator Teknis harus dapat meyakinkan bahwa
pelaksanaan pekerjaan mengikuti dimensi dalam gambar tersebut. Apabila terdapat
ketidak sesuaian gambar dengan kondisi eksisting maka segera dibicarakan dengan TADMC untuk diambil keputusan lain yang tetap mengacu pada kaidah-kaidah ilmu
bangunan. TA-DMC dapat berdiskusi dengan TA-NMC untuk hal ini.
VII.2. Quality Control
Pendampingan langsung melalui pengawasan pekerjaan di lapangan perlu dilaksanakan
untuk menjamin seluruh proses pelaksanaan pekerjaan mengikuti ketentuan-ketentuan
yang dibuat.
Agar dapat melakukannya dengan baik, Petugas Lapangan harus dibekali panduan
pelaksanaan dan penjelasan-penjelasan spesifikasi dan gambar sebaik-baiknya.
Problem yang ditemui di lapangan harus segera diinformasikan untuk dapat segera
diberikan solusinya.
Pelaporan berkala diserahkan tepat waktu dengan isi seactual mungkin dan
seinformatif mungkin
VII. 3. Quantity Control
Pada dasarnya Quantity Control adalah menciptakan sistem kontrol biaya (Pengelolaan di
bidang Biaya) untuk selain merencanakan pembelanjaan material juga merencanakan
effisiensi biaya tanpa mengurangi kualitas bangunan.
Pekerjaan ini membutuhkan hasil survey yang baik dan pembuatan titik acuan yang
akurat sehingga didapat dimensi yang benar menurut gambar design.
Takaran dan timbangan juga harus diperhatikan agar tidak banyak material yang
terbuang, mengatur pekerja dan jam kerja se-effisien mungkin.
NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java
BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 26

REKOMPAK-JRF
Pemilihan barang dan material yang mudah didapat dan cepat dalam pengerjaannya, tanpa
mengurangi kualitas material atau barang itu sendiri.
Menentukan tempat penyimpanan material sebelum digunakan,
Mengatur tempat pembongkaran material sebaik mungkin dll.

NMC CSRRP D.I Yogyakarta, Central Java and West Java


BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL)

DTPL- 27

Anda mungkin juga menyukai