PENDAHULUAN
Instalasi pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah suatu unit fungsional untuk
melaksanakan kegiatan, agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit
yaitu sarana, prasarana dan peralatan selalu berada dalam keadaan laik pakai.
A. Tujuan
Umum
Untuk mencapai kondisi pelayanan rumah sakit secara optimal terintegrasi dalam sistem
pelayanan rumah sakit.
Khusus
1. Sistem pengadaan
a. Merancang rencana kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan yang digunakan
dalam program pelayanan kesehatan serta kebutuhan suku cadang yang
dipergunakan untuk pemeliharaan dan perbaikan.
b. Mengadakan prasarana dan peralatan perbengkelan yang memadai untuk digunakan
oleh teknisi rumah sakit dalam pemeliharaan dan perbaikan serta tenaga-tenaga
yang terampil dan berkualitas.
2. Pola Pemeliharaan
Tingkat 1
Tingkat 2
Pemeliharaan dan perbaikan dilakukan oleh teknisi rumah sakit yang dianggap
cakap dan mampu (spesialisasi)
b. Pemeliharaan dilakukan oleh pihak ke- III yaitu perbaikan baik yang bersifat
insidentil (tanpa terikat waktu) maupun terikat melalui suatu kontrak service dengan
jangka waktu tertentu, misalnya 3 bulanan, 6 bulanan atau tahunan. Yang termasuk
kategori pemeliharaan ini adalah:
Tingkat 3
Perbaikan di bengkel rujukan atau pihak ketiga yang sesuai persyaratan yang
berlaku.
A. Pengertian
Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi,
dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar
dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal . Manufaktur dan marketing akan sulit
dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi,
inventori, pergudangan, reverse logistics dan pemaketan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik adalah mendapatkan barang yang tepat,
pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya yang
terjangkau, dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistic.
Karenanya, logistik selalu berkutat dalam menemukan keseimbangan untuk 2 hal yang
amatlah sulit untuk disinergikan, yaitu menekan biaya serendah-rendahnya tetapi tetap menjaga
tingkat kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang selalu berubah,
manajemen logistik yang baik merupakan sebuah keharusan.
Fungsi manajemen logistic sebenarnya sama dengan fungsi manajemen pada umumnya hanya
karena untuk kepentingan tujuan manajemen logistic maka fungsi manajemen logistic adalah
sebagai berikut :
1. Perencanaan
2. Penganggaran
3. Pengadaan
4. Penyimpanan
5. Penyaluran
6. Penghapusan
7. Pengendalian
Yang terkait dalam siklus logistic adalah tergantung struktur organisasi di RS yang
bersangkutan, dimana letak organisasi pengelola logistic RS tersebut dan bagaimana
koordinasi diantara unit-unit yang terkait, sehingga sangat menentukan siklus tersebut dapat
berjalan.
C. PERENCANAAN
Proses perencanaan dilaksanakan oleh semua tingkat dalam organisasi sedangkan fungsi
perencanaan dalam manajemen logistic merupakan salah satu dari sub system aktifitas
perencanaan keseluruhan. Perencanaan didalam manajemen logistic adalah merencanakan
pemenuhan kebutuhan logistic yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai,
kemudian diajukan sesuai alur yang berlaku dimasing-masing organisasi.
D. PENGANGGARAN
Penganggaran salah satu mata rantai siklus manajemen logistic yang dalam pelaksanaannya
erat hubungannya dengan perencanaan yang dibuat. Penganggaran sebagai realisasi pendanaan
suatu kegiatan operasional yang telah disesuaikan dengan feedback dari perencanaan dengan
mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas.
Fungsi penganggaran adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian
kebutuhan dalam suatu skala standar tertentu yaitu skala mata uang dan jumlah biaya. Dengan
kata lain fungsi penganggaran mempunyai hubungan timbale balik yang erat sekali dengan
fungsi perencanaan oleh karena itu perencanaan harus disusun secara realistis sesuai dengan
E. PENGADAAN
1. Purchasing (membeli)
2. Leasing (menyewa)
3. Meminjam
4. Hibah/pemberian
5. Menukarkan
6. Reduce (membuat)
7. Repair (memperbaiki)
Pengadaan merupakan suatu siklus yang memerlukan langkah –langkah yang beruntun,
langkah-langkah dalam siklus tersebut adalah :
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengelolaan barang
persediaan ditempat penyimpanan. Pengelolaan tersebut harus dilakuka sedemikian rupa
sehingga :
1. Gudang terbuka
2. Gudang semi terbuka
3. Gudang tertutup
1. Gudang transit
2. Gudang serba guna
3. Gudang pendingin
4. Gudang tahan api
G. PENYALURAN
Pendistribusian barang harus sesuai dengan permintaan, tepat waktu, tepat jumlah serta
sesuai dengan spesifikasinya. Pengeluaran barang dalam bentuk pendidtribusian harus dengan
H. PENGHAPUSAN
Penghapusan adalah kegiatan untuk menghilangkan dari barang inventaris bahan atau
barang oleh karena barang sudah rusak, kadaluwarsa sehingga tidak layak dipergunakan lagi,
hilang, susut atau berlaku di RS baik milik pemerintah maupun swasta.
I. PENGENDALIAN
Pengendalian adalah system pengawasan dari hasil pelaporan, penilaian, pemantauan dan
pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistic yang sedang dan telah
berlangsung. Hal tersebut bertujuan agar manajemen logistic yang sedang berlangsung dapat
terarah dan terkendali sesuai dengan perencanaan denga mengingat efisen si dan efektifitas
a. STUKTUR ORGANISASI
IPSRS melaksanakan tugas dibidang pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan
peralatan rumah sakit, sebagai pelaksanaan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
134/Menkes/IV/78, tanggal 28 April 1978 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum.
Organisasi IPSRS
Administrasi
Ket :
c. Uraian Tugas
1. Kepala Urusan IPSRS
Pengertian
a. Kepala IPSRS adalah seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Kepala
Bagian Rumah Tangga.
b. Bertugas melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan
peralatan rumah sakit.
c. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala IPSRS bertanggung-jawab kepada Kepala
Bagian Rumah Tangga.
d. Kepala IPSRS dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
- Urusan Administrasi Teknik
- PJ teknik
- Pelaksana teknisi
Uraian tugas
Pengertian
a. PJ, Penggan
b. ti dan Umum adalah seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Kepala
IPSRS.
c. Bertugas melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan
peralatan rumah sakit.
d. Dalam melaksanakan tugasnya PJ, Pengganti dan Umum bertanggung-jawab kepada
Kepala IPSRS.
e. Kepala UPSRS dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
- Urusan Administrasi Teknik
- Pelaksana Teknik
Tanggung-jawab
PJ, Pengganti dan Umum membantu Kepala IPSRS dalam menyelenggarakan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit serta memberikan
masukan kepada Kepala IPSRS kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tugas
pokoknya.
Uraian tugas
1. Melakukan kegiatan teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan
peralatan di rumah sakit.
2. Melaksanakan kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan
dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan di rumah sakit.
3. Menyiapkan dan melaksanakan penelaahan teknis dalam kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan sarana, prasarana dan peralatan di rumah sakit yang dilaksanakan oleh pihak
ke-III.
4. Melaksanakan pengawasan dan pengoperasian peralatan rumah sakit.
Pengertian
Tanggung-jawab
Uraian tugas
4. Teknisi Umum
Pengertian
a. Teknisi lantai adalah seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Kepala
IPSRS.
a. Melakukan kegiatan teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan alat umum di rumah
sakit.
b. Melaksanakan kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan
dan perbaikan peralatan kesehatan.
c. Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan perbaikan peralatan umum di rumah sakit
yang dilaksanakan oleh pihak ke-IIII.
d. Melaksanakan pengawasan dan pengoperasian alat-alat umum di rumah sakit.
e. Melaksanakan kegiatan pengujian pada peralatan umum di rumah sakit.
f. Melakukan pemeliharaan rutin pada alat-alat umum sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
g. Membuat laporan harian.
h. Membuat permintaan dan analisa terhadap kerusakan yang memerlukan penggantian
spare part/unit.
i. Menjaga kelancaran penggunaan alat-alat umum di RS RS. Horas Insani .
j. Berkoordinasi dan kerjasama dengan unit terkait.
k. Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
1. Kepala IPSRS
Tingkat pendidikan D3 / S1
2. Tenaga Administrasi
Tingkat pendidikan SLTA / D3
3. Teknisi
Tingkat pendidikan D3 Elektromedik untuk teknisi alat kesehatan.
LINGKUP PEKERJAAN
g. Melakukan rapat.
- Rapat internal IPSRS.
- Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. Dan Ka. Intalasi unit terkait
3. Pengawasan
4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknik sehingga
program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancar. Dalam waktu tertentu
mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan perkembangan dan sistem peralatan yang
lama dan akan datang.
MEKANISME KERJA
Proses penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana di rumah sakit diperlukan
pola yang sistematis.
Dilakukan
perbaikan
Permintaan teknisi yang
ditandatangani oleh Ka. Inst.
Pemeriksaan Pemeriksaan
kelengkapan data kelengkapan data pengadaan
oleh sekretariat oleh sekretariat
Rumga (Alum) Jangmed (Alkes)
Dep. Logistik RS
Direktur Pengadaan untuk harga
“X”
barang > 1 juta
Persetujuan
Barang diterima oleh tim penerimaan barang Pengadaan Direksi Grup
Pengadaan
1. Pencatatan untuk setiap kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana teknis yaitu:
a. Mengisi cek list yang terdapat pada setiap alat.
b. Mengisi buku kerja harian yang berfungsi sebagai laporan harian.
2. Pencatatan dan rekapitulasi oleh sekretariat UPSRS terdiri dari:
a. Laporan-laporan
b. Pengarsipan
c. Dll.
d. Fasilitas Kerja
a. Tempat kerja
1. Ruang Kepala IPSRS.
2. Ruang perlengkapan
3. Ruang Bengkel (workshop).
b. Alat kerja
1. Peralatan administrasi:
a. Komputer.
b. Printer.
c. Filling kabinet.
d. Lemari arsip.
e. Rak data.
f. Meja kursi kerja.
g. Papan tulis.
e. Peralatan kerja teknik.
a. Peralatan kerja workshop.
b. Peralatan kerja teknisi alkes.
c. Peralatan kerja teknisi umum.
PELAYANAN IPRS
Secara garis besar untuk pelayanan yang diberikan oleh BM dalam management
pengelolaan alat medik secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
A. KEGIATAN RUTIN
1. Penerimaan permintaan pengadaan alat medik (unit baru dan atau asesoris tambahan)
yang dibuat dalam form Permintaan Pembelian Alat/Barang/Jasa (PPAT).
2. Penerimaan dan penyiapan alat medik baru sebelum digunakan (Commissioning).
3. Pemeliharaan alat medik, kegiatan yang bertujuan untuk membuat alat medik dapat
digunakan lebih lama. (Preventive Maintenance)
4. Perbaikan alat medik, kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan atas kerusakan alat
medik.
5. Kalibrasi alat medik.
6. Pelatihan para user alat medik oleh petugas Medical Maintenance.
B. WAKTU PELAYANAN
Waktu pelayanan untuk pengelolaan alat medik dideskripsikan sebagai berikut:
1. Office hours
Senin – Jumat 07.00 – 20.30 WIB
Sabtu 08.00 – 13.00 WIB
2. On Call
Diluar jam kerja normal tetap beroperasi termasuk untuk kondisi hari libur
nasional dan hari raya kagamaan, teknisi medik tetap menerima keluhan dilihat
dari urgensi tetapi bila penanganan harus segera dilakukan dengan mekanisme
on call dengan pola ketenagaan yang telah diatur oleh supervisor .
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola dan
menyeluruh untuk bagaimana mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh rumah sakit.
Peralatan medik yang ada berjumlah ratusan item dimana diperlukan suatu pengelolaan secara
baik. Unit yang ditunjuk sebagai pengelola peralatan medik adalahIPRS dimana unit ini
Pengadaan alat medik mempunyai alur dimana IPSRS dapat membuka permintaan barang
dalam bentuk PPATK yang dibuat berdasarkan 2 alur besar; pengadaan untuk sparepart dari
alat medik yang digunakan untuk perbaikan dari kerusakan dan pengadaan alat medik yang
bersifat penambahan aset alat medik atau pengadaan baru yang diajukan oleh unit atau
departemen dengan dilengkapi kajian kebutuhan penambahan alat baru. BM dapat memberikan
inputan mengenai pengadaan berdasarkan inventarisasi alat medik dan spek teknik. Pengadaan
yang dibuat harus memiliki beberapa isian yang harus dilengkapi sebagai dasar pengajuan
permintaan diantaranya:
1. No. PPATK
2. Tanggal pengajuan
3. Nama barang yang diajukan
4. Jumlah barang yang diminta
5. Minimal stock
6. Sisa Stock
7. Keterangan bisa berupa alasan permintaan
PPATK yang diajukan akan di evaluasi dan disetujui oleh level of GA, CEO, CFO,
Direktur, Wadir Medik dan Wadir Keuangan, internal control dan diterima oleh petugas
pengadaan untuk proses pembeliannya.
1. Periksa bahwa seluruh komponen, asesoris, dan kelengkapan pilihan (options) yang tercatat
dalam surat pesanan telah diterima dengan baik.
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap alat seperti:
nama alat, merk, tipe, lokasi atau ruangan pemilik, data vendor, jumlah alat. Total peralatan
yang tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan menjadi beban kerja pemeliharaan. Dari data
ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara keseluruhan sehingga
pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi peralatan dapat
digunakan untuk kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola pemeliharaan dan
ditinjau secara periodik paling tidak setahun sekali dan setiap ada perubahan atau penambahan
alat baru.
Data OAM dapat dilihat dimanapun selama komputer terkoneksi dengan jaringan
internal.
Validasi dari setiap aset yang ada di OAM telah diverifikasi oleh bagian akunting.
OAM dapat dilihat oleh siapapun yang memerlukan.
Input data hasil pengelolaan alat medik dilakukan oleh staf IPSRS
Data yang sudah diinput tidak dapat dihapus atau dihilangkan kecuali dengan alur
khusus persetujuan sampai ke level direktur.
Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga keabsahan dari data atau laporan yang ditampilkan.
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat dioperasikan dengan
mempersiapkan aksesoris maupun operasional agar alat siap dioperasikan. Persiapan
dilakukan sebelum alat dihubungkan dengan satu daya.
b. Pemanasan
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat dioperasikan dengan
mempersiapkan aksesoris maupun operasional agar alat siap dioperasikan. Persiapan
dilakukan sebelum alat dihubungkan dengan satu daya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap suatu alat selama
melakukan pelayanan kesehatan, agar dicapai hasil yang optimal.
c. Tata cara pengoperasian dan penggunaan alat harus memperlihatkan “prosedur Tetap
Pengoperasian” yang harus tersedia pada setiap unit pelayanan dan dipahami dengan baik
oleh pengguna alat.
d. Pembersihan, pengemasan dan penyimpanan
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeliharaan,
agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, meliputi persiapan perintah
kerja, formulir pelaporan kerja, dokumen teknis perlatan kerja, bahan pemeliharaan, bahan
operasional, material bantu. Beritahukan kepada user, rencana pelaksanaan dan jadwal
pemeliharaan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah teknis yang sesuai dengan SOP pemeliharaan dan
dilakukan oleh IPSRS
1. Sparepart management
Manajemen yang efektif pada suku cadang (perbaikan) adalah hal yang mendasar dalam
opersional harian IPSRS. Upaya manajemen diperlukan untuk mencegah kelebihan stok dan
menjamin ketersediaan sparepart kapan pun sehingga bila mana terjadi kerusakan maka bisa
disiapkan untuk penggantian sparepartnya. Hanya suku cadang yang diperlukan secara
kontinyu yang disimpan dalam gudang milik IPSRS. Jika pemeliharaan terjadwal
diselenggarakan dengan benar, banyak suku cadang perbaikan yang diperlukan, terutama
suku cadang yang mahal dapat diantisipasi secara lebih dini. Pengecualian tertentu dapat
dibenarkan, untuk mendukung pemeliharaan terhadap perbaikan yang harus dilakukan
dengan segera, yaitu untuk peralatan pendukung kehidupan (life support), resusitasi darurat
atau alat yang beroperasi secara terus menerus.
Suku cadang perbaikan yang disimpan di unit IPSRS harus diklasifikasikan dalam daftar
penyimpanan stok, Harus memperhitungkan faktor-faktor berikut, penentuan jenis dan
jumlah suku cadang yang akan ditempatkan di gudang penyimpanan harus berlandaskan
seperti:
a. Cost of downtime. Jika alat tidak bisa dipakai, akankah mengakibatkan pelayanan pasien
terhenti atau pendapatan rumah sakit terpengaruh secara berarti? Pendapatan yang hilang
mungkin lebih banyak dan biaya penyimpanan suku cadang di gudang.
b. Number of unit on hand. Makin banyak alat yang dimiliki, makin banyak kemungkinan
jumlah suku cadang yang dibutuhkan, dengan begitu makin banyak suku cadang yang
harus tersedia di gudang.
c. Consumtion rate. Jika sebuah suku cadang sering kali digunakan dalam perbaikan, harus
diperhatikan untuk dimasukan ke dalam kebutuhan stok gudang.
2. Biaya pemeliharaan
BM selaku pengelola alat medik, mempunyai hak untuk menentukan kebijakan yang dibuat
untuk dapat menjamin alat medik dapat dipakai dengan baik dengan faktor keselamatan
terjamin. Untuk membuat hal demikian pastinya akan memerlukan biaya. Jumlah biayanya
dengan sekian banyak item pastilah tidak sedikit. BM membuat estimasi anggaran dengan
mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan di 1
tahun sebelumnya. Anggaran yang diusulkan mempertimbangkan hal-hal yang penting,
diantaranya:
1. Alat medik tidak bisa dikelola secara in house, perlu vendor terkait untuk menanganinya.
2. Melihat spare part yang sering di adakan.
3. Besarnya biaya perbaikan kerusakan yang terjadi.
Biaya pemeliharaan alat medik merupakan biaya yang wajib dikeluarkan dan pasti adanya.
Faktor ini didesak karena setiap alat medik yang dipakai atau digunakan pastilah ada komponen
yang aus, perlu diseting ulang untuk dinormalkan kembali dan harus terjamin operasional alat
medik yang baik sehingga pelayanan medis dapat maksimal.
4. Biaya Perbaikan
Biaya perbaikan adalah biaya yang dianggarkan/dikeluarkan sebagai proses perbaikan.
a. Inspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau jenis alat medik pada
komponen penting seperti: elektrikal, mekanik dan fisik alat apakah masih sesuai
dengan standar operasional alat medik tersebut.
b. Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi: pembersihan alat. Pelumasan,
pengecasan, dll.
c. Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan fungsi dari alat medik.
d. Kalibrasi
Suatu kegiatan periodik untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan
instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara membandingkan terhadap standar
ukurnya yang terselusur (trackable) ke standar nasional dan atau internasional.
e. Adjusment
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menstandarkan ulang output seting
agar dapat mengembalikan unjuk kerja dari alat medik baru.
f. Over Houl
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengganti beberapa komponen
penting pada alat medik yang telah terukur usia pakainya (usia pakai spare telah
habis)
IPSRS melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan keahlian yang didapat
dari basic pendidikan elektomedik dan pelatihan-pelatihan yang diberikan . Manfaat
yang utama dari pelayanan swakelola (in house service) adalah teknisi medik dapat
dipanggil secara cepat oleh user untuk melacak kerusakan dan memperbaiki peralatan,
memberi bantuan dalam aspek pengoperasian alat, menyiapkan persediaan suku
cadang yang tepat dan dukungan yang terus menerus terhadap user. Rumah sakit harus
membuat komitmen yang berkesinambungan untuk mendukung unit IPSRS.
Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi rumah sakit dan kebutuhan
yang diperlukan, kesemuanya harus dipertimbangkan dengan baik. Kontak servic
adalah upaya untuk memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh rumah sakit, tetapi
kebutuhan yang makin tinggi, makin tinggi pula biaya kontrak yang diperlukan.
secara cepat. Rumah sakit harus menetapkan secara tepat kebutuhan yang diperlukan
untuk setiap alat ingat, kebutuhan berbanding lurus dengan biaya.
1. Golongan 1
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan masih
dalam taraf ringan dan masih dapat diperbaiki tanpa perlu penggantian komponen alat.
2. Golongan 2
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan masuk
dalam kondisi menengah dimana diperlukan adanya penggantian komponen alat dimana
komponen pengganti ada dalam stok gudang spare part teknik dan atau kerusakannya
masih dapat diperbaikik oleh petugas medical teknik. Setelah perbaikan kondisi alat tidak
berubah fungsi, bentuk dan tidak mempengaruhi operasional alat seperti sedia kala.
M. PERBAIKAN
Pelayanan perbaikan selalu tetap menjadi kegiatan sehari-hari BM. Perbaikan dapat
didefinisikan adalah kegiatan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat
medik yang mendadak atau tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat
dibutuhkan dalam pelayanan dengan didukung adanya tenaga yang selalu siap dan fasilitas
pendukung yang juga siap mensuport permasalahan. Frekuensi perbaikan tidak terencana dapat
ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan rutin. Kegiatan
perbaikan dapat dilakukan oleh teknisi medik dan vendor alat medik. Untuk dapat
memperbaiki alat medik yang mengalami kerusakan dan memerlukan sejumlah biaya tertentu
maka IPSRS sebagai unit pengelola alat medik dapat mengajukan permintaan perbaikan
dengan alur seperti berikut:
a. Alat medik yang rusak harus ada Form Request Service (FRS) dimana FRS tersebut
menjelaskan kapan terjadinya, unit asal pemakainya dan yang paling penting penyebab
kerusakannya.
b. Respon untuk perbaikan pada alat medik hanya untuk penggantian spare part bukan untuk
penggantian unit.
c. Membuat pengajuan perbaikan dalam form PPATK yang diketahui jajaran management
(Head of GA, Direktur, GM Purchasing dan bila CITO dapat langsung mendapat
persetujuan dari Direktur).
d. Setelah perbaikan selesai dilakukan maka IPSRS akan membuat laporan kepada manager
maintenance.
e. Biaya yang dikeluarkan dicatat dan akan dievaluasi dikemudian hari sebagai bahan acuan
penentuan kebijakan selanjutnya.
Pelaku perbaikan
1. Teknisi Medik OIH
Untuk penanganan kerusakan atas alat medik, BM juga dapat menanganinya secara
internal. Yang dilakukan dari proses perbaikan adalah:
1. Setiap keluhan yang masuk ke IPSRS akan dilaporkan dalam format FRS, form ini
dibuat oleh user yang mengalami kendala dengan alat mediknya.
2. Setelah BM menerima laporan maka BM akan merespons FRS dengan tenggat
waktu kurang lebih 15 menit.
3. IPSRS akan menganalisa permasalahan yang ada, setelah itu maka IPSRS bila
menyelesaikan masalah yang ada berarti form selesai perbaikan akan diisikan oleh
user terkait.
N. KALIBRASI
Dewan Standar Nasional menyatakan suatu filosofi yaitu: “setiap instrumen harus dianggap
tidak cukup baik untuk dipergunakan, sampai terbukti pengujian dan kalibrasi bahwa
instrumen tersebut memang baik”. Dengan mengacu kepada filosofi tersebut, maka terhadap
instrumen yang masih baru harus dilakukan pengujian atau kalibrasi sebelum dipergunakan.
1. Petugas kalibrasi
Yang dapat melakukan pengujian kalibrasi adalah institusi penguji yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta harus memenuhi persyaratan antara
lain:
1. Berbadan hukum.
2. Memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam pengujian dan kalibrasi alat
medik.
3. Memiliki fasilitas kerja meliputi laboratorium serta peralatan uji dan kalibrasi
untuk alat medik.
4. Memperoleh ijin dari DEPKES RI.
2. Waktu kalibrasi
Sebagaimana ditetapkan pada permenkes No.36/MENKES/Per/IV/1998 alat kesehatan
yang dipergunakan disarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau dikalibrasi secara
berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap tahun. Pengujian atau kalibrasi wajib
dilakukan terhadap alat kesehatan dengan kriteria:
O. OVERHOUL
Overhoul adalah bagian dari pemeliharaan korektif yaitu kegiatan perbaikan terhadap peralatan
dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan
kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan penggunaannya. Untuk penentuan dari
waktu pelaksanaan over houl dapat ditinjau dari segi:
1. Perubahan dalam standar perawatan. Prosedur klinis yang baru dapat menyebabkan
peralatan menjadi kuno. Kemajuan teknologi dengan kriteria unjuk kerja atau akurasi
yang lebih baik, membuat rumah sakit membeli peralatan dengan teknologi yang lebih
memenuhi kebutuhan.
2. Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelakaan pasien, staf atau
pengunjung.
Dalam menidentifikasi sebuah piranti untuk diganti, unit IPSRS harus melakukan tindakan
tertentu, pertama, tanggung jawab untuk pemesanan suku cadang habis pakai dan khusus harus
diperhatikan sehingga tidak menambah biaya pengeluaran. Peralatan yang lama dapat
ditempatkan ditempat penyimpanan dan dipakai sebagai unit cadangan. Ini pilihan yang harus
sedikit dipilih, karena tetap membutuhkan dukungan suku cadang kemungkinan lain dapat
dipilih pembelian sistem tukar-tambah, mengkanibalkan suku cadang untuk menunjang
peralatan yang sejenis, memindahkan peralatan ke laboratorium penelitian, atau
menyumbangkannya kepada organisasi lain. Pilihan terakhir adalah membiarkan barang tidak
bisa dipakai dan menjualnya sebagai besi tua.