Anda di halaman 1dari 4

1.

Jenis-Jenis Hernia

Ada dua kelompok utama herniasi : supratentorial dan infratentoial , supra stentorial
adalah struktur yang diatas tentorial sedangkan infratentorial adalah sttuktur dibawanya

- Supratentorial herniasi

1. UNCAL

2. CENTRAL( transtentorial)

3. CINGULATE ( subfalcine )

4. TRANSCALVARIAL

- Infratentorial

1. Upward ( upward cerebellar or upward transtentorial )

2. Tonsilar ( downward cerebellar)


A. Herniasi uncal

Herniasi pada uncal , dapat menekan saraf cranial yang ketiga sehingga mempengarugi
parasimpatis kedua mata di sisi saraf yang terkena , yang menyebabkan pupil melebar dan
gagal merespon terhadap cahaya sebagaimanamestinya

B. Herniasi sentral / transtentorial

Dapat terjadi saat otak bergerak kea rah atas dan bawah di seluruh tentorium , downward
herniasi dapat meregang cabang arteru basilar (arteri pontine ) yang menyebabkan arteri robek
dan berdarah ,,

C. Herniasi cingulate(subfalcine )

Jenis yang paling sering , dapt di sebukan ketika satu belahan membengkak dan mendorong
cingulate gyrus oleh falx cerebri , untuk gejal dtidak bisa didefinisikan dengan baik

D. Herniasai transcavarial

Disebut juga herniasi eksternal , herniasi ini terjadi selama kraniotomi .

E. herniasi Upward(herniasi keatas )

tekanan pada fossa posterior yang dapat menyebabkan otak kecil naik melalui

F. Herniasi tonsilar

Dapat disebut herniasi cerebellah yang kebawah melalui foramen magnum yang dapat
menyebabkan kompresi batang otak , dan juga bisa mengakubatkan disfungsi batang itang
yang dimana bertanggung jawab mengendalikan fungsi pernafasan dan jantung , herniasi jenis
ini merupakan herniasu yang paling bahaya karena bisa menyabkan koma dan kematian
2. Kernohan Syndrome (Kernohan’s Phenomenon)
Hemiplegia umumnya terjadi contralateral dari sisi lesi, namun pada kernohan
syndrome, hemiplegia terjadi pada sisi ipsilateral dari lesi. Ini disebabkan oleh terjadinya
lekukan pada contralateral cerebral peduncle akibat dari massa yang menekan
tentorium cerebelli (kernohan’s notch). Ini juga menyebabkan false localising sign.
Umumnya ditemukan pada kasus subdural haematomas
3. Patogenesis papilledema

Dalam otak terdapat hubungan antara volume dari cerebrospinal fluid (CSF), darah, dan
jaringan otak yang dinamakan doktrin Monro-Kellie dimana peningkatan salah satu komponen
akan diikuti dengan kompensasi oleh komponen lainnya. Apabila kompensasi ini gagal, maka
tekanan intrakranial akan meningkat.
Peningkatan tekanan intrakranial ini akan meningkatkan tekanan CSF pada sekeliling
saraf optic. Hal ini akan mengganggu gradient normal antara tekanan intraokular dan
retrolaminar sehingga tekanan dalam syaraf sendiri akan meningkat. Dalam keadaan ini,
lapisan saraf optic yang mengelilingi saraf akan bertindak sebagai tourniquet dan menghambat
transport dari axoplasma. Penghambatan tersebut akan menyebabkan meningkatnya materi
pada lamia cribrosa sehingga kepala saraf akan membengkak. Hal ini disebut papilledema.

4. Pemberian mannitol

Pemberian Mannitol pada pasien cedera kepala:

(manitol; 0,5-1 g/KgBB dalam 10-30 menit),

sediaan mannitol adalah 20% (20 gr/ 100 ml pelarut)

Contoh: Pasien dengan berat 60 kg

Maka mannitol yang diperlukan = 1gr/kgBB x 60 kgBB = 60 gram

Sediaan mannitol adalah 20%, maka yang dibutuhkan: 60/20 x 100 = 300 ml

Anda mungkin juga menyukai