Anda di halaman 1dari 8

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI

DALAM RANTAI PASOKAN

Yohanes Suhari
untuk meningkatkan keunggulan dalam bisnis global
Abstract— SCM semakin banyak digunakan karena kebutuhan pasar yang sifatnya juga dinamis.
oleh perusahaan sebagai upaya dalam Kemampuan memenuhi permintaan pasar yang
meningkatkan daya saing. Perkembangan teknologi dinamis harus didukung oleh pasokan yang juga
yang cepat menimbulkan peluang yang besar bagi dinamis mengikuti kebutuhan perusahaan.
dunia usaha untuk berpartisipasi dalam bisnis Kemampuan memenuhi permintaan konsumen yang
global, akan tetapi persaingan menjadi lebih ketat. dinamis dan kebutuhan bahan baku yang tidak stabil
Salah satu cara untuk bisa miningkatkan nilai menghendaki hubungan yang baik antara supplier,
kompetitif perusahaan adalah dengan melakukan perusahaan, hingga konsumen akhir. Kemampuan
efisiensi dalam rantai pasokan. Persoalan dalam memenuhi permintaan konsumen yang fluktuatif
artikel ini adalah bagaimana peran teknologi serta kebutuhan bahan baku yang juga fluktuatif
informasi dalam mendukung SCM. Peran strategis tidak akan bisa dipenuhi bila tidak didukung dengan
sistem informasi manufaktur antara lain jaringan komunikasi yang baik. Teknologi informasi
meminimalkan potensi negatif perusahaan, berperan penting dalam mendukung rantai pasokan
menyeimbangkan dengan kompetitor, mendukung dari supplier paling hulu hingga konsumen paling
strategi bisnis dan mendukung nilai kompetitif akhir.
berbasis manufaktur. Beberapa alasan penggunaan Supply chain management (SCM) didefinisikan
teknologi informasi dalam SCM adalah : sebagai "Supply-chain management is a total system
pemasaran, ekonomis, organisasional, teknologi. approach to managing the entire flow of
Keywords— rantai pasokan, teknologi informasi, information, materials, and services from raw-
proses bisnis material suppliers through factories and warehouses
to the end customer" (Krajewski, et al., 2007). SCM
1. PENDAHULUAN semakin banyak digunakan oleh perusahaan sebagai
Perkembangan teknologi informasi semakin upaya dalam meningkatkan daya saing. Menurut
mendorong perusahaan untuk bersaing tidak hanya Simchi-Levi et al. (2000), SCM adalah himpunan
dalam lingkup regional tetapi dalam lingkung global. pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan
Perkembangan teknologi dan prasarana yang pemasok, produsen, gudang, dan toko, sehingga
semakin terjangkau mengakibatkan lonjakan barang yang diproduksi dan didistribusikan dengan
pengguna intenet meningkat dengan kecepatan yang jumlah tepat, ke lokasi yang tepat, dan pada waktu
tinggi. yang tepat, dalam rangka untuk meminimalkan biaya
sementara harus memuaskan konsumen.
Operasi internal dan juga kolaborasi antara
perusahaan dalam rantai pasokan akan berjalan lebih
baik apabila didukung oleh teknologi informasi.
Penggunaan teknologi secara efektif merupakan
salah satu aspek yang mendukung kesuksesan
reantai pasokan. Terdapat sejumlah artikel yang
membahas tentang strategi, teknik dan teknologi
untuk mendesain dan mengembangkan SCM, akan
tetapi literatur yang menjelaskan hubungan
teknologi informasi dengan SCM belum begitu
banyak. Mustahil untuk mencapai sebuah rantai
pasokan yang efektif tanpa teknologi informasi.
Pengguna internet Maret 2011 sebanyak
Persoalan dalam artikel ini adalah bagaimana peran
2.095.006.005 (30,2%) dari jumlah penduduk dunia
teknologi informasi dalam mendukung SCM.
dengan tingkat pertumbungan pengguna dari tahun
2000 s/d 2011 sebesar 480,4%.
2. TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
Secara alami pasar akan terhubung secara
MANAJEMEN RANTAI MASOKAN
elektronik dan berjalan secara dinamis. Perusahaan
harus meningkatkan kemampuan dan kelincahannya Teknologi informasi mendukung operasional
organisasi secara internal dan kolaborasi antar

84
perusahaan dalam rantai pasokan. Dengan kinerja sistem rantai pasokan (Srinivasan et al.,
menggunakan jaringan data kecepatan tinggi dan 1994).
dengan database, perusahaan dapat melakukan Perusahaan perlu untuk berinvestasi dalam
sharing data untuk mengelola rantai pasokan secara jumlah yang besar untuk mendesain ulang organisasi
keseluruhan dan mengelola dirinya sendiri dalam dan proses secara teknis, mengubah saluran
kedukdukannya sebagai bagian dari rantai pasokan. distribusi tradisional, dan prosedur layanan
Akhir-akhir ini konsep desain dan manajemen pelanggan serta pelatihan untuk staf TI yang terkait
rantai pasokan telah menjadi paradigma operasi dengan rantai pasakan (Motwani et al., 2000).
yang populer. Konsep ini didukung oleh Terdapat beberapa persoalan yang muncul ketika
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi mengembangkan TI yang terintegrasi dalam SCM:
yang termasuk didalamnya adalah electronic data kurangnya integrasi antara TI dan model bisnis,
interchange (EDI), Internet, dan Wold Wide Web kurangnya perencanaan strategis yang tepat,
(WWW) untuk menangani kompleknya hubungan kekurangan infrastruktur TI, aplikasi TI bersifat
antara supplier hingga pembeli. Kompleksitas SCM parsial, dan pengetahun aplikasi TI dalam SCM
memaksa perusahaan menggunakan sistem yang tidak memadai.
komunikasi secara online. Sebagai contoh, internet 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS TI DALAM
meningkatkan komunikasi antara perusahaan dengan SCM
konsumen (Watson et al., 1998). Graham dan Perusahaan sekarang berfokus pada
Hardaker (2000) menyoroti peran internet didalam perencanaan strategis dengan tujuan untuk
membangun rantai pasokan dalam rangka memenuhi perencanan jangka panjang dan merubah organisasi
tantangan perusahaan virtual. untuk meningkatkan nilai kompetitif. Perencanaan
Armstrong dan Hagel (1996) berpendapat strategis memerlukan keterlibatan top manajemen.
bahwa ini adalah awal evolusi dari rantai pasokan Perencanaan strategis teknologi informasi harus
terhadap komunitas bisnis online. Sebagai contoh mendukung fleksibilitas dan responsivitas
misalnya perusahaan Dell. Perusahaan Dell mulai perusahaan terhadap perubahan kebutuhan pasar.
memasarkan secara internasioanl pata tahun 1987 Teknologi informasi memfasilitasi terbentuknya
dan memiliki anak perusahaan di Jepang dan kemitraan yang cepat dengan memberikan informasi
Australia tahun 1993. Lini produknya bertambah, yang tepat. Jika perusahaan ingin mengarah kepada
termasuk server, workstation, media penyimpanan, sistem enterprise resource planning (ERP)
kartu Ethernet, dan komputer genggam. Pada tahun perusahaan mungkin harus melakukan
1998, Dell membuka kantor produksi dan pemasaran restrukturisasi organisasi. Implikasi yang lainnya
di China dan menambah yang kedua pada tahun adalah perlunja investasi TI, rekayasa ulan proses
2004. Kunci kesuksesan Dell terletak pada model bisnis, orientasi pasar, hubungan karyawan, dan
bisnis radikal menggunakan rantai pasokan yang karakteristik tenaga kerja. Diamping itu persoalan
inovatif. Dell menjual terlebih dahulu lalu memesan yang berkaitan dengan masalah sosial juga perlu
bahan baku untuk membuat komputernya. Artinya dipertimbangkan.
Dell tidak memiliki persediaan. Pemasoklah yang Fletcher dan Wright (1996) melaporkan sebuah
melakukan semua penyimpanan. Fasilitas Dell studi tentang hubungan antara strategi menggunakan
hanya menjadi pusat perakitan dan tidak ada tempat teknologi informasi dalam organisasi yang bergerak
penyimpanan barang jadi. Rantai pasokan yang dalam bidang keuangan dengan konteks strategis
otomatis (terkomputerisasi) memungkinkan Dell pada saat dibuat. Mereka menemukan integrasi yang
menjadi perusahaan meraih laba 50 miliar dolar baik antara pemasaran dan TI dengan proses
hanya dalam waktu 20 tahun. perencanaan strategi. Kardaras dan Karakostas
Manajemen rantai pasokan menekankan (1999) menyarankan penggunaan fuzzy cognitive
manfaat bagi semuanya yang terlibat dalam rantai maps sebagai pendekatan alternatif model
pasokan dan manfaat jangka panjang untuk semua perencanaan sistem informasi strategis yang telah
pihak yang terlibat dalam rantai pasokan melalui ada.
kerjasama dan sharing informasi. Hal ini Peran strategis sistem informasi manufaktur
menandakan pentingnya komunikasi dan aplikasi TI antara lain meminimalkan potensi negatif
(Teknologi Informasi) dalam SCM. Sharing perusahaan, menyeimbangkan dengan kompetitor,
informasi antar anggota dalam rantai pasokan mendukung strategi bisnis dan mendukung nilai
dengan menggunakan teknologi EDI harus kompetitif berbasis manufaktur. Beberapa alasan
ditingkatkan untuk mengurangi ketidakpastian dan penggunaan teknologi informasi dalam SCM adalah
meningkatkan kinerja pemasok dalam hal : pemasaran, ekonomis, organisasional, teknologi.
pengiriman bahan baku dan akhirnya meningkatkan

85
a. Alasan Pemasaran Manajemen permintaan bertujuan untuk
Untuk bersaing di pasar yang baru, organisasi menjaga keseimbangan antara kebutuhan pelanggan
harus mampu mengatur ulang sumber dayanya untuk dengan kemampuan pasokan perusahaan. Sistem
memenuhi kebutuhan yang berubah. Agar bisa manajemen permintaan yang baik menggunakan
memenuhi kebutuhan pasar yang berubah-ubah data point-of-sale guna mengurangi ketidakpastian
organisasi harus memiliki rantai pasokan yang dan menyediakan aliran yang efisien sepanjang
efektif. Ho (1996) menyoroti tiga peran utama TI, rantai pasokkan. Penentuan kebijakan persediaan
yakni : sebagai administrasi, operasional dan yang optimal memerlukan informasi antara lain pola
kompetitif. Perlu keselarasan antara strategi operasi permintaan biaya penanganan persediaan, biaya
dan strategi TI. Tenknologi selalu mengalami akibat kekurangan persediaan, dan biaya pemesanan.
perkembangan. Model penyelarasan sistem Konsep just in time dapat terlaksana dengan baik
informasi manufaktur yang menperhatikan jika dibantu dengan teknologi informasi. Dalam
perkembangan teknologi perlu dilakukan. Menurut manajemen permintaan pada level perusahaan,
Ho (1996), perusahaan kini mampu merancang dan teknologi informasi digunakan untuk melakukan
mengembangkan platform TI sebagai senjata untuk sinkronisasi perencanaan permintaan (Croxton et al.,
berkompetisi. Isu berikutnya adalah kemampuan 2002).
meningkatnya konektivitas dari waktu ke waktu. ERP (enterpise resouce planning) merupakan
suatu sistem teknologi informasi operasional yang
Webster (1995) mengacu pada wawasan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari
dikembangkan dalam sosiologi teknologi, di mana semua fungsi dalam perusahaan. Sistem ERP ini
inovasi bukan hanya proses teknis-rasional memantau material, pesanan, jadwal, persediaan
''pemecahan masalah'', tetapi juga melibatkan barang jadi, dan informasi lainnya yang ada di
pemrosesan yang bersifat ekonomis dan politik perusahaan (Chopra &Meindl, 2001). Penerapan
dalam mengartikulasikan kepentingan, membangun ERP tersebut membutuhkan ketersediaan teknologi
aliansi dan berjuang untuk suatu outcome. Ini informasi.
termasuk kepentingan strategis baik untuk pemain e. Alasan Hubungan dengan Supplier
(yaitu perusahaan) kuat maupun para pemain lain Hubungan baik dengan supplier penting bagi
yang sama-sama berkeinginan untuk mendominasi perusaahaan untuk menjaga ketersediaan bahan
pasar. baku. Jika persediaan bahan baku perusahaan adalah
b. Alasan Hubungan dengan Pelanggan banyak, perusahaan aman dari kehabisan stok bahan
Manajemen hubungan pelanggan (CRM), baku, tetapi cara seperti ini tidak efisien karena
merupakan pendekatan bisnis untuk menciptakan, mahal pada beaya gudang (misalnya : sewa gudang,
mengembangkan dan meningkatkan hubungan beaya perawatan, pengamanan). Jika persediaan
dengan pelanggan sasaran untuk meningkatkan nilai bahan baku sedikit, biaya gudang rendah tetapi
pelanggan dan laba perusahaan dan selanjutnya beresiko kekurangan bahan baku sehingga
memaksimumkan nilai shareholder (Kotler, 2010). kehilangan kesempatan memenuhi permintaan
Sebagai contoh, aplikasi Sales Force Automation konsumen yang dapat menyebabkan konsumen
(SFA) dapat digunakan untuk mengotomatiskan berpindah ke perusahaan lain. Persediaan bahan
hubungan antara para penjual dan pembeli melalui baku bisa diminimumkan jika didukung dengan
penyediaan informasi produk dan harga (Copra & teknologi informasi yang memadai. Perusahaan
Meindl, 2001). Sistem tersebut juga memungkinkan melakukan kesepakatan dengan supplier selanjutnya
informasi pelanggan dan produk secara rinci dan dengan penerapan teknologi informasi
real time. Implementasi SFA tersebut tidak lepas memungkinkan supplier memantau stok bahan baku.
dari penggunaan teknologi informasi. Dengan demikian supplier bisa mengatur sendiri
c. Alasan Pelayanan Pelanggan kapan harus mengirimkan pasokan supaya tidak
Perkembangan teknologi informasi memberikan mengalami kehabisan bahan baku tetapi persediaan
alternatif cara memberikan layanan kepada bahan baku bisa diminimumkan. Contoh perusahaan
pelanggan. Aplikase e-commerce merupakan salah yang telah melakukannya adalah perusahaan Dell.
satu bentuk layanan konsumen. Pelayanan melalui e- f. Alasan Ekonomis
commerce terbuka 24 jam setiap hari dan real time. Keberlansungan bisnis dalam suatu organisasi
Melalui aplikasi e-commerce memudahkan sangat tergantung pada konsumen. Kelompok
konsumen untuk berhubungan dengan organisai individu (perorangan maupun organisasi) yang
(baik hanya sekedar mendapatkan informasi sampai mempunyai permintaan terhadap barang tertentu,
dengan mendapatkan produk yang diinginkan daya beli, dan berniat merealisasikan pembelian
dengan cepat dan kapan saja bisa dilakukan). disebut pasar. Pasar merupkan kekuaatan pendorong
d. Alasan Manajemen Permintaan untuk perubahan dalam sebuah organisasi. Faktor

86
seperti kebutuhan konsumen, kompetitor, dan harga Kualitas Total (TQM) membutuhkan kerja sama tim,
mendorong bagaimana seharusnya perusahaan kolaborasi, pelatihan dan pendidikan untuk
dikelola. Dalam rangka persaingan global yang memberikan nilai tambah dan aplikasi multimedia
semakin ketat perusahaan harus bisa bersaing antara untuk meningkatkan komunikasi. Ini merupakan
lain dalam hal: harga, kualitas, fleksibilitas, artikel menarik karena mengintegrasikan masalah
responsif, dan dapat dipercaya. Alasan ekonomis TQM dengan TI dalam SCM.
dalam hal ini adalah biaya. Walaupuan flesibilitas Rantai nilai, yang merupakan rangkaian kegiatan
dan responsif penting dalam jaringan pasar global, yang menciptakan nilai pada pelanggan, adalah
biaya masih memainkan peran penting dalam saling berhubungan (Daniels, 1998). Penerapan
berkompetisi. Fleksibilitas dan responsif tidak bisa strategi bisnis dapat mengakibatkan perubahan
lepas dari biaya. Perusahaan banyak yang dalam organisasi. Sistem informasi dapat menjadi
menggunakan efisiensi biaya sebagai nilai fasilitator yang mendukung perubahan. Henderson
kompetitif. Dengan penerapan konsep SCM beaya dan Venkataraman (1993) mengusulkan kerangka
operasional produksi dapat diminimumkan. TI dapat kerja yang komprehensif tentang strategi sistem
membantu memberikan informasi yang cepat dan informasi dengan menggabungkan empat domain
akurat dalam rangka membantu memberikan pilihan stategi: strategi bisnis, strategi TI,
informasi kebutuhan yang berubah-ubah sehingga infrastruktur organisasi dan proses, dan infrastruktur
pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat TI dan proses. Namun demikian, strategis aspek
dan akurat. manusia telah diabaikan.
Kemampuan adaptasi dan pengalaman Munculnya teknologi jaringan dan Internet dapat
sebelumnya dalam hal pengelolaan pemrosesan data meningkatkan kemampuan komunikasi organisasi
dan user manager menjadi hal yang krusial untuk baik komunikasi internal maupun komunikasi
perencanaan dan penerapan sistem baru (Williams, eksternal. Pengolahan informasi dengan biaya yang
1997). Akan tetapi dukungan top management dan lebih murah membuat koordinasi dan proses
perlunya diadakan training serta pendidikan penyesuaian lebih efisien, sehingga meningkatkan
merupakan hal mendasar untuk kesuksekan kinerja organisasi (Andersen, 2001). Hal ini juga
penerapan TI dalam SCM. Talluri (2000) mendukung desentralisasi organisasi. Perlu adanya
menyajikan model dengan berbagai tujuan dengan standarisasi arus informasi dan kontrol akses
menggunkakan kriteria evaluasi baik tangible terhadap informasi dalam rantai pasokan.
maupun intangible untuk melakukan evaluasi TI Komunikasi elektronik yang kurang formal,
dalam SCM. Model tersebut mengintegrasikan mengurangi hambatan komunikasi dalam organisasi.
empat ukuran kinerja, yaitu, fleksibilitas., kualitas, Untuk organisasi dengan sistem yang komplek,
waktu dan biaya. Fokus pada alasan ekonomi telah Brown dan Eisenhardt (1998) berpendapat bahwa
disalahpahami dan disalahartikan karena kurangnya (1) bentuk organisasi struktur yang tidak terlalu
model dan kerangka kerja untuk penerapan TI dalam sedikit atau terlalu banyak; dan (2) organisasi
SCM. memiliki budaya adaptif dengan semi terstruktur
g. Alasan Organisasional yang menggunakan komunikasi real-time.
Perencanaan strategis TI dalam SCM meliputi h. Teknologi
isu-isu organisasional seperti struktur organisasi, Perencanaan strategis memerlukan pengambilan
kesadaran manajemen puncak, proses bisnis, strategi keputusan yang akan mempengaruhi kinerja
aliansi, dan informasi teknologi. Dengan organisasi dalam jangka panjang. Perusahaan yang
mempertimbangkan organisasi bisnis dan strategi tidak menggunakan TI yang mengikuti
yang terbaik, pemilihan sistem informasi dilihat perkembangan pasar akan kehilangan
berdasarkan berapa besar kontribusinya terhadap kemampuannya untuk berperan serta sebagai
SCM. Kompleknya struktur organisasi, mendorong perusahaan virtual. Karakteristik pasar menyebabkan
diperlukannya TI yang dalam mendukung rantai perusahaan sulit untuk hidup dalam pasar global
pasokan agar lebih efektif. Karena saat ini struktur tanpa memanfaatkan TI yang mendukung SCM. TI
perusahaan adalah kompleks, diperlukan sistem TI membantu meningkatkan kolaborasi. TI dalam SCM
yang efektif untuk meningkatkan produktivitas. yang efektif akan memfasilitasi transfer teknologi
Rogerson dan Fidler (1994) menyajikan antara mitra dalam jaringan perusahaan.
kerangka kerja untuk mengklasifikasikan Dengan menggunakan proses e-business yang
metodologi perencanaan sistem informasi terintegrasi dapat mengintegrasikan kegiatan dalam
menggunakan dua dimensi; kompleksitas struktural rantai nilai. Integrasi proses secara fisik dan aplikasi
dan kompleksitas aplikasi. Ang et al. (2000) e-business adalah penting untuk mencapai SCM
mengembangkan kerangka kerja untuk mengukur yang efektif (van Hooft dan Stegwee, 2001). van
dampak TI pada manajemen mutu. Manajemen Hooft dan Stegwee (2001) berpendapat bahwa

87
pendekatan dasar untuk membangun e-bisnis perlu a. Radio Frequency Identification (RFID)
memanfaatkan kemampuan teknologi internet dalam RFID (Radio Frequency Identification) atau
pengaturan bisnis tertentu. Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah metode
Ketersediaan fleksibelitas yang besar, identifikasi dengan menggunakan sarana yang
fungsional, dan teknologi informasi serta teknologi disebut label RFID atau transponder untuk
komunikasi yang murah memberikan kita menyimpan dan mengambil data jarak jauh.
kesempatan untuk mendesain ulang rantai pasokan
secara radikal. Christiaanse dan Kumar (2000)
mengembangkan prinsip-prinsip umum untuk ICT
yang memungkinkan mendesain ulang rantai
pasokan. Mendesain ulang rantai pasokan harus
mencakup pemikiran kembali struktur
kepemimpinan, pemilihan aktor rantai pasokan,
mendesain ulang struktur rantai pasokan (urutan
kegiatan dalam rantai tersebut), dan mendesain
ulang komunikasi informasi dan struktur koordinasi.
Pertimbangan Strategis TI dalam SCM adalah
penting karena perusahaan ingin tetap eksis dalam
jangka panjang dan sukses dalam memenuhi Label atau kartu RFID adalah sebuah benda
kebutuhan pasar. Resiko tidak memiliki IT dalam yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam
SCM sangat besar baik dalam hal kelangsungan sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan
hidup maupun produktivitas organisasi. Tindakan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang
kompetitor mempengaruhi strategi perusahaan yang radio. Label RFID terdiri atas mikrochip silikon dan
lain. Oleh karena itu, perencanaan strategis TI dalam antena. Label yang pasif tidak membutuhkan sumber
SCM adalah penting dalam pengembangan rantai tenaga, sedangkan label yang aktif membutuhkan
pasokan. sumber tenaga untuk dapat berfungsi.
3. TREN BARU TEKNOLOGI RANTAI b. Manajemen Proses Bisnis (BPM)
PASOKAN Pasar yang dinamis menjadikan persaingan
Tuntutan ekonomi global memaksa perusahaan bisnis yang semakin kompleks dan ketat. Kecepatan
dan seluruh rantai pasokan untuk mengadopsi cara dalam memberi tanggapan menjadi masalah yang
beroperasi yang lebih fleksibel dan responsif. Dalam patut diperhatikan yaitu bagaimana cara perusahaan
rangka untuk menghadapi tantangan ini, perusahaan atau organisasi untuk mendapatkan dan
harus mencari cara untuk memanfaatkan sistem mengevaluasi informasi dengan segera, dan untuk
rantai pasokan. Perlu mencari cara untuk kemudian menggunakan informasi tersebut untuk
mendapatkan sistem yang lebih uptodate dan data merespon setiap kejadian dan masalah secara cepat
yang lebih akurat serta koordinasi penggunaan dan tepat pula. Karena itu kecepatan menjadi salah
sistem. Perusahaan perlu mencapai perbaikan rantai satu faktor penting dalam menumbuhkan nilai
pasokan secara keseluruhan dan bukan hanya kompetitif perusahaan atau organisasi.
perbaikan dalam kegiatan rantai pasokan individu. Persoalan yang sering kali terjadi adalah
Terdapat empat teknologi yang dapat digunakan perusahaan gagal atau terlambat dalam merespon
untuk melengkapi rantai pasokan sistem yang ada. tantangan bisnis yang muncul secara tidak terduga.
Teknologi ini tidak menggantikan sistem yang ada. Banyak perusahaan sangat lambat dalam mendeteksi
Bahkan teknologi rantai pasokan membutuhkan adanya peluang-peluang bisnis baru serta dalam
infrastruktur berupa sistem agar dapat diinstal. mendeteksi pergerakan yang dilakukan oleh
Setelah terinstal, teknologi menyediakan cara kompetitor. Perusahaan kadang cenderung
mengumpulkan data yang diperlukan oleh sistem. mempunyai sifat reaktif dan tidak dapat mendeteksi
Teknologi rantai pasokan juga menyediakan cara masalah secara dini, dimana ini merupakan hal
lebih baik untuk berbagi data di antara sistem dan menyebabkan perusahaan kurang kompetitif dalam
untuk membuat data visibel dan bermakna bagi yang menghadapi perkembangan bisnis di masa seperti
membutuhkan.Empat teknologi tersebut adalah: sekarang ini
1. Radio Frequency Identification (RFID) Teknologi yang tepat untuk membantu
2. Manajemen Proses Bisnis (BPM) perusahaan dalam meningkatkan efisiensi,
3. Business Intelligence (BI) mempertajam daya respons, dan pada akhirnya
4. Model Simulasi adalah mampu menghasilkan nilai kompetitif bagi
perusahaan. Beberapa tahun terakhir telah banyak
perusahaan yang memanfaatkan solusi dengan

88
teknologi informasi (TI) untuk mengoptimasi proses serta layout seperti apa yang diperlukan untuk
bisnis yang dimilikinya, tapi kadang solusi yang melengkapi lokasi baru tersebut.
mereka kembangkan masih setengah-setengah. Dengan perangkat lunak model simulasi
Teknologi Manajemen Proses Bisnis atau memungkinkan untuk membuat sebuah model
Business Process Management (BPM) adalah pabrik atau sebuah rantai pasokan atau rute
jawaban yang dibutuhkan kalangan bisnis untuk pengiriman. Dengan input yang berbeda serta situasi
membantu bisnis mereka dalam menghadapi yang berbeda dapat diamati hasil seperti apa yang
tantangan dan kompetisi. BPM adalah solusi TI terjadi. Perusahaan yang menggunakan sistem BPM
dengan pendekatan baru yang digunakan untuk dalam mengelola proses operasionalnya dapat
membantu meningkatkan efisiensi dan menggunakan definisi proses BPM untuk
menumbuhkan nilai kompetitif dalam bisnis. BPM menciptakan model. Kemudian dapat menggunakan
dirancang untuk mengintegrasikan antara karyawan data yang dikumpulkan dalam sistem BI untuk
dan sistem informasi melalui proses-proses yang digunakan sebagai input dalam simulasi proses
telah terotomatisasi dan bersifat fleksibel. BPM juga bisnis. Dimungkinkan melakukan percobaan dengan
merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan cara-cara baru untuk mengatur pekerjaan mereka
daya respon perusahaan secara signifikan untuk sebagai kondisi bisnis berkembang. Dengan
menyesuaikan keinginan pelanggannya pada setiap menggunakan model simulasi dan data dari BI
produk atau layanan yang dihasilkan, dengan cara sistem mereka, perusahaan dapat menguji model
memberikan akses informasi secara real-time yang bisnis baru sebelum mereka benar-benar
dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah, berkomitmen.
serta pengambilan tindakan untuk merespon masalah
yang terjadi secara lebih cepat dan tepat. 4. KESIMPULAN
c. Business Intelligence (BI) Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa
Bisnis intelijen (BI) terutama mengacu pada kesimpulan sebagai berikut:
komputer berbasis teknik yang digunakan dalam 1. Operasi internal dan juga kolaborasi antara
mengidentifikasi, penggalian, dan menganalisis data perusahaan dalam rantai pasokan akan berjalan
bisnis, seperti pendapatan penjualan produk dan / lebih baik apabila didukung oleh teknologi
atau dari departemen, atau biaya-biaya lain yang informasi. Penggunaan teknologi secara efektif
relevan. Teknologi BI memberikan sejarah, merupakan salah satu aspek yang mendukung
pandangan dan prediksi operasi bisnis. Fungsi umum kesuksesan reantai pasokan.
dari teknologi bisnis intelijen adalah pelaporan, 2. Peran strategis sistem informasi manufaktur
pengolahan analisis secara online, analisis, data antara lain meminimalkan potensi negatif
mining, eksplorasi proses, pengolahan persoalan perusahaan, menyeimbangkan dengan
yang kompleks, manajemen kinerja bisnis, kompetitor, mendukung strategi bisnis dan
pembandingan, eksplorasi teks dan analisis untuk mendukung nilai kompetitif berbasis
prediksi. manufaktur. Beberapa alasan penggunaan
Bisnis intelejen bertujuan untuk mendukung teknologi informasi dalam SCM adalah :
pengambilan keputusan dalam bisnis. Jadi sistem BI pemasaran, ekonomis, organisasional, teknologi
bisa disebut sebagai sistem pendukung keputusan 3. Perusahaan dalam mengimplementasikan
(DSS). Bisnis intelejen kadang-kadang disinonimkan teknologi informasi perlu mempertimbangkan
dengan intelijen kompetitif, karena keduanya perkembangan teknologi (kompatibilitas
mendukung pengambilan keputusan. BI teknologi) agar dapat ikut berpartisipasi dalam
menggunakan teknologi, proses, dan aplikasi untuk bisnis global. Teknologi yang dapat digunakan
menganalisis sebagian besar persoalan internal, data misalnya : Radio Frequency Identification
terstruktur serta proses bisnis. Intelijen kompetitif (RFID), Manajemen Proses Bisnis (BPM),
mengumpulkan, menganalisa dan menyebarkan Business Intelligence (BI), Model Simulasi.
informasi dengan fokus pada perusahaan pesaing.
d. Model Simulasi DAFTAR PUSTAKA
Perangkat lunak model simulasi termasuk 1] Andersen, T.J., 2001. Information technology,
kategori perangkat lunak yang berkembang dengan strategic decision making approaches
cepat. Karena perubahan yang cepat dalam bisnis, and organizational performance in
perusahaan diharapkan dapat membuat keputusan different industrial settings. Journal of
penting lebih sering dan keputusan tersebut memiliki Strategic Information Systems 10, 101–
konsekuensi terhadap keuntungan dan operasional 119.
perusahaan. Contoh keputusan seperti dimana harus
membangun pabrik baru atau pusat distribusi baru

89
2] Ang, C.-L., Davies, M., Finlay, P.N., 2000. manufacturing organizations.
Measures to assess the impact of International Journal of Operations &
information technology on quality Production Management 16 (7), 77–100.
management. International Journal of
14] Kardaras, D., Karakostas, B., 1999. The use of
Quality & Reliability Management 17
fuzzy cognitive maps to stimulate the
(1), 42–65.
information systems strategic planning
3] Armstrong, A., Hagel III, J., 1996. The real process. Information and Software
value of online communities. Harvard Technology 41, 197–210.
Business Review (May/June), 134–140.
15] Kotler P., 2010. Principles of Marketing. USA:
4] Brown, S.L., Eisenhardt, K.M., 1998. Prentice Hall. Inc.
Competing on the Edge: Strategy as
16] Krajeswki, L., Larry Ritzman, and Manoj
Structured Chaos. Harvard Business
Malhotra, 2007. Operation Mangement.
School Press, Boston, MA.
New Jersey : Person Education, Inc.
5] Chopra, S. & P. Meindl, 2001. Supply Chain
17] Payne, A. 2005 Handbook of CRM. Great
Management: Strategy, Planning, and
Britain
Operation, Prentice Hall
18] Motwani, J., Madan, M., Gunasekaran, A.,
6] Christiaanse, E., Kumar, K., 2000. ICT-enabled
2000. Information technology in
coordination of dynamic supply webs.
managing supply chains. Logistics
International Journal of Physical
Information Management 13 (5), 320–
Distribution & Logistics Management 30
327.
(3/4), 268–285.
19] Rogerson, S., Fidler, C., 1994. Strategic
7] Croxton et al. (2002), 'The demand
information systems planning: Its
management process', The international
adoption and use. Information
journal of logistics management, vol 13,
Management &Computer Security 2 (1),
no. 2, pp. 51- 66.
12–17.
8] Daniels, S., 1998. The strategic use of
20] Setijadi, 2005. Teknologi Informasi dalam
information systems. Work Study 47 (5),
Implementasi Proses Bisnis pada Supply
167–171.
Chain Management (SCM). Seminar
9] Fletcher, K., Wright, G., 1996. The strategic Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
context for information systems use: An (SNATI) 18 Juni 2005
empirical study of the financial services
21] Simchi-Levi, D., Kaminsky, P., Simchi-Levi,
industry. International Journal of
E., 2000. Designing and Managing the
Information Management 16 (2), 119–
Supply Chain: Concepts, Strategies and
131.
Case Studies. McGraw-Hill International
10] Graham, G., Hardaker, G., 2000. Supply-chain Edition, Singapore.
management across the Internet.
22] Srinivasan, K., Kekre, S., Mukhopadhyay, T.,
International Journal of Physical
1994. Impact of electronic data
Distribution & Logistics Management 30
interchange technology on JIT
(3/4), 286–295.
shipments. Management Science 40,
11] Gunasekarn, A. and EWT Ngai, 2004. 1291–1304.
Information System in Supply Chain
23] Talluri, S., 2000. An IT/IS acquisition and
Integration and Management. European
justification model for supply-chain
Journal of Operational Research 159
management. International Journal of
:269-295
Physical Distribution and Logistics
12] Henderson, J.C., Venkataraman, N., 1993. Management 30 (3/4), 221–237
Strategic alignment: Leveraging
24] van Hooft, F.P.C., Stegwee, R.A., 2001. E-
information technology for transforming
business strategy: How to benefit from a
organizations. IBM Systems Journal 32
hype. Logistics Information Management
(1), 4–16.
14 (1/2), 44–53.
13] Ho, C.F., 1996. Information technology
implementation strategies for

90
25] Walton, S., Gupta, N.D., 1999. Electronic data
interchange for process change in an
integrated supply chain. International
Journal of Operations & Production
Management 19 (4), 372–388.
26] Webster, J., 1995. Networks of collaboration or
conflict. Electronic data interchange and
power in the supply chain. The Journal
of Strategic Information Systems 4 (1),
31–45.
1] Williams, L.T., 1997. Planning and managing
the information system––a manager's
guide. Industrial Management & Data
Systems 97 (5), 187–191.

91

Anda mungkin juga menyukai