Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis

Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 1-8


EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822

PENGARUH PENERAPAN E-SPT, PEMAHAMAN PERATURAN


PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS
PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Rizky Pebrina1; Amir Hidayatulloh2


1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan1,2
Jalan Kapas No 9, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Emai: amir.hidayatulloh@act.uad.ac.id
diterima: 5/5/2019; direvisi: 10/5/2019; diterbitkan: 26/3/2020

Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of the application of e-SPT,
understanding tax regulation, taxation sanctions, and service quality on tax compliance. The
population in this study are taxpayers registered with pratama tax office throughout Indonesia.
The sampling technique in this study uses multiple linear regression. Respondents in the study
amounted to 64 respondents, consisting of 37 respondent male sex, and 27 respondent female
sex. The result obtained by this study are that tax compliance is influenced by tax sanction
and service quality. However, the application of e-SPT and understanding of taxpayer
regulation does not affect taxpayer compliance.

Keywords: Application of e-SPT, Understanding of Tax Regulations, Tax Sanction, Service


Quality,Taxpayer Compliance

PENDAHULUAN pajak, salah satunya yaitu dengan


Pajak merupakan suatu kontribusi mengembangkan SPT dalam bentuk
wajib kepada Negara yang aplikasi, atau yang dikenal dengan e-SPT.
pemungutannya dapat dipaksakan. Hal Sesuai dengan (Peraturan Direktur
ini karena pajak dipungut berdasarkan Jenderal Pajak Nomor PER-01, 2016),
undang-undang. Dengan membayar e-SPT tahunan merupakan SPT tahunan
pajak, wajib pajak tidak mendapatkan yang berupa dokumen elektronik beserta
jasa timbal balik secara langsung. Hal lampiran-lampirannya yang dilaporkan
ini karena hasil dari pemungutan pajak menggunakan media penyimpanan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan elektronik. Penerapan e-SPT ini termasuk
Negara dan kemakmuran rakyat sebesar- kedalam sistem pemungutan pajak yang
besarnya (Undang-undang Nomor 28, bersifat self assessment system, dimana
2007). wajib pajak menghitung dan melaporkan
Pajak bertujuan untuk sendiri pajak terutangnya kepada kantor
menyetarakan perekonomian dan pelayanan pajak.
pembangunan dari suatu Negara. Pada tahun 2018, minat
Penerimaan Negara sampai dengan saat masyarakat untuk menggunakan e-SPT
ini masih didominasi dari sektor pajak. mengalami peningkatan. Hal ini
Hal ini dapat dilihat dari penerimaan ditunjukan dengan pelaporan pajak yang
Negara pada tahun 2017 sebesar 85,6% menggunakan e-SPT mengalami
berasal dari sektor pajak (Kemenkeu, peningkatan 21,6 persen. Pelaporan
2017). menggunakan e-SPT mencapai 8,94 juta
Pemerintah telah melakukan atau sebesar 80,12 persen. Sedangkan,
beberapa cara untuk meningkatkan pelaporan pajak menggunakan SPT
kepatuhan pajak. salah satu cara tersebut manual mengalami penurunan sebesar 12
yaitu dengan mempermudah wajib pajak persen (Saksama, 2018). Hal ini didukung
saat melakukan pengisian atau pelaporan oleh hasil penelitian (Handayani &

1
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 1-8
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
Supadmi, 2013) yang menyatakan bahwa dibandingkan dengan realisasi kepatuhan
efektivitas penerapan e-SPT masa PPn wajib pajak orang pribadi pada tahun
berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak 2017 persen. Salah satu yang
badan di KPP Denpasar Barat. Lebih memengaruhi peningkatan realisasi
lanjut (Handayani & Supadmi, 2013) kepatuhan wajib pajak orang pribadi
menjelaskan bahwa penerapan e-SPT adalah tingginya jumlah pelaporan yang
efektif untuk meningkat kepatuhan menggunakan elektronik (Putra, 2018).
pajak.
Wajib pajak dikatakan wajib TINJAUAN PUSTAKA
pajak patuh ketika wajib pajak tersebut Menurut (Undang-undang Nomor
memenuhi semua kewajiban 28, 2007), pajak merupakan kontribusi
perpajakannya. Menurut (Zuhdi, wajib pajak kepada Negara yang terutang
Topowijoyo, & Azizah, 2015), oleh orang pribadi maupun badan yang
kepatuhan perpajakan merupakan pemungutannya dapat dipaksakan
tindakan wajib pajak guna memenuhi berdasarkan undang-undang dengan tidak
kewajiban perpajakannya yang sesuai mendapatkan jasa timbal balik secara
dengan ketentuan peraturan peundang- langsung. Hasil pemungutan pajak
undangan dan peraturan pelaksanaan digunakan untuk memenuhi keperluan
perpajakannya yang berlaku dalam suatu Negara dan kemakmuran rakyat sebesar-
Negara. Kepatuhan wajib pajak meliputi besarnya. Lebih lanjut, (Undang-undang
kepatuhan wajib pajak dalam Nomor 28, 2007), wajib pajak adalah
mendaftarkan diri, kepatuhan orang pribadi atau badan usaha yang
menyetorkan kembali SPT, kepatuhan meliputi pembayar pajak, pemotong
dalam menghitung, melaporkan, dan pajak, dan pemungut pajak, serta pihak
membayar pajak terutang, serta yang memiliki hak dan kewajiban
kepatuhan dalam pelaporan dan perpajakan yang sesuai dengan ketentuan
pembayaran tunggakan pajak. peraturan perundang-undangan.
Selain penerapan e-SPT, faktor Menurut (Mardiasmo, 2009), surat
lain yang dapat memengaruhi kepatuhan pemberitahuan merupakan surat yang
wajib pajak adalah pemahaman digunakan wajib pajak untuk melaporkan
peraturan perpajakan (Siahaan, Basri, & perhitungan dan/atau pembayaran pajak,
Paulus, 2015), kualitas pelayanan yang objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
diberikan oleh petugas kantor pelayanan dan/atau harta dan kewajiban sesuai
pajak (Lubis, 2017), dan sanksi dengan ketentuan peraturan perundang-
perpajakan (Lubis, 2017). undangan. Sedangkan, e-SPT adalah SPT
Penelitian ini terinspirasi dari tahunan dalam bentuk dokumen
penelitian (Zuhdi et al., 2015). elektronik berserta lampiran-lampirannya
Perbedaan penelitian ini dengan yang dilaporkan menggunakan media
penelitian sebelumnya adalah dengan penyimpanan elektronik (Peraturan
menambah variabel yaitu kualitas Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01,
pelayanan dan sanksi perpajakan. Selain 2016).
menambah variabel, penelitian Pemahaman peraturan perpajakan
mengganti objek penelitian, yaitu wajib adalah suatu proses yang dilakukan oleh
pajak orang pribadi. wajib pajak untuk memahami dan
Hal ini didasarkan pada data mengetahui tentang peraturan, undang-
penerimaan pajak hingga maret 2018 undang serta tata cara perpajakan, serta
yaitu realisasi kepatuhan wajib pajak mengimplementasikan pada kegiatan
orang pribadi sebesar 63,9 persen. perpajakan. Kegiatan perpajakan meliputi
Angka ini mengalami kenaikan pembayaran pajak, pelaporan SPT, dan

2
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 1-8
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
lain sebagainya. Jika individu telah Sehingga, adanya pengenaan sanksi
memahami dan mengerti mengenai diharapkan wajib pajak tidak melakukan
perpajakan maka tingkat kepatuhan kesalahan yang berulang. Sedangkan,
wajib pajak pun meningkat (Adiasa, menghukum dimaksudkan untuk
2013). menghukum. Oleh karena itu, diharapkan
Menurut (Boediono, 2013), wajib pajak yang terhukum mengetahui
pelayanan pajak merupakan proses akibat dari kesalahan yang dilakukan dan
bantuan kepada wajib pajak dengan tidak lagi mengulangi kesalahannya
cara-cara teretntu yang membutuhkan (Resmi, 2014).
kepekaan dan hubungan interpersonal. Sanksi perpajakan terdiri dari dua,
Hal ini dilakukan guna mencapai suatu yaitu sanksi administrasi dan sanksi
kepuasaan dan keberhasilan. Menurut pidana. Sanksi administrasi dikenakan
(Kusuma, 2016), pelayanan pajak pada wajib pajak yang tidak memenuhi
bertujuan untuk memberikan peraturan perpajakan atau melakukan
kenyamanan, keamanan, dan kepastian pelanggaran terhadap aturan perpajakan
bagi wajib pajak saat memenuhi yang berlaku. Sanksi administrasi berupa
kewajiban dan haknya pada bidang pembayaran kerugian kepada Negara yang
perpajakan. berupa bunga, denda, atau kenaikan.
Kualitas pelayanan pajak Sanksi pidana berupa denda pidana,
merupakan salah satu cara yang kurungan, dan penjara (Mardiasmo,
dilakukan pemerintah untuk 2009); (Kusuma, 2016).
meningkatkan kepatuhan wajib pajak Kepatuhan wajib pajak merupakan
dalam memenuhi kewajibannya. kesadaran diri wajib pajak untuk
Sehingga, petugas pajak diharapkan melaporkan dan menyetorkan pajak
memiliki kompetensi yang baik terkait terutangnya sesuai dengan peraturan yang
dengan segala hal yang berhubungan berlaku. Lebih lanjut, (Peraturan Menteri
dengan perpajakan di Indonesia Keuangan Nomor 192/PMK.03, 2007)
(Kusuma, 2016). pasal 1 menyatakan bahwa wajib pajak
Sanksi perpajakan merupakan dikatakan patuh ketika memiliki kriteria
jaminan bahwa ketentuan peraturan sebagai berikut (1) wajib pajak tepat
perundang-undangan perpajakan (norma waktu dalam menyampaikan surat
perpajakan) akan pemberitahuan, (2) wajib pajak tidak
dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain memiliki tunggakan pajak untuk semua
sanksi perpajakan merupakan alat jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang
pencegah agar wajib pajak tidak telah memeroleh izin mengangsur atau
melanggar norma perpajakan menunda pembayaran pajak, (3) laporan
(Mardiasmo, 2009). Sanksi perpajakan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau
terjadi karena adanya pelanggaran pada lembaga pengawasan keuangan
peraturan perundang-undangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa
perpajakan. Sehingga, apabila wajib pengecualian selama 3 (tiga) tahun
melakukan pelanggaran maka wajib berturut-turut, (4) tidak pernah dipidana
pajak dapat dikenai hukuman (Resmi, karena melakukan tindak pidana di bidang
2014). perpajakan berdasarkan putusan
Kebijakan berupa pengenaan pengadilan yang telah mempunyai
sanksi bertujuan untuk mendidik dan kekuatan hukum tetap dalam jangka
menghukum. Tujuan mendidik agar waktu 5 (lima) tahun terakhir.
wajib pajak yang dikenakan sanksi Berdasarkan uraian latar belakang,
berubah menjadi lebih baik dan lebih tinjauan pustaka, maka rerangka
mengetahui hak dan kewajibannya. penelitian ini disajikan sebagai berikut:

3
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 1-8
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
pajak memahami dan mengetahui tentang
peraturan, undang-undang serta tata cara
Penerapan E- perpajakan, serta menerapkannya pada
SPT kegiatan perpajakan (Adiasa, 2013).
Lebih lanjut (Adiasa, 2013) menyatakan
bahwa adanya pemahaman mengenai tata
Pemahaman cara pemungutan pajak dan sistem yang
Peraturan digunakan pemerintah dalam pemungutan
Perpajakan Kepatuhan pajak memberikan gambaran yang jelas
Wajib kepada wajib pajak dalam pelaporan
Pajak
pajaknya. Oleh karena itu, pemahaman
Sanksi pajak dapat dikatakan sebagai salah satu
Perpajakan faktor penentu dalam keberhasilan
program-program pajak yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
Pernyataan ini didukung oleh hasil
Kualitas
Pelayanan penelitian (Siahaan et al., 2015),
pengetahuan peraturan perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
Gambar 1. Rerangka Penelitian pajak. Dari uraian sebelumnya, maka
hipotesis kedua penelitian ini adalah
Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap sebagai berikut.
Kepatuhan Wajib Pajak. H2 : Pemahaman perpajakan berpengaruh
Berdasarkan (Peraturan Direktur terhadap kepatuhan wajib pajak
Jenderal Pajak Nomor PER-01, 2016),
tujuan pemerintah mengembangkan e- Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap
SPT adalah untuk mempermudah wajib Kepatuhan Wajib Pajak
pajak dalam melaporkan pajaknya. Menurut (Resmi, 2014), tujuan
Sehingga, dengan adanya kemudahaan kebijakan berupa pemberian sanksi adalah
yang diberikan wajib pajak lebih mendidik dan menghukum. Mendidik
semakin termotivasi untuk membayar berarti bahwa pengenaan sanksi
pajak. diharapkan menjadikan wajib lebih baik
Penelitian (Zuhdi et al., 2015), dan lebih mengetahui hak dan
menyatakan bahwa salah satu faktor kewajibannya. Sedangkan, menghukum
yang dapat memengaruhi kepatuhan berarti pemberian sanksi bertujuan untuk
wajib adalah penerapan e-SPT. Hal ini menghukum. Hal ini dilakukan dengan
didukung oleh (Lingga, 2013), yang tujuan agar wajib pajak yang pernah
memperoleh hasil bahwa penerapan e- dihukum dapat mengetahui akibat dari
SPT berpengaruh terhadap kepatuhan kesalahnya. Sehingga, mendidik dan
wajib pajak. Dari uraian sebelumnya, menghukum memiliki tujuan untuk
maka hipotesis pertama penelitian ini membuat wajib pajak tidak mengulangi
adalah sebagai berikut. kesalahan yang sama.
H1 : Penerapan E-SPT berpengaruh Menurut (Lubis, 2017), pemerintah
terhadap kepatuhan wajib pajak menerapkan sanksi sebagai alat untuk
mengendalikan wajib pajak agar patuh
Pengaruh Pemahaman Perpajakan terhadap peraturan dan memiliki
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak keinginan untuk membayar pajak secara
Pemahaman peraturan perpajakan sukarela. Dari uraian sebelumnya, maka
merupakan suatu proses dimana wajib

4
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 1-8
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
hipotesis ketiga penelitian ini adalah Data penelitian ini diperoleh
sebagai berikut: dengan menyebarkan kuesioner secara
H3 : Sanksi perpajakan berpengaruh langsung kepada responden. Variabel
terhadap kepatuhan wajib pajak kepatuhan pajak diukur menggunakan
empat pernyataan, variabel pemahaman
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap peraturan perpajakan diukur
Kepatuhan Wajib Pajak menggunakan tujuh item pernyataan,
Menurut (Kusuma, 2016) tujuan variabel sanksi pajak diukur dengan
pelayanan pajak adalah memberikan menggunakan enam item pernyataan,
kenyaman, keamanan, dan kepastian serta kualitas pelayanan diukur
bagi wajib pajak dalam pemenuhan menggunakan sebelas item pernyataan.
kewajiban dan haknya di bidang Pernyataan untuk variabel
perpajakan. Kualitas pelayanan pajak kepatuhan wajib pajak, pemahaman
merupakan salah satu faktor yang dapat peraturan perpajakan, sanksi perpajakan,
meningkatkan minat wajib pajak untuk dan kualitas pelayanan diadopsi dari
memenuhi kewajiban perpajakannya (Alfiah, 2014). Sedangkan, penerapan e-
(Kusuma, 2016). SPT diukur dengan menggunakan
Adanya pelayanan pajak yang sembilan item pernyataan yang diadopsi
berkualitas, maka wajib pajak akan dari (Abduh, 2015). Masing-masing
terdorong dengan sendirinya untuk variabel menggunakan skala likert lima
melaporkan pajaknya. Pelayanan yang point, 1 (sangat tidak setuju), 2 (sangat
berkualitas meliputi pemberian fasilitas setuju), 3 (ragu-ragu), 4 (setuju), dan 5
yang menunjang, mempermudah wajib (sangat setuju).
pajak, serta pelayanan dari pegawai. Peneliti menyebar kuesioner
Sehingga, dengan adanya pelayanan kepada responden secara langsung.
yang baik maka akan meningkatkan Kuesioner yang terkumpul berjumlah 70
kepatuhan wajib pajak (Lubis, 2017). kuesioner, akan tetapi hanya 64 kuesioner
Dari uraian sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diolah lebih lanjut. Hal ini
keempat penelitian ini adalah sebagai karena enam kuesioner tidak diisi secara
berikut. lengkap oleh responden. Teknik analisis
H4 : Kualitas pelayanan berpengaruh data yang digunakan dalam penelitian ini
terhadap kepatuhan wajib pajak adalah analisis regresi berganda.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Jenis penelitian ini adalah Responden dalam penelitian ini
penelitian kuantitatif. Variabel dependen berjumlah 64 responden. Responden
dalam penelitian ini adalah kepatuhan dalam penelitian ini didominasi oleh
wajib pajak. Sedangkan, variabel responden berjenis kelamin laki-laki
independen dalam penelitian adalah sebanyak 37 responden (57,8%),
penerapan E-SPT, pemahaman peraturan sedangkan 27 responden berjenis kelamin
perpajakan, sanksi perpajak, dan kualitas perempuan.
pelayanan. Usia responden dalam penelitian
Populasi penelitian ini adalah ini didominasi oleh usia 18-25 tahun (30
wajib pajak orang pribadi yang terdaftar responden). Sedangkan, responden yang
di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) berusia 26-30 tahun sejumlah 16
diseluruh Indonesia. Teknik responden, usia 31-40 tahun berjumlah 8
pengambilan sampel dalam penelitian ini responden, sedangkan responden yang
menggunakan convience sampling. berusia diatas 40 tahun sejumlah 10
responden.

5
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 1-8
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
Tingkat pendidikan responden karena wajib pajak sulit memahami
dalam penelitian ini didominasi oleh penggunaan aplikasi e-spt. Selain itu,
tingkat pendidikan SMA (23 orang). masih terbatasnya akses internat di
Sedangkan 29 responden memiliki beberapa wilayah Indonesia. Pernyataan
tingkat pendidikan strata 1 (S1), strata ini didukung oleh hasil penelitian
dua atau strata 3 (S2/S3) berjumlah 4 (Azyarah, 2017), yang menyatakan bahwa
responden, sedangkan 8 responden sistem e-spt tidak berpengaruh terhadap
memiliki tingkat pendidikan diploma. kepatuhan wajib pajak.
Hasil pengujian hipotesis Pemahaman peraturan perpajakan
disajikan pada tabel 1. Tabel 1 tidak berpengaruh terhadap kepatuhan
menunjukan bahwa nilai adjusted R- wajib pajak. Atau dengan kata lain,
Square sebesar 0,22. Hal ini berarti hipotesis kedua (H2) penelitian ini tidak
bahwa variabilitas kepatuhan wajib terdukung. Hal ini dapat dilihat dari nilai
pajak sebesar 22% dapat dijelaskan oleh signifikasi 0,895 yang lebih besar
variabel penerapan e-spt, pemahaman dibandingkan dengan 0,05. Oleh karena
peraturan perpajakan, sanksi perpajakan, itu, hasil penelitian ini menunjukan bahwa
dan kualitas pelayanan. semakin tinggi atau rendahnya
Tabel 1. Hasil Pengujian Hipotesis pemahaman wajib pajak tidak akan
Variabel Koefisien Signifikasi Kesimpulan memengaruhi kepatuhan wajib pajak.
Independen Regresi
Penerapan 0,013 0,872 Tidak
Pernyataan ini didukung oleh hasil
E-SPT terdukung penelitian (Arisandy, 2017), menyatakan
Pemahanam 0,012 0,895 Tidak bahwa pemahaman perpajakan tidak
peraturan Terdukung
Perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
Sanski Pajak 0,191 0,008 Terdukung pajak.
Kualitas 0,137 0,028 Terdukung
Kepatuhan wajib pajak
Pelayanan dipengaruhi oleh sanksi perpajakan. Hal
Konstanta: 12,788 ini dapat dilihat dari nilai signifikasi
Variabel dependen: Kepatuhan Wajib pajak 0,008 yang lebih kecil dibandingkan
Adjusted R-Square: 0,220 dengan 0,05. Atau dengan kata lain,
F Statistik: 5,431
hipotesis ketiga (H3) penelitian ini
terdukung. Dengan keterdukungan
Signifikasi: 0,001
hipotesis ini menunjukan bahwa wajib
Sumber: data primer diolah (2018) pajak telah sadar dengan kewajibannya
Tabel 1 menunjukan hasil uji F untuk membayar pajak. Selain itu, dengan
diperoleh tingkat signifikasi 0,001 yang adanya sanksi yang dianggap merugikan
lebih kecil dibandingkan nilai alpha bagi wajib pajak apabila tidak membayar
0,05. Hal ini berarti bahwa minimal pajak atau membayar pajak namun tidak
terdapat satu variabel independen sesuai dengan seharusnya, maka wajib
(penerapan e-spt, pemahaman peraturan pajak dapat dikenakan sanksi baik sanksi
perpajakan, sanksi perpajakan, serta berupa denda maupun sanksi yang berupa
kualitas pelayanan) yang berpengaruh kurungan penjara. Hal ini didukung oleh
terhadap kepatuhan wajib pajak. hasil penelitian (Lubis, 2017); (Irmawati
Tabel 1 juga menunjukan bahwa & Hidayatulloh, 2019) yang menyatakan
penerapan e-SPT tidak berpengaruh bahwa sanksi perpajakan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini terhadap kepatuhan wajib pajak.
dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,872 Selain sanksi perpajakan,
yang lebih besar dari 0,05. Atau dengan kepatuhan wajib pajak juga dipengaruhi
kata lain, hipotesis pertama (H1 ) oleh kualitas pelayanan. Hal ini dapat
penelitian ini tidak terdukung. Hal ini dilihat dari nilai signifikasi 0,028 yang

6
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 1-8
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
lebih kecil dibandingkan dengan 0,05. penelitian selanjutnya dapat memiliki
Atau dengan kata lain, hipotesis keempat validitas yang tinggi.
(H4) penelitian ini terdukung. Dengan
keterdukungan hipotesis ini menunjukan DAFTAR PUSTAKA
bahwa ketika masyarakat merasa
nyaman dengan pelayanan yang Abduh, A. M. (2015). Kuesioner pengaruh
diberikan pemerintah, maka minat penerapan e-SPT terhadap
masyarakat untuk membayar pun akan efisiensi pengisian SPT.
meningkat. Pernyataan ini didukung oleh Universitas Hasannudin.
hasil penelitian (Lubis, 2017), yang
menyatakan bahwa kualitas pelayanan Adiasa, N. (2013). Pengaruh Pemahaman
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib Peraturan Pajak Terhadap
pajak. Kepatuhan Wajib Pajak Dengan
Preferensi Risiko Sebagai Variabel
KESIMPULAN DAN SARAN Moderating. Universitas Negeri
Faktor yang dapat memengaruhi Semarang.
kepatuhan wajib pajak antara lain sanksi Alfiah, I. (2014). Kesadaran Perpajakan,
perpajakan dan kualitas pelayanan. Sanksi Perpajakan, Sikap
Sehingga, dengan adanya sanksi yang Fiskus,Lingkunga Pajak,
dapat menimbulkan kerugian bagi wajib Pengetahuan Perpajakan
pajak yang tidak melaporkan atau Pajak,Persepsi Efektifitas Sistem
melaporkan pajak namun tidak sesuai Perpajakan, Kemauan Membayar
dengan seharusnya, maka wajib pajak Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
akan terdorong untuk membayar pajak. pajak Orang Pribadi di DPPKAD
Selain itu, ketika pihak pemerintah atau Grobogan-Purwodadi. Universitas
fiskus menyediakan pelayanan yang baik, Muria Kudus.
maka wajib pajak juga akan terdorong
untuk membayar pajak. Namun, Arisandy, N. (2017). Pengaruh Pemahaman
penerapan e-spt dan pemahaman peraturan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib
perpajakan tidak berpengaruh terhadap Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap
kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Penelitian ini tidak terlepas dari Pribadi Yang Melakukan Kegiatan
suatu keterbatasan. Keterbatasan yang Bisnis Online Di Pekanbaru.
melekat pada penelitian ini adalah (1) Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan
penelitian ini belum membedakan wajib Bisnis, 14(1).
pajak orang pribadi yang melakukan Azyarah, F. B. (2017). Pengaruh
pekerjaan bebas dengan pegawai negeri Penerapan Sistem e-Registration,
sipil maupun karyawan, dan (2) penelitian E-SPT, dan e-Filling Terhadap
ini menggunakan metode survei. Sehingga Kepatuhan Wajib Pajak Orang
penelitian ini memiliki validitas internal Pribadi. Universitas Dian
yang rendah. Nuswantoro.
Dari keterbatasan yang dimiliki
penelitian ini, maka penelitian selanjutnya Boediono, B. (2013). Pelayanan Prima
disarankan membedakan antara wajib Perpajakan. Jakarta: Rineka Cipta.
pajak yang menjalankan pekerjaan bebas, Handayani, K. P., & Supadmi, N. L. (2013).
pegawai negeri sipil, dan karyawan. Pengaruh Efektivitas E -Spt Masa
Penelitian selanjutnya juga dapat Ppn Pada Kepatuhan Wajib Pajak
menggunakan metode kualitatif atau Badan. 1, 19–38.
ekperimen. Hal ini dilakukan agar

7
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 1-8
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
Irmawati, J., & Hidayatulloh, A. (2019). Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Determinan Kepatuhan Wajib 192/PMK.03 Tahun 2007 Tentang
Pajak UMKM dI Kota Tata Cara Penetapan Wajib Pajak
Yogyakarta. Jurnal Sistem Dengan Kriteria Tertentu Dalam
Informasi, Keuangan, Auditing Rangka Pengembalian
dan Perpajakan, 3(2), 112–121. Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran Pajak
Kemenkeu. (2017). Retrieved from
http://www.kemenkeu.go.id/apbn Putra, A. D. (2018). Rasio Kepatuhan
2017 Pelaporan SPT Wajib Pajak
Orang Pribadi Meningkat.
Kusuma, K. C. (2016). Pengaruh Kualitas
Retrieved from
Pelayanan Pajak, Pemahaman
https://ekonomi.kompas.com/read/
Peraturan Perpajakan Serta
2018/04/02/180752626/rasio-
Sanksi Perpajakan Terhadap
kepatuhan-pelaporan-spt-wajib-
Kepatuhan Wajib Pajak Orang
pajak-orang-pribadi-meningkat
Pribadi Dalam Membayar Pajak
Tahun 2014 (Studi Kasus pada Resmi, S. (2014). Perpajakan: Teori dan
Wajib Pajak yang Terdaftar di kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Kantor Pelayanan Penyuluhan Saksama. (2018). Retrieved from
danKonsultas. Universitas Negeri www.pajak.go.id
Yogyakarta.
Siahaan, M. E. U., Basri, Y. M., & Paulus,
Lingga, I. S. (2013). Pengaruh Penerapan S. (2015). Pengaruh Persepsi
e-SPT Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Sensus Pajak
Pajak : Studi Empiris Terhadap Nasional, Pengetahuan Dan
Pengusaha Kena Pajak di Pemahaman Peraturan Perpajakan,
Wilayah KPP Pratama “ X ” dan Kesadaran Perpajakan
Jawa Barat I Ita Salsalina Lingga Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pendahuluan. Jurnal AKuntansi, Orang Pribadi (WPOP) Pada KPP
5(1), 50–60. Pratama Pekanbaru Senapelan.
Lubis, R. H. (2017). Pengaruh Kualitas Jom Fekon, 2(2), 1–15.
Pelayanan Perpajakan, dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
Sanksi Perpajakan Terhadap Tentang Ketentuan Umum dan
Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Tata Cara Perpajakan
Pratama Medan Belawan. Jurnal
Konsep Bisnis Dan Manajemen, Zuhdi, F. A., Topowijoyo, & Azizah, D. F.
4(1), 50–60. (2015). Pengaruh Penerapan E-
https://doi.org/10.1037/a0015270 SPT dan Pengetahuan Perpajakan
.Timeline Terhadap Kepatuhan Wajib pajak
(Studi Kasus Pengusaha Kena
Mardiasmo. (2009). Perpajakan, Edisi Pajak Yang Terdaftar di KPP
Revisi 2009. Yogyakarta: Andi Pratama Singosari). Jurnal
Offset. Perpajakan (JEJAK), 7(1), 193–
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 206. https://doi.org/10.1007/978-3-
PER-01 Tahun 2016 Tentang 531-92674-2_11
Tata Cara Penerimaan dan
Pengelolaan Surat Pemberitahuan
Tahunan

Anda mungkin juga menyukai