Di antara berbagai permasalahan pembelajaran bahasa Arab pada satuan pendidikan menengah, baik MTs/SMP maupun MA/SMA adalah masih diterapkannya “model” pembelajaran yang monoton atau kurang bervariasi. Kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada guru (مر ّكز على )المدرسdan berorientasi pada buku teks ()مر ّكزعلى الكتاب المقرر, di samping tidak dikaitkan dengan dunia nyata siswa. Metode yang digunakan umumnya metode ceramah dengan pemberian soal-soal latihan atau tugas rumah. Akibat dari itu semua adalah timbulnya kebosanan pada siswa dan semangat belajar mereka menjadi rendah. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah memberikan penyegaran kepada para guru mengenai berbagai teknik dan model pembelajaran mutakhir. Penyegaran itu lebih diorientasikan pada kegiatan praktek atau penerapan teknik dan model, yang dapat menumbuhkan kreatifitas guru dalam mengembangkan pembelajaran yang bermakna, menarik, dan menyenangkan. Makalah sederhana ini berupaya menyajikan beberapa model pembelajaran bahasa Arab yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan MTs/SMP dan MA/SMA. Sajian ini juga mengajak para guru untuk menelaah dan mendiskusikan kelebihan dan kelemahan model tersebut. Dengan demikian, diharapakan para guru dapat mengembangkan model- model dan menerapkan teknik-teknik pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran bahasa Arab. Model pembelajaran yang tersaji dalam makalah ini terbatas pada model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Langsung, dan Pembelajaran Berbasis Masalah. Karena terbatasnya waktu dan halaman makalah, BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis Model Pembelajaran Bahasa Arab
1. CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan isi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (Nur, 2001). Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan pengatahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan atau ditransfer dari satu permasalahan ke permasalahan yang lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya (Depdiknas, 2002:4). Dalam penerapannya di kelas, CTL didasarkan pada 7 (tujuh) komponen utama yaitu (1) konstruktivisme ()بنائي, (2) bertanya (تقديم ؤالXX)س, (3) inquiry ()تحقيق, (4) komunitas belajar (ة متعلمةXX)جماع, (5) pemodelan ()نماذج, (6) refleksi ()انعكاس, dan (7) penilaian sebenarnya ( ييم حقيقيXX)تق. Kegiatan yang tampak dalam pembelajaran dari setiap komponen tersebut dikemukakan berikut ini. a. Konstruktivisme ()بنائي 1) Siswa membangun pemahaman sendiri dari pengalaman- pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal yang telah dimiliki. 2) Pemahaman siswa yang mendalam dikembangkan melalui penglaman-pengalaman belajar yang bermakna. 3) Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru yang bisa berubah. b. Bertanya 1) Dengan pertanyaan, guru mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu. 2) Guru menggunakan pertanyaan untuk mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperoleh informasi. 3) Guru memanfaatkan pertanyaan untuk menilai kemampuan berfikir kritis siswa. 4) Pertanyaan digunakan oleh guru sebagai strategi agar siswa berani mengungkap-kan kemampuan memberi jawaban atau informasi. c. Inquiry 1) Pembelajaran diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka memahami suatu konsep atau fenomena 2) Siswa melakukan langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menganalisis dan merumuskan teori, baik secara individu maupan bersama-sama dengan teman. 3) Siswa didorong untuk mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berfikir kritis. d. Komunitas Belajar 1) Siswa berbicara dan berbagi pengalaman dengan siswa/orang lain. 2) Siswa bekerjasama dengan temannya untuk rnenciptakan pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan apabila dia belajar sendiri. 3) Para siswa berdiskusi dan menggali informasi bersama tentang suatu objek. e. Pemodelan 1) Guru berfikir dan mengungkapkan gagasannya. 2) Guru mendemonstrasikan bagaimana dia menginginkan para siswa untuk belajar. 3) Guru melakukan apa yang dia inginkan agar siswa melakukan. f. Refleksi 1) Siswa berfikir tentang apa yang telah dipelajari. 2) Siswa mengkaji dan merespon kejadian, kegiatan, dan pengalaman yang telah dialami. 3) Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan bagaimana dia merasakan ide-ide baru yang diperoleh 4) Siswa dapat mengimplementasikan refleksi dalam bentuk: jurnal, diskusi, maupan hasil karya. g. Penilaian Otentik 1) Guru menilai pengetahuan dan keterampilan siswa dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber. 2) Penilaian guru mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau pengalaman oleh siswa. 3) Penilaian guru dapat dilakukan terhadap produk, kinerja, dan tugas-tugas siswa yang kontekstual dan relevan. 4) Penilaian dilakukan tidak terbatas pada hasil/produk, tetapi juga pada proses. 2. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang saling membelajarkan antara berbagai sumber belajar. Dalam pengertian ini, sumber belajar bagi siswa tidak terbatas pada guru dan buku ajar, tetapi juga teman sesama siswa (Nurhadi, 2004). Pembelajaran Kooperatif memiliki berbagai elemen yang saling terkait, yaitu adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) tanggungjawab individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Abdurrahman & Bintoro, dalam Nurhadi, 2004). Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif dapat dilihat pada tabel berikut (Ibrahaim & Nur, 2000). Tabel 1: Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Langkah-langkah Peran Guru 1. Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan memotivasi siswa semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar 2. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan 3. Mengorganisasikan siswa Guru menjelaskan kepada kedalam kelompok- siswa cara membentuk kelompok belajar kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien 4. Membimbing kelompok Guru membimbing bekerja dan belajar kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas 5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya 6. Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Dalam implemantasinya, model pembelajaran kooperatif memiliki
berbagai variasi, meskipun prinsip-prinsip dasarnya tetap atau tidak mengalami perubahan. Variasi tersebut tercermin dalam pendekatan pembelajaran. Berikut dikemukakan beberapa pendekatan tersebut. a. Expert Group ()فرقة خبراء Prosedur yang bisa ditempuh dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut. 1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya terdiri atas 5—6 siswa yang hiterogin. Setiap anggota diberi nomor. 2) Semua anggota bernomor sama membentuk suatu grup ahli ( )فرقة خبراء. 3) Bahan diskusi diberikan oleh guru. Siswa mendiskusikan bahan yang telah dibagi. Setiap bagian bahan didiskusikan oleh group ahli ()فرقة خبراء. 4) Setelah diskusi selesai, setiap anggota grup ahli kembali ke induknya ()فرقة أصلية. 5) Setiap anggota di فرقة أصليةmenginformasikan hasil diskusi di فرقة خبراء. 6) Semua anggota فرقة أصليةmelengkapi atau menyelesaikan tugas menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari فرقة خبراء. 7) Kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan guru melakukan evaluasi. 8) Guru bersama siswa melakukan refleksi b. Think-Pair-Share ()تفكيروتزويج وتوزيع Prosedur yang dapat ditempuh dalam penerapan prosedur تفكيروتزويج وتوزيعini adalah sebagai berikut. 1) Langkah pertama: Berfikir (يرXXXX)تفك. Guru mengajukan pertanyaan atau isu mengenai suatu topik atau masalah dan siswa diberi waktu satu atau dua menit untuk berfikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut. 2) Langkah kedua: Berpasangan (زويجXX)ت. Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman di sebelahnya dan mendiskusikan dengan pasangannya itu apa yang dipikirkannya tadi. Interaksi antara dua siswa ini diharapkan menghasilkan jawaban atau ide bersama. Waktu untuk pasangan ini biasanya 4—5 menit. 3) Langkah ketiga: Berbagi ()توزيع. Guru meminta semua pasangan untuk saling berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. 4) Catatan: Sebagai variasi, setelah langkah kedua dilakukan, guru dapat meminta pasangan tersebut untuk bergabung dengan pasangan lain untuk menyelesaikan tugas. Karena kerja sama antar 4 (empat) siswa dengan membentuk 4 (empat) sudut tersebut, pendekatan ini disebut Think-Pair-Square (تفكير وتزويج )ومربع. c. Numbered Heads Together ()رؤوس مرقمة. Prosedur yang dapat ditempuh dalam penerapan prosedur رؤوس مرقمةini adalah sebagai berikut. 1) Langkah pertama: Penomoran (رقيمXX)ت. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3—5 orang dan memberi mereka nomor. 2) Langkah kedua: Pengajuan pertanyaan (ؤالXXXديم سXXX)تق. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. 3) Langkah ketiga: Berfikir bersama (يرXX)تفك. Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan dan yakin bahwa tiap anggota mengetahui jawaban itu. 4) Langkah keempat: Menjawab ()إجابة. Guru menyebut satu nomor. Siswa dari setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. 3. Pembelajaran Langsung Pembelajaran Langsung adalah model pembelajaran yang menghendaki guru memberikan informasi latar belakang, mendemonstrasikan keterampilan yang sedang diajarkan, dan menyediakan waktu bagi siswa untuk latihan keterampilan tersebut dan menerima umpan balik tentang bagaimana latihan keterampilan itu dilakukan (Nur, 2004). Langkah-langkah pembelajaran langsung tersebut dapat diringkas sebagai berikut.
Tabel 2: Langkah-langkah Pembelajaran Langsung
Langkah-Langkah Peran Guru
1. Menyampaikan tujuan dan Guru menjelaskan tujuan, mempersiapkan siswa. informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Mendemonstrasikan Guru mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan atau menyajikan keterampilan. informasi setahap demi setahap 3. Membimbing pelatihan. Guru memberikan pelatihan awal 4. Mengecek pemahaman dan Guru mengecek apakah siswa memberi umpan balik. telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik 5. Memberi kesempatan untuk Guru memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan kepada siswa untuk penerapan. melakukan latihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari
4. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan perpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi (Nur, 2004). Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut.
Tabel 3: Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Langkah-langkah Peran Guru
1. Orientasi siswa kepada Guru menjelaskan tujuan masalah. pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivsi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya 2. Mengorganisasi siswa untuk Guru membantu siswa belajar. mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut 3. Membimbing penyelidikan Guru mendorong siswa untuk individual maupun mengumpulkan informasi yang kelompok. sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan dan pemecahan masalah. 4. Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam menyajikan hasil karya merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model, serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya 5. Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk mengevaluasi proses melakukan refleksi atau pemecahan masalah evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.