Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Di antara berbagai permasalahan pembelajaran bahasa Arab pada
satuan pendidikan menengah, baik MTs/SMP maupun MA/SMA adalah
masih diterapkannya “model” pembelajaran yang monoton atau kurang
bervariasi. Kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada guru (‫مر ّكز على‬
‫ )المدرس‬dan berorientasi pada buku teks (‫)مر ّكزعلى الكتاب المقرر‬, di samping
tidak dikaitkan dengan dunia nyata siswa. Metode yang digunakan
umumnya metode ceramah dengan pemberian soal-soal latihan atau tugas
rumah. Akibat dari itu semua adalah timbulnya kebosanan pada siswa dan
semangat belajar mereka menjadi rendah.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah memberikan penyegaran kepada para guru mengenai
berbagai teknik dan model pembelajaran mutakhir. Penyegaran itu lebih
diorientasikan pada kegiatan praktek atau penerapan teknik dan model,
yang dapat menumbuhkan kreatifitas guru dalam mengembangkan
pembelajaran yang bermakna, menarik, dan menyenangkan.
Makalah sederhana ini berupaya menyajikan beberapa model
pembelajaran bahasa Arab yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan
MTs/SMP dan MA/SMA. Sajian ini juga mengajak para guru untuk
menelaah dan mendiskusikan kelebihan dan kelemahan model tersebut.
Dengan demikian, diharapakan para guru dapat mengembangkan model-
model dan menerapkan teknik-teknik pembelajaran yang relevan untuk
pembelajaran bahasa Arab.
Model pembelajaran yang tersaji dalam makalah ini terbatas pada
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),
Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Langsung, dan Pembelajaran
Berbasis Masalah. Karena terbatasnya waktu dan halaman makalah,
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis Model Pembelajaran Bahasa Arab


1. CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning
(CTL) adalah suatu konsep pembelajaran yang membantu guru untuk
mengaitkan isi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,
warga negara, dan tenaga kerja (Nur, 2001).
Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan
pengatahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan atau ditransfer dari
satu permasalahan ke permasalahan yang lain dan dari satu konteks ke
konteks lainnya (Depdiknas, 2002:4).
Dalam penerapannya di kelas, CTL didasarkan pada 7 (tujuh)
komponen utama yaitu (1) konstruktivisme (‫)بنائي‬, (2) bertanya (‫تقديم‬
‫ؤال‬XX‫)س‬, (3) inquiry (‫)تحقيق‬, (4) komunitas belajar (‫ة متعلمة‬XX‫)جماع‬, (5)
pemodelan (‫)نماذج‬, (6) refleksi (‫)انعكاس‬, dan (7) penilaian sebenarnya (
‫ييم حقيقي‬XX‫)تق‬. Kegiatan yang tampak dalam pembelajaran dari setiap
komponen tersebut dikemukakan berikut ini.
a. Konstruktivisme (‫)بنائي‬
1) Siswa membangun pemahaman sendiri dari pengalaman-
pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal yang telah
dimiliki.
2) Pemahaman siswa yang mendalam dikembangkan melalui
penglaman-pengalaman belajar yang bermakna.
3) Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru yang bisa
berubah.
b. Bertanya
1) Dengan pertanyaan, guru mendorong siswa untuk mengetahui
sesuatu.
2) Guru menggunakan pertanyaan untuk mengarahkan dan
membimbing siswa untuk memperoleh informasi.
3) Guru memanfaatkan pertanyaan untuk menilai kemampuan
berfikir kritis siswa.
4) Pertanyaan digunakan oleh guru sebagai strategi agar siswa
berani mengungkap-kan kemampuan memberi jawaban atau
informasi.
c. Inquiry
1) Pembelajaran diawali dengan kegiatan pengamatan dalam
rangka memahami suatu konsep atau fenomena
2) Siswa melakukan langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan
mengamati, bertanya, menganalisis dan merumuskan teori, baik
secara individu maupan bersama-sama dengan teman.
3) Siswa didorong untuk mengembangkan dan sekaligus
menggunakan keterampilan berfikir kritis.
d. Komunitas Belajar
1) Siswa berbicara dan berbagi pengalaman dengan siswa/orang
lain.
2) Siswa bekerjasama dengan temannya untuk rnenciptakan
pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan apabila dia
belajar sendiri.
3) Para siswa berdiskusi dan menggali informasi bersama tentang
suatu objek.
e. Pemodelan
1) Guru berfikir dan mengungkapkan gagasannya.
2) Guru mendemonstrasikan bagaimana dia menginginkan para
siswa untuk belajar.
3) Guru melakukan apa yang dia inginkan agar siswa melakukan.
f. Refleksi
1) Siswa berfikir tentang apa yang telah dipelajari.
2) Siswa mengkaji dan merespon kejadian, kegiatan, dan
pengalaman yang telah dialami.
3) Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan bagaimana dia
merasakan ide-ide baru yang diperoleh
4) Siswa dapat mengimplementasikan refleksi dalam bentuk:
jurnal, diskusi, maupan hasil karya.
g. Penilaian Otentik
1) Guru menilai pengetahuan dan keterampilan siswa dengan
berbagai cara dan dari berbagai sumber.
2) Penilaian guru mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau
pengalaman oleh siswa.
3) Penilaian guru dapat dilakukan terhadap produk, kinerja, dan
tugas-tugas siswa yang kontekstual dan relevan.
4) Penilaian dilakukan tidak terbatas pada hasil/produk, tetapi
juga pada proses.
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar
menciptakan interaksi yang saling membelajarkan antara berbagai
sumber belajar.  Dalam pengertian ini, sumber belajar bagi siswa tidak
terbatas pada guru dan buku ajar, tetapi juga teman sesama siswa
(Nurhadi, 2004).
Pembelajaran Kooperatif memiliki berbagai elemen yang saling
terkait, yaitu adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi
tatap muka, (3) tanggungjawab individual, dan (4) keterampilan untuk
menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara
sengaja diajarkan (Abdurrahman & Bintoro, dalam Nurhadi, 2004).
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif dapat dilihat pada tabel
berikut (Ibrahaim & Nur, 2000).
Tabel 1: Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah Peran Guru
1. Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan
memotivasi siswa semua tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai pada pembelajaran
tersebut dan memotivasi
siswa belajar
2. Menyajikan informasi Guru menyajikan
informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi
atau lewat bahan bacaan
3. Mengorganisasikan siswa Guru menjelaskan kepada
kedalam kelompok- siswa cara membentuk
kelompok belajar kelompok belajar dan
membantu setiap
kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
4. Membimbing kelompok Guru membimbing
bekerja dan belajar kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas
5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil
kerjanya
6. Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara
untuk menghargai baik
upaya maupun hasil
belajar individu dan
kelompok.

Dalam implemantasinya, model pembelajaran kooperatif memiliki


berbagai variasi, meskipun prinsip-prinsip dasarnya tetap atau tidak
mengalami perubahan.
Variasi tersebut tercermin dalam pendekatan pembelajaran.
Berikut dikemukakan beberapa pendekatan tersebut.
a. Expert Group (‫)فرقة خبراء‬
Prosedur yang bisa ditempuh dalam pendekatan ini adalah
sebagai berikut.
1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya
terdiri atas 5—6 siswa yang hiterogin. Setiap anggota diberi
nomor.
2) Semua anggota bernomor sama membentuk suatu grup ahli (
‫)فرقة خبراء‬.
3) Bahan diskusi diberikan oleh guru. Siswa mendiskusikan bahan
yang telah dibagi. Setiap bagian bahan didiskusikan oleh group
ahli (‫)فرقة خبراء‬.
4) Setelah diskusi selesai, setiap anggota grup ahli kembali ke
induknya (‫)فرقة أصلية‬.
5) Setiap anggota di ‫ فرقة أصلية‬menginformasikan hasil diskusi di
‫فرقة خبراء‬.
6) Semua anggota ‫ فرقة أصلية‬melengkapi atau menyelesaikan tugas
menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari ‫فرقة خبراء‬.
7) Kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan guru melakukan
evaluasi.
8) Guru bersama siswa melakukan refleksi
b. Think-Pair-Share (‫)تفكيروتزويج وتوزيع‬
Prosedur yang dapat ditempuh dalam penerapan prosedur
‫ تفكيروتزويج وتوزيع‬ini adalah sebagai berikut.
1) Langkah pertama: Berfikir (‫ير‬XXXX‫)تفك‬. Guru mengajukan
pertanyaan atau isu mengenai suatu topik atau masalah dan
siswa diberi waktu satu atau dua menit untuk berfikir sendiri
mengenai jawaban atau isu tersebut.
2) Langkah kedua: Berpasangan (‫زويج‬XX‫)ت‬. Guru meminta siswa
untuk berpasangan dengan teman di sebelahnya dan
mendiskusikan dengan pasangannya itu apa yang dipikirkannya
tadi. Interaksi antara dua siswa ini diharapkan menghasilkan
jawaban atau ide bersama. Waktu untuk pasangan ini biasanya
4—5 menit.
3) Langkah ketiga: Berbagi (‫)توزيع‬. Guru meminta semua
pasangan untuk saling berbagi atau bekerja sama dengan kelas
secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.
4) Catatan: Sebagai variasi, setelah langkah kedua dilakukan, guru
dapat meminta pasangan tersebut untuk bergabung dengan
pasangan lain untuk menyelesaikan tugas. Karena kerja sama
antar 4 (empat) siswa dengan membentuk 4 (empat) sudut
tersebut, pendekatan ini disebut Think-Pair-Square (‫تفكير وتزويج‬
‫)ومربع‬.
c. Numbered Heads Together (‫)رؤوس مرقمة‬.
Prosedur yang dapat ditempuh dalam penerapan prosedur
‫ رؤوس مرقمة‬ini adalah sebagai berikut.
1) Langkah pertama: Penomoran (‫رقيم‬XX‫)ت‬. Guru membagi kelas
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3—5 orang
dan memberi mereka nomor.
2) Langkah kedua: Pengajuan pertanyaan (‫ؤال‬XXX‫ديم س‬XXX‫)تق‬. Guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat
bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat
umum.
3) Langkah ketiga: Berfikir bersama (‫ير‬XX‫)تفك‬. Siswa menyatukan
pendapat terhadap jawaban pertanyaan dan yakin bahwa tiap
anggota mengetahui jawaban itu.
4) Langkah keempat: Menjawab (‫)إجابة‬. Guru menyebut satu
nomor. Siswa dari setiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh
kelas.
3. Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Langsung adalah model pembelajaran yang
menghendaki guru memberikan informasi latar belakang,
mendemonstrasikan keterampilan yang sedang diajarkan, dan
menyediakan waktu bagi siswa untuk latihan keterampilan tersebut dan
menerima umpan balik tentang bagaimana latihan keterampilan itu
dilakukan (Nur, 2004).
Langkah-langkah pembelajaran langsung tersebut dapat diringkas
sebagai berikut.

Tabel 2: Langkah-langkah Pembelajaran Langsung

Langkah-Langkah Peran Guru


1. Menyampaikan tujuan dan Guru menjelaskan tujuan,
mempersiapkan siswa. informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya
pelajaran, mempersiapkan
siswa untuk belajar
2. Mendemonstrasikan Guru mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan atau menyajikan
keterampilan. informasi setahap demi
setahap
3. Membimbing pelatihan. Guru memberikan pelatihan
awal
4. Mengecek pemahaman dan Guru mengecek apakah siswa
memberi umpan balik. telah berhasil melakukan tugas
dengan baik, memberi umpan
balik
5. Memberi kesempatan untuk Guru memberi kesempatan
pelatihan lanjutan dan kepada siswa untuk
penerapan. melakukan latihan lanjutan,
dengan perhatian khusus pada
penerapan situasi lebih
kompleks dalam kehidupan
sehari-hari

4. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang
dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan
perpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan siswa dalam
pengalaman nyata atau simulasi (Nur, 2004).
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai
berikut.

Tabel 3: Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Langkah-langkah Peran Guru


1. Orientasi siswa kepada Guru menjelaskan tujuan
masalah. pembelajaran, menjelaskan
logistik yang dibutuhkan,
memotivsi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah
yang dipilihnya
2. Mengorganisasi siswa untuk Guru membantu siswa
belajar. mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut
3. Membimbing penyelidikan Guru mendorong siswa untuk
individual maupun mengumpulkan informasi yang
kelompok. sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan
kejelasan dan pemecahan
masalah.
4. Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam
menyajikan hasil karya merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai, seperti
laporan, video, dan model, serta
membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya
5. Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk
mengevaluasi proses melakukan refleksi atau
pemecahan masalah evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan.

Anda mungkin juga menyukai