Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

KEPERAWATAN KOMUNITASII

ASUHAN KEPERAWATAN REMAJA DAN NAPZA

DISUSUN OLEH :

NAMA : KELOMPOK IV ( Empat )

KELAS : D

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

2020 /2021
ANGGOTA KELOMPOK 4

NO. NAMA NPM PERAN DALAM KELOMPOK


1. VITA SOUMOKIL 12114201180188 Aktif
2. SARINA RUMLAWANG 12114201180025 Aktif
3. FISA ARLOY 12114201180090 Aktif
4. YULIANA TUHEHAY 12114201180102 Aktif
5. FYELYTA SEPTORY 1211420118 Tidak aktif
6. ANGEL WATTILETE 1211420118 Tidak aktif
7. AMARENCI RANCAAN 1211420118 Tidak aktif
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DAN REMAJA

A. PENGKAJIAN
Pengakajian meliputi :

a. Data inti Komunitas


1. Sejarah komunitas
Lama tinggal, adakah perubahan area komunitas ?.
2. Demografi
Penduduk terbanyak, jumlah remaja, apakah remaja banyak
tinggal sendirian atau berkelompok / kos / asrama, apakah type
keluarga, apakah angka perceraian tinggi ?.
3. Etnis
Dapat dilihat dari berbagai indicator :
Restoran etnis yang banyak di komunitas, festival etnis
tertentu, adakah perbedaan budaya yang menyolok, apakah
etnis remaja tertentu suka kumpul-kumpul sambal minum
alcohol ?.
4. Nilai / Kepercayaan
Tempat ibadah, presentasepemeluk agama tertentu, apakah
honogen, adakah konflik agama, apakah remaja juga
memanfaatkan fasilitas agama tersebut ?.

b. Data Sub Sistem ( 8 elemen )


1. Lingkunagan fisik
 Apakah remaja tinggal didaerah yang padat ?
 Apakah banyak warung yang menjual rokok dan
minuman keras ?
 Apakah tersedia sarana olah raga ?
 Adakah tempat ibadah ?
2. Kesehatan dan Pelayanan Sosial
 Data remaja yang ketergantungan obat , HIV/AIDS,
hepatitis, remaja yang gangguan mental ?
 Adakah fasilitas kesehatan yang khusus melayani
remaja seperti rumah sakit ketergantungan obat,
puskesmas yang peduli kesehatan remaja (konseling
remaja), praktik swasta kesehatan remaja, agency
home care, pelayanan emergensi, klinik kesehatan
mental ?
 Apakah adanya didalam komunitas atau diluar
komunitas ?
 Jam pelayanan dan keterjangkauan harga ?
3. Ekonomi
 Apakah keluarga remaja termasuk golongan ekonomi
menengah keatas atau keluarga miskin ?
 Remaja tinggal dikawasan industri ?
 Pekerjaan remaja yang putus sekolah ?
 Jumlah remaja yang menganggur ?
 Jenis pekerjaan remaja ?
 Kebiasaan remaja mengikuti trend dan perkembangan
dunia ?
4. Transportasi dan Keamanan
 Bagaimana remaja berpergian ?
 Jenis angkutan pribadi dan public yang digunakan
remaja ?
 Tempat jalan kaki bagi anak sekolah ?
 Apakah remaja nayaman dengan transportasi yang ada ?
 Adakah pelayanan perlindungan bagi remaja ( polisi ) ?
 Jenis kenakalan remaja yang ada ?
 Apakah remaja merasa aman berada di komunitas
termasuk disekolah dan dilingkungan kerjannya ?
 Apakah sering terjadi tauwran ?
 Apakah sering penagkapan pengguna dan pengedar
NAPZA ?
5. Politik dan Pemerintah
 Bagaimana keterlibatan remaja dalam politik local ?
 Adakah organisasi keremajaan di komunitas dan apakah
organisasi tersebut berperan dalam mengambil
kebijakan tentang kesehatan remaja ?
 Apakah pemerintah local mendukung kegiatan remaja ?
6. Komunikasi
 Adakah temapat remaja berkumpul untuk bertukar
informasi ?,
 Apakah remaja memanfaatkan fasilitas Koran, TV/
Radio, bentuk komunikasi formal dan informal yang
ada,
 Dari siapa remaja memperoleh informasi tentang
NAPZA ?, apakah informasi yang diteriama benar ?
 Apaka tokoh masyarakat mendengarkan pendapat
masyarakat ?.
7. Pendidikan
 Adakah sekolah bagi remaja di komunitas ?, Bagaimana
kondisinya, ada perpustakaan ?,
 Reputasi sekolah,
 Apa isu utama pendidikan dikomunitas ?,
 Angka drop out siswa ?
 Angka kegiatan ekstrakurikuler ?
 Pelayanan kesehatan di sekolah dan program perawatan
kesehatan sekolah di komunitas ?
8. Rekreasi
 Diamana remaja biasa bermain ?,
 Tempat rekreasi utama ?,
 Siapa yang banyak menggunakannya ?,
 Fasilitas apa yang ada di lokasi tersebut ?.
B. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan komunitas yang mungkin muncul pada remaja dengan
resiko penyalagunan NAPZA antara lain :

1. Resiko peningkatan penyalahgunan NAPZA pada remaja bd kurang


konduktifnya lingkungan remaja ( Keluarga, masyarakat, teman
sebaya, sekolah dan kerja ).
2. Kurang efektifnya koping remaja bd pengetahuan dan sikap yang salah
terhadap NAPZA.
3. Kurang efektifnya komunikasi remaja dengan orang tua bd
pengetahuan orang tua yang masih rendah terhadap tumbuh-kembang
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja.
4. Resiko peningkatan perilaku kekerasan pada remaja bd peningkatan
penyalagunan NAPZA pada remaja.
5. Resiko terjadinya penularan HIV / AIDS pada remaja bd peningkatan
penggunan jarum suntik secara bersama pada pengguna NAPZA.

C. INTERVENSI
Itervensi keperawatan difokuskan kepada pencegahan primer, sekunder
dan tersier.
Jika streesor memasuki garis pertahanan fkexibel, maka perawat melakukan
prevensi primer. Jika streesor masuk ke garis pertahanan normal, maka
intervensi keperawatan terfokus pada pencegahan sekunder dan jika streesor
sudah memasuki garis pertahanan resisten maka perawat melakukan prevensi
tersier.
Tujuan privensi primer mengurangi insiden penyalagunan NAPZA dalam
populasi dengan mengurangi faktor resiko serta memperkuat komunitas
( Remaja ) menghadapi resiko tersebut. Peran perawat sebagai pendidik lebih
menonjol dalam prevensi primer ini.

Upaya prevensi sekunder melalui deteksi dini penyalahgunan NAPZA


pada remaja. Peran perawat yang menonjol adalah penemu kasus dan pemberi
pelayanan. Perawat aktif menemukan kasus penyalagunan NAPZA dan
melakukan uapaya pelayanan dalam mengurangi perilaku tersebut.

Upaya prevensi tersier, diarahkan untuk mengurangi dampak atau akibat


ketergantungan pada NAPZA, uapaya rehabilitasi lebih menjadi focus
pencegahan tersier. Peran perawat utama pada fase ini adalah sebagai
advocator agar klien mendapat perlindungan dan mendapat pelayanan yang
sesuai serta memadai.

Pemberian pelayanan ( Provider ) untuk memaksimalkan fungsi yang


masih mampu dilakukan klien. Diharapkan remaja dapat beradaptasi kembali
dengan lingkungan dan perawat beserta sosial support lainnya ( orang tua,
teman, tokoh masyarakat dan guru ) tetap memantau perilaku remaja agar
tidak kembali mencoba menggunakan NAPZA.

Masyarakat dituntut menciptakan lingkungan yang mendukung untuk


kesehatan remaja. Jika ditemui adanya kondisi yang sangat mendukung
terjadinya penyalagunan NAPZA seperti bebasnya pusat hiburan
mengedarkan NAPZA maka perlu kebijakan oleh pemerintah setempat.
Pendekatan promotif dan preventif ini perlu dengan menggunakan pendekatan
sistem. Kerena jika berjalan sendiri - sendiri hasilnya tidak akan memuaskan.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan bersama masyarakat, dengan mangacu kepada
perencanaan yang telah disusun bersama masyarakat. Perlu upaya pendekatan
harga diri remaja, komunikasi efektif dalam keluarga, latihan mengatakan
tidak pada NAPZA.
ASUMSI KELOMPOK IV

Sesuai dengan hasil pembahasan dari kelompok kami ( kelompok 4 ) tentang topik
Asuhan Keperawatan Remaja Dan NAPZA. Maka pendapat kami ialalah dengan
melakukan pengkajian maka kita akan mendapatkan data inti komunitas dan data sub
sistem meliputi 8 elemen, dari data-data ini kita bisa melihat apakah adanya faktor
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, agama, budaya, pendidikan, dan
kebaisaan-kebiasan dari remaja yang bisa dapat menyebabkan remaja cenderung atau
mencoba-coba untuk penyalagunan NAPZA.

Maka dari faktor tertentu tibulah Diagnosa keperawatan anatara lain Resiko
peningkatan penyalahgunan NAPZA pada remaja. Kurang efektifnya koping remaja.
Kurang efektifnya komunikasi remaja dengan orang tua. Resiko peningkatan perilaku
kekerasan pada remaja. Resiko terjadinya penularan HIV / AIDS pada remaja.

Untuk itu maka dibuatlah perencanan asuhan keperawatan atau intervensi berupa
upaya -upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah hal-hal yang mungkin terjadi dan
upaya yang dilakukan juga dapat mengentikan hal-hal yang dapat menimbulkan
kerugian bahkan kematian. Peran – peran perawat juga dapat berperan penting dalam
upaya-upaya yang direncanakan.

Maka tingalah implementasi keperawatan mandiri dari perawat komunitas dalam


melakukan tindakan asuhan keperawatan yang sudah direncanakan. Dengan
mengaharapkan hasil yang memuaskan.
HASIL – HASIL PENELITIAN

Judul Jurnal : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalagunaan NAPZA Pada


Remaja Di Kabupaten Jember.

Hasil Penelitian :

Menunjukkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA


adalah pengertian yang salah bahwa NAPZA tidak akan membuat ketagihan dan
ingin mencoba kembali (100%), suka mengikuti gaya hidup (78,4%), sifat mudah
terpengaruh (63,9%), memiliki gaya hidup mewah dan suka bersenang-senang
(63,9%), ingin mendapat pujian setelah menggunakan (61,5%), mencoba hal baru
(59,1%), dan tidak percaya diri dengan keadaan yang dimiliki (56,6%). Faktor
eksternal adalah berteman dengan pengguna (87,9%), keluarga tidak utuh (74,7%),
tidak beragama (74,7%), komunikasi kurang baik (73,4%), lingkungan sekitar
membuat tertekan (60,2%), keadaan eknomi (51,8%) dan cara memperoleh gratis
(51,8%). Faktor dominan yang diperoleh adalah NAPZA membuat ketagihan dan
ingin mencoba kembali (100%), berteman dengan kumpulan pengguna (87,9%), dan
suka mengikuti trend atau gaya hidup terbaru (78,4%)

Anda mungkin juga menyukai