Perkembangan anak bersifat holistic yaitu perkembangan pada satu area mempengaruhi area
perkembangan lainnya.emosi positif memberikan energi yang lepas untuk belajar. Bahasa-memiliki
kata-kata- membantu perkembangan social. Namun demikian masih diperlukan untuk memikirkan
area perkembangan selain perkembangan yang dikategorikan ke dalam 8 (delapan) kategori
perkembangan berikut ini:
1. Komunikasi: dari saat kehidupan anak yang awal sekali, seorang bayi adalah komunikator.
Kategori komunikasi menyediakan pengalaman pertama bagi bayi berkomunikasi ,
perkembangan Bahasa bayi berupa sesegukan, gumam, gestur dan kata pertama, membantu
untuk membaca bayi, dan sejalan dengan perkembangan Bahasa bayi maka pemahaman bayi
makin luas dan ekpresi bayi mangkin kompleks pula.
2. Motoric kasar: bayi yang lebih muda mengekplorasi dunianya melalui badannya. Keceradasan
awal adalah sensori motoric. Untuk itu diperlukan banyak aktivitas yang memampukan bayi dan
toddler mengalami pengalaman badan anak di ruangnya sejalan dengan peningkatan kontorl
atas fungsi motoriknya.
3. Motorik halus: seorang anak kemampuannya meningkat dalam menggunakan tangan untuk
memanipulasi objek-objek, mula dari alat-alat yang dapat dibunyikan dengan mulut, kerincingan
dan membuka dan menutup kancing baju. Pertumbuhan keterampoilan motoric halus pada usia
lahir sampai usia 3 tahun terjadi secara cepat, untuk itu diperlukan pegalaman-pengalaman
yang memungkinkan bayi untuk melakukan kegiatan keterampilan motoric yang halus yang
muncul saat itu.
4. Intelektual: perkembangan intelektual bayi awalnya mengandalkan fungsi motoric dan
kemudian berubah, selanjutnya memangun representasi atau symbol dan menggunakan Bahasa
untuk memproses ide/gagasan. Pada area ini khususnya pengalaman-pengalaman terhadap
dunia sekitar anak adalah dunia sain, diikuti dengan pertunjukan dan menunjukkan bayi pintar
melalui kemampuannya dalam berbagai cara memecahkan masalah (misalnya mengetahui apa
yang terjadi terhadap mainnannya dan menghilang di balik selimut).
5. Penemuan: karena dunia anak-anak khususnya dunia bayi dan toddler lebih mengandalkan
sensori -pendengaran, penglihatan, penciuman, sentuhan, alat pengecap maka kegiatan yang
dilakukan secara sederhana memberikan kesempatan yang luas pada bayi dan toddler untuk
pengalaman dunia sensorinya.
6. Social: bayi dan toddler mengenal dunianya melalui berhubungan dengan orang disekitarnya.
Bagi mereka, penagsuh (guru, orang tua) merupakan pusat atas semua pengalaman mereka.
Melalui berhubungan yang sensitive dan sinkron, mereka memiliki keterampilan komunikasi
timbal balik, mulai percaya kebutuhannya akan terpenuhi, belajar mempercayai orang baru,
merasa aman pada situasi yang baru. Pengalaman yang dapat membantu keinginan alami anak
untuk berhubungan yaitu dengan menyediakan alat-alat untuk mebangun hubungan dengan
orang deawasa dan teman sebaya.
7. Mengurus diri sendiri: walaupun toddler terkenal tentang pendekatan dirinya dalam kehidupan
“saya melakukannya”, keinginan untuk mandirian dimulai lebih awal dan dapat dibantu dengan
“pijakan” dengan memberikan dukungan yang tepat sehingga bayi dan toddler melakukan
sendiri atas apa yang telah mampu dilakukannya. Dengan demikian, kita menyediakan
kesempatan lebih awal bagi bayi untuk makan sendiri dan dibantu dalam memakaikan pakaian,
dan menyiapkan bantuan lingkungan sehingga kesematan untuk mandiri sealami mungkin dapat
dilakukan. Misalnya menggunakan pakain yang mudah dipakai di awal anak belajar memakai
pakaian sendiri; langakh sedrhana untuk mencuci tangan sendiri dan rak-rak yang digunakan
sebagai tempat alat main yang terjangkau sehingga memudahkan anak mengambil dan
mengembalikan mainan sendiri.
8. Berpura-pura: terkadang anak berusia 12 dan 24 bulan, toddler dapat melakukan penemuan
tentang benda-benda yang mengangumkan untuk tempat berdiri, simbolisasi, benda lainnya.
Tentu saja Bahasa merupakan contoh yang sangat baik bagi system symbol yang mulai dikuasai
saat itu. Bagi toddler, telah mulai memasukkan pengalaman-pengalaman keterampilan anak
dalam symbol, yang memungkinkannya untuk mengalami berpura-pura yang akhirnya
memmampounkan inteklektual dan kehidupan social dan dalam pengembangan kreativitas.
Raikes, Helen H. & Jane McCall Whitmer (2006) Beautiful Beginnings: A Developmental Curriculum
for Infant and Toddler, Baltimore, Maryland: Paul H. Brookes Publishing Co., pp. 09-12