Dahulu kala, hiduplah 2 orang putri disebuah istana yang
sangat megah, mereka dibesarkan dari keluarga kerajaan, ayahnya dan ibunya adalah raja dan ratu yang sangat baik pada rakyatnya, pada masa itu. Anak yang pertama bernama lana. Lana mempunyai paras yang sangat cantik, tak heran banyak orang-orang yang menyukai dan memuji kecantikannya, namun sayang lana mempunyai sifat yang angkuh, kikir juga tidak peduli terhadap sesama, yang dia pedulikan, hanyalah kecantikan dan, kekayaan yang dia miliki. Berbeda jauh dengan adik nya, Lani mempunyai sifat yang, baik hati, lembut, juga sangat peduli kepada sesama. Akan tetapi, sejak kecil lani memiliki, penyakit kulit yang susah untuk disembuhkan, penyakit nya menyerang seluruh kulit lani, wajahnya, hingga menutupi paras cantiknya. Banyak orang yang menghina lani, hingga menyebutnya, lani membawa sial. Namun lani hanya bersabar, dan terus berdoa, kepada sang pencipta, agar penyakitnya pun hilang dari tubuhnya. Pada suatu pagi, raja memerintahkan kedua putri untuk mencari bunga mawar ditepi hutan bunga. Lana dan lani pun setuju. Keesokan harinya, lana dan lani pergi untuk mencari mawar bersama, namun saat ditengah perjalanan, mereka bertemu, nenek tua yang meminta pertolongan. “haii putri, bolehkan kau menolongku” lani pun menjawab, “apa yang bisa kami bantu nek?” nenek tua itu berkata “tolong antarkan aku untuk mengambil air di sungai sana, aku tidak bisa berjalan lagi, tubuhku haus dan aku sangat lemah” lani berkata “baiklah, kami berdua akan mengambil air untuk mu” tiba-tiba lana berkata “kami? Hai lani, kau saja yang pergi kesana, dan ambilkan air untuknya, lagipula kau kan yang ingin membantunya bukan aku, biar aku disini duduk menunggu mu dan menemani nenek tua ini” lani hanya dia dan dia mengaguk “baiklah kak” lani setuju dan ia berjalan menuju sungai untuk mengmabil air. Setibanya di sungai ia langsung mengeluarkan batok kelapa dan meminum nya, ia juga, memasukan air kedalam bambu kecil, untuk nenek tua yang membutuhkannya. Tiba-tiba seseorang keluar dari dalam sungai. Lani sangat terkejut, dia seorang putri, dan sangat cantik, bagai seorang bidadari, namun wajahnya terlihat marah melihat lani “aku adalah pemilik sungai ini, nama ku gangga, siapa kau putri buruk rupa, dan apa yang sedang kau lakukan, mengapa kau meminta air suci ku tanpa izin” lani terkejut ia meminta maaf kepada pemilik sungai tersebut “wahai putri pemilik sungai, aku maafkan aku, atas kelancangan ku, tanpa meminta izin mengambil air ini. Namun ada seorang nenek tua, yang membutuhkan air ini, karena kehausan di sana, dia membutuhkan pertolongan ku saat ini, jadi tolong maafkan aku” pemilik sungai itu mejawab, “air sungaiku sangat sakti lani, apakah kau tidak mau membawa banayak air ku?” lani pun membalas lagi “tidak putri, ini sudah cukup, dan rasa haus ku sudah hilang” putri gangga tersenyum “baiklah, sekarang kau boleh pergi dan tolong lah nenek tua itu” lani pun segera pergi menuju nenek tua dan kakanya. Setelah ia kembali, betapa terkejutnya lana, melihat adiknya yang sangat cantik, dan bercahaya, kembali dari sungai. “lani apa yang kau lakukan disana, wajah mu berubah, penyakit kulit mu hilang” lani heran mendengar perkataan kaka nya, namun ia langsung memberikan nenek tua itu air yang ia ambil dari sungai. Setelah neneh tua itu meminum air yang diberikan lani, betapa heran nya mereka, nenek tua itu berubah menjadi seorang wanita yang amat cantik. “wahai putri lani, ketulusan dan kebaikan mu sangat bercahaya, semua nya sudah terlihat saat dari kejauhan, ada cahaya kebaikan yang bersinar dari dalam hati mu, sungai dari sebrang sana, telah mengobati luka dan penyakit mu” lani sangat terkejut, juga bahagia “terimakasih, aku sangat bahagia, dan bersyukur” lani menangis bahagia, akhirnya doa- doa nya sejak kecil didengan oleh sang pencipta. “lani, bawalah apel ini, dan kembali keistana, hari sudah mulai gelap” wanita cantik itu, mengisi keranjang lani dengan banyak apel, lana yang cemburu akan kecantikan lani berbicara “mengapa hanya lani yang diberi hadiah menjadi cantik, bagaimana dengan aku?” wanita itu menjawab “akankah kau tidak bersyukur dengan kecantian mu nona? jika tidak minum lah air ini, air ini yang membuat lani menjadi cantik, namun jika menurutmu ini tidak mebuat mu cantik, berbuat baiklah, seperti adikmu dengan ikhlas, maka, itulah kecantikan yang sesungguhnya” Lana menerima air itu, dan langsung merebutnya, tanpa mengucapkan terimakasih. “baiklah, kami pamit untuk pergi, terimakasih untuk semuanya, semoga kau selalu sehat, dan bahagia” lani pamit dan bergegas pulang jalan menuju istana. Sesampainya di istana, betapa terkejutnya, ibu dan ayahnya, melihat lani yang sudah berubah menjadi cantik. Raja dan ratu sangat bahagia, melihat kedua putrinya kembali, mereka pun turut bahagia atas kesembuhan lani, namun lana membenci dan cemburu, kepadanya, ia langsung meneguk, air yang yang ia dapatkan dari wanita dihutan tadi, dan betapa terkejutnya, wajah lana berubah mejadi merah, dan di sekujur tubuhnya dipenuhi banyak luka-luka, dan nanah. wajahnya sangat buruk. Lana melihat ke arah cermin, dan lana pun terkejut dengan wajahnya yang sangat buruk, tiba-tiba, suara datang dari alam terdengar “wahai putri lana, itu adalah sebuah kutukan, air itu adalah sebuah kutukan, bagi setiap orang yang mempunyai sifat angkuh dan kikir spertimu, tanamkan nilai- nilai baik pada hati mu, maka ia akan menghilang” lana duduk terdiam. ternyata air yang ia minum adalah sebuah air kutukan, bagi sifatnya yang sangat angkuh dan sombong. Akhirnya lana menangis dan mengakui kesalahanya, dia berjanji kepada semuanya, agar menjadi orang yang baik seperti lani. Namun kutukan itu tidak menghilang juga, kutukan itu akan menghilang jika lana melakukan perbuatan baik dari hati yang ikhlas, maka semuanya akan kembali seperti semula.