Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN TUGAS BESAR

SI-3112 STRUKTUR BETON


DESAIN STRUKTUR BANGUNGAN GEDUNG BERTINGKAT
Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah SI-3112 Struktur Beton
Dosen :
Prof. Ir. Indra Djati Sidi, M.Sc., Ph.D.

Asisten :

Alfi Abdilah 15016038

Asyifah Annafis 15016037

Disusun oleh :

Laily Wahyu Munzila 15018102

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS BESAR STRUKTUR BETON
DESAIN STRUKTUR BANGUNGAN GEDUNG BERTINGKAT
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah SI-3112 Struktur Beton

Disusun oleh:
Laily Wahyu Munzila 15018102

Telah disetujui dan disahkan oleh


Asisten Asisten

______________________________ ______________________________
Alfi Abdilah Asyifah Annafis
NIM 15016038 NIM 15016037

Dosen

______________________________

Prof. Ir. Indra Djati Sidi, M.Sc., Ph.D.

NIP 195306051977101001
PRAKATA
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................2

PRAKATA ...............................................................................................................3

DAFTAR ISI ............................................................................................................4

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................6

DAFTAR TABEL ....................................................................................................7

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................8

I.1 Latar Belakang ................................................................................................8

I.2 Tujuan .............................................................................................................8

I.3 Ruang Lingkup ...............................................................................................9

I.4 Acuan Peraturan dan Software .......................................................................9

I.5 Sistematika Laporam ....................................................................................10

I.6 Metodologi Penulisan ...................................................................................11

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PRELIMINARY DESIGN ......................12

II.1 Gambaran Umum Proyek ............................................................................12

II.2 Spesifikasi Material .....................................................................................14

II.3 Pembebanan dan Kombinasi Beban ............................................................15

II.3.1 Beban Tangga dan Lift .........................................................................15

II.3.2 Beban Dinding ......................................................................................15

II.3.3 Beban Gempa .......................................................................................16

II.4 Preliminary Design ......................................................................................17

II.4.1 Balok ....................................................................................................17

II.4.2 Pelat ......................................................................................................19


II.4.3 Kolom ...................................................................................................26

BAB III PEMODELAN STRUKTUR ..................................................................28

III.1 Tahapan Pemodelan ...................................................................................28

III.1.1 Proses Define Properties .....................................................................28


DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Diagram Alir Penulisan...................................................................... 11

Gambar II.1 Tampak Atas Layout Gedung ........................................................... 13

Gambar II.2 Tampak Depan Layout Gedung ........................................................ 14

Gambar II.3 Konfigurasi Tangga di Gedung ........................................................ 15

Gambar II.4 Letak Balok Induk dan Balok Anak pada Gedung ........................... 19

Gambar II.5 Letak Pelat yang Ditinjau ................................................................. 20

Gambar II.6 Bentuk Balok pada Setiap Pelat........................................................ 21

Gambar II.7 Panduan untuk Menentukan Tebal Pelat .......................................... 22

Gambar III.1 Instalasi Peraturan Desain ............................................................... 28

Gambar III.2 Membuat Grid ................................................................................. 29

Gambar III.3 Material properties .......................................................................... 29

Gambar III.4 Menambahkan Material Baru .......................................................... 30

Gambar III.5 Memasukkan Kekuatan Material .................................................... 30


DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Tebal Minimum Balok Anak ................................................................ 18

Tabel II.2 Preliminary Design Balok Anak dan Balok Induk .............................. 18

Tabel II.3 Penentuan Jenis Pelat ........................................................................... 20

Tabel II.4 Perhitungan Tebal Pelat 1 .................................................................... 23

Tabel II.5 Perhitungan Tebal Pelat 2 .................................................................... 24

Tabel II.6 Perhitungan Tebal Pelat 3 .................................................................... 25

Tabel II.7 Perhitungan Tebal Pelat 4 .................................................................... 26

Tabel II.8 Perhitungan Dimensi Kolom ................................................................ 27


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Seiring dengan berjalannya waktu, populasi penduduk di dunia semakin


padat diikuti dengan semakin sedikit lahan yang tersedia untuk kebutuhan manusia.
Pembangunan struktur gedung bertingkat dianggap dapat mengakomodasi
kebutuhan manusia ketika lahan yang tersedia semakin sedikit. Hampir semua
gedung bertingkat menggunakan beton sebagai material utamanya. Struktur beton
yang digunakan pada bangunan merupakan beton bertulang karena pada dasarnya
beton memiliki kuat tarik yang lemah sehingga perlu dikombinasikan dengan baja
dan gaya tarik pada beton dapat dipikul oleh baja.

Untuk menghasilkan bangunan yang stabil, kuat, dan aman diperlukan


perencanaan struktur yang sesuai dengan peraturan perencanaan yang ditetapkan
oleh pemerintah berupa Standar Nasional Indonesia (SNI). Beberapa aspek yang
perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan khususnya gedung bertingkat
adalah perencanaan balok, pelat, kolom, beban kombinasi, dan analisis struktur.

I.2 Tujuan

Tujuan dari tugas besar ini yaitu:

1. Menentukan dimensi elemen pada struktur


2. Menentukan penulangan elemen struktur untuk bangunan tinjauan.
I.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari perencanaan bangunan gedung bertingkat meliputi


perhitugan desain komponen struktur seperti balok, pelat, dan kolom. Pelat yang
digunakan adalah pelat yang mengalami lentur dalam dua arah atau disebut sebagai
pelat dua arah. Contohnya pelat yang ditumpu pada keempat sisi yang saling sejajar.
Konsep pembebanan pada kolom menggunakan konsep tributary area. Tributary
area adalah area di sekitar kolom yang dibatasi dengan garis tengah pelat di antara
kolom. Beban yang bekerja pada kolom merupakan seluruh beban yang berada pada
tributary area. Dalam perencanaan gedung bertingkat ini, kolom yang digunakan
adalah kolom pendek. Kolom pendek adalah kolom yang kemampuannya
dipengaruhi oleh kekuatan material dan dimensi dari potongan melintang dan tidak
dipengaruhi oleh panjang kolom karena lendutan yang terjadi sangat kecil.
Perencanaan kekuatan gedung bertingkat dilakukan dengan mengklasifikasikan
pembebanan pada struktur seperti beban mati & beban hidup dan menganalisis
perilaku struktur terhadap beban-beban yang ada. Beban gempa dapat dianalisis
secara static maupun dinamik. Analisis static menggunakan metode static ekivalen,
dan untuk analisis dinamik menggunakan metode spektrum respons ragam. Dalam
tugas ini menggunakan metode static ekivalen yaitu dengan menggunakan beban
gempa nominal static ekivalen. Pada perencanaan tersebut mengikuti beberapa
peraturan pada Standar Nasional Indonesia.

I.4 Acuan Peraturan dan Software

Dalam tugas besar ini perancangan gedung bertingkat menggunakan acuan


sebagai berikut :

1. SNI 1726 : 2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
gedung dan non Gedung
2. SNI 1727 : 2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain
3. SNI 2847 : 2019 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung
4. ACI 318 : 2014

Software yang digunakan yaitu :

1. CSI Etabs
2. AutoCAD
3. Microsoft Excel
4. Microsoft Word

I.5 Sistematika Laporam

Laporan ini terbagi atas n bab, yaitu pendahuluan, gambaran umum dan
preliminary design, pemodelan struktur, dan

1. Bab pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, acuan peraturan
dan software, sistematika laporan, dan metodologi penulisan.
2. Bab kedua berisi gambaran umum proyek, spesifikasi material, pembebanan
dan kombinasi beban, preliminary design, dan pemodelan struktur.
I.6 Metodologi Penulisan

Gambar I.1 Diagram Alir Penulisan


BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PRELIMINARY DESIGN

II.1 Gambaran Umum Proyek

Bangunan yang akan didesain dalam tugas besar ini adalah sebuah gedung 5
lantai di Kota Bandung yang memiliki fungsi tertentu tiap lantainya. Fungsi tiap
lantai adalah sebagai berikut :

1. Lantai 1 berfungsi sebagai lobby


2. Lantai 2 berfungsi sebagai ruang arsip
3. Lantai 3 – 5 berfungsi sebagai kantor
4. Di atas lantai 5 terdapat atap

Tiap lantai dilengkapi dengan 2 lift dan 1 tangga untuk akses ke lantai
berikutnya. Lift terletak di tengah gedung sedangkan posisi tangga terletak di pojok.
Opening untuk tangga berukuran 4x3 m, sedangkan untuk lift sebesar 2x2 m.
disediakan atngga untuk akses menuju ke atap seperti ditampilkan pada layout
berikut:
Gambar II.1 Tampak Atas Layout Gedung
Gambar II.2 Tampak Depan Layout Gedung

II.2 Spesifikasi Material

Material yang digunakan pada gedung ini adalah sebagai berikut.

1. Beton
Terdapat 3 jenis mutu beton yang digunakan pada desain bangunan ini.
a. Beton balok : 30 MPa
b. Beton pelat : 30 MPa
c. Beton kolom : 40 MPa
Berat jenis beton untuk tiap mutu beton adalag sama sebesar 2400 kg/m3.
Sedangkan modulus elastisitas beton dapat dicari menggunakan persamaam
berikut.

𝐸𝑐 = 4700√𝑓𝑐′(𝑀𝑃𝑎)
Ec : Modulus elastisitas beton (MPa)
fc’ : Mutu beton (MPa)
2. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan memiliki spesifikasi berikut.
a. Kuat leleh baja (fy) : 400 MPa
b. Modulus Elastisitas baja (Es) ; 200 GPa
c. Berat Jenis Baja : 7850 kg/m3

II.3 Pembebanan dan Kombinasi Beban

Pembebanan yang digunakan mengacu pada kriteria desain. Beban-beban ini


sesuai dengan pedoman pembebanan Indonesia untuk gedung dan fungsi dari
masing-masing elemen struktur. Beberapa beban yang bekerja pada struktur gedung
bertingkat ini yaitu :

II.3.1 Beban Tangga dan Lift


Berat tangga bekerja pada balok pada opening tangga. Berikut konfigurasi tangga
pada gedung.

Gambar II.3 Konfigurasi Tangga di Gedung

Pelat tangga yang menggantung pada balok gedung memiliki tebal 20 cm dengan
berat jenis 1800 kg/m3. Beban lift sudah termasuk ke dalam beban SIDL (Super
Imposed Dead Load).

II.3.2 Beban Dinding

Dinding pada gedung ini memiliki lebar 15 cm dan berat jenis 1500 kg/m3.
II.3.3 Beban Gempa

Berikut langkah-langkah perhitungan beban gempa.

a. Menentukan berat tiap lantai pada struktur. Berat struktur didapatkan dari
aplikasi ETABS.
Tabel II.1 Berat Struktur Sendiri

Story UX (kg) UY (kg) UZ (kg)


5 207652.2 207652.2
4 344629.2 344629.2
3 338399.3 338399.3
2 345178.2 345178.2
1 408346.3 408346.3

b. Menentukan Sds dan Sd1.


Nilai tersebut dicari berdasarkan lokasi gedung.

Gambar II.4 Nilai Sds dan Sd1 di Lokasi Gedung

c. Menentukan nilai Ct, Cu, dan x


Nilai – nilai tersebut didapat dari tabel berikut.
II.4 Preliminary Design
Preliminary design merupakan tahapan perhitungan dalam perancangan untuk
merencanakan dimensi awal dari suatu elemen struktur.

II.4.1 Balok

Preliminary design dimensi balok induk dan balok anak sesuai dengan SNI
2847:2013 pasal 9.5.2.1. Dimensi awal balok induk dapat ditentukan dengan
persamaan berikut.

𝐿
ℎ=
12

h : Tinggi balok (mm)

L : panjang bentang balok (mm)

Sedangkan tinggi balok anak ditentukan menggunakan tabel berikut.


Tabel II.2 Tebal Minimum Balok Anak

Lebar balok induk dan anak dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

𝑏 = (0.45 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 0.65)ℎ ≈ 0.5ℎ

b : lebar balok (mm)

h : tinggi balok (mm)

Berikut hasil perhitungan dimensi balok anak dan balok induk.

Tabel II.3 Preliminary Design Balok Anak dan Balok Induk

Keterangan
Jenis Balok L (mm) h (mm) hpembulatan (mm) b (mm) bpembulatan (mm) Warna pada
Gambar
4000 333.33 350 166.67 200
Balok Induk
6000 500.00 500 250.00 250
satu ujung menerus 4000 216.22 250 108.11 150
satu ujung menerus 2000 108.11 150 54.05 100
Balok satu ujung menerus 3000 162.16 200 81.08 100
anak
satu ujung menerus 1000 54.05 100 27.03 50
kedua ujung menerus 4000 190.48 200 95.24 100
Gambar II.5 Letak Balok Induk dan Balok Anak pada Gedung

II.4.2 Pelat

Dimensi (tebal) pelat ditentukan menurut peraturan SNI 2847:2013 pasal 9.5.3.3
Pelat yang ditinjau adalah pelat di tengah kolom, pelat dekat opening tangga, dan
pelat dekat dengan opening lift.
Gambar II.6 Letak Pelat yang Ditinjau

Berikut langkah-langkah untuk menentukan tebal pelat.


1. Menentukan jenis pelat (1 arah atau 2 arah)
𝑙𝑥
≤ 1.5
𝑙𝑦
Lx : sisi terpendek dalam suatu pelat
Ly : sisi terpanjang dalam suatu pelat
Apabila rasio tersebut < 1.5 maka pelat termasuk jenis pelat dua arah.

Tabel II.4 Penentuan Jenis Pelat

No. Lx (mm) Ly (mm) Lx/Ly Jenis Pelat


1 3000 4000 0.75
2 1000 4000 0.25
2 arah
3 1000 4000 0.25
4 1000 3000 0.33

2. Menghitung koefisien α setiap balok pada pelat.


Rumus perhitungan tebal minimum pelat dipengaruhi oleh rasio kekakuan
balok pelat (α).
𝐸𝑏 𝐼𝑏
𝛼=
𝐸𝑠 𝐼𝑠
Eb : Modulus Elastisitas balok
Ib : Inersia Balok
Es : Modulus Elastisitas Pelat
Is : Inersia Pelat
Berikut bentuk balok dan pelat yang akan dihitung inersianya.

Gambar II.7 Bentuk Balok pada Setiap Pelat

3. Menghitung rata-rata koefisien α pada tiap pelat.


𝑎1 + 𝑎2 + ⋯ + 𝑎𝑛
𝛼𝑓𝑚 =
𝑛
4. Menentukan tebal pelat dengan panduan berikut.
Gambar II.8 Panduan untuk Menentukan Tebal Pelat

Berikut hasil perhitungan tebal pelat.


Tabel II.5 Perhitungan Tebal Pelat 1

Pelat 1
B1.1

Gambar Pelat B1.3 B1.2

B1.4
No. Balok B1.1 B1.2 B1.3 B1.4
Balok T
Jenis balok
Balok Induk Balok Anak
h (mm) 350 500 250
b (mm) 200 250 150
b + 2h 900 1250 650
Ai (mm^2) 135000 187500 97500
Aii (mm^2) 70000 125000 37500
yi 425 575 325
yii 175 250 125
y 339.63 445 269.44
Ib 3848805894 10877604167 1461458333
L 3000 4000 3000
Is 843750000 1125000000 843750000
alpha 4.56 3.42 1.73
alpha fm 3.28
Ln 3750
beta 1.327
h (hitung) (mm) 84.915
h minimum (mm) 90
h dipilih (mm) 150
Tabel II.6 Perhitungan Tebal Pelat 2

Pelat 2
B2.1

B2.3 B2.2
Gambar Pelat
B2.4

No. Balok B2.1 B2.2 B2.3 B2.4


Balok L Balok T
Jenis balok
Balok Anak Balok Induk Balok Anak
h (mm) 250 500 250
b (mm) 150 250 150
b + 2h 1250 650
b+h 400
Ai (mm^2) 60000 187500 97500
Aii (mm^2) 37500 125000 37500
yi 325 575 325
yii 125 250 125
y 248.08 445 269.44
Ib 1230889423 10877604167 1461458333
L 575 4000 2000
Is 161718750 1125000000 562500000
alpha 7.61 9.67 2.60
alpha fm 7.39
Ln 3750
beta 4.412
h (hitung) (mm) 53.780
h minimum (mm) 90
h dipilih (mm) 150
Tabel II.7 Perhitungan Tebal Pelat 3

Pelat 3
B3.6
B3.4 B3.5
Gambar Pelat B3.3 B3.2

B3.1

No. Balok B3.1 B3.2 B3.3 B3.4 B3.5 B3.6


Balok T Balok L Balok T
Jenis balok
Balok Induk Balok Anak
h (mm) 350 500 250
b (mm) 200 250 150
b + 2h 900 1250 650
b+h 750 400
Ai (mm^2) 135000 187500 112500 60000 97500
Aii (mm^2) 70000 125000 37500
yi 425 575 325
yii 175 250 125
y 339.63 445 403.95 248.077 269.44
Ib 3848805894 10877604167 9069216009 1230889423 1461458333
L 2500 4000 1875 1575 575 3000
Is 703125000 1125000000 527343750 442968750 161718750 843750000
alpha 5.47 9.67 17.20 2.78 7.61 1.73
alpha fm 7.41
Ln 3750
beta 4.688
h (hitung) (mm) 52.073
h minimum (mm) 90
h dipilih (mm) 150
Tabel II.8 Perhitungan Tebal Pelat 4

Pelat 4
B4.1

Gambar Pelat B4.3 B4.2

B4.4

No. Balok B4.1 B4.2 B4.3 B4.4


Balok L Balok T Balok L Balok T
Jenis balok
Balok Induk Balok Anak
h (mm) 350 500 250
b (mm) 200 250 150
b + 2h 1250 650
b+h 550 400
Ai (mm^2) 82500 187500 60000 97500
Aii (mm^2) 70000 125000 37500
yi 425 575 325
yii 175 250 125
y 310.25 445.00 248.08 269.44
Ib 3236074112 10877604167 1230889423 1461458333
L 1600 2500 575 3000
Is 450000000 703125000 161718750 843750000
alpha 7.19 15.47 7.61 1.73
alpha fm 8.00
Ln 2825
beta 3.324
h (hitung) (mm) 46.534
h minimum (mm) 90
h dipilih (mm) 150

II.4.3 Kolom

Penentuan dimensi awal kolom menggunakan konsep tributary area. Berikut


langkah-langkah perhitungan dimensi kolom.

a. Menentukan luas tributary area


b. Menentukan beban-beban yang bekerja pada tributary area
𝑃𝑢 = 1.2(𝐷𝐿 + 𝑆𝐼𝐷𝐿) + 1.6𝐿𝐿
c. Menghitung luas penampang bruto
𝑃𝑢
𝐴𝑔 =
0.375 × 𝑓𝑐′
d. Menghitung dimensi penampang (h)
ℎ (𝑚𝑚) = √𝐴𝑔
untuk menghindari adanya buckling pada kolom langsing, maka dimensi kolom
minimum adalah 600mm. Berikut hasil perhitungan dimensi kolom untuk tiap
lantai.

Tabel II.9 Perhitungan Dimensi Kolom

Kolom Tributary DL (N)


Fungsi SIDL (N) LL (N) Pu (N) Pu (kumulatif) Ag (mm2) H min (mm) H (mm)
Lantai Area (m2) Balok Anak Balok Induk Pelat Kolom
5 Kantor 7200 24720 86400 0 23544 23040 207101 207100.8 13806.72 117.502 600
4 Kantor 7200 24720 86400 34560 47088 57600 332122 539222.4 35948.16 189.6 600
3 Kantor 24 7200 24720 86400 34560 47088 57600 332122 871344 58089.6 241.018 600
2 Ruang Arsip 7200 24720 86400 34560 47088 57600 332122 1203465.6 80231.04 283.251 600
1 Lobby 7200 24720 86400 34560 94176 114960 480403 1683868.8 112257.92 335.049 600
BAB III
PEMODELAN STRUKTUR

III.1 Tahapan Pemodelan


III.1.1 Proses Define Properties
Berikut langkah-langkah define properties pada aplikasi ETABS
a. Klik File – New Model, kemudian atur instalasi seperti gambar di bawah

Gambar III.1 Instalasi Peraturan Desain

b. Masukkan spasi, jumlah grid, jumlah lantai, dan jarak antar grid
Gambar III.2 Membuat Grid

c. Klik Define – Material Properties – Klik Add New Material, kemudian


masukkan kekuatan dan jenis material.

Gambar III.3 Material properties


Gambar III.4 Menambahkan Material Baru

Gambar III.5 Memasukkan Kekuatan Material


d. Mendefinisikan elemen struktur beserta dimensinya dengan cara Klik Define –
Section Properties, kemudian pilih Frame Section untuk kolom dan balok, dan
Slab Section untuk pelat. Klik Add New Property – masukkan dimensi &
kekuatan material -

Anda mungkin juga menyukai