Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI PENYELENGGARAAN REKLAME

2.1 Pengertian Reklame

Reklame berasal dari bahasa Spanyol yaitu Re dan Clamos sedangkan dari

bahasa latin Re dan Clame, Re artinya berulang-ulang sedangkan Clame atau

Clamos artinya berteriak, sehingga secara bahasa Reklame adalah suatu teriakan/

seruan yang berulang-ulang.20 Menurut kamus umum bahasa indonesia reklame

adalah pemberitahuan kepada umum tentang barang dagangan, dengan pujian atau

gambar dan sebagainya, dengan tujuan agar barang dagangan tersebut lebih laku.

Sedangkan pengertian reklame menurut Peraturan Walikota Denpasar No.

3 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar merumuskan

bahwa, reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk

susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk

memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang,

ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang

yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu

tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Penyelenggaraan reklame dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan usaha atau perusahaan periklanan, baik untuk dan diatas nama

sendiri atau nama orang lain. Seperti penyelenggaraan kampanye yang dilakukan

oleh partai politik yang dilakukan serentak, artinya dengan menggunakan setiap
                                                            
20
Marihot P. Siahaan, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal. 54.

21
  22

media reklame dengan tujuan mempromosikan penjualan barang-barang yang

sifatnya menyeluruh. Berdasarkan rumusan Pasal 10 yang dapat dikategorikan

sebagai penyelenggara reklame yaitu :

1. Penyelenggara reklame adalah :

a. Pemilik reklame/produk;

b. Perusahaan jasa periklanan atau biro reklame.

2. Pemilik reklame/produk adalah orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan reklame untuk dan atas namanya sendiri.

3. Perusahaan Jasa Periklanan atau Biro Reklame adalah badan yang bergerak

dibidang jasa periklanan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pemasangan reklame juga harus memperhatikan estetika kota agar

keserasian antara luas bentuk, jenis dan cara pemasangan reklame sesuai dengan

kawasannya yang ada, juga memperhatikan tempat dimana reklame tersebut

ditempatkan ditempat yang seharusnya. Dalam pelaksanaannya, pemasangan

reklame yang mendapatkan izin dan diperbolehkan oleh pemerintah yaitu reklame

dalam bentuk reklame kain (spanduk), materi reklame billboard (yang telah

mendapatkan izin peletakan titik reklame), vertikal banner, reklame

udara,reklamekendaraan, umbul-umbul, materi reklame megatron/videotron/large

electronic display (yang telah mendapatkan izin peletakan titik reklame).

Berdasarkan rumusan Pasal 1 Peraturan Walikota Denpasar No. 3 Tahun

2014 tentang Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar, reklame yang

dianggap layak atau sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu :


  23

1. Pemasangan reklame billboardsatu muka harus memperhatikan aspek estetika

pada bagian belakang kontruksi reklame dengan cara menutup dengan kain

atau vynil dan sejenisnya yang berisi himbauan atau pesan sosial pemerintah.

2. Pada kawasan selektif pemasangan reklame diwajibkan dengan ketentuan :

a. Pemasangan reklame yang berupa identitas lembaga kantor pemerintah dan

swasta berada diluar ruang milik jalan dan ditempatkan pada pagar bagian

dalam halaman.

b. Pemasangan reklame berupa identitas nama merk toko dilakukan

menempelkan pada bangunan.

3. Pemasangan reklame berupa identitas nama merk toko pada semua kelas jalan

harus dilakukan dengan cara menempel pada bangunan.

4. Untuk reklame yang diselenggarakan oleh partai politik dan ormas harus

mendapat rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan atau

pejabat yang berwenang.

5. Pemasangan reklame yang berdekatan dengan jaringan PLN harus

mempertimbangkan jarak aman.

6. Bagi tiang konstruksi reklame yang terbuat dari bahan konduktif/pengantar

arus maka tiang tersebut harus dilengkapi dengan arde atau isolasi.

Pihak penyelenggara reklame harus memperhatikan prosedur-prosedur

tersebut dalam melakukan pemasangan reklame, agar Kota Denpasar tetap terjaga

kerapihan, ketertiban, dan keindahannya.


  24

2.2 Penggolongan Reklame

Pada umumnya reklame digolongkan berdasarkan atas 3 (tiga) kelompok

yaitu jenis, lokasi penempatan, dan masa izin. Adapun penggolongan reklame

berdasarkan rumusan Pasal 1 angka 40 Peraturan Walikota Denpasar No. 3 Tahun

2014 tentang Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar, yaitu :

1. Reklame berdasarkan jenis yang terdiri dari :

a. Reklame selebaran/brosur/leafleat merupakan reklame yang berbentuk

lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau

dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan,

dipasang, digantung pada suatu benda lain, termasuk didalamnya adalah

brosur, leafleatdan reklame dalam undangan.

b. Reklame stiker/melekat merupakan reklame yang berbentuk lembaran lepas

diselenggarakan dengan cara ditempelkan, dilekatkan, dipasang atau

digantung pada suatu benda.

c. Reklame kain merupakan reklame yang bertujuan materinya jangka pendek

atau mempromosikan suatu eventatau kegiatan yang bersifat insidentil

dengan menggunakan bahan lain, termasuk plastik atau bahan lain yang

sejenisnya. Termasuk didalamnya adalah spanduk, umbul-umbul, bendera,

flag chain(rangkaian bendera), tenda, krey,banner, giant banner dan

standing banner.

d. Reklame film atau slide merupakan reklame yang diselenggarakan dengan

menggunakan klise (celluloide) berupa kaca atau film, ataupun benda-benda

lain yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan atau dipancarkan.
  25

e. Reklame udara merupakan reklame yang diselenggarakan diudara dengan

menggunakan balon, gas, laser, pesawat atau alat lain yang sejenis.

f. Reklame suara merupakan reklame yang diselenggarakan dengan

menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang

ditimbulkan dari atau perantaraan alat.

g. Reklame peragaan merupakan reklame yang diselenggarakan dengan cara

memperagakan dengan atau tanpa disertai suara.

h. Reklame megatron merupakan reklame yang bersifat tetap (tidak bisa

dipindahkan) menggunakan layar monitor maupun tidak dengan gambar

dan/atau tulisan yang dapat diubah-ubah, terprogram dan menggunakan

tenaga listrik. Termasuk didalamnya videotron dan large electronic display

(LED).

i. Reklame papan/billboard merupakan reklame yang bersifat tetap (tidak

dapat dipindahkan) terbuat dari papan, kayu, seng, tenplate, collbrite, vynil,

aluminium, fiberglas, kaca, batu, tembok atau beton, logam atau bahan lain

yang sejenis, dipasang pada tempat yang disediakan (berdiri sendiri) atau

digantung atau ditempel atau dibuat pada bangunan tembok, dinding, pagar,

tiang, dan sebagainya baik bersinar, disinari maupun yang tidak disinari.

j. Reklame berjalan merupakan reklame yang ditempatkan pada kendaraan

atau benda yang dapat bergerak, yang diselenggarakan dengan

menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa/didorong/ditarik oleh

orang. Termasuk didalamnya reklame dalam gerobak atau rombong,

kendaraan baik bermotor maupun tidak.


  26

k. Reklame baliho merupakan reklame yang terbuat dari papan kayu atau

bahan lain dan dipasang pada konstruksi yang tidak permanen dan tujuan

materinya mempromosikan suatu eventatau kegiatan yang bersifat insidentil.

2. Reklame berdasarkan titik penempatan yang terdiri dari :

a. Reklame dalam ruang/indooradalah reklame yang berada didalam bangunan

dengan sasaran penyelenggaraannya eye catcher didalam bangunan itu

sendiri.

b. Reklame luar ruang/outdoor adalah reklame yang ditempatkan pada lokasi

diluar bangunan, atau reklame yang terletak didalam bangunan akan tetapi

sasaran penyelenggaraannya berisfat eye catchierberada diluar bangunan.

3. Reklame berdasarkan izin yang terdiri dari :

a. Reklame insidentil adalah reklame yang masa izinnya kurang dari satu

tahun. Reklame yang masuk dalam kategori reklame insidentil adalah

reklame yang diselenggarakan untuk masa-masa tertentu/insidentil. Jenis-

jenis reklame ini yaitu berupa baliho, spanduk/umbul-umbul/poster,

selembaran/brosur/leaflet, stiker/melekat, slide/film, baik dengan suara

maupun tanpa suara, reklame udara, reklame suara, reklame peragaan luar

ruang maupun bersifat permanen dan tidak permanen.

b. Reklame tetap adalah reklame yang masa izinnya hanya berlaku satu tahun.

Jenis-jenis reklame tetap adalah reklame megatron/videotron/led, billboard

tiang dengan peragaan, billboard tiang menempel pada penerangan,

billboard menempel pada peragaan, billboard menempel pada penerangan

kendaraan berjalan/transit.
  27

Walaupun reklame tujuan utamanya dirancang untuk tujuan komersial,

namun ada juga reklame non komersial. Berdasarkan tujuan pembuatannya, sifat

reklame dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Reklame komersial (ekonomis) adalah reklame yang dibuat untuk menawarkan

barang dan jasa. Dengan reklame diharapkan pembeli lebih tertarik untuk

menggunakan produk yang ditawarkan dan keuntungan yang diperoleh lebih

banyak. Jenis reklame ini banyak digunakan oleh para pedagang atau

pengusaha dalam meningkatkan keuntungan.

2. Reklame non-komersial (sosial) adalah reklame yang dibuat untuk mengajak

atau menghimbau orang lain untuk mau melakukan sesuatu. Keuntungan yang

diperoleh biasanya bukan materi secara langsung. Misalnya poster PIN (Pekan

Immunisasi Nasional), poster anjuran untuk hidup bersih, poster peringatan

bahaya demam berdarah dan sebagainya.21

Pembagian reklame menurut cara atau media penyampaiannya :

1. Reklame Audio adalah reklame yang disampaikan lewat suara yang diterima

dengan indra pendengaran.

2. Reklame Visual adalah reklame yang disampaiakan lewat tulisan, gambar, atau

tulisan dan gambar, yang dapat diterima dengan indra penglihatan.

3. Reklame Audio Visual adalah reklame yang disampaikan lewat tulisan, gambar

dan suara.22

                                                            
21
  Muhammad Jaiz, Op.Cit, hal. 15. 
22
  Ibid, hal. 17. 
  28

2.3Prosedur Pemasangan Reklame

Pemasangan reklame harus memperhatikan aspek estetika kota,

pemasangan reklame juga tidak sembarang memasang atau mendirikan reklame.

Perusahaan iklan ataupun reklame atas nama pribadi harus melalui prosedur-

prosedur yang sudah ditetapkan pemerintah Kota Denpasar, seperti yang sudah

tercantum pada Peraturan Walikota No. 3 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Reklame di Kota Denpasar. Pemasangan semua jenis reklame yang berada dalam

wilayah Kota Denpasar harus mendapat izin dari Walikota, yaitu dengan luas

panggung reklame lebih dari 24m2 dan terlebih dahulu harus dilakukan pengkajian

oleh Tim Teknis Perizinan Reklame.

Tim Teknis Perizinan Reklame adalah tim yang bertugas untuk melakukan

pengkajian secara teknis konstruksi dan estetika bangunan reklame bertiang luar

ruang yang dibentuk oleh Walikota dengan susunan personalia terdiri dari unsur

Satuan Kerja Pangkat Daerah Kota Denpasar terkait. Pemasangan reklame juga

harus memperhatikan lokasi penempatan reklame yang sudah ditetapkan

Pemerintah Daerah. Dalam perencanaan dan penempatan titik lokasi reklame

dilaksanakan oleh Tim Teknis Perizinan Reklame.

Apabila pemasangan reklame pada sarana atau prasarana Kota diatur lebih

lanjut dalam pengaturan Walikota dan tetap memperhatikan nilai-nilai estetika

maka keindahan dan kerapihan kota tetap terjaga.Pemasangan reklame selain

memperhatikan prosedur, juga harus memperhatikan lokasi pemasangan agar

reklame tersebut tidak mengganggu dan membahayakan pejalan kaki maupun

pengendara bermotor, maka saat pemasangan harus memperhatikanbadan jalan.


  29

Badan Jalan adalah daerah yang meliputi jalur lalu lintas dengan atau tanpa jalur

pemisah dan bahu jalan termasuk jalur pejalan kaki.

Berdasarkan rumusan Pasal 16 Bab IV Peraturan Walikota Denpasar

tentang Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar, sebelum dapat memasang

reklame, terlebih dahulu pelaku usaha reklame harus memenuhi persyaratan

administrasi berupa perizinan antara lain :

1. Persyaratan izin peletakan titik reklame.

a. Fotokopi KTP yang masih berlaku.

b. Pemohon mengisi formulir izin peletakan titik reklame.

c. Melampirkan rencana peletakan titik reklame dan persetujuan. Pemilik

lahan dan bangunan untuk reklame yang dipasang diluar sarana dan

prasarana kota.

d. Melampirkan bukti pembayaran sewa lahan (untuk reklame di sarana dan

prasarana kota).

e. Melampirkan tanda bukti kepemilikan tanah/bangunan yang dipasang diluar

sarana/prasarana kota.

f. Melampirkan surat pernyataan bersedia menanggung segala resiko sebagai

akibat penempatan dan pemasangan reklame yang menimbulkan kerugian

pada pihak lain.

g. Melampirkan surat pernyataan untuk menyerahkan biaya jaminan

pembongkaran kepada Pemerintah Daerah apabila tidak melaksanakan

perpanjangan izin dan atau permohonan perpanjangan izin ditolak oleh

Walikota dan penyelenggara reklame tidak melaksanakan pembongkaran


  30

konstruksi reklame dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak

berakhirnya masa berlaku izin.

h. Melampirkan polis asuransi jiwa dan konstruksi reklame (setelah mendapat

persetujuan Tim Teknis Perizinan Reklame).

i. Menyerahkan biaya jaminan pembongkaran reklame.

j. Melampirkan fotocopy IMB konstruksi reklame.

k. Melampirkan gambar teknis/konstruksi reklame yang dibuat oleh tenaga

ahli atau konsultan dan diketahui oleh Dinas Pekerja Umum.

2. Standar biaya tidak dipungut biaya.

3. Standar waktu penertiban 15 (lima belas) hari kerja.

4. Masa berlaku izin 3 (tiga) tahun.

Dalam Pasal 9 ayat (1) dan (2) Peraturan Walikota No. 3 Tahun 2014

tentang Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar, yang dimaksud dengan

penyelenggaraan reklame adalah :

1. Penyelenggaraan reklame jenis besar, sedang dan kecil di prasarana kota

maupun diluar prasarana kota harus diselenggarakan oleh jasa periklanan yang

terdapat pada Dinas Pendapatan Daerah.

2. Tanda daftar penyelenggaraan reklame dibuktikan dengan Nomor Pokok Wajib

Pajak Daerah (NPWPD).

Apabila semua prosedur diatas tidak dipenuhi bahkan perusahaan iklan

tidak sama sekali memiliki izin dalam pemasangan reklame, maka Tim Teknis

Perizinan Reklame dan Tim Penertiban Reklame atau penyidik di lingkungan

Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan


  31

penyidikan tindak pidana dibidang Tata Cara Perizinan Reklame. Pemberlakuan

pula sanksi administrasi yaitu Walikota akan mencabut izin pemasangan,

pembongkaran dan penurunan terhadap reklame yang telah dipasang. Selain

sanksi administrasi diatas, penyelenggara reklame juga akan dikenakan sanksi

administrasi berupa tidak diperkenankan mengajukan izin penyelenggaraan

reklame baru dan/atau mengikuti pelelangan titik reklame masing-masing untuk

jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pencabutan.

2.4 Wilayah Yang Dapat Dijadikan Tempat Pemasangan Reklame Di Kota

Denpasar

Jumlah reklame yang berlimpah ruah memang berdampak positif dalam

pergerakan roda perekonomian, baik bagi perusahaan advertising (Pengelola

reklame) maupun Pemerintah Kota Denpasar. Seharusnya reklame tidak boleh

dipasang dekat tempat ibadah, dekat sekolah, di dekat kantor-kantor

pemerintahan, tidak menutupi pohon yang indah, dan tidak menutupi bangunan

tua. Berdasarkan rumusan Pasal 6 Peraturan Walikota No. 3 Tahun 2014 hal

tersebut telah diatur, ada beberapa tempat yang dilarang melakukan peletakan

reklame yang bersifat komersial pada :

a. Kantor Pemerintah Pusat/Daerah;

b. Halaman pendidikan milik pemerintah dan tempat ibadah;

c. Di lokasi bukan persil;

d. Tempat-tempat lain yang ditetapkan dengan keputusan Walikota.

Namun, Reklame dapat berdiri dengan kokohnya kapan saja dan dimana

saja. Seperti yang terlihat di sepanjang persimpangan Jalan Dewi Sartika-Teuku


  32

Umar terutama di sekitar Matahari Duta Plaza,yang dulunyapuluhan reklame dan

umbul-umbul maupun spanduk terpajang padat di mana-mana. Selain merusak

estetika kota, keberadaan papan reklame sewaktu-waktu juga dapat

membahayakan keselamatan masyarakat.

Sebelum diterbitkannya Surat Keputusan WalikotaNo. 188.45 / 568 / 2014,

terdapat 700billboardyang tersebar diseluruh Kota Denpasar dan akhirnya

dikurangi menjadi 204billboard untuk menjaga estetika kota. Dalam mendirikan

papan reklame salah satu standar yang harus dilihat ialah bangunan reklame itu

sendiri. Bangunan reklame harus dilihat dari konstruksi dan ukuran atau protipe

sesuai dengan Peraturan Walikota No. 3 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Reklame di Kota Denpasar. Konstruksi bangunan harus kuat sehingga

tidakmembahayakan pengguna jalan. Bangunan reklame tidak dibenarkan berada

dibahu jalan, trotoar dan kawasan pertamanan kecuali mendapatkan izin

rekomendasi dari dinas terkait. Bangunan reklame yang berada diatas bangunan,

tidak dibenarkan melebihi fasade ataudinding terluar bangunan.

Peran reklamememang cukup berpengaruh dalam pendapatan asli daerah

karena pemasang iklan yang berminat sebenarnya membludak, terutama di jalan

protokol karena dianggap memiliki daya tarik yang paling besar.Reklame

khususnya reklame ruang luar (out door) bila di atur dengan baik merupakan salah

satu unsur penunjang estetika Kota. Reklame ruang luar yang banyak terpasang di

Kota Denpasar adalah reklame tetap (billboard dan LED) dan reklame insidentil

(spanduk, baliho, dan umbul-umbul).


  33

Masih cukup banyak terjadi pelanggaran reklame di Kota Denpasar.

Pelanggaran yang paling banyak di lakukan adalah pemasangan reklame yang

tidak pada tempatnya dan melebihi waktu yang ditetapkan.Proses penerbitan

rekomendasi reklame dilakukan oleh tim reklame yang secara rutin melakukan

pengecekan ke lapangan, termasuk menjaring reklame yang tanpa izin. Dalam

Surat Keputusan Walikota No. 188.45 / 568 / 2014 yang memuat tentang

Penetapan Pola Penyebaran Peletakan Reklame dan Titik Reklame di Kota

Denpasar terdapat 204 titik yang tersebar di seluruh wilayah Kota Denpasar. Salah

satunya terdapat di 24 ruas jalan protokol di Kota Denpasar yang terdiri dari

reklame yang berbentuk LED maupunBillboard. Misalnya di ruas Jalan Dewi

Sartika-Teuku Umar, Matahari Duta Plaza terdapat 1 LEDsedangkan di Simpang

Enam-Teuku Umar terdapat 2 LED (Akasaka dan Dunkin Donut’s) dan sisanya

berupabillboard.

Ada lima hal yang menjadi dasar dalam menata reklame, pertama adalah

zoning reklame. Zoning diperlukan untuk mengatur kawasan-kawasan yang boleh

dipakai untuk beriklan, terutama untuk kawasan pendidikan, kesehatan,

peribadatan, dan cagar budaya. Tidak seperti saat ini dimana di beberapa titik di

Kota Denpasar ada panggung spanduk (tempat pemasangan spanduk) yang berada

didepan sekolah ternyata penuh terisi dengan spanduk-spanduk produk rokok.

Selain itu, misalnya dikawasan car free day dimana tujuan program itu adalah

untuk membuat kawasan tersebut bebas polusi, masih banyak ditemui reklame

rokok. Tentunya hal ini sangat tidak pas, ini sangat kontradiktif dengan tujuan

diadakannya program itu sendiri.


  34

Hal kedua terkait dengan penataan reklame pengendalian terhadap

pertumbuhan titik reklame baru. Hal ini perlu dilakukan mengingat saat ini titik

reklame, terutama miniboard, neonbox, dan signbox tumbuh sangat pesat. Sebagai

bukti bisa dilihat di sepanjang jalan di Kota Denpasar dan hampir disetiap

perempatan maupun pertigaan terdapat reklame. Hal ini bisa terjadi karena

Pemerintah Kota belum mempunyai blueprint yang jelas tentang pembatasan

reklame disuatu titik atau kawasan tertentu. Sehingga yang terjadi justru banyak

penumpukan titik reklame disuatu wilayah, yang mengganggu keindahan.

Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah banyaknya titik reklame yang

berdiri di atas tanah sendiri. Bahkan ada titik reklame yang menutupi bangunan itu

sendiri. Sebaiknya, perlu ada Izin Mendirikan Bangunan (IMB) khusus untuk

pembangunan reklame diatas tanah sendiri serta aturan tersendiri tentang

pemasangan reklame yang sesuai estetika kota yang dapat memperindah kota.

Keempat, pemasangan reklame di pohon dan berbagai fasilitas umum

lainnya tidak diperbolehkan dan dapat diberikan sanksi. Sedangkan yang kelima

adalah suatu titik reklame yang akan dilelang oleh Pemerintah Kota, maka

sebaiknya pemenang lelang diberi perlindungan. Yang ada saat ini, suatu titik

rekalme yang sudah laku dilelang seiring berjalannya waktu dapat tumbuh titik

reklame baru tanpa prosedur lelang. Idealnya perlu diberi jarak radius tertentu

antara reklame satu dengan lainnya sehingga tidak mengganggu dari pada titik

reklame tersebut.

Berikut adalah tata cara mendapatkan rekomendasi titik reklame dan

rancang bangunan reklame di wilayah Kota Denpasar :


  35

- Pemohon mengisi formulir yang telah disediakan oleh Dinas Tata Ruang dan

Perumahan Kota Denpasar.

- Fotocopy KTP yang masih berlaku.

- Surat kuasa bermaterai (asli).

- Sketsa titik lokasi pelanggaran reklame.

- Gambar desain.

- Foto terbaru rencana lokasi (ukuran 4R).

- Gambar layout lokasi pemasangan.

- Perhitungan dan gambar konstruksi (dilengkapi fotocopy sertifikat keahlian).

- Surat jaminnan kekuatan stuktur / konstruksi bangun reklame di tandatangani

ahli struktur yang bersertifikat.

- Rekomendasi konten reklame.

- Surat pernyataan tidak keberatan dari pemilik tempat pemasangan reklame

(asli).

- Fotocopy kepemilikan tanah (SHM,SPPT) atau kontrak / surat kuasa yang

disahkan oleh notaris atau Camat.

- Surat pernyataan siap memindahkan reklame, apabila dikemudian hari terjadi

penataan terhadap lokasi pemasangan reklame tanpa menuntut ganti rugi.

Anda mungkin juga menyukai