Tutorial Minggu 4 Kelompok 12 B
Tutorial Minggu 4 Kelompok 12 B
STEP 1 – TERMINOLOGI
1. Retensio urin: keadaan penumpukan urin di kandung kemih yang tidak dapat
mengosongkannya secara sempurna
2. Kateter uretra: suatu alat dari plastic yang akan dimasukkan ke saluran uretra untuk
mengeluarkan kencing di Vesika Urinaria
3. Retrograde uretrography: pemeriksaan radiologi uretra dengan kontras yang
diinjeksikan secara retrograde
4. Rupture uretra: diskontinuitas jaringan uretra
5. Sistotomi: prosedur dimana kandung kemih dan kulit dihubungkan dengan Tindakan
bedah untuk mengeluarkan urin
6. Perdarahan peruretra: terdapat darah yang keluar dari meatus uretra eksternal
7. Ekstravasasi kontras: rembesan cairan kontras dari tempat yang seharusnya diisi
8. Prostat specific antigen: protein yang diproduksi yang diproduksi di kelenjar prostat
9. Trauma iatrogenic: trauma yang disebabkan secara tidak sengaja pada petugas
Kesehatan saat Tindakan medis
10. Reflek bulbocavernosus: suatu refleks yang ditandai dengan adanya kontraksi dari oto
sfinkter ani
STEP 3 – BRAINSTORMING
1. Kecurigaan bisa 2 : pertama, ada sumbatan atau yang kedua, urinnya memang sedikit
diproduksi. Sedikit diproduksi seperti kelainan pada pre renalnya. Kalau karena
sumbatan, bisa terjadi pada ureter yang harus bilateral, unilateral tapi ginjal yang
berfungsi cuma 1, atau sumbatannya ada di uretra itu sendiri. Retensi urin bisa dilihat
dari dimana letaknya yaitu supravesikal, intravesical. Di scenario ini, yang intravesical.
Kemungkinan dia keganasan prostat pada bapak ini dimana uretra tertekan. Bapaknya
juga udah tua dimana kejadian BPH sering pada usia lanjut.
2. Hematuria banyak penyebabnya bisa karena infeksi sal. Kemih, BSK, pembengkakan
prostat bisa terjadi hematuria mikroskopik. Nyeri panggul bisa karena prostatitis bakteri,
pembesaran kelenjar prostat. Ada 3 hematuria: inisial, partial, total.
3. Sulit berkemih sejak 6 bulan ini, kalau dia oliguria/anuria bisa ke arah gagal ginjal seperti
yang sudah dibahas di minggu lalu. Kalau dia retensi urin, berarti ini bisa mendukung
argument diatas bisa terjadi prostatitis yang kronis, BPH yang sering terjadi pada usia
lebih dari 50 th karena dependen terhadap hormone testosterone dan DHT, Ca prostat
yang juga sangat beresiko pada pria diatas 50 th dimana dalam perjalanan penyakit nya
di awal dia sering asimptomatik setelah itu diikuti dengan retensi urine yang gejalanya
mirip dengan LUTS obstruksi pada BPH, hematuria, distal nyeri saat berkemih, sindrom
paraneoplastic. Penyempitan uretra/ striktur uretra. Gejalanya mirip dengan retensi urin
tadi. Dapat dilihat dari anamnesis dan pemeriksaan fisiknya. Gangguan batu pada
vesika.
4. Retensi urin pasien tidak dapat mengeluarkan urin saat VU nya penuh. Berdasarkan
lokasi ada infravesika, intravesika, dan vesical. Juga bisa karna pengaruh obat-obatan,
kecemasan, yang dapat meningkatkan kontraksi otot perut dan otot lainnya lalu terjadi
distensi sehingga harus dilakukan kateterisasi. Pengosongan ini merupakan peran dari
otot detrusor, Ketika terjadi kerusakan dari persyarafan ini bisa menyebabkan retensi
urin karena otot detrusor nya melemah. Bisa juga karna adanya striktur uretra. Makanya
nanti kita melakukan pemeriksaan refleks bulbocavernosus untuk mengecek otot tadi.
5. Tahanan bisa karena ada sfinkter uretra eksterna. Bisa juga karena terdapat obstruksi
pada uretra. Bisa karena pemasangan kateter yang kurang tepat (iatrogenic). Rupture
uretra ada 2 : anterior dan posterior. Rupture anterior kerusakan pars bulbosa dan
spongiosa. Rupture posterior sering disertai fraktur pelvis. Kemungkinan adanya
kelainan prostat karena bapak ini sudah berumur lebih dari 50 th. Bisa terjadi BPH
karena dependen hormone testosterone dan DHT atau juga bisa karena keganasan
6. Kemungkinan karna adanya rupture pada pemasangan yang tidak benar sehingga
melukai OUE nya. Bisa karena ada striktura juga, dipaksa masuk, sehingga robek lapisan
mukosanya
7. Komplikasi: iritasi, trauma pada uretra, kurangnya lubrikasi sehingga luka jaringan
sekitar Ketika kateter dimasukkan, krustasi pada kateter, terjadinya blocking, terjadi
kebocoran sehingga terjadi infeksi, sepsis yang merupakan infeksi serius dari aliran
darah, pemakaian kateter yang lama dan tidak dikontrol dengan baik
8. Tindakan diagnosis:
- Pada wanita dewasa untuk memperoleh contoh urine untuk pemeriksaan kultur
- Untuk mengukur residu urine setelah pasien miksi
- Untuk memasukkan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi
- Pemeriksaan urodinamik menetukan tekanan intravesika
- Untuk menilai produksi urine
Tindakan terapi:
9. Dokter memilih ukuran 16-18 Fr. karena curiga ada penyempitan di uretra tadi.
Jenis kateter: folley cateter, indwelling cateter, kateter suprapubic
10. Ekstravasasi ini berasal dari cidera/trauma. Uretrografi retrograde untuk rupture uretra
posterior dan anterior
11. Karena dokter sebelumnya saat memasukkan kateter keluar darah segar (iatrogenic),
bisa juga memang di uretranya sudah ada kelainan.
12. Cystostomy dilakukan karena pasien ini kontraindikasi untuk dilakukan kateterisasi.
Keluar 600cc berarti udah penuh buli-bulinya warnanya juga kuning. Untuk diversi urin
segera juga. Setelah itu, nanti bisa repair uretra
13. Indikasi RT: Ca recti, hemoroid, perdarahan sal. Cerna bagian bawah, ileus, BPH, Ca
prostat. Di cek juga sfinkter ani nya untuk mengecek kondisi neurogenicnya. Pada
rupture, ligament bisa putus sehingga prostatnya bisa ketarik atau floating sehingga
tidak dapat teraba
14. Interpretasi: prostat membesar, nodul positif, unilateral terjadi keganasan. Berat
prostatnya 40-60 gr yang sudah melebihi berat normal. Miksi sulit karena neurogenic
juga dapat disingkirkan dengan reflek bulbocavernosusnya positif
STEP 4 – SKEMA
Keyword: Hematuria, colok dubur, nyeri punggung, kateterisasi, retensio urin, SUlit BAK,
perdarahan peruretra, rupture uretra, retrograde uretrography, tumor ganas, tumor jinak, BPH,
sistostomi, prostat specific antigen, ekstravasasi kontras, iatrogenic,
LAKI-LAKI, 59
TAHUN
Rectal
Buli- buli penuh Rupture
Toucher
uretra
sistostomi
Nodul Refleks
positif, 40- bulbocavernosus +
60 gr Perdarahan
peruretra
Ekstravasasi pada
STEP 5 – bulbomembranacea
Ca Prostat