Anda di halaman 1dari 1

18108040044_Ardhia Pramesti Resume Pertemuan Ke-2

Konsep dan Perspektif Keperilakuan

Ilmu keperilakuan berkaitan dengan memahami, menjelaskan, dan memprediksi


mengenai perilaku manusia, sedangkan akuntansi keperilakuan menghubungkan antara
keperilakuan manusia dengan akuntansi.

Dalam ilmu akuntansi, fokus pada hubungan antara perilaku manusia dan sistem
akuntansi. Dimana perilaku seorang akuntan dapat mempengaruhi proses pengolahan data
akuntansi dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bisnis. Perilaku akuntansi juga
dapat merancang sistem informasi yang dapat mempengaruhi motivasi karyawan, moral, maupun
produktivitasnya.

Konsep Keperilakuan dari Aspek Psikologi dan Sosiologi

Faktor-faktor psikologis dan psikologis sosial yang berkaitan dengan akuntan


keperilakuan adalah sikap, motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepribadian.

- Sikap adalah suatu kecenderungan untuk merespon, dan bukan respon itu sendiri. Sikap
bukanlah perilaku. Sikap lebih menggambarkan kesiapan untuk bertindak atau
berperilaku.
- Motivasi adalah konsep penting untuk akuntan keperilakuan karena efektifitas
perusahaan tergantung pada kinerja pegawai sebagaimana yang diharapkan.
- Persepsi adalah bagaimana seseorang melihat dan menilai suatu kejadian, obyek dan
orang. Akuntan keperilakuan perlu mengetahui mengenai persepsi, karena inilah yang
membentuk gagasan dan sikap yang mempengaruhi perilakunya dalam bekerja.
- Pembelajaran adalah proses yang harus dijalani agar suatu perilaku baru dapat terbentuk.
Pembelajaran terjadi sebagai hasil dari motivasi, pengalaman, dan pengulangan.
- Kepribadian berkaitan dengan karakteristik psikologis yang mengukur dan merefleksikan
bagaimana respon seseorang terhadap lingkungannya. Kepribadian adalah inti dari
perbedaan individu. Akuntan keperilakuan dapat melakukan kesepakatan secara efektif
dengan seseorang jika mereka memahami bagaimana kepribadian dikembangkan dan
bagaimana hal itu dapat berubah

Asumsi Mengenai Perilaku Manusia

Ahli teori ekonomi klasik maupun ahli teori manajemen klasik berasumsi bahwa tujuan
utama dari kegiatan bisnis adalah mencapai maksimisasi keuntungan dan bahwa anggota
kelompok mau melakukan hal tersebut karena termotivasi oleh faktor ekonomi. Ahli teori ini
mengasumsikan bahwa para pekerja akan terlibat dalam perilaku yang akan memaksimalkan
pendapatan dan meminimalkan biaya. Dari asumsi tersebut, ahli teori selanjutnya berpendapat
bahwa pekerjaan yang orang-orang lakukan pada dasarnya tidaklah menyenangkan dan mereka
akan lebih memilih untuk menghindarinya bila memungkinkan. Orang-orang dalam teori ini
diasumsikan malas dan tidak efisien, dan hanya dengan memberikan insentif yang dapat
memotivasi orang untuk bekerja.

Anda mungkin juga menyukai