Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ardhia Pramesti

NIM: 18108040044

CRITICAL REVIEW : GENERAL APPLIANCE CORPORATION

General Appliance Corporation merupakan produsen terintegrasi untuk segala jenis


perabotan rumah tangga. Perusahaan tersebut memiliki empat divisi manufaktur, empat divisi
produk, dan enam kantor staf yang terdesentralisasi. Panduan organisasi perusahaan ini
menyatakan bahwa : “Seluruh personel divisi bertanggungjawab kepada manajer divisi.
Kecuali dalam wilayah fungsional yang didelegasikan secara spesifik, seorang staf tidak
memiliki garis wewenang dalam sebuah divisi.”

Divisi manufaktur bertugas membuat komponen-komponen yang diperlukan divisi


produk dan hanya akan membuatnya sesuai dengan pesanan yang spesifik. Divisi produk
bertugas merancang produk hingga jadi dan mengambil komponen dari divisi manufaktur
juga membelinya dari luar perusahaan.

Seluruh divisi diharapkan saling berinteraksi seolah-olah perusahaan independen.


Komponen hargatransfer diberikan sesuai dengan hasil negosiasi diantara mereka. Namun
apabila tidak sepakat dengan harga tertentu, maka permasalahan ini dapat disampaikan
kepada staf keuangan untuk dicari solusinya.

Sebuah divisi produk tidak memiliki wewenang untuk mengambil keputusan.


Contohnya adalah saat memutuskan apakah dalam memproduksi barang akan memakai
komponen yang dipesan seluruhnya pada divisi manufaktur atau dapat membelinya dari luar
dengan seizin dari divisi manufaktur sendiri dan staf pembelian. Namun dalam permasalahan
ini, staf pembelian justru terus memerintahkan pada divisi produk untuk memesan pada divisi
manufaktur tanpa membeli dari luar. Hal ini tentunya menimbulkan banyak pertimbangan
antara kedua divisi terkait tingkat harga agar tetap stabil. Bahkan bisa saja jika membeli
komponen dari luar perusahaan justru lebih menekan biaya produksi. Hal ini perlu mendapat
pertimbangan khusus dari staf pembelian.

Masalah selanjutnya adalah perselisihan mengenai penambahan biaya yang dipatok


oleh divisi produk krom kepada divisi kompor listrik. Hal ini tidak disetujui oleh divisi
kompor listrik karena tidak ada perubahan dalam spesifikasi teknik. jika tujuannya adalah
untuk membuat “tampilan yang dapat diterima”, maka hal ini merupakan hal subyektif dari
konsumen yang tidak dapat diukur secara pasti. Setelah dianalisis oleh staf keuangan,
diputuskan bahwa terdapat peningkatan kualitas setelah memakai komponen dari divisi
manufaktur dibanding membeli dari luar.

Masalah selanjutnya mengenai pengendalian thermostatis antara divisi motor elektrik,


divisi mesin cuci, dan divisi kulkas yang dianalisis penyelesaiannya oleh staf keuangan.
Kemudian masalah transmisi antara divisi mesin cuci dan divisi gear and transmission yang
juga dianalisis penyelesaiannya oleh staf keuangan.

Dalam menyelesaikan setiap permasalahan, staf keuangan sudah menempuh langkah


yang tepat dengan membandingkan kedua permasalahan kemudian dianalisis dan diberikan
kesimpulan serta keputusan.
Nama: Ardhia Pramesti
NIM: 18108040044

RESUME BAB 6

PENENTUAN HARGA TRANSFER

Pemikiran organisasi modern berfokus oada desentralisasi yang tantangannya adalah


merancang metode akuntansi yang tepat untuk menentukan harga transfer barang dan jasa
dari pusat laba yang satu ke pusat laba lainnya. Tujuan penetapan harga transfer untuk
memberikan informasi yang relevan pada setiap unit usaha, menghasilkan keputusan yang
diterima kedua pihak, membantu mengukur kinerja ekonomi dari unit usaha individual, dan
memberikan sistem yang mudah dimengerti.

Dalam metode penentuan harga transfer, prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer
sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke
konsumen luar. Harga transfer dapat disepakati jika terdapat beberapa hal ini didalamnya,
diantaranya adalah orang-orang yang kompeten, atmosfer manajemen yang baik, harga pasar,
kebebasan memperoleh sumber daya, informasi penuh, dan negosiasi antar unit usaha.

Adapun hambatan dalam mencari sumber daya yang pas untuk dipergunakan adalah
pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli yang terbatas, dan kelebihan atau kekurangan
kapasitas industri. Harga transfer sendiri ditentukan berdasarkan biaya standar dan markup
laba (dasar markup laba dan tingkat laba yang diperbolehkan).

Dalam menentukan harga jasa korporat, terdapat dua jenis transfer. Pertama untuk
jasa pusat yang harus diterima oleh unit penerima, dimana unit penerima hanya dapat
mengendalikan jumlah jasa yang diterima secara parsial. Kedua, untuk jasa pusat yang dapat
diputuskan oleh unit usaha apakah akan dipakai atau tidak.

Metode untuk menegosiasikan harga transfer perlu dibuat mekanisme arbitrasenya


untuk menyelesaikan permasalahan harga transfer. Tetapi, perjanjian tidak boleh rumit,
sehingga pihak manajemen tidak perlu memerlukan banyak waktu. Ada beberapa cara untuk
dapat melakukan arbitrase. Dalam sistem yang formal, kedua belah pihak menyerahkan kasus
secara tertulis kepada pihak penengah, kemudian arbitrator akan meninjau posisi masing-
masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan.

Disamping tingkat formalitas arbitrase, jenis proses penyelesaian konflik yang


digunakan juga mempengaruhi efektivitas suatu sistem harga transfer. Ada empat cara, yaitu
memaksa, membujuk, menawarkan, dan penyelesaian masalah.

Besar dan formalitas dari perolehan sumber daya dan peratura penentuan harga
transfer bergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar
serta harga pasar. Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka semakin
formal dan spesifik aturan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai