ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standar yaitu biaya penuh (full cost). Pendukung
teori ini menyatakan bahwa jika unit usaha tidak mempercayai bahwa jasa tersebut bernilai
sebesar itu, maka ada sesuatu yang salah dalam kualitas atau efisiensi dari unit jasa tersebut.
Teori pemikiran yang ketiga menyarankan suatu harga yang sama dengan harga pasar,
atau biaya penuh standar (standard full cost) ditambah dengan margin labanya. Harga pasar akan
digunakan jika memungkinkan, jika tidak maka harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang
akan digunkan. Logikanya adalah bahwa modal yang digunakan oleh unit jasa sebaiknya
memperoleh tingkat pengembalian atas modal yang digunakan sebagaimana dengan unit
produksi.
biaya, jika mereka memutuskan untuk menggunakan komputer untuk aplikasi tertentu atau,
alternatifnya, untuk menghentikan aplikasi yang sekarang.
Arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan harga yang akan
ditetapkan, kadang kala dengan bantuan staf kantor yang lain.
Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses penyelesaian konflik yang digunakan juga
mempengaruhi keefektifan suatu system harga transfer. Terdapat empat cara untuk
menyelesaikan konflik : memaksa (forcing), membujuk (smoothing), menawarkan (bargaining),
dan penyelesaian masalah (problem solving).
Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari perolehan sumber daya dan peraturan penentuan harga transfer
bergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar dan harga
pasar. Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, makin formal dan spesifik
peratutran yang ada. Jika harga pasar selalu siap sedia, maka problem sumber daya dapat
dikendalikan dengan peninjauan kantor pusat atas keputusan buat atau beli (make-or-buy
decision) yang melebihi jumlah tertentu.
Beberapa perusahaan membagi produknya kedalam dua kelas :
Kelas I meliputi seluruh produk untuk mana manajemen senior ingin mengendalikan
perolehan sumber daya. Produk ini biasanya merupakan produk-produk yang bervolume
besar; produk-produk yang tidak memiliki sumber dari luar; dan produk-produk yang
produksinya tetap ingin dikendalikan oleh pihak manajemen demi alasan kualitas atau
alas an tertentu.
Kelas II meliputi seluruh produk lainya. Secara umum, ini merupakan produk-produk
yang dapat diproduksi di luar perusahaan tanpa adanya gangguan terhadap operasi yang
sedang berjalan, produk-produk yang volumenya relative kecil, diproduksi dengan
peralatan umum (general-purpose equipment). Produk- produk kelas II ditranfer pada
harga pasar.
Perolehan sumber daya untuk produk Kelas I dapat diubah hanya dengan izin dari
manajemen pusat. Perolehan sumber daya untuk produk Kelas II ditentukan oleh unit-unit usaha
yang terlibat. Unit-unit pembelian dan penjualan dapat dengan bebas bertransaksi dengan pihak
dalam maupun luar perusahaan.
Dengan perjanjian semacam ini, pihak manajemen dapat berkonsentrasi pada perolehan
sumber daya dan penetapan harga atas sejumlah kecil produk-produk bervolume besar. Peraturan
untuk harga transfer (transfer pricing) akan dibuat dengan menggunakan berbagai metode yang
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.