Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di jaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah terlupakan oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya melalui proses yang sangat
panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila kita tidak
menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila yang termaktub dalam pembukaan UUD
1945 alenia ke-4.

Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena
setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing
sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan
susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu
menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila
mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat
dipindahkan.

Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai
pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya
kita fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa
sebutan berbeda, seperti :
1) Pancasila sebagai jiwa bangsa, 2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa, 3) Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum,...........dll. Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk
Pancasila bukanlah merupakan suatu kesalahan atau pelanggaran melainkan dapat dijadikan
sebagai suatu kekayaan akan makna dari Pancasila bagi bangsa Indonesia. Karena hal yang
terpenting adalah perbedaan penyebutan itu tidak mengaburkan hakikat pancasila yang
sesungguhnya yaitu sebagai dasar negara. Tetapi pengertian pancasila tidak dapat ditafsirkan
oleh sembarang orang karena akan dapat mengaturkan maknanya dan pada akhirnya merongrong
dasar negara, seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
Untuk itu kita sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama untuk senantiasa
menjaga kelestarian nilai – nilai pancasila sehingga apa yang pernah terjadi di masa lalu tidak
akan teredam di masa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai
berikut :

1. Hakikat pancasila sebagai pandangan hidup.

2. Hakikat pancasila sebagai dasar negara.


3. Upaya – upaya dalam menjaga nilai – nilai luhur pancasila.

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah dengan judul “Pancasila Sebagai Pandangan Hidup dan Dasar
Negara” ini memiliki tujuan :

1. Mengingatkan kembali kepada masyarakat Indonesia khususnya pembaca akan


pentingnya makna pancasila.
2. Menanamkan rasa cinta terhadap bangsa dengan melestarikan nilai – nilai pancasila
sehingga tidak pernah lekang oleh jaman.

1.4 Manfaat Penulisan


Bagi Mahasiswa
Sebagai pedoman dan panduan dalam memahami arti penting pancasila.
Bagi Dosen
Penulisan makalah ini dapat dijadikan tolok ukur pemahaman mahasiswa terhadap
hakikat pancasila dan nilai – nilai yang terkandung di dalamnya.
Bagi Pembaca
Meningkatnya kesadaran pembaca terhadap pentingnya makna pancasila sehingga
mampu menjaga nilai – nilai tersebut secara utuh.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah
mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan
pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan yang dihadapinya
sehingga dapat memecahkannya secara tepat. Tanpa memiliki pandangan hidup, suatu
bangsa akan merasa terombang – ambing dalam menghadapi persoalan yang timbul, baik
persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia.
Menurut Padmo Wahjono :
“Pandangan hidup adalah sebagai suatu prinsip atau asas yang mendasari segala jawaban
terhadap pertanyaan dasar, untuk apa seseorang itu hidup”.
Jadi berdasarkan pengertian tersebut, dalam pandangan hidup bangsa terkandung
konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita – citakan, terkandung pula dasar pikiran
terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup,
pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak istilah
mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna yang sama.
Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk
dalam kehidupan sehari – hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku
haruslah selalu dijiwai oleh nilai – nilai luhur pancasila.
Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai – nilai luhur pancasila dalam
kehidupan sehari – hari maka tata kehidupan yang harmonis diantara masyarakat
Indonesia dapat terwujud. Untuk dapat mewujudkan semua itu maka masyarakat
Indonesia tidak bisa hidup sendiri, mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan
masyarakat lain. Dengan begitu masing – masing pandangan hidup dapat beradaftasi
artinya pandangan hidup perorangan / individu dapat beradaptasi dengan pandangan
hidup kelompok karena pada dasarnya pancasila mengakui adanya kehidupan individu
maupun kehidupan kelompok.

2.2 Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara


Setiap negara di dunia ini mempunyai dasar negara yang dijadikan landasan dalam
menyelenggarakan pemerintah negara. Seperti Indonesia, Pancasila dijadikan sebagai
dasar negara atau ideologi negara untuk mengatur penyelenggaraan negara. Hal tersebut
sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yang berbunyi :
“Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD negara
Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada........dst”.
Dengan demikian kedudukan pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridis
konstitusional dalam pembukaan UUD 1945, yang merupakan cita – cita hukum dan
norma hukum yang menguasai hukum dasar negara RI dan dituangkan dalam pasal –
pasal UUD 1945 dan diatur dalam peraturan perundangan.
Selain bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat yuridis ketata negaraan yang
artinya pancasila sebagai dasar negara, pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum. Artinya segala peraturan perundangan secara material harus
berdasar dan bersumber pada pancasila. Apabila ada peraturan (termasuk di dalamnya
UUD 1945) yang bertentangan dengan nilai – nilai luhur pancasila, maka sudah
sepatutnya peraturan tersebut dicabut.
Berdasarkan uaraian tersebut pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat imperatif
atau memaksa, artinya mengikat dan memaksa setiap warga negara untuk tunduk kepada
pancasila dan bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran harus ditindak sesuai hukum
yang berlaku di Indonesia serta bagi pelanggar dikenakan sanksi – sanksi hukum.
Nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila memiliki sifat obyektif – subyektif.
Sifat subyektif maksudnya pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran bangsa
Indonesia, sedangkan bersifat obyektif artinya nilai pancasila sesuai dengan kenyataan
dan bersifat universal yang diterima oleh bangsa – bangsa beradab. Oleh karena memiliki
nilai obyektif – universal dan diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia maka
pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara.
Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pancasila sebagai
dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur kehidupan berbangsa
dan bernegara sehingga cita – cita para pendiri bangsa Indonesi dapat terwujud.

2.3 Upaya Menjaga Nilai – nilai Luhur Pancasila


Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan
masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang
tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus
bangsa harus mampu menjaga nilai – nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu
adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Upaya – uapaya tersebut antara lain :
1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila pada
setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan sehari – hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak – pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
pancasila.
5. Menolak dengan tegas faham – faham yang bertentangan dengan pancasila.

Demikianlah beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga nilai – nilai luhur
pancasila sehingga masyarakat yang aman dan sejahtera dapat terwujud.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dan mengacu pada rumusan masalah dan
tujuan penulisan, maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara merupakan tolok ukur bagi bangsa Indonesia dalam merumuskan amanat
dan cita – cita bangsa dan cita – cita para pendahulu kita.

3.2 Saran
Untuk dapat mewujudkan cita – cita bangsa dan cita – cita para pendahulu kita
hendaknya kecintaan dan pemahaman terhadap Pancasila lebih ditingkatkan melalui
berbagai upaya, salah satunya menerapkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan sehari –
hari.

DAFTAR PUSTAKA

Dardji Darmodiharjo, dkk. (1981). Santi Aji Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional
Winataputra, Udin. S. dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta:
Universitas Terbuka

Makalah Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang
ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu
bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara
bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tadi.Tanpa memiliki pandangan hidup
maka persoalan-persoalan besar pasti timbul,baik persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya
sendiri maupun persoalan-persoalan besar umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-
bangsa di dunia ini. Dengan pandangan hidup yang jelas suatu bangsa akan memiliki pegangan
dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya
yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju.Dengan berpedoman pada pandangan
hidup itu pula sesuatu bangsa akan membangun dirinya.
Dalam pandangan hidup ini terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan
oleh suatu bangsa,terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai
wujud kehidupan yang dianggap dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang
diyakini kebenarannya yang menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya. Karena
itulah dalam melaksanakan pembangunan misalnya, kita dapat begitu saja mencontoh atau
meniru model yang dilakukan oleh bangsa lain, tanpa menyesuaikannya dengan pandangan
hidup dan kebutuhan-kebutuhan bangsa kita sendiri. Suatu corak pembangunan yang barangkali
baik dan memuaskan bagi suatu bangsa, belum tentu baik atau memuaskan untuk bangsa lain.
Karena itulah pandangan hidup suatu bangsa merupakan masalah yang sangat asasi bagi
kekokohan dan kelestarian suatu bangsa.

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
C. RUMUSAN MASALAH

A. RUMUSAN PANDANGAN HIDUP


Dilihat dari proses terjadinya, pandangan hidup suatu bangsa adalah jawaban-jawaban bangsa itu
terhadap rintangan, tantangan dan hambatan yang dihadapinya dalam usaha mewujudkan
kehidupan yang baik baginya.
Dilihat dari bentuk susunannya, pandangan hidup suatu bangsa adalah konsepsi dasar tentang
kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa itu. Di dalamnya terkandung gagasan-gagasan dasar
da pikiran terdalam tentang kehidupan yang dianggap baik.
Dilihat dari isi atau substansinya, pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai
yang dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh bangsa itu dan yang menimbulkan tekad pada
bangsa itu untuk mewujudkannya.

B. PANCASILA PANDANGAN HIDUP, JIWA DAN KEPRIBADIAN BANGSA


Kita merasa sangat bersyukur bahwa pendahulu-pendahulu kita, pendiri-pendiri Republik ini
dapat merumuskan secara jelas apa sesungguhnya pandangan hidup bangsa kita, yang kemudiann
kita namakan Pancasila. Seperti yang ditujukan dalam Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978,
maka Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia,
pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara kita. Di samping itu, bagi kita Pancasila
sekaligus menjadi tujuan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak
yang sudah berurat-akar di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Ialah suatu kebudayaan yang
mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai kebahagiaan jika dapat dikembangkan
keselarasan dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubunngan
manusia dengan masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan manusia
dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah.

Negara Republik Indonesia memang tergolong muda dalam barisan negara-negara di dunia.
Tetapi bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaannya yang tua, melalui gemilangnya
kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram, kemudiaan mengalami masa penderitaan penjajah
sepanjang tiga setengah abad, sampai akhirnya bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk
merebut kembali kemerdekaan nasionalnya sama tuanya dengan sejarah penjajahan itu sendiri.
Berbagai babak sejarah telah dilampaui dan berbegai jalan telah ditempuh dengan gaya yang
berbeda-beda; mulai dengan cara-cara yang lunak samapi cara-cara yang keras; mulai dari
gerakan kaum cendekiawan yang terbatas sampai pada gerakan yang menghimpun kekuatan
rakyat banyak; mulai dari bidang pendidikan, kesenian daerah, perdagangan sampai kepada
gerakan-gerakan politik. Bangsa Indonesia lahir sesudah melampaui perjuangan yang sangat
panjang, dengan memberikan segala pengorbanan dan menahan segala macam penderitaan.
Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil
antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa depan,
yang secara keseluruhan membentuk kepribadiaanya sendiri. Sebab itu bangsa Indonesia lahir
dengan kepribadiannya sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan negara itu,
kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bangsa Indenesia lahir
dengan kekuatan sendiri, sebab itu percaya pada diri sendiri merupakan salah satu ciri
kepribadian bangsa Indonesia.

Karena itu, Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui
proses panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa kita sendiri, dengan melihat
pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh gagasan-gagasan besar dunia, dengan
tetap berakar pada kepribadian bangsa kita sendiri dan gagasan-gagasan besar bangsa kita
sendiri.
Karena Pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa,
maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini tampak
dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, namun dalam
tiga buah Undang-Undang Dasar yang pernah kita miliki, yaitu dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat dan dalam
Mukadimah Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia (1950), Pancasila itu tetap
tercantu didalamnya. Pancasila yang selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusiaonal itu,
Pancasila yang selalu menjadi pegangan bersama pada saat terjadi krisis nasional dan ancaman
terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejaah bahwa Pancasila memang selalu
dikehendaki oleh bangsa Indonesia sebagai dasar kerohanian negara, dikehendaki sebagai dasae
negara.
Dasar negara ini jelas dikehendaki oleh seluruh rakyat Indonesia, karena dia sebenarnya telah
tertanam dalam kalbu rakyat Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila juga merupakan dasar negara
yang mempu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
Maka pancasila yang kita gali dari bumi Indonesia sendiri merupakan:
1. Dasar negara Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum.
2. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk
dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat kita yang
beraneka ragam sifatnya.
3. Jiwa dan kepribadian bangsa Indionesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas
kepada bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indosia dari
bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa, tiap-tiap sila (secara terlepas dari yang lain)
bersifat universal yang dimliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisah-pisah itulah yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia.
4. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat yang adil dan
makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara
Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdauat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam
suasan perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
perdamaian dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
5. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang
dan sesudah proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar karena ia
ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam
sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan
kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.

Oleh karena itu yang adalah bagaimana kita memahami, menghayati, dan mengamalkan
Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini, maka Pancasila hanya akan merupakan
rangkaian kata-kata indah yang terlukis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang
mmerupakan rumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa
kita.

Apabila Pancasila tidak menyentuh kehiupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam
kehidupan sehari-hari, maka lambat laun pengertiannya akan hilang dan kesetiaan kita pada
Pancasila akan luntur.

Akhirnya perlu kita tegaskan, bahwa apabila berbicara mengenai Pancasila, maka yang kita
maksud adalah Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu:
- Ketuhanan Yang Maha Esa;
- Kemanusiaan yang adil dan beradab;
- Persatuan Indonesia;
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan;
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itulah yang
kita gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia.
Perwujudan dari kedudukan Pancasila tersebut dituangkan dalam syair lagu yang berjudul
“Garuda Pancasila” sebagai berikut:

Garuda Pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju………………maju
Ayo maju………………maju
Ayo maju………………maju

Garuda Pancasila dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak yang kemudian di sempurnakan
oleh Presiden Soekarno. Pancasila sendiri merupakan Ideologi dan dasar negara Republik
Indonesia. Kata Pancasila berasal dari dua buah kata dari bahasa sansekerta yaitu Panca berarti
lima danSila yang berarti dasar. Dan adapun makna dari lambang tersebut adalah sebagai
berikut:

Burung Garuda merupakan mitos dalam mitologi Hindu dan Budha. Garuda dalam mitos
digambarkan sebagai makhluk separuh burung (sayap, paruh, cakar) dan separuh manusia
(tangan, kaki). Lambang Garuda diambil dari penggambaran kendaraan Batara Wisnu yakni
Garudeya. Garudeya dapat kita temui dalam salah satu pahatan di Candi Kidal yang terletak di
Kabupaten Malang tepatnya : Desa Rejokijal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Garuda sebagai lambang negara menggambarkan kekuatan dan kekuasaan dan warna
emas melambangkan kejayaan.
Jumlah buku melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945),
jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17; jumlah bulu pada ekor berjumlah 8;
jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19; dan jumlah bulu di leher berjumlah 45.
Perisai
Perisai merupakan lambang pertahanan negara Indonesia. Gambar perisai tersebut dibagi
menjadi lima bagian: bagian latar belakang dibagi menjadi empat dengan warna merah putih
berselang-seling (warna merah-putih melambangkan bendera nasional Indonesia, merah berarti
berani dan putih berarti suci), dan sebuah perisai kecil miniatur dari perisai yang besar berwarna
hitam berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus horizontal yang membagi perisai tersebut
menggambarkan garis khatulistiwa yang tepat melintasi Indonesia di tengah-tengah.
Emblem
Setiap gambar emblem yang terdapat pada perisai berhubungan dengan simbol dari sila
Pancasila:

1) Bintang Tunggal
Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa. Perisai hitam dengan bintang emas berkepala lima
menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, Islam, Kristen, Hindu dan Budha dan juga
ideoliogi sekuler sosialisme.

2) Rantai Emas
Sila ke-2 : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil
ini menandakan hubungan manusia satu dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang
yang lingkaran menggambarkan wanita, gelang yang persegi menggambarkan pria.
3) Pohon Beringin
Sila ke-3 : Persatuan Indonesia. Pohon beringin (Ficus Benjamina) adalah sebuah pohon
Indonesia yang berakar tunjang-sebuah akar tunggal yang menunjang pohon yang besar tersebut
dengan bertumbuh sangat dalam ke dalam tanah. Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon
ini juga memiliki banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. Hal ini
menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai akar budaya yang
berbeda-beda.

4) Kepala Banteng
Sila ke-4 : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/
Perwakilan. Binatang banteng (Bos Javanicus) atau lembu liar adalah binatang sosial, sama
halnya dengan manusia cetusan Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan yang
dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas
Indonesia.
5) Padi dan Kapas
Sila ke-5 : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas (yang
menggambarkan sandang dan pangan) merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia
tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan persamaan sosial dimana
tidak adanya kesenjangan sosial satu
dengan yang lain, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi
komunisme.
Motto
Pita yang dicengkram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara kita, yaitu Bhinneka
Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kalimat bahasa Jawa Kuno karangan Mpu
Tantular yang berarti Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu yang menggambarkan keadaan
bangsa Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam suku, budaya, adat-istiadat, kepercayaan,
namun tetap adalah satu bangsa, bahasa dan tanah air.

F. IDEOLOGI DIPERLUKAN BAGI SUATU BANGSA


1. Fungsi ideologi
Secara umum, fungsi ideologi adalah sebagai berikut;
• Memberikan struktur kognitif
• Memberikan orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
• Memberi bekal dan jalan bagi seseorang atau masyarakat untuk menemukan identitasnya
• Memberikan kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang atau masyarakat
untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
• Memberikan pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati,
membuat pola tingkah lakunya sesuai dengan orientasi, dan norma-norma yang terkandung
didalamnya.
2. Ideologi diperlukan bagi suatu bangsa
Suatu bangsa perlu mempunyai ideologi untuk mencapai tujuannya. Pandangan hidup berfungsi
untuk memberikan pedoman dan arah bagi suatu bangsa dalam mengejar tujuan-tujuannya.
Ideologi atau pandangan hidup itu merasuki berbagai aspek kehidupan bangsa baik
politik,ekonomi,budaya, pertahanan keamanan, maupun juga agama.
Pandangan hidup suatu bangsa pada hakikatnya merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada
bangsa yang mewujudkannya.artinya, ideologi itu digali dari budaya dan nilai-nilai kehidupan
mereka sendiri yang mereka yakini kebenarannya dan terbukti ampuh untuk mengarahkan dan
mengatur kehidupan bersama mereka.
Pandangan hidup atau ideologi itu ibarat fondasi sebuah rumah. Fondasi rumah adalah dasar
yang sangat penting agar sebuah rumah dapat berdiri kokoh. Fondasi rumah adalah dasar dari
semua bangunan rumah lainnya. Tanpa fondasi, sebuah rumah hampir pasti akan goyah dan
ambruk, apalagi angin ribut melanda rumah itu, sebagaimana fondasi rumah yang kuat akan
mempertahankan rumah itu dari terpaan angin ribut atau badai, demikian pula ideologi yang kuat
akan membuat suatu negara atau bangsa bertahan terhadap serangan baik dari dalam maupun
dari luar. Hampir setiap bangsa di dunia mempunyai ideologi atau pandangan hidupnya sendiri.
Masing-masing ideologi itu merupakan seperangkat gagasan atau doktrin yang memberi arah dan
petunjuk ke mana sebuah bangsa akan berjalan. Kita tentu tidak bisa membayangkan bagaimana
nasib sebuah negara kalau tidak ada ideologi sebagai penunjuk jalan atau pengatur arah
kehidupan bangsa.
G. LATAR BELAKANG PANCASILA DIJADIKAN SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA
Untuk membentuk suatu negara Indonesia yang kuat diperlukan suatu dasar negara. Secara
kausalitas, asal mula pancasila dibedakan menjadi dua macam, yaitu asal mula yang langsung
dan asal mula yang tidak langsung. Asal mula langsung Pancasila adalah asal yang langsung
terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara, yaitu sejak dirumuskan oleh para pendiri
negara pada sidang BPUPKI pertama hingga sidang PPKI dan pengesahannya.

Menurut Notonegoro, asal mula Pancasila secara langsung adalah sebagai berikut:
1. Asal mula ( Kausa Materialis )
Asal mula bahan ( kausa materialis ) merupakan asal terbentuknya Pancasila sebagi ideologi
bangsa yang unsur-unsurnya diambil dari nilai adat istiadat, kebudayaan, serta nilai religius
bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, asal bahan Pancasila adalah
bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan hidupnya.
2. Asal mula bentuk ( kausa formalis )
Asal mula bentuk Pancasila itu dirumuskan sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945.
Dengan demikian, asal mula bentuk Pancasila ditandai oleh pembentukan dan perumusan nama
Pancasila yang dilakukan Ir. Soekarno bersama anggota BPUPKI lainnya.
3. Asal mula karya ( Kausa Efisien )
Kausa efisien atau asal mula karya yaitu asal mula yang menjadi dasar negara yang sah. Artinya,
setelah melalui proses pembahasan dalam sidang BPUPKI dan panitia sembilan, Pancasila
kemudian disahkan oleh PPKI dalam hal ini berperan sebagai badan yang berkuasa dalam
pembentukan negara.
4. Asal mula tujuan ( kausa Finalis )
Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang-sidang para pendiri negara. Tujuannya adalah
untuk dijadikan sebagai dasar negara. Sementara asal mula tidak langsung Pancasila sebelum
Proklamasi kemerdakaan.

Asal mula Pancasila secara tak langsung sebagai berikut :


• Unsur-unsur Pancasila secara langsung sebagai dasar filsafat negara, merupakan nilai-nilai
yang terdiri dari Ketuhanan, nilai Kemanusiaan,nilai Persatuan, nilai Kerakyatan, dan nilai
Keadilan. Nilai-nilai bangsa Indonesia sebelum terbentuknya negara.
• Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat sebelum terbentuknya
negara, yang berupa nilai adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai
tersebut menjadi pedoman dalam hal pemecahan problem kehidupan bangsa Indonesia sehari-
hari.
• Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya asal mula tidak langsung
Pancasila. Pancasila merupakan pencerminan bangsa Indonesia sendiri. Dengan kata lain, bangsa
Indonesia sebagai “ Kuasa Materialis “ atau sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai
Pancasila.

1. Arti Pandangan Hidup Suatu Bangsa.

“ Apa arti pandangan hidup suatu bangsa?”. Pertanyaan ini sukar untuk dijawab tanpa
mengetahui bahwa bangsa itu mengenal berbagai kelompok masyarakat manusia yang
membentuk bangsa. Kita mengenal bangsa Amerika yang terdiri atas berbagai asal ras dan asal
kebudayaan. Ada yang beasal dari Eropa, Inggris, Jerman, Timur Tebgah, Jepang dan masih
banyak lagi. Tetapi mereka menyebut diri sebagai bangsa Amerika.

Semua mengaku sebagai bangsa Amerika yang siap membela Negara Amerika. Indonesia pun
sama seperti bangsa Amerika yang terdiri atas berbagai kelompok masyarakat yang masing-
masing berbeda latar belakang budayanya, agama, dan bahkan darahnya. Tetapi sejak tanggal 28
Oktober 1928 kita telah menjadi satu bangsa Artinya satu kesatuan dari berbagai ragam latar
belakang sosial budaya, agama dan keturunan yang bertekad untuk membangun satu tatanan
hidup berbangsa dan bernegara.

Setiap bangsa mempunyasi cita-cita untuk masa depan dan menghadapi masalah bersama dalam
mencapai cita-cita bersama. Cita-cita kita sebagai bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, yakni mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur materil dan
spirituan berdasarkan Pancasila. Seperti halnya keluarga, sutau bangsa yang bertekad mencapai
cita-cita bersama memerlukan suatu pandangan hidup. Tanpa pandangn hidup, suatu bangsa
akan terombang ambing. Dengan pandangan hidup suatu bangsa dapat secara jelas mengetahui
arah yang dicapai.
Dengan pandangan hidup, suatu bangsa :

 Akan dengan mudah memandang persoalan-pesoalan yang dihadapi;


 Akan dengan mudah mencari pemecahan masalah-masalah yang dihadapi;
 Akan memiliki pedoman dan pegangan;
 Akan membangun dirinya.

Dengan uraian di atas jelaslah betapa pentingnya pandangan hidup suatu bangsa. Pertanyaan
berikut yang secara wajar muncul pada diri kita sendiri “ apakah pandangan hidup itu
sesungguhnya?”.
Seorang dewasa yang memiliki pandangan hidup adalah seseorang yang :

 Yang secara sadar mengetahui cita-citanya;


 Yang secara sadar memilih bentuk kehidupan yang ditempuhnya;
 Yang mengetahui nilai-nilai yang dijunjung tinggi;
 Yang mengetahui mana yang benar dan mana yang salah serta melaksanakanya secara
jujur.

Dengan demikian, pandangan hidup suatu bangsa adalah :

 Cita-cita bangsa;
 Pikiran-pikiran yang mendalam;
 Gagasan mengenai wujud kehidupan yang lebih baik.

Jadi pandangan hidup suatu bangsa adalah inti sari (kristalisasi) dari nilai-nilai yang dimiliki
bangsa itu dan diyakini kebenaranya, yang berdasarkan pengalaman sejarah dan yang telah
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkanya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang
ingin dicapai sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah sesuatu
bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapi dan menetukan arah serta
bagaimana cara bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tadi.

Tanpa memiliki pandangan hidup maka sesuatu bangsa akan merasa terus terombang-ambing
dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang timbul, baik persoalan-persoalan di
masyarakat sendiri maupun persoalan-persoalan besar umat manusia dalam pergaulan
masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan
memiliki pedoman dan pegangan bagaimana ia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi,
sosial budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada
pandangan hidup itu pula sesuatu bangsa akan membangun dirinya.

Dalam pandangan hidup ini terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan
oleh sesuatu bangsa, terkandung pikiran yang dianggap baik. Pada akhirnya pandangn hidup
suatu bangsa adalah suatu kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang
diyakini kebenaranya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkanya. Karena
itulah dalam melaksanakan pembangunan misalnya, kita tidak dapat begitu saja mencontoh atau
meniru model yang dilakukan oleh bangsa lain tanpa menyesuaikan dengan pandangn hidup, dan
kebutuhan-kebutuhan yang baik dan memuaskan bagi suatu bangsa, belum tentu baik dan
memuaskan bagi bangsa lain. Oleh karena itu pandangan hidup suatu bangsa merupakan masalah
yang sangat asasi bagi kekohan dan kelestarian suatu bangsa.

Negara Republik Indonesia memang tergolong muda dalam barisan Negara-negara lain di dunia.
Tetapi bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaan yang tua, melalui gemilangnya
Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Mataram.

Kemudian mengalami penderitaan penjajahan sepanjang tiga setengah abad, sampai akhirnya
bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah
perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kembali kemerdekaan nasionalnya sama tuanya
dengan sejarah penjajahan itu sendiri. Berbagai babak sejarah telah dilalui dan berbagai jalan
ditempuh dengan cara yang berbeda-beda, mulai dari cara yang lunak sampai dengan cara yang
kasar, mulai dari gerakan kaum cendikiawan yang terbatas smapai pada gerakan yang
menghimpun kekuatan rakyat banyak, mulai dari bidang pendidkan, kesenian daerah,
perdagangan sampai pada gerakan-gerakan politik.

Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil
antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa yang
akan datang, yang secara keseluruhan membentuk kepribadianya sendiri. Oleh karena itu bangsa
Indonesia lahir dengan kepribadianya sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan
Negara itu, kepribadian itu ditekankan sebagai pandangan hidup dan dasar Negara Pancasila.
Bangsa Indonesia lahir dengan kekuatan sendiri, maka percaya pada diri sendiri juga merupakan
salah satu cirri kepribadian bangsa Indonesia. Karena itulah, Pancasila bukan lahir secara
mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses yang panjang, dimatangkan oleh
sejarah perjungan bangsa kita sendiri, dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan
diilhami oleh bangsa kita dan gagasan-gagasan besar bangsa kita sendiri.
Karena pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa,
maka ia diterima sebagai Dasar Negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini tampak
dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, namun dalam
tiga buah UUD yang pernah kita miliki yaitu dalam pembukaan UUD 1945, Mukadimah
Konstitusi Republik Indonesia Serikat dan UUD sementara Republik Indonesia tahun 1950
pancasila itu tetap tercantum di dalamnya.
Pancasila yang selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional kita, Pancasila selalu menjadi
pegangan bersama pada saat terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa kita,
merupakan bukti sejarah bahwa Pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia
sebagai dasar kerohanian bangsa, dikehendaki sebagai Dasar Negara.

3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dikodratkan hidup secara berkelompok.
Kelompok manusia itu akan selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Perkembangan
manusia dari yang mengelompok itu sampai pada suatu keadaan dimana mereka itu terjalin
ikatan hubungan yang kuat dan serasi. Ini adalah pertanda adanya kelompok manusia itu dengan
cirri-ciri kelompok tertentu, yang membedakan mereka dengan kelompok-kelompk manusia
lainya. Kelopmok ini membesar dan menjadi suku-suku bangsa. Tiap suku bangsa dibedakan
oleh perbedaan nilai-nilai dan moral yang mereka patuhi bersama. Berdasarkan hal ini kita dapat
menyebutkan adanya kelompok suku bangsa Minangkabau, Batak, Jawa, Flores, Sunda, Madura,
dan lain sebagainya. Semua suku itu adalah modal dasar terbentuknya kesadaran berbangsa dan
adanya bangsa Indonesia yang kita miliki adalah bagian dari bangsa itu sekarang ini.
Kelompok-kelompok manusia tersebut dikatakan suku bangsa, karena mempunyai tujuan hidup.
Tujuan hidup kelompok ini akan membedakan mereka dengan kelompok suku bangsa lain di
Nusantara ini. Jadi kita kenal dengan pandangan hidup suku Jawa, Sunda, Batak, Flores, Madura,
dan lain-lain sebagainya.

Pandangan hidup merupakan wawasan atau cara pandang mereka untuk memenuhi kehidupan di
dunia dan bekal di hari akhir. Bangsa Indonesia yang terdiri dari suku bangsa tersebut, meyakini
adanya kehidupan di dunia dan hari akhir. Berdasarkan hal tersebut kita menemukan persamaan
pandangan hidup di antara suku-suku bangsa di tanah air ini, ialah keyakinan mereka adanya dua
dunia kehidupan.
Inilah yang menyatukan pandangan hidup bangsa Indonesia, walaupun mereka terdiri atas
berbagai suku yang berbeda.

Bangsa Indonesia yang terikat oleh keyakinan Kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan kuatnya
tradisi sebagai norma dan nilai kehidupan dalam masyarakat adalah tali persamaan pandangan
hidup antara berbagai suku bangsa di Nusantara ini. Pandangan hidup kita berbangsa dan
bernegara tersimpul dalam falsafah kita Pancasila. Pancasila memeberikan pancaran dan arah
untuk setiap orang Indonesia tentang masa depan yang ditempuhnya. Inilah pandangan hidup
bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam kelima Sila Pancasila.
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dalam perjuangan untuk
mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang
dijunjungnya sebagai suatu pandangan hidup. Nilai-nilai luhur adalah merupakan suatu tolak
ukur kebaikan yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam hidup
manusia.
Kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia mempunyai fungsi
pokok sebagai pandangan hidup, pedoman hidup dan petunjuk arah untuk semua kegiatan dan
aktivitas hidup dan penghidupan bangsa Indonesia di berbagai aspek kehidupan masyarakat dan
bangsa Indonesia. Ini berarti semua sikap dan perilaku manusia Indonesia harus dijiwai dan
merupakan pancaran pengamalan sila-sila pancasila.
Pancasila dipahami sebagai pedoman, pegangan, dan petunjuk hidup. Pancasila sebagai
pandangan hidup berarti:
1. Memberikan jawaban terhadap tantangan dan hambatan dalam mewujudkan kehidupan yang
baik.
2. Konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan bangsa Indonesia
3. Kristalisasi nilai yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia dan menimbulkan tekad
yang mewujudkannya.
Keragaman budaya bangsa Indonesia diungkapkan dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang
mengandung arti, meskipun bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya dan
bahasa, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia itu satu sebagai bangsa. Secara konsepsional,
keragaman budaya itu merupakan aset bangsa, oleh karena itu perbedaan tidak harus
dipersoalkan, sepanjang perbedaan itu dalam kerangka persatuan. Pancasila sering disebut
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Artinya nilai-nilai dari sila-sila Pancasila memang
digali dari khazanah kebudayaan bangsa. Dari itu maka setiap pandangan hidup warga bangsa
dijamin eksistensinya. Setiap warga negara dijamin oleh Undang-Undang untuk menjalankan
agamanya sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya.
Bangsa Indonesia mewarisi nilai budaya yang melandasi kegidupannya. Sari dan puncak sosio-
budaya ini adalah nilai-nilai yang melandasi tata kehidupan. Nilai ini disebut pandangan hidup
(filsafat hidup).intinya,pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.sebagaimana setiap
pribadi manusia selalu mempunyai keyakinan dan pandangan hidup yang dianggap terbaik, atau
pilihan nilai, maka setiap bangsa harus demikian.
Sari dan puncak nilai dalam sosio-budaya kita terutama :
Kayakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai Maha Pencipta Semesta, Pengayon alam
semesta. Kepadanya manusia menaruh kepercayaan dan harapan bagi hidup di dunia dan sesudah
mati. Inilah asa kehidupan ketuhanan dan keagamaan.

Asas kekeluargaan, cinta kebersamaan sebagai satu keluarga, ayah, ibu, anak-anak. Cinta dan
kekeluargaan ini menjadi dasar terbentuknya masyarakat (kampong, desa, warga sampai negara),
kesatuan dan kemakmuran.

Asas musyawarah mufakat : kebersamaan adalah kumpulan banyak pribadi, warga dan keluarga.
Keinginan dan kemampuan warga masyarakat berbeda-beda. Supaya mereka tetap rukun bersatu,
keputasan diputuskan atas dasar musyawarah dan mufakat.
Asas gotong royong : kebersamaan memikul beban tanggung jawab demi kepentingan bersama.
Keputusan yang ditetapkan atas asas musyawarah mufakat untuk kebersamaan adalah tanggung
jawab bersama. Jadi, dilaksanakan secara gotong-royong oleh dan untuk kebersamaan.
Asas tenggang rasa atau teposeliro : saling menghayati keadaan dan perasaan antar warga, antar
pribadi. Asas saling menghormati dalam beragam dan perbedaan. Saling menghormati hak,
pendapat, keyakinan dan agama masing-masing demi terpeliharanya kesatuan dan keharmonisan
hidup bersama.
Asas mendasar ini merupakan sifat utama masyarakat kita ( bangsa indonesia ) sepanjang
sejarah. Tata kehidupan berdasarkan asas-asas demikian membudaya dan merupakan watak
masyarakat Indonesia. Karena itu pula nilai-nilai ini dianggap sebagai kepribadian Indonesia.
Nilai-nilai dasar ini menjiwai dan melandasi tata kehidupan rakyat jauh sebelum Indonesia
merdeka. Kesatuan kerukaunan, keharmonisan dan kesejahteraan sebagai wujud pengamalan
nilai dasar ini dipandang sebagai dasar mengandung kebenaran dan kebaikan. Karena itulah nilai
dasar ini dipandang sebagai keyakinan dan pandangan hidup ( filsafat hidup ). Makna pandangan
hidup ( filsafat hidup ) antara lain ialah:
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan dan ingin mengetahui dengan jelas kea rah mana
tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup
inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang diahadapinya dan menentukan
arah serta cara bagaimana bangsa itu memecah persoalan-persoalan tadi.

Dengan pandangan hidup yang jelas suatau bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana ia memecahkan persoalan-persoalan politik, wkonomi, social dan budaya yang timbul
dalam gerak masyarakat yang yakin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula
suatu bangsa akan membangun dirinya.

Dalam pandangan hidup ini terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan
oleh suatu bangsa, terkadang pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai
wujud kehidupanyang dianggap baik.
Pada akhirnya pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekat pada
bangsa untuk mewujudkannya.

Pandangan hidup merupakan masalah yang sangat asasi bagi kekokohan dan kelestarian suatu
bangsa. Pandangan hidup ialah kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak
yang sudah berurat dan berakar didalam suatau bangsa Indonesia. Karena itu pancasila
merupakan perwujudan nilai dan kepribadian bangsa.
Nilai dasar pandangan hidup ini diterapkan sepanjang sejarah masyarakat kita, karenanya teruji
kebenaran dan kebaikkannya dalam tetap menjamin kesautan dan kerukunan, keseresian dan
kesejahteraan.

Sebagai pandangan hidup, Pancasila menjadi arah semua kegiatan hidup. Pancasila terpancar
dalam seluruh tingkah laku insan Indonesia. Manfaat pancasila sebagai pandangan hidup adalah
sebagai berikut :
1. Menjadikan bangsa Indonesia berdiri kokoh sebagai bangsa merdeka dan berdaulat.
2. Menjadi pedoman pemecahan permasalahan yang dihadapi.
3. Sebagai Pedoman Membangun dirinya sendiri dan hubungan dengan bangsa lain.

Anda mungkin juga menyukai