Anda di halaman 1dari 2

CRITICAL REVIEW

Judul Kasus : Kasus Abrams Company

Penelaah : Ardhia Pramesti (18108040044)

Kelas : SPM-A

Kasus ini berjudul Abrams Company. Perusahaan Abrams bergerak dibidang produksi suku
cadang untuk mobil, truk, bus, dan mesin pertanian. Terdapat tiga kelompok suku cadang, yakni
suku cadang pengapian, suku cadang transmisi, dan suku cadang mesin yang masing-masing
dipimpin oleh seorang wakil presiden dan seorang general manager.

Selain ketiga kelompok suku cadang yang juga merupakan nama divisi dalam Abrams
Company, ada juga yang dinamakan Divisi Pemasaran AM. Divisi ini merupakan pasar yang terdapat
dalam perusahaan Abrams dan melakukan jual beli suku cadang dalam sehingga dinamakan
penjualan dalam. Selain penjualan dalam juga tentunya terdapat penjualan luar kepada agen tunggal
pemegang merek (original equipment manufacturer = OEM) dan juga para pedagang besar.

Nilai penjualan Abrams Company pun cukup tinggi, yakni sebesar $500 juta yang meliputi
penjualan didalam sebesar $100 juta (penjualan dari 3 divisi produk kepada divisi AM), sebesar $130
juta penjualan divisi suku cadang pengapian, $100 juta penjualan divisi suku cadang transmisi, $90
juta penjualan divisi suku cadang mesin, $180 juta penjualan divisi suku cadang AM. Setelah
dikurangi dengan penjualan dalam, penjualan luar Abrams Company sebesar $400 juta.

Sebagai sebuah perusahaan yang sudah terkenal di dunia, tentunya Abrams Company selalu
berusaha melakukan upaya terbaik dalam manajemen agar dapat mencapai target ROI setiap
tahunnya. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menetapkan target ROI pada masing-
masing divisi produk, tak terkecuali divisi pemasaran AM sendiri.

Pada departemen penjualan OEM, tiap divisi produk bekerja sama dengan para ahli dalam
mengembangkan produk suku cadang baru yang inovatif dan efektif dalam hal biaya untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dan melayani konsumen dengan suku cadang yang telah dipasok
kepada OEM. Para eksekutif Abrams Company berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang
menentukan suksesnya pasar OEM adalah: (1) Kemampuan untuk merancang suku cadang yang
inovatif dan andal untuk memenuhi kualitas, kinerja, dan spesifikasi berat yang ditentukan oleh
konsumen, (2) Menepati jadwal pengiriman sehingga OEM dapan meminimalkan persediaan di
gudang, (3) Pengendalian biaya.

Dalam Abrams Company ini, masih sama dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Yakni
apabila melakukan penjualan yang melebihi target, maka akan dilakukan pembagian insentif bagi
manajer staf dan lininya. Makin tinggi posisinya dalam hierarki organisasi, maka makin banyak poin
standar yang diterima.

Setiap perusahaan pasti memiliki sebuah masalah dalam manajemennya. Bukan perusahaan
namanya bila dalam usahanya untuk mencapai tujuan tidak menghadapi kendala-kendala. Termasuk
dalam Abrams Company ini sendiri juga memiliki beberapa masalah dalam manajemennya.
Diantaranya adalah (1) Seringkali terjadi perselisihan mengenai harga transfer dan suku cadang yang
dijual oleh divisi produk kepada divisi AM, (2) Manajemen puncak merasa bahwa divisi produk
seringkali cenderung memberlakukan divisi AM sebagai konsumen yang tidak bebas karena pabrik
lebih memilih memenuhi permintaan luar (OEM) daripada divisi AM yang sama sekali tidak
diperbolehkan membeli barang dari tempat lain, (3) Manajemen puncak merasa bahwa divisi AM
dan ketiga divisi produk menyimpan persediaan yang berlebihan sepanjang tahun.

Saran untuk ketiga permasalahan dalam Abrams Company, (1) segera melakukan
divisionalisasi (penggabungan divisi produksi dengan divisi pemasaran) yang dapat disebut sebagai
pusat laba dalam perusahaan ini. Agar terjadi sinkronisasi dalam mencapai tujuan perusahaan, (2)
perlu adanya kompensasi yang lebih tinggi apabila manajer divisi produk dapat mencapai target
penjualan ke divisi AM sehingga lebih mendorongnya untuk menjual ke divisi AM daripada menjual
ke OEM, (3) Sebelum liburan natal tiba, agar tidak terjadi penyimpanan persediaan yang berlebih,
maka manajemen dapat meningkatkan usaha dalam penjualan produk agar persediaan diakhir tahun
dapat dikendalikan seminimal mungkin dan dapat memaksimalkan keuntungan sebelum berganti
tahun dan pembukuan akuntansinya.

Adapun kelemahan dari Abrams Company ini pengorganisasian unit bisnis sebagai pusat laba
dilakukan secara desentralisasi, sehingga mudah terjadi perselisihan serta persaingan tidak sehat
antar divisi produk dan divisi AM sendiri dalam mencapai target ROI. Selain itu, strategi dalam
pemasarannya juga tidak sinkron antar divisi karena belum dilakukannya divisionalisasi dan
pembagian fungsi dan tugas agar lebih efektif dan efisien.

Kelebihan dari Abrams Company adalah perusahaan ini mampu memproduksi suku cadang
dengan kualitas yang baik dan mampu bersaing dalam pasar di AS dan negara lain. Selain itu,
perusahaan juga mampu melakukan inovasi produksi suku cadang dengan bekerja bersama para ahli
dari pihak OEM.

Kesimpulannya adalah, pihak manajemen perlu mengevaluasi keseluruhan terkait


manajemen, produksi, pembagian insentif, dan penetapan ROI per divisi agar kinerja perusahaan
kedepan lebih tertata kembali sehingga dapat maksimal dalam mengembangkan dan mencapai
tujuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai