harga transfer untuk suku cadang yang sama ke divisi AM. Permasalahan
muncul ketika suku cadang yang dijual ke divisi AM belum pernah dijual
divisi produk ke OEM sehingga tidak ada harga pasar OEM. Biasanya,
permaslahan harga transfer dipecahkan dengan melibat dua divisi, tetapi
kadang-kadang wakil presiden keuangan diminta untuk menengahi
perselisihan tersebut.
2. Manajemen atas merasa bahwa divisi produk sering memperlakukan divisi
AM sebagai konsumen yang tidak bebas. Pabrik sering mendahulukan OEM
dari pada divisi AM. Manajemen atas tidak ingin divisi AM menjual produk
pesaing karena akan menyebabkan citra tidak baik bagi perusahaan. Divisi
AM diharapkan dapat menyakinkan manajer pabrik yang tepat untuk
mengerjakan produksi suku cadangyang dibutuhkan.
3. Manajemen tingkat atas merasa adanya persediaan yang berlebihan
sepanjang tahun di setiap divisi.
Evaluasi Manajemen Puncak :
Pertama : Adanya perselisihan mengenai harga transfer suku cadang yang
dijual oleh divisi produk kepada divisi AM. Hal ini dapat menyebabkan pusat
pertanggungjawaban laba menjadi lemah. Seharusnya perselisihan ini
dipecahkan dengan melibatkan divisi produk dan divisi AM. Akan tetapi, wakil
presiden keuangan yang diminta untuk menengahi perselisihan tersebut
Alternatif Solusi :
pertama membentuk unsur divisionalisasi (penggabungan divisi produksi
dengan pemasaran) yang disebut pusat laba dalam perusahaan ini. supaya,
terjadi singkronisasi agar dapan mencapai tujuan perusahaan. Kedua, dengan
menghitung Harga transfer dapat ditetapkan pada biaya variabel (jika ada
kelebihan kapasitas) dan biaya penuh. Selain itu ditambah dengan profit yang
diinginkan. Untuk harga transfer cost-based , harga transfer dihitung dari biaya
standar ditambah profit yang diinginkan.
Kedua : Manajemen puncak merasa bahwa divisi produk seringkali cenderung
memberlakukan divisi AM sebagai konsumen yang tidak bebas. Hal ini, terlihat
bahwa pabrik tersebut sering kali lebih memilih untuk memenuhi permintaan
konsumen OEM karena konsumen OEM akan memindahkan bisnisnya ke tempat
lain, sementara divisi AM tidak dapat membeli dari tempat lain. Hal ini terjadi
karena pengaturan unit bisnis sebagai profit center dimana otoritas pembuatan
keputusan bergeser dari manajemen atas ke level lebih rendah sehingga divisi
produk dapat tidak menjual ke divisi AM. Divisi-divisi dari Abrams kehilangan
kesamaan tujuan yaitu tujuan perusahaan secara keseluruhan. Divisi produk bisa
saja mengoptimalkan profit divisinya dengan mengorbankan profit perusahaan
secara keseluruhan. Selain itu, program kompensasi perusahaan juga tidak
mendorong terjadinya penjualan internal.Manajer pabrik hanya diberi bonus atas
penjualan di luar perusahaan dan tidak ada bonus dan penalti atas kekurangan
untuk penjualan internal. Hal ini menyebabkan kecenderungan divisi produk
mendahului OEM daripada divisi AM.
Alternatif Solusi :
1. Kelemahan :
Pengoorganisasian unit bisnis sebagai profit center dilakukan secara
desentralisasi sehingga mudah menyebabkan terjadinya perselisihan serta
persaingan tidak sehat.
Strategi pemasaran dalam hal profit center tidak sinkron. Hal ini dikarenakan
tidak adanya divisionalisasi ( penggabungan antara divisi produk dengan
divisi AM )
Alternatif Solusi :
Manajemen atas perusahaan Abrams perlu membatasi hal-hal yang memerlukan
pertimbangan strategis, keseragaman (misalnya metode akuntansi) dan
sebagainya. Setiap divisi memiliki cara atau strategi masing-masing yang berisi
kegiatan produksi dan pemasaran yang diperbolehkan dan tidak boleh merebut
bisnis unit bisnis lainnya. Manajemen tingkat atas harus terlibat dalam menjaga
kesamaan tujuan dan keutuhan organisasi.
2. Kelebihan :
o
o
o
Divisi produksi berkerja sama dengan para ahli dari pihak OEM untuk
mengembangkan suku cadang baru yang inovatif dan efektif dalam hal
biaya untuk memenuhi kebutuhan dan melayani konsumen
Kemampuan untuk merangsang suku cadang yang inovatif untuk memenuhi
kualitas kinerja dan spesifikasi berat.
Adanya rencana kompensasi berdasarkan laba perlembar saham. Karyawan
akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan untuk
meningkatkan laba per lembar saham yang juga akan meningkatkan insentif
atau bonus. Jadi terwujudnya kesamaan tujuan (goal congruence).
Divisi-divisi Abrams memiliki produk berupa suku cadang yang berbeda-beda
dan departemen penjualan masing-masing. Rendahnya interaksi antara divisi
mempermudahkan pembebanan tanggungjawab dan pengukuran kinerja
kecuali divisi AM.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony Robert N, Vijay Govindarajan, 2002. Sistem Pengendalian Manajemen,
Diterjemahkan Oleh Kurniawan Tjakrawala, Edisi Satu, Salemba Empat :
Jakarta.
Anthony Robert N, Vijay Govindarajan, 2005. Management Control System.
Sistem Pengendalian Manajemen. Diterjemahkan Oleh Kurniawan
Tjakrawala, Edisi Sebelas, Salemba Empat : Jakarta.
https://titaviolet.wordpress.com/2009/09/26/pusat-laba/
http://dokumen.tips/documents/sistem-pengendalian-manajemen55f5b2efaaa59.html