Anda di halaman 1dari 7

2.

7 Keunggulan Asuransi Syari’ah


1. Asuransi Syariah memilihi tujuan utama untuk mencari keridhoan Allah sehingga
memiliki filosofi ganda berupa tujuan dunia dan akhirat.
2. Dasar hukum Asuransi Syariah adalah al-Qur’an, hadits serta fatwa para ulama
terkemuka, sehingga kehati-hatian dalam muamalah serta kinerjanya lebih besar
karena dipertanggung jawabkan langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Dalam Asuransi Syariah keterbukaan laporan menjadi keharusan termasuk dalam
hal sumber dana, penggunaan, serta zakat yang ada. Sedangkan dalam asuransi
konvensional tidak ada keharusan keterbukaan dalam sistem pembukuannya
dimana hal ini jelas lebih membuka peluang besar untuk melakukan tindakan
yang tidak di benarkan.
4. Produk yang di tawarkan terjaga dari unsur yang tidak jelas (gharar), spekulatif
(maisir) dan riba (bunga).
5. Dalam Asyuransi Syariah resiko di tanggung bersama oleh peserta asuransi
syariah.
6. Dalam asuransi Syariah investasi berbasis syariah.
7. Dalam Asuransi Syariah pembayaran klaim resiko bersumber dari dana Tabbaru’
yang sudah diniatkan dan di ikhlaskan oleh peserta asuransi di awal untuk
kepentingan sosial atau tolong-menolong diantara peserta asuransi.
8. Asuransi Syariah dana yang kita investasikan di jamin keberkahannya. [ CITATION
Fah18 \l 1057 ]
2.8 Mekanisme Kerja Asuransi Syariah
Didalam operasional syariah yang sebenarnya terjadi adalah saling
bertanggung jawab, membantu dan melindungi diantara para peserta itu sendiri.
Perusahaan diberi kepercayaan oleh para peserta untuk mengelola premi,
mengembangkan dengan jalan yang halal, memberikan santunan kepada yang
mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian tersebut.
Adapun proses yang dilalui seputar mekanisme kerja asuransi syariah dapat diuraikan:
1. Underwriting adalah proses penafsiran jangka hidup seseorang calon peserta yang
dikaitkan dengan besarnya risiko untuk menentukan besarnya premi.
Underwriting asuransi syariah bertujuan memberikan skema pembagian resiko
yang proposional dan adil diantara para peserta yang secara relatif homogen.
Dalam melakukan proses underwriting terdapat tiga konsep penting yang
menjadi dasar bagi perusahaan asuransi untuk menerima dan menolak suatu
penutupan resiko. Pertama, kemungkinan menderita kerugian, kondisi ini
diramalkan berdasarkan apa yang terjadi pada masa lalu. Kedua, tingkat resiko,
yaitu ketidakpastian akan kerugian pada masa yang akan datang. Ketiga, hukum
bilangan dimana makin banyak obyek yang mempunyai resiko yang sama atau
hampir sama, akan makin bertambah baik bagi perusahaan karena penyebaran
risiko akan lebih luas dan kemungkinan menderita kerugian dapat secara
sistematis diramalkan.

Pada asuransi syariah underwriting berperan:

a. Mempertimbangkan risiko yang diajukan. Proses seleksi yang dilakukan oleh


underwriting dipengaruhi oleh faktor usia, kondisi fisik atau kesehatan, jenis
pekerjaan, moral dan kebiasaan, besarnya nilai pertanggungan, dan jenis
kelamin.
b. Memutuskan meneriama atau tidak risiko-risiko tersebut.
c. Menentukan syarat, ketentuan dan lingkup ganti rugi termasuk memastikan
peserta membayar premi sesuai dengan tingkat risiko, menetapkan besarnya
jumlah pertanggungan, lamanya waktu asuransi, dan plan sesuai dengan
tingkat risiko peserta.
d. Mengenakan biaya upah (ijarah/fee) pada dana kontribusi peserta.
e. Mengamankan profit morgin dan menjaga agar perusahaan asuransi tidak
rugi.Menjaga kestabilan dana yang terhimpun agar perusahaan dapat
berkembang.
f. Menghindari anti seleksi.
g. Underwriting juga harus memperhatikan pasar kompetetif yang ada dalam
ketentuan tarif, penyebaran resiko dan volume, dan hasil survei.

Beberapa hal yang patut menjadi perhatian para underwriter pada asuransi
umum, sebelum mengambil keputusan untuk mengaksep atau tidak suatu prospek
adalah sebagai berikut:

a) Kompetisi
Disisni dituntut kematangan seorang underwriter. Underwriter yang baik
adalah yang adil.
b) Penyebaran resiko dan volume.
c) Survei
Survei akan memungkinkan underwriter memperoleh setiap detail
kemungkinan mengenai resiko kondisi fisik dan juga kesempatan
mengamankan informasi mengenai keadaan moral pemohon. Laporan survei
meliputi sejumlah ciri-ciri berikut:
1. Deskripsi utuh terhadap resiko.
2. Penilaian tingkat resiko.
3. Pengukuran kemungkinan kerugian maksimal.
Calon peserta harus mengisi formulir permohonan secara lengkap yang intinya
antara lain sebagai berikut:
 Uraian bisnis secara rinci.
 Perubahan bisnis yang dilakukan belakangan ini dan kemungkinan
pengembangannya selama masa keikutsertaannya asuransi syariah.
 Catatan perkara yang telah dialami.
2. Polis Asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta
asuransi dengan perusahaan asuransi. . Polis asuransi merupakan bukti
auntetik berupa akta mengenai adanya perjanjian asuransi. Unsur-unsur yang
harus ada dalam polis adalah:
o Deklarasi, memuat data yang berkaitan dengan peserta seperti nama,
alamat, jenis dan lokasi objek asuransi, tanggal dan jangka waktu
penutupan, perhitungan dan besarnya premi serta informasi lain yang
diperlukan.
o Perjanjian asuransi, memuat pernyataan perusahaan asuransi menyatakan
kesanggupannya mengganti kerugian atas objek asuransi apabila terjadi
kerusakan.
o Pernyataan polis, memuat kondisi objek, batas waktu pembayaran premi,
permintaan pembatalan polis, prosedur pengajuan klaim, asuransi ganda,
subrogasi.
o Pengecualian, memuat penyebutan dengan jelas musibah apa saja yang
tidak ditutup atau diluar penutupan asuransi.
o Kondisi pertanggungan, memuat kondisi objek yang diasuransikan.
o Polis ditandatangani oleh perusahaan asuransi.
Dalam asuransi Islam, untuk menghindari unsur-unsur yang
diharamkan di atas kontrak asuransi, maka diberikan beberapa pilihan kontrak
alternatif dalam polis asuransi tersebut. Sebagai ilustrasi:
 Polis dengan akad Mudhorobah atau mudhobbah musyarakah. Pada akad
Mudhorobah peserta asuransi menyediakan modal untuk dikelola oleh
operator asuransi. Sedangkan Mudhorobah musyarakah perusahaan
asuransi sebagai Mudhorib menyertkan modal atau dananya dalam
investasi bersama dana peserta. Dalam kontrak tercantum persetujuan
kontribusi yang dijadikan dana asuransi syariah dan pihak operator berhak
mengelola dan mengivestasikan dana asuransi untuk kepentingan
perusahaan sesuai dengan prinsip Mudhorobah. Peserta menyetujui
kontribusinya dijadikan tabarru’ dan digunakan untuk membantu peserta
lain yan tertimpa musibah dalam bentuk hibah.
 Wakalah bil ujrah, yaitu pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan
asuransi untuk mengelola dana peserta dengan pemberian ujrah (fee).
Persetujuan kontribusi yang dimasukkan dapat dinvestasikan dan dikelola
sesuai dengan prinsip syariah, persetujuan pembayaran klaim/manfaat
asuransi, provisi dan cadangan sesuai pedoman dan kebijakan otoritas.
Persetujuan membayar biaya wakalah bil ujrah.
3. Premi (Kontribusi) Premi asuransi bagi peserta secara umum bermanfaat untuk
menentukan besar tabungan peserta asuransi, mendapatkan santunan kebajikan
atau dana klaim terhadap suatu kejadian yang mengakibatkan terjadinya klaim,
menambahkan investasi pada masa yang akan datang. Sedangkan bagi
perusahaan premi berguna untuk menambah investasi pada suatu usaha untuk
dikelola. Premi yang dikumpulkan dari peserta paling tidak harus cukup untuk
menutupi tiga hal, yaitu klaim resiko yang dijamin, biaya akuisisi, dan biaya
pengelolaan operasional perusahaan.
Premi dalam asuransi syariah umumnya dibagi beberapa baagian, yaitu:
Premi tabungan, yaitu bagian premi yang merupakan dana tabungan
pemegang polis yang dikelola oleh perusahaan dimana pemiliknya akan
mendapatkan hak sesuai dengan kesepakatan dari pendapatan investasi
bersih. Premi tabungan dan hak bagi hasil investasi akan diberikan kepada
peserta bila yang bersangkutan dinyatakan berhenti sebagai peserta.
Premi tabbaru’ yaitu sejumlah dana yang dihibahkan oleh pemegang
polis dan digunakan untuk tolong menolong dan menaggulangi
musibah kematian yang akan disantunkan kepada ahli waris bila
peserta meninggal dunia sebelum masa asuransi berakhir.
Premi biaya adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta
kepada perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan dalam rangka pengelolaan dana asuransi. Penetapan
besarnya tarif premi tidak ditentukan oleh pemerintah, karena
diserahkan pada mekanisme pasar yang berlaku.
Penetapan tarif premi asuransi kerugian, perhitungan jumlah
premi yang akan mempengaruhi dana klaim tergantung pada beberapa
hal, antara lain:
 Penetapan tarif premi harus dilakukan dengan memperhitungkan:
 Premi murni dihitung berdasarkan profil kerugian untuk jenis
asuransi yang bersangkutan sekurang-kurangnya 5 tahun
terakhir.
 Biaya perolehan, termasuk komisi agen.
 Biaya administrasi dan biaya umum lainnya.
 Tarif premi harus ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak
melebihi dan tidak ditetapkan secara diskriminatif. Demikian pula
tidak boleh terlalu berlebihan sehingga tidak sebanding dengan
manfaat yang dijanjikan.
4. Pengelolaan dana asuransi (Premi) dapat dilakukan dengan akad mudharobah,
mudharobah musyarakah atau wakalah bil ujrah. Pada akad mudharobah,
keuntungan perusahaan asuransi syariah dari bagian keuntungan dana daari
investasi (sistem bagi hasil). Para peserta asuransi syariah berkedudukan sebagai
pemilik modal dan perusahaan asuransi syariah berfungsi sebagai pihak yang
menjalankan modal. Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu
dibagi antara peserta dan perusahaan sesuai ketentuan yang telah disepakati.
Pada akad mudharobah musyarakah, perusahaan asuransi bertindak sebagai
mudharib yang menyertakan modal atau dananya dalam investai bersama dana
para peserta. Perusahaan dan peserta berhak memperoleh bagi hasil dari
keuntungan yang diperoleh dari investasi. Sedangkan pada akad wakalah bil
ujrah, perusahaan berhak mendapatkan fee sesuai dengan kesepakatan. Para
peserta memberikan kuasa kepada perusahaan untuk mengelola dananya dalam
hal: kegiatan administrasi, pengelolaan dana, pembayaran klaim, underwriting,
pemasaran, dan investasi.[ CITATION Nur12 \l 1057 ]
Daftar Pustaka
Fahiraah. (2018, Juli 31). Makalah Asuransi Syariah. Retrieved Mei 22, 2020, from Blogspot:
http://fakhirahumar.blogspot.com/2018/07/makalah-asuransi-syariah.html

Nurdinizer. (2012, Juni 16). Mekanisme Kerja Asuransi Syariah. Retrieved Mei 22, 2020, from
Wordpress: https://nurdinizer.wordpress.com/2012/06/16/mekanisme-kerja-asuransi-
syariah/

Anda mungkin juga menyukai