Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 11

KONSELING KELUARGA

“KONSELING PRANIKAH (Pra Marriage Counseling)”

Dosen Pembina

Prof. Dr. Hj. Neviyarni S, M.S., Kons.

OLEH

Farhan Muhtadi

18006259

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KONSELING PRANIKAH (Pra Marriage Counseling)

A. Pengertian Konseling Pranikah


Konseling pranikah adalah nasehat yang diberikan kepada pasangan sebelum menikah, menyangkut masalah medis, psikologis, seksual, dan sosial. Jadi,
Konseling Pranikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul dalam
rumah tangga mereka dan membekali mereka kecakapan untuk memecahkan masalah. Tujuannya agar mereka dapat berkembang dan mampu memecahkan
masalah yang dihadapinya melalui cara-cara yang saling menghargai, toleransi, dan komunikasi, agar dapat tercapai motivasi berkeluarga, perkembangan,
kemandirian, dan kesejahteraan seluruh anggota keluarganya (Willis, 2009).

B. Beberapa Persoalan yang Berkaitan dengan Konseling Pranikah


1. Cinta dan Komitmen : Cinta merupakan salah satu syarat untuk melanjutkan kejenjang pernikahan. Menurut Sarlito.W.Sarwono (2015) cinta memiliki 3
unsur yaitu: (a) Keterikatan, adanya  perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia; (b)
Keintiman, adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi; (c) Kemesraan, adanya rasa ingin
membelai/dibelai, rasa kangen kalau jauh/lama tidak bertemu, adanya ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Komitmen dapat diartikan sebagai janji,
Macam-macam komitmen: (a) Komitmen mendekat, seseorang berkomitmen karena perasaan bahwa dengan terus melanjutkan hubungan maka hidup akan
lebih bahagia; (b) Komitmen menghindar, yaitu ketika seseorang berkomitmen karena khawatir akan mendapatkan hal negatif jika hubungannya berakhir,
seperti bahwa ia harus melanjutkan hubungan karena secara moral harus begitu atau karena tidak sanggup berpisah.
2. Masalah Seks: Komunikasi yang tidak harmonis dapat berakibat perilaku seksual tidak sehat, dapat mengakibatkan rusaknya hubungan sebagai suami-istri.
Kondisi perilaku seksual seseorang dan pasanganya, baik yang sehat maupun yang tidak sehat mewarnai kualitas hidup yang bersangkutan dan pasangannya,
artinya perilaku seksual yang sehat dapat membuat hidupnya berkualitas dan sebaliknya perilaku seksual yang tidak sehat dapat membuat hidupnya tidak
berkualitas (Soeharto, 2016).
3. Konflik Pribadi: Pada proses pengenalan masalah pranikah terungkap 6 persoalan sebelum menikah, yaitu: (a) Ekonomi, seringkali menjadi masalah serius
pasangan yang akan melangsungkan pernikahan, biasanya biayanya terkait resepsi pernikahannya; (b) Pasangan belum bekerja, ada rasa kekhawatiran tidak
bisa menghidupi keluarga selama pernikahan; (c) Hamil di luar nikah, persoalan muncul ketika laki-laki tersebut tidak bertanggung jawab, salah satu
pasangannya masih sekolah dan persoalan lainnya; (d) Terlambat menikah, usia yang mestinya menikah terlewat sehingga mengalami kesulitan mencari
pasangan ketika usia sudah semakin bertambah; (e) Status palsu, seperti mengaku  perjaka ternyata sudah punya anak atau masih terikat pernikahan dengan
perempuan lain; (f) Minim pendidikan seks, masalah ini mengakibatkan adanya pernikahan dini, tidak mengetahui organ reproduksi diri sendiri, hak-hak
seksual pasangan, kesehatan reproduksi pasangan, tidak mengetahui alat kontrasepsi, masa subur dan persoalan kesehatan reproduksi lainnya .

C. Praktik Konseling Pranikah


Pertama, tahap konseli menghubungi konselor untuk memastikan bahwa konseli dapat menemui konselor atau disebut persiapan. Kedua, tahap keterlibatan
(the joining) bersama konseli. Dalam tahap ini, konseli menceritakan dan merefleksikan perasaan sesuai dengan permasalahan. Ketiga, tahap menyatakan masalah
ini menjelaskan hakekat pernikahan dan hal-hal yang akan merusak hubungan, mengembalikan kepada konseli apa yang sebenarnya dikehendaki oleh konseli untuk
kelangsungan pernikahannya. Keempat, interaksi yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk penyelesaian masalah, anggota keluarga mendapatkan informasi
yang diperlukan untuk memahami masalahnya dan konselor dapat melatih anggota keluarga  berinteraksi dengan cara-cara yang dapat diikuti. Kelima, tahap
konferensi, yakni meramalkan keakuratan hipotesis dan memformulasi langkah-langkah pemecahan, hal ini konselor menyampaikan beberapa hal apa yang harus
dilakukan konseli. Keenam penentuan, emosi konseli yang mulai stabil dan menata lebih baik lagi pola hubungan antara suami-istri (Yuliyatun, 2016).

Cinta merupakan salah satu syarat untuk melanjutkan


kejenjang pernikahan. Cinta memiliki 3 unsur yaitu: (a)
Keterikatan; (b) Keintiman; (c) Kemesraan. Konseling pranikah adalah nasehat yang diberikan kepada
Komitmen dapat diartikan sebagai janji, Macam-macam pasangan sebelum menikah, menyangkut masalah medis,
komitmen: (a) Komitmen mendekat; dan (b) Komitmen psikologis, seksual, dan social, dimaksudkan untuk
menghindar membantu pasangan calon pengantin untuk menganalisis
kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul
dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka
kecakapan untuk memecahkan masalah.

Masalah Seks
perilaku seksual yang sehat dapat membuat
hidupnya berkualitas dan sebaliknya perilaku
seksual yang tidak sehat dapat membuat hidupnya PENGERTIAN
tidak berkualitas .

Pertama, tahap konseli menghubungi


konselor
Kedua, tahap keterlibatan (the joining)
Konflik Pribadi bersama konseli
Pada proses pengenalan masalah pranikah Ketiga, tahap menyatakan masalah
terungkap 6 persoalan sebelum menikah, yaitu:
(a) Ekonomi; (b) Pasangan belum bekerja; (c) KONSELING Keempat, interaksi
Kelima, tahap konferensi
Hamil di luar nikah; (d) Terlambat menikah; (e) Keenam penentuan
Status palsu; (f) Minim pendidikan seks. PRANIKAH
PRAKTIK
PERSOALAN
KONSELING

KEPUSTAKAAN
Sarwono, Sarlito W & Meinarno, Eko A. 2015. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Soeharto. 2016. Konseling Perkawinan, Hubungan Suami-Istri, dan Kesehatan Seksual, Serta
Implikasinya (online) https://library.uns.ac.id/konseling-perkawinan-hubungan-suami-
isteri-dan-kesehatan-seksual-serta-implikasinya/ diakses pada 5 Maret 2020.
Wilis, Sofyan S. 2009. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta.
Yuliyatun. 2016. Praktik Konseling Pernikahan Islam dalam Pendampingan Tokoh Agama

Anda mungkin juga menyukai

  • PDKT 2
    PDKT 2
    Dokumen8 halaman
    PDKT 2
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Tugas 8 Kelompok 4
    Tugas 8 Kelompok 4
    Dokumen7 halaman
    Tugas 8 Kelompok 4
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • PDKT 1
    PDKT 1
    Dokumen8 halaman
    PDKT 1
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Slta Tugas 7
    Slta Tugas 7
    Dokumen3 halaman
    Slta Tugas 7
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Tugas 13
    Tugas 13
    Dokumen7 halaman
    Tugas 13
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Tugas 9
    Tugas 9
    Dokumen8 halaman
    Tugas 9
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Tugas 10
    Tugas 10
    Dokumen7 halaman
    Tugas 10
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Tugas 8
    Tugas 8
    Dokumen7 halaman
    Tugas 8
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Kesmen 4
    Kesmen 4
    Dokumen4 halaman
    Kesmen 4
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Pemahaman Materi 1 TI
    Pemahaman Materi 1 TI
    Dokumen1 halaman
    Pemahaman Materi 1 TI
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Kesmen 5
    Kesmen 5
    Dokumen6 halaman
    Kesmen 5
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Teklab 3 Farhan
    Teklab 3 Farhan
    Dokumen6 halaman
    Teklab 3 Farhan
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • Kesmen 2
    Kesmen 2
    Dokumen5 halaman
    Kesmen 2
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • PDKT 10
    PDKT 10
    Dokumen10 halaman
    PDKT 10
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat
  • 14
    14
    Dokumen10 halaman
    14
    Stevano Ojo
    Belum ada peringkat