ABSTRAK
Acute coronary syndrome (ACS) merupakan penyakit yang mengancam kehidupan apabila tidak
ditangani dengan cepat. Tindakan yang diberikan oleh keluarga kepada pasien ACS dengan tujuan
mengurangi keluhan pada pasien yang menyebabkan penundaan untuk datang ke pelayanan kesehatan
akan memperburuk keadaan pasien. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui analisis
tindakan keluarga dalam menangani pasien ACS pre hospital di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
Rancangan penelitian adalah kuantitatif deskriptif dengan jumlah populasi 119 dan sampel 34 orang
dengan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara
univariat. Hasil penelitian ini berdasarkan jumlah tindakan didapatkan 14 orang (41,2%) yang melakukan
satu tindakan, dengan tindakan terbanyak adalah istirahat dan segera dibawa ke rumah sakit. Dengan
penelitian ini diharapkan keluarga mampu melakukan tindakan yang tepat dengan mengistirahatkan
pasien dan segera membawa pasien ke pelayanan kesehatan dengan segera.
Kata kunci: Acute Coronary Syndrome (ACS), Pelayanan kesehatan, Tindakan keluarga
ABSTRACT
Acute Coronary Syndrome (ACS) is a life-threatening disease if not quickly treated. Actions taken by
family of patients with ACS are aimed to minimize complaints which can lead to postponement to come to
health services and will aggravate patients’ condition. The study was aimed at analyzing actions taken by
family to help patients with ACS pre hospital at Arifin Achmad General Hospital of Riau Province A
quantitative, descriptive study design was used with the total population of 119, involving 34 samples
obtained using consecutive sampling technique. The data were collected using questionnaire and then
analyzed using univariate analysis. The study found that based on the number of actions taken, there were
14 respondents (41.2%) who took only one action, with the most of those actions were resting and taking
the patient to the hospital immediately. It is expected that family members are capable of taking
appropriate actions by resting and taking the patient immediately to the nearest health service.
Key words: Acute Coronary Syndrome (ACS), Health care, Family action
PENDAHULUAN
Penyakit jantung iskemik adalah orang. Di Riau sendiri berdasarkan
kumpulan sindrom yang disebabkan oleh diagnosis dokter, estimasi jumlah pasien
tidak seimbangnya antara kebutuhan penyakit jantung koroner sebanyak 8.214
oksigen miokardium dan aliran darah. orang (0,2%) (Riskesdas dalam info datin,
Penyakit jantung iskemik sering juga 2014).
disebut penyakit jantung koroner (Kumar, ACS dibagi menjadi Infark miokard akut
Cotran, & Robbins, 2013). Diantara dengan elevasi segmen ST (STEMI),
penyakit jantung, penyakit jantung infark miokard akut non-elevasi segmen
koroner ini adalah penyakit jantung ST (NSTEMI), dan angina pektoris tidak
utama. Prevalensi penyakit jantung stabil (UAP) (PERKI, 2018). Tanggal 1
koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar Januari – 14 Maret 2019 jumlah pasien
0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 ACS yang di rawat inap di RSUD Arifin
1
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
2
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
dewasa yaitu mean usia adalah 47,15 yang memberikan tindakan pada pasien
tahun. ACS pre hospital merupakan istri dari
pasien ACS yaitu berjumlah 14 orang
Tabel 2 Distribusi frekuensi Jenis (41,2%). Berdasarkan karakteristik
Kelamin, hubungan keluarga, pendidikan terakhir sebagian besar
pendidikan terakhir, pekerjaan dan anggota keluarga pasien ACS yang
suku keluarga pasien Acute Coronary memberikan tindakan pada pasien ACS
Syndrome (ACS) di RSUD Arifin pre hospital adalah SMA dengan jumlah
Achmad Provinsi Riau. 15 orang (44,1%). Pekerjaan mayoritas
Karakteristik f % anggota keluarga pasien ACS yang
Jenis kelamin memberikan tindakan pada pasien ACS
a. Laki-laki 12 35,3 pre hospital adalah IRT dengan jumlah 18
b. Perempuan 22 64,7 orang (52,9%). Sebagian besar anggota
Hubungan keluarga keluarga pasien ACS yang memberikan
a. Istri 14 41,2 tindakan pada pasien ACS pre hospital
b. Suami 7 20,6 bersuku melayu sebanyak 15 orang
c. Keluarga (anak / 13 38,2 (44,1%).
cucu) B. Tindakan keluarga pada pasien ACS
Pendidikan terakhir pre hospital
a. Tidak sekolah 2 5,9 Tabel 2 Distribusi Frekuensi tindakan
b. SD atau sederajat 9 26,5 keluarga pasien Acute Coronary
c. SMP 2 5,9 Syndrome (ACS) pre Hospital di
d. SMA 15 44,1 Rumah Sakit UmumDaerah Arifin
e. Perguruan Tinggi 6 17,6 Achmad Provinsi Riau.
Pekerjaan Tindakan keluarga f %
a. PNS 4 11,8 Istirahat 15 44,1
b. Wiraswasta 2 5,9 Penggunaan 7 20,6
c. Swasta 6 17,6 minuman (air putih
d. IRT 18 52,9 hangat)
e. Petani 4 11,8 Pengolesan minyak 7 20,6
Suku kayu putih
a. Melayu 15 44,1 Segera di bawa ke 7 20,6
b. Minang 9 26,5 Rumah sakit
c. Batak 2 5,9 Pemijatan 6 17,6
d. Bugis 1 2,9 Minum obat jantung 6 17,6
e. Banjar 2 5,9 (Aspirin,
Nitrogliserin)
f. Jawa 4 11,8
Minum obat 5 14,7
g. Nias 1 2,9
tradisional
Total 34 100 Kompres air hangat 4 11,8
Faskes pratama 2 5,9
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 2 Pengolesan racikan 2 5,9
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tradisional
anggota keluarga pasien ACS yang Penggunaan bawang 1 2,9
memberikan tindakan pada pasien ACS putih
pre hospital berjenis kelamin perempuan Minum obat maag 1 2,9
yaitu berjumlah 22 orang (64,7%). Total 63 100 per
Mayoritas anggota keluarga pasien ACS
3
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
4
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
dilakukan oleh usia dewasa dikaitkan Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
dengan usia pasien ACS yang mayoritas oleh Ubaydillah (2017) bahwa, anggota
berada di usia dewasa hingga lansia, keluarga pasien ACS yang mengakses
sehingga pasien yang sudah menikah akan pelayanan kesehatan lebih banyak berjenis
didampingi oleh pasangan dengan usia kelamin perempuan. Berkaitan dengan
yang hampir sama. Potter dan Perry peran perempuan yang sangat penting
(2010) menjelaskan bahwa, Middle age dalam sebuah keluarga, mayoritas dalam
atau usia pertengahan adalah usia yang sebuah keluarga perempuan lebih
berkisar antara 30-an menengah sampai cenderung sebagai seseorang yang mampu
usia pertengahan 60-an. Usia pertengahan merawat anggota keluarga terutama dalam
ini merupakan suatu masa dimana pokok keadaan sakit, sehingga pengambilan
permasalahan sudah dipikirkan dengan keputusan lebih dipusatkan pada
mantap karena di usia middle age sudah perempuan. Berdasarkan hasil wawancara
memiliki pengalaman yang banyak yang dilakukan oleh peneliti, perempuan
sehingga keputusan sudah bisa diambil, berada disisi pasien selama 24 jam, baik
salah satunya keputusan untuk mengambil yang diruang rawat jantung Krisan,
keputusan memberikan tindakan kepada maupun CVCU dan cenderung tidak mau
keluarga yang sakit. untuk digantikan selama menunggu pasien
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan yang rata-rata adalah pasangannya,
oleh Saberi, Mohsen, dan Javad (2014) dengan alasan takut akan terjadi hal yang
menyebutkan bahwa mayoritas usia yang tidak diinginkan ketika pasien tidak dijaga
mengakses pelayanan kesehatan pada olehnya.
pasien infark miokard akut adalah 40-56 3. Hubungan keluarga
tahun. Hal ini kemungkinan dikaitkan Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD
dengan kejadian ACS yang paling banyak Arifin Achmad Provinsi Riau didapatkan
menyerang usia yang lebih tua, namun bahwa dari 34 anggota keluarga pasien
tidak menutup kemungkinan pasien yang ACS yang memberikan tindakan pada
lebih muda juga dapat terkena serangan pasien saat serangan pre Hospital lebih
ACS. Secara umum, pasien sampai atau banyak adalah statusnya istri dari pasien.
datang ke pelayanan kesehatan dengan Penelitian ini menggambarkan tindakan
didampingi oleh wali dan biasanya berusia keluarga pada pasien ACS lebih banyak
dewasa. dilakukan oleh perempuan dikaitkan
2. Jenis kelamin dengan laki-laki lebih sering terkena
Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD penyakit jantung koroner dibandingkan
Arifin Achmad Provinsi Riau didapatkan perempuan (Kumar, Cotran, & Robbins,
bahwa dari 34 anggota keluarga pasien 2013). Sehingga pasien yang sudah
ACS yang memberikan tindakan pada menikah akan didampingi oleh istrinya.
pasien saat serangan pre Hospital lebih Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
banyak berjenis kelamin perempuan yaitu oleh Gard dan Kring (2007) menjelaskan
sebanyak 22 orang (64,7%). Penelitian ini bahwa perempuan lebih banyak menuju
menggambarkan tindakan keluarga pada ke pelayanan kesehatan dikarenakan
pasien ACS lebih banyak dilakukan oleh perempuan lebih mengedepankan
perempuan dikaitkan dengan pasien ACS emosional. Perempuan juga dinilai
yang didomisili oleh laki-laki. Selain itu, sebagai makhluk yang sabar, terutama
berdasarkan wawancara dengan anggota dalam urusan merawat anggota keluarga
keluarga yang memberikan tindakan pre yang sedang sakit.
hospital pada pasien ACS adalah anak 4. Pendidikan
perempuannya.
5
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
Pendidikan menurut UU RI No.20 tentang lebih banyak IRT, yaitu 18 orang (52,9%).
sistem pendidikan Nasional tahun 2003 Penelitian ini menggambarkan tindakan
merupakan usaha sadar dan terencana kepada keluarga pada pasien ACS lebih
untuk mewujudkan suasana belajar dan banyak dilakukan oleh perempuan
proses pembelajaran agar peserta didik berstatus sebagai IRT dikaitkan dengan
secara aktif mengembangkan potensi pasien ACS yang didomisili oleh laki-laki.
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, Hasil penelitian ini didukung oleh
keagamaan, pengendalian diri, penelitian yang dilakukan Putri (2018)
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, menyatakan bahwa mayoritas yang
serta keterampilan yang diperlukan memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. IRT yang berstatus tidak bekerja,
Pendidikan dikategorikan menjadi tiga, dikarenakan ibu rumah tangga dinilai
pertama pendidikan rendah yaitu SD dan memiliki banyak waktu luang sehingga
SMP, kedua pendidikan menengah yaitu dapat setiap saat menuju pelayanan
SMA, dan ketiga pendidikan tinggi yaitu kesehatan dan tidak terkendala waktu.
perguruan tinggi. Asumsi peneliti IRT lebih banyak
Berdasarkan hasil penelitian pada memiliki kesempatan untuk
karakteristik pendidikan terakhir, hasil memperhatikan kondisi anggota keluarga
analisis menunjukkan bahwa sebagian lain saat dalam kondisi sakit, sehingga
besar pendidikan terakhir responden lebih memungkinkan untuk memberikan
adalah SMA yang berarti sebagian besar pertolongan pertama.
responden masuk kedalam kategori 6. Suku
pendidikan menengah. Sejalan dengan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
penelitian yang dilakukan oleh RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Rahmawati, Rosjidi, & Nurhidayat (2018) didapatkan bahwa dari 34 responden yang
menyebutkan bahwa pasien atau keluarga melakukan tindakan pada pasien ACS
yang memiliki tingkat pendidikan lebih banyak bersuku melayu, yaitu 15
menengah yaitu SMA memiliki tingkat orang (44,1%). Di dukung oleh data
keterlambatan pra-rumah sakit yang lebih Survei Konsumsi Makanan Indonesia
rendah. (SKMI) tahun 2014 menunjukkan bahwa
Dapat diambil kesimpulan bahwa proporsi penduduk Indonesia yang
pendidikan berkontribusi pada modal mengkonsumsi lemak lebih dari 67 gram
manusia dengan mengembangkan perhari sebesar 26,5%. Data dari Kantor
berbagai ketrampilan dan sifat, seperti Walikota Pekanbaru (2015) menyebutkan
kemampuan kognitif, kemampuan bahwa etnis yang memiliki proporsi cukup
memecahkan masalah, keefektifan belajar, besar di Pekanbaru kedua adalah suku
dan kontrol pribadi. Akibatnya, Melayu. Suku melayu memiliki makanan
pendidikan akan mempengaruhi kesehatan khas dan makanan tradisional yang juga
dengan cara yang bervariasi. Penelitian ini biasanya dikonsumsi sehari-hari dan
menggambarkan, individu dengan jenjang dalam jangka panjang oleh masyarakatnya
pendidikan menengah sudah termasuk yaitu gulai ikan salai, roti jala santan,
memiliki tindakan yang benar pada pasien tumis belacan yang menggunakan santan
ACS. (Kemdikbud, 2017). Berdasarkan
5. Pekerjaan wawancara yang dilakukan kepada
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di anggota keluarga pasien ACS, keluarga
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau menggemari makanan bersantan dan
didapatkan bahwa dari 34 responden yang dikonsumsi turun temurun.
melakukan tindakan pada pasien ACS
6
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
Hasil penelitian yang dilakukan oleh 10 menit setelah pasien datang (Black &
Malonda, Dinarti, & Pangastuti (2012), Hawks, 2014).
menunjukkan bahwa adanya hubungan Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD
antara asupan lemak dengan terjadinya Arifin Achmad Provinsi Riau didapatkan
hipertensi. Konsumsi makanan yang yang melakukan 1 tindakan pada pasien
tinggi lemak dapat menyebabkan ACS yang terbanyak. Diantaranya 3 orang
aterosklerosis atau penyempitan pembuluh memberikan tindakan mengistirahatkan
darah. Akibatnya pembuluh darah menjadi pasien, 3 orang segera membawa pasien
kaku dan elastisitasnya berkurang yang ke rumah sakit, 2 orang memberikan
akan meningkatkan resiko terjadinya tindakan pengolesan minyak kayu putih, 1
ACS. Asumsi peneliti makanan yang orang memberikan tindakan pijat, 1 orang
dikonsumsi sehari-hari dalam jangka memberikan obat jantung, 1 orang
panjang akan mempengaruhi kesehatan. melakukan tindakan pengolesan racikan
Dpat diambil kesimpulan bahwa suku tradisional, 1 orang penggunaan minuman
Melayu yang merupakan etnis terbesar (air putih hangat), 1 orang memberikan
kedua di Riau sehingga memungkinkan tindakan penggunaan bawang putih, dan 1
keluarga pasien ACS terbanyak bersuku orang penggunaan obat tradisional.
Melayu, kemudian berkaitan dengan Seluruh responden merupakan keluarga
makan yang dikonsumsi suku Melayu pasien rawat inap yang menggunakan
merupakan makanan yang mengandung fasilitas kesehatan di RSUD Arifin
santan dan dikonsumsi dalam jangka Achmad. Tindakan yang dilakukan oleh
panjang yang semakin meningkatkan keluarga sudah benar dengan membawa
risiko terjadinya aterosklerosis. pasien ACS ke Rumah Sakit untuk
B. Tindakan keluarga pada pasien ACS diberikan tindakan yang tepat untuk
pre hospital tujuan mempertahankan fungsi jantung.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 1. Istirahat
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Pertolongan pertama saat terjadi serangan
didapatkan bahwa dari 34 responden yang jantung dengan beristirahat merupakan
melakukan tindakan terbanyak pada tindakan yang paling tepat. Setelah pasien
pasien ACS adalah dengan beristirahat, sudah relaks, hal yang harus dilakukan
kemudian penggunaan minuman (air putih selanjutnya adalah meminta bantuan orang
hangat), pengolesan minyak kayu putih, lain segera menelepon ambulan.
segera dibawa ke rumah sakit, minum Menghentikan segala aktivitas, tidak
obat jantung (aspirin, Nitrogliserin), melakukan banyak gerakan dan segera
pemijatan, minum obat tradisional, meminta bantuan merupakan langkah
kompres air hangat, pengolesan racikan yang tepat untuk mengatasi di area pra
tradisional, ke faskes pratama, dan rumah sakit (Harwono, 2013).
penggunaan bawang putih. Kondisi relaks yang dihasilkan melalui
Kurang dari 6 jam merupakan golden proses relaksasi dapat memberikan
periode pada ACS. Maka dari itu pasien pengaruh terhadap skala nyeri didasarkan
ketika serangan harus segera dalam pada teori Gate Control yang menjelaskan
keadaan istirahat untuk mengurangi kerja bahwa nyeri yang terjadi pada seseorang
jantung dan segera bawa ke pelayanan akibat adanya rangsangan tertentu dapat
kesehatan untuk ditetapkannya diagnosis diblok ketika terjadi interaksi antara
apakah pasien ACS dengan STEMI, N- stimulus nyeri dan stimulus pada serabut
STEMI, ataupun UAP. Fokus awal IGD yang mengirimkan sensasi tidak nyeri
berada pada identifikasi pasien dengan diblok pada sirkuit gerbang penghambat.
STEMI, dilakukan EKG dan dibaca dalam Pemblokan ini dapat dilakukan melalui
7
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
8
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
setiap 10-30 menit, bagi pasien yang tidak Pemijatan mempengaruhi aktifitas saraf
responsif dengan terapi tiga dosis NTG autonom, mempersepsikan relaksasi serta
sublingual (PERKI, 2015). Peneliti dalam Trisnowiyanto (2012) menjelaskan
berasumsi bahwa pasien ACS ketika massage atau pijat dapat melancarkan
serangan harus segera menghentikan peredaran darah terutama pada peredaran
segera aktifitas dan sesegera mungkin darah. Tindakan pijat merupakan salah
dibawa ke pelayanan kesehatan untuk satu upaya untuk relaksasi yang
dilakukan segera tindakan yang tepat mengaktifkan thalamus untuk
untuk menurunkan resiko terjadinya infark mengeluarkan hormone endorphin
miokard ataupun membatasi luasnya enkafalin yang dapat mengatasi nyeri
infark miokard dan mempertahankan (Hariyanto, Hadisaputra, & Supriyadi,
fungsi jantung. 2015). Peneliti berasumsi bahwa dengan
5. Minum obat jantung dilakukan pemijatan akan mengurangi
Aspirin merupakan salah satu tata laksana nyeri karena pasien akan merasakan
dasar pada pasien yang dicurigai STEMI. keadaan relaks yang akan mengurangi
Inhibisi cepat siklooksigenase trombosit beban kerja jantung dalam memenuhi
yang dilanjutkan dengan reduksi kadar kebutuhan oksigen tubuh.
tromboksan A2 dicapai dengan absorbsi 7. Minum obat tradisional
aspirin bukal dengan dosis 162 mg – 325 Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD
mg di ruang emergensi dengan daily dose Arifin Achmad sebanyak 5 responden
75 – 162 mg (Darliana, 2010). Aspirin memberikan tindakan dengan pemberian
merupakan antiplatelet yang efektif obat tradisional. Obat tradisional yang
sebagai pencegahan primer dan skunder digunakan disini adalah habbaratus saudah
pada kejadian aterotrombotik (Yunita, yang memiliki aktivasi sebagai anti
Zulkarnain. Aminuddin, 2015). Dan inflamasi, analgetik, dan antipiretik
nitrogliserin (NTG) sublingual dapat (Radji, 2011). Kesimpulan yang dapat
diberikan dengan dosis 0,4 mg dan dapat diambil adalah dengan pemberian
diberikan sampai 3 dosis dengan interval 5 habbaratus saudah yang berfungsi sebagai
menit. NGT berfungsi untuk mengurangi analgetik dapat mengurangi nyeri. Namun
nyeri dada juga untuk menurunkan pasien harus tetap dibawa ke rumah sakit
kebutuhan oksigen miokard dengan untuk dilakukan penanganan yang lebih
menurunkan preload dan meningkatkan tepat untuk mempertahankan fungsi
suplai oksigen miokard dengan cara jantung pada pasien ACS.
dilatasi pembuluh darah koroner yang 8. Kompres air hangat
terkena infark atau pembuluh kolateral. Memberikan kompres hangat di bagian
NTG harus dihindari pada pasien dengan dada pada pasien ACS akan membuat
tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau pasien lebih relaks dan tenang yang akan
pasien yang dicurigai mengalami infark mengurangi kerja jantung dalam
ventrikel kanan (Darliana, 2010). memenuhi oksigen. Pemberian kompres
Kesimpulan yang dapat diambil adalah hangat terhadap pengobatan nyeri yaitu
aspirin yang efektif mencegah membuat otot-otot yang tegang menjadi
terbentuknya trombus di pembuluh darah. rileks sehingga nyeri menjadi berkurang
Dan NTG yang berfungsi untuk (Fauziyah, 2013). Efek fisiologis kompres
mengurangi nyeri dada juga menurunkan hangat bersifat vasodilatasi yaitu
kebutuhan oksigen miokard dengan cara meredakan nyeri dengan merelaksasi otot,
dilatasi pembulu darah koroner. meningkatkan aliran darah, memiliki efek
6. Pemijatan sedatif dan meredakan nyeri dengan
menyingkirkan produk-produk inflamasi
9
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
yang menimbulkan nyeri (Felina, Masrul, hanya diberikan O2 dan obat anti nyeri
& Iryani, 2015). Kompres hangat bekerja kemudian diperbolehkan pulang.
dengan cara induksi, yaitu terjadinya Sedangkan Permenkes nomor 71 tahun
perpindahan panas dari kompres ke dalam 2013 mengenai pelayanan kebidanan
daerah yang terasa nyeri, panas bekerja Pasal 16 dan 18 menyebutkan bahwa
dengan cara menstimulasi reseptor nyeri pelayanan kesehatan tingkat pertama
untuk memblok reseptor nyeri (Pratintya, diantaranya mencakup pemeriksaan ibu
Harmilah & subroto, 2014). Panas juga hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak
meningkatkan pengiriman nutrisi dan balita atau dokter, pertolongan
kebutuhan oksigen ke daerah yang pervaginam bukan risiko tinggi,
diberikan kompres serta kongesti vena pertolongan persalinan dengan komplikasi
menurun, meningkatkan suplai darah ke dan/ atau penyulit pervaginam, dan
area-area tubuh. Kompres air hangat dapat pertolongan neonatal dengan komplikasi.
membuat sirkulasi darah lancar dan Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan
vaskularisasi lancar yang membuat penanganan pada pasien ACS. Ketika
relaksasi pada otot, dan kekakuan sendi terjadi serangan jantung maka fungsi
(Murtiningsih & Karlina, 2015). pompa jantung akan menurun karena
Kesimpulan yang dapat diambil adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan
kompres hangat dapat mengurangi nyeri miokardium dan suplai sehingga aliran
yang dirasakan pasien ACS karena dengan darah ke otak berkurang yang akan
kompres hangat pasien akan menjadi lebih mengakibatkan penurunan kesadaran.
relaks yang akan mengurangi kerja Namun tindakan akhir keluarga pada
jantung. pasien ACS tetap benar dengan membawa
9. Pengolesan racikan tradisional pasien ke rumah sakit untuk menurunkan
Pengolesan racikan tradisional ini resiko terjadinya infark miokard ataupun
merupakan tindakan yang dipercaya membatasi luasnya infark miokard dan
responden dan pasien untuk mengurangi mempertahankan fungsi jantung.
nyeri. Dengan memberikan tindakan 11. Minum obat maag
pengolesan racikan tradisional akan Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD
membuat pasien lebih relaks yang akan Arifin Achmad satu responden minum
mengurangi kerja jantung. Ketika obat maag saat terjadi serangan. Persepsi
terjadinya serangan dan keluarga yang yang salah terhadap penyakit ACS, pasien
memberikan tindakan dapat membuat ACS merasakan keluhan yang dialaminya
pasien relaks akan mengurangi kerja adalah nyeri di bagian belakang tubuh
jantung. Dengan berkurangnya beban yang menganggap nyeri disebabkan oleh
jantung, maka kebutuhan dan suplai akan penyakit maag (Pohan, 2007). Hasil
seimbang. Namun pasien harus tetap wawancara kepada responden
dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan menyebutkan membeli obat maag di
penanganan yang lebih tepat untuk warung karena sudah biasa apabila
mempertahankan fungsi jantung pada merasakan keluhan responden membeli
pasien ACS. obat di warung saja. Didukung oleh
10. Faskes pratama penelitian yang dilakukan oleh Irman,
Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Poeranto, & Suharsono (2017) di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru ada beberapa dr. TC. Hillers Maumere diperoleh sekitar
pasien yang datang ke bidan desa. Bidan 70% perilaku pasien ACS yang
desa merupakan salah satu fasilitas melakukan penundaan ke rumah sakit dan
kesehatan pratama. Hasil wawancara selama di rumah pasien hanya berbaring,
kepada responden menyebutkan pasien
10
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
dan mengobati diri sendiri dan membeli merupakan sebagai agen anti-agregasi
obat di apotek terdekat. platelet (Hernawan & Setyawan, 2003).
Hasil penelitian yang sama juga Kesimpulan yang dapat diambil adalah
ditunjukkan oleh Mussi et al (2014) dengan bawang putih dapat mencegah
dimana hanya 23,7% pasien yang trombus, namun tidak disebutkan dengan
menginterpretasikan gejala sebagai jelas pada jurnal berapa dosis yang
serangan jantung, dan sisanya digunakan.
mempersepsikan bahwa gejala Berdasarkan penjabaran diatas tindakan
diakibatkan oleh penyebab lain seperti keluarga dengan istirahat merupakan
masalah pencernaan, kelelahan dan masuk tindakan yang paling tepat untuk tujuan
angin. Kesimpulan yang dapat diambil meringankan beban jantung pada pasien
adalah responden yang mempersepsikan ACS. Ketika melakukan aktivitas maka
bahwa gejala tersebut diakibatkan oleh kerja jantung akan semakin meningkat
penyakit lain yang bukan serangan yang membuat jantung semakin
jantung dikawatirkan akan dilakukan kekurangan suplai. Dengan melakukan
penundaan ke pelayanan kesehatan. macam-macam tindakan pre Hospital
Sedangkan yang terjadi pada pasien ACS seperti yang telah dijabarkan diantaranya
merupakan defisit kritis dalam suplai minum air putih hangat, pengolesan
darah pada jantung yang berbanding minyak kayu putih, pemijatan area nyeri,
dengan kebutuhan oksigen dan nutrien, minum obat tradisional, kompres air
atau terjadinya ketidakseimbangan antara hangat, pengolesan racikan tradisional
kebutuhan dan suplai yang menyebabkan yang hanya akan membuat nyeri
perkembangan sindrom koroner akut berkurang. Namun tindakan segera ke
(Black & Hawks, 2014). Namun tindakan rumah sakit setelah pasien diistirahatkan
akhir keluarga pada pasien ACS tetap kurang dari 6 jam merupakan hal yang
benar dengan membawa pasien ke rumah sangat penting untuk mempertahankan
sakit untuk menurunkan resiko terjadinya fungsi jantung. Tindakan keluarga yang
infark miokard ataupun membatasi membawa pasien ACS ke bidan desa
luasnya infark miokard dan merupakan tindakan yang kurang tepat.
mempertahankan fungsi jantung.
12. Penggunaan bawang putih KESIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Arifin Achmad satu responden oleh peneliti di RSUD Arifin Achmad
menggunakan bawang putih yang Provinsi Riau mengenai analisis tindakan
dikonsumsi ketika serangan. Bawang keluarga pada pasien ACS pre hospital
putih dapat mengurangi pembekuan darah dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata
dan mengurangi tekanan darah. Allisin usia responden adalah 37,15 tahun,
dan adrenosin merupakan kandungan anti- berjenis kelamin perempuan, hubungan
platelet paling penting dalam bawang keluarga adalah istri, tingkat pendidikan
putih. Minyak bawang putih yang menengah (Sekolah Menengah Atas),
diberikan kepada pasien penyakit jantung berstatus IRT, bersuku melayu. Tindakan
koroner dapat menghambat agregasi keluarga pasien ACS pre Hospital
platelet secara in vivo. Pemberian bawang berdasarkan jumlah tindakan yang
putih dengan dosis rendah menghambat terbanyak adalah istirahat dan ada pula
agregasi platelet tersebut. Dithlin dan keluarga yang segera membawa pasien
ajoene menurunkan kecepatan pembekuan ACS ke Rumah sakit.
darah karena bersifat antikoagulasi dan
darah rendah. Umbi bawang putih SARAN
11
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
1. Bagi STIKes Hang Tuah Pekanbaru Felina, M., Masrul., & Iryani, D. (2015).
Peneliti mengharapkan agar dapat Pengaruh kompres panas dan dingin
menambahkan materi pembelajaran, terhadap penurunan nyeri kala I fase
terutama yang berkaitan dengan penyakit- aktif persalinan fisiologis ibu
penyakit yang bergantung pada waktu primipara. Jurnal kesehatan Andalas,
seperti Acute Coronary Syndrome (ACS) Vol.4 No. 1. Padang: Universitas
ke dalam proses pembelajaran, agar Andalas.
nantinya dapat diterapkan mahasiswa Hamidin, A. S. (2012). Keampuhan terapi
kepada siapapun dan dimanapun, air putih. Jakarta: PT Buku Seru.
termasuk dirinya sendiri. Harnowo, P. A. (2013). P3K: Pertolongan
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah pertama dan Penanganan Darurat.
Arifin Achmad Provinsi Riau Retrieved from www.itokindo.org.
Peneliti mengharapkan agar pihak rumah Hernawan, U. E., Setyawan, A.D. (2003).
sakit meningkatkan edukasi mengenai Senyawa organosurfur bawang putih.
ACS dan waktu ideal penanganannya Biofarmasi Journal. Vol 1, No. 2,
pada masyarakat, pasien, dan keluarga Agustus 2003, hal 65 – 76.
untuk meningkatkan kewaspadaan dan Majid, A. (2008). Penyakit jantung
mencegah keparahan penyakit ketika koroner: patofisiologi, pencegahan, dan
terjadi serangan berulang. pengobatan terkini. Universitas
3. Bagi ilmu keperawatan Sumatera Utara (USU).
Peneliti mengharapkan agar mahasiswa http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
keperawatan yang akan melakukan ndle/123456789/705/08E00124.pdf;jse
pendidikan profesi untuk lebih mendalami ssionid=A2220FE54116106DD317219
ilmunya yang berkaitan dengan ACS 681227D52?sequence=1
untuk dapat diterapkan pada saat praktik Malonda, N. S. H., Dinarti, L. K., &
dan digunakan dalam dunia kerja. Pangastuti, R. (2012). Pola makan dan
4. Bagi peneliti selanjutnya konsumsi alkohol sebagai faktor risiko
Peneliti mengharapkan agar penelitian ini hipertensi pada lansia. Jurnal gizi klinik
dapat digunakan sebagai referensi untuk Indonesia Vol.8, No.4: 202-212.
meneliti lebih dalam tentang waktu yang Murtiningsih., & Karlina, L. (2015).
digunakan dan transportasi yang Penurunan nyeri disminore primer
digunakan untuk menuju ke pelayanan melalui kompres hangat pada remaja.
kesehatan. Jurnal STIKES Agmad Yani, Vol. 3,
No.2. Cimahi: STIKES Ahmad Yani.
DAFTAR PUSTAKA PERKI. (2018). Pedoman tata laksana
Agoes, A. (2010). Tanaman obat Sindrom Koroner Akut.
Indonesia. Jakarta: Salemba Medika. www.inaheart.org.
Black, J.M & Hawks, J.H. (2014). Pohan, H. T. (Mei, 2007). Masuk angin
Keperawatan medikal bedah. bisa berujung maut. Humas
Singapore: Elsevier. Universitas Indonesia Kliping, 3 –
Darliana, D. (2010). Manajemen pasien 4.
ST elevasi miokardial infark (STEMI). Pratintya, A. D., Harmilah., & Subroto.
Idea nursing journal ISSN: 2087-2879. (2014). Kompres hangat
Fauziyah, I. Z. (2013). Efektifitas menurunkan nyeri persendian
teknikeffleurage dan kompres hangat osteoartritis pada lanjut usia. Jurnal
terhadap penurunan tingkat disminore. kebidanan dan keperawatan,
Jurnal Universitas Gresik, Vol. 1 No. Vol.10, No. 1. Yogyakarta:
1. Gresik: Universitas Gresik. Poltekkes Kemenkes.
12
Jurnal Keperawatan Abdurrab P-ISSN : 2541-2620
Vol 4. No.1, Juli 2020 E-ISSN : 2579-8723
13