Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak
memperlihatkan perasaan lelah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata
bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering
menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006). Kualitas tidur, menurut American Psychiatric
Association (2000), dalam Wavy (2008), didefinisikan sebagai suatu fenomena kompleks
yang melibatkan beberapa dimensi. Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif
tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun
dan aspek 6 subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur (Daniel et al, 1998; Buysse,
Universitas Sumatera Utara 1998).
memberikan efek penyembuhan secara jasmani dan rohani. Pada prinsipnya Al-
oleh Ahmad Al-Khadi, dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika.
Wa Ta’ala. Dalam keadaan ini otak berada pada gelombang alpha dengan frekuensi
7-14 HZ, merupakan keadaan energi otak yang optimal untuk menyingkirkan stres,