1.2.1 Siswa memiliki ❖ Siswa memiliki: pengetahuan ❖ Kualifikasi dan latar -perlu peningkatan -guru, tim pengembang
pengetahuan faktual, teknis dan spesifik, detail dan belakang pendidikan guru kompetensi guru kurikulum, kepala sekolah
prosedural, konseptual, kompleks berkenaan dengan ilmu tidak selaras dengan mata khususnya pada gaya dan nara sumber
metakognitif pengetahuan, teknologi, seni, dan pelajaran yang diampu. ❖ dan metode
budaya terkait dengan Guru belum memiliki pembelajaran yang
masyarakat dan lingkungan alam kompetensi yang sesuai sesuai dengan minat
sekitar, bangsa, negara, kawasan standar dan tidak dan bakat siswa
regional, dan internasional. tersertifikasi sebagai
pengetahuan terminologi/istilah pendidik. ❖ Alokasi waktu
dan klasifikasi, kategori, prinsip, dan beban belajar
generalisasi, teori, model, dan memberatkan pada sisi
struktur yang digunakan terkait siswa. ❖ Gaya dan metode
dengan pengetahuan teknis dan pembelajaran yang
spesifik, detail dan kompleks diterapkan tidak mengarah
berkenaan dengan ilmu pada bakat, minta dan
pengetahuan, teknologi, seni, dan kemampuan belajar siswa. ❖
budaya terkait dengan Ketersediaan dan kondisi
masyarakat dan lingkungan alam sarana prasarana belum
sekitar, bangsa, negara, kawasan memadai, dan lainnya.
regional, dan internasional.
pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu atau kegiatan
yang terkait dengan pengetahuan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
teknis, spesifik, algoritma,
metode, dan kriteria untuk
menentukan prosedur yang
sesuai berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya, terkait dengan
masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan internasional.
pengetahuan tentang kekuatan
dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam
mempelajari pengetahuan teknis,
detail, spesifik, kompleks,
kontekstual dan kondisional
berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait dengan
masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan internasional. ❖
Sekolah memiliki wujud nyata
kualitas dan kuantitas yang
diperoleh kelompok/ individu
siswa untuk mengukur tingkat
pengetahuan yang dimiliki siswa
sebagai hasil pengalaman
pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
berupa: prestasi/penghargaan
pada level kewilayahan. tingkat
kelulusan dalam ujian sekolah
berstandar nasional tingkat
capaian nilai pengetahuan dalam
penilaian pendidikan.
1.3 Lulusan memiliki
kompetensi pada dimensi
keterampilan
Perangkat pembelajaran
disusun guru sesuai
kompetensi pengetahuan
yaitu memahami,
menerapkan, menganalisis Proses pembelajaran baik Kompetensi guru dalam
2.1.2 Perangkat dan mengevaluasi: intrakurikuler maupun penyusunan perangkat
pembelajaran memuat pengetahuan faktual, ektrakurikuler tidak pembelajaran kurang. ❖
karakteristik kompetensi pengetahuan konseptual, mengarah pada pencapaian Pemahaman guru terkait
pengetahuan pengetahuan prosedural, kompetensi pengetahuan. kompetensi pengetahuan
pengetahuan metakognitif, ❖ Pencapaian kompetensi belum menyeluruh. ❖
Perangkat pembelajaran pengetahuan siswa tidak Visi, misi dan tujuan
meliputi program tahunan, diukur dengan tepat. ❖ sekolah tidak fokus pada
program semester, silabus, Siswa tidak memiliki pencapaian kompetensi
RPP, buku yang digunakan kompetensi pengetahuan pengetahuan.
guru dan siswa dalam yang ditetapkan.
pembelajaran, lembar tugas
terstruktur dan kegiatan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
mandiri, handout, alat
evaluasi dan buku nilai ❖
Pelaksanaan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) di KKG/ MGMP tentang
kompetensi pengetahuan. ❖
Terdapat program kegiatan
ekstrakurikuler berupa
Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),
kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan
akademik, penelitian,
kelompok pencinta teknologi
informasi dan komunikasi,
rekayasa, dan lainnya.
Perangkat pembelajaran
disusun guru sesuai
kompetensi keterampilan
yaitu menunjukkan
keterampilan berfikir dan
bertindak: kreatif,
produktif, kritis, mandiri, Proses pembelajaran baik
kolaboratif, komunikatif. intrakurikuler maupun Kompetensi guru dalam
2.1.3 Perangkat Perangkat pembelajaran ektrakurikuler tidak penyusunan perangkat
pembelajaran memuat meliputi program tahunan, mengarah pada pencapaian pembelajaran kurang. ❖
karakteristik kompetensi program semester, silabus, kompetensi keterampilan. Pemahaman guru terkait
keterampilan RPP, buku yang digunakan ❖ Pencapaian kompetensi kompetensi keterampilan
guru dan siswa dalam keterampilan siswa tidak belum menyeluruh. ❖
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
pembelajaran, lembar tugas diukur dengan tepat. ❖ Visi, misi dan tujuan
terstruktur dan kegiatan Siswa tidak memiliki sekolah tidak fokus pada
mandiri, handout, alat kompetensi keterampilan pencapaian kompetensi
evaluasi dan buku nilai ❖ yang ditetapkan. keterampilan.
Rancangan dan hasil penilaian
keterampilan kinerja, proyek
dan portofolio. 19Indikator
Mutu Pendidikan ❖ Terdapat
pengalaman pembelajaran
dalam bentuk praktik di
laboratorium. penelitian
sederhana, studi wisata,
seminar atau workshop,
peragaan atau pameran,
pementasan karya seni dan
lainnya.
Memperhatikan karakteristik
mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
❖ Menyesuaikan tingkat
keingintahuan siswa baik itu
pada tingkat dasar, teknis,
spesifik, detil, dan/atau
kompleks. ❖ Bidang kajian Perilaku siswa di bawah
pembelajaran bedasarkan tahap perkembangan yang
bakat dan minat siswa untuk sesuai. ❖ Siswa tidak bisa Kompetensi guru dalam
2.1.4 Perangkat memecahkan masalah mengembangkan bakat dan penyusunan perangkat
pembelajaran meliputi bidang: ilmu minat sesuai pembelajaran kurang. ❖
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
menyesuaikan tingkat pengetahuan, teknologi, keingintahuannya. ❖ Sekolah belum
kompetensi siswa seni, budaya, dan/atau Ketrampilan siswa tidak memperhatikan
humaniora. ❖ berkembang. perkembangan psikologis
Mencerminkan perilaku siswa anak, lingkup dan
sesuai dengan tahap kedalaman,
perkembangannya. kesinambungan, fungsi
sekolah dan lingkungan
Menyesuaikan dengan siswa.
perkembangan siswa pada
jenjang SD/MI yaitu pada
konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar,
bangsa, dan negara. ❖
Menyesuaikan dengan
perkembangan siswa pada Materi pembelajaran sulit
jenjang SMP/MTs yaitu pada dicerna oleh siswa. ❖
konteks diri sendiri, keluarga, Lingkup pembelajaran yang
sekolah, masyarakat dan diterima siswa tidak Kompetensi guru dalam
2.1.5 Perangkat lingkungan alam sekitar, berkembang antar jenjang penyusunan perangkat
pembelajaran bangsa, negara, dan kawasan pendidikan. pembelajaran kurang. ❖
menyesuaikan ruang regional. ❖ Menyesuaikan Sekolah belum
lingkup materi dengan perkembangan siswa memperhatikan
pembelajaran pada jenjang SMA /SMK yaitu perkembangan psikologis
pada konteks diri sendiri, anak, lingkup dan
keluarga, sekolah, masyarakat kedalaman,
dan lingkungan alam sekitar, kesinambungan, fungsi
bangsa, negara, kawasan sekolah dan lingkungan
regional, dan internasional. siswa.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
❖ Menyesuaikan dengan
yang dipelajari pada jenjang
pendidikan dan sumber lain
secara mandiri. ❖
Menyesuakan dengan tahap
perkembangan anak yang
relevan dengan tugas yang
diberikan.
2.1.1. Kurikulum
Tingkat Satuan Memiliki tim yang bertugas Warga sekolah dan Komitmen sekolah
Pendidikan mengembangkan kurikulum pemangku kepentingan rendah dalam
dikembangkan sekolah. ❖ Tim Pengembang tidak mengetahui KTSP melibatkan pemangku
dengan Kurikulum meliputi seluruh yang dilaksanakan kepentingan dalam
melibatkan guru mata pelajaran, konselor sekolah. ❖ KTSP yang pengembangan
pemangku (guru Bimbingan dan dikembangkan tidak kurikulum sekolah. ❖
kepentingan Konseling), dan komite sesuai dengan Unsur dalam tim
sekolah atau penyelenggara pedoman pengembang kurikulum
pendidikan dibuktikan pengembangan yang tidak mengetahui dan
dengan dokumen penugasan. ditetapkan. memahami pedoman
❖ Sekolah memiliki pedoman pengembangan
pengembangan kurikulum kurikulum sekolah
yang diketahui tim sehingga tidak mau
pengembang kurikulum terlibat mendalam. ❖
sekolah sebagai dasar Sistem informasi
pengembangan. manajemen yang dimiliki
sekolah belum
memberikan akses
kepada pemangku
kepentingan.
2.1.2. Kurikulum Sekolah menyusun KTSP Sekolah tidak bisa
Tingkat Satuan sendiri yang telah mengacu menegakkan aturan. ❖ Sekolah kurang
Pendidikan kepada: Undang-Undang Acuan pengembangan mendapatkan informasi
dikembangkan Nomor 20 Tahun 2003 visi, misi, dan tujuan tentang perubahan
dengan tentang Sistem Pendidikan sekolah, rencana acuan dan kerangka
mengacu pada Nasional Peraturan pembelajaran, silabus, dasar dalam
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
kerangka dasar Pemerintah Nomor 13 Tahun penilaian dan rencana pengembangan KTSP. ❖
penyusunan 2015 tentang Perubahan kerja sekolah tidak Sistem informasi
Kedua Peraturan sesuai ❖ Kebutuhan manajemen yang dimiliki
Pemerintah Nomor 19 Tahun dan karakteristik sekolah belum
2005 tentang Standar sekolah, potensi menyediakan informasi
Nasional Pendidikan daerah dan siswa tidak terkait acuan kerangka
Peraturan Menteri termuat dalam KTSP ❖ dasar penyusunan. ❖
Pendidikan dan Kebudayaan KTSP tidak bisa dipakai Motivasi sekolah rendah
Nomor 20 tahun 2016 sebagai acuan untuk memahami acuan
tentang Standar Kompetensi operasional di sekolah. kerangka dasar
Lulusan Peraturan Menteri ❖ Guru tidak memiiliki penyusunan KTSP. ❖
Pendidikan dan Kebudayaan pedoman yang tepat Ketergantungan sekolah
Nomor 21 tahun 2016 dalam melaksanakan dengan pihak lain dalam
tentang Standar Isi pembelajaran penyusunan KTSP.
Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 tahun 2016
tentang Standar Proses
Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 tahun 2016
tentang Penilaian Peraturan
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 tahun
2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar
Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 61 tahun 2014
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
tentang KTSP pada
pendidikan dasar dan
menengah. Peraturan
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 69 tahun
2013 tentang Kerangka dasar
dan struktur kurikulum
SMA/MA Peraturan
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 70 tahun
2013 tentang Kerangka dasar
dan struktur kurikulum
SMK/MAK ❖ Mengacu pada
kerangka dasar yang meliputi:
Perumusan visi, misi, dan
tujuan sekolah.
Pengorganisasian muatan
kurikuler sekolah.
Pengaturan beban belajar
siswa dan beban kerja guru
pada tingkat kelas.
Penyusunan kalender
pendidikan sekolah.
Penyusunan silabus muatan
atau mata pelajaran muatan
lokal. Penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran
setiap muatan
pembelajaran. ❖
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Dikembangkan sesuai dengan
kondisi sekolah , potensi atau
karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat,
dan peserta didik.
❖ Tahapan Analisis,
mencakup: Analisis
ketentuan peraturan
perundang-undangan
mengenai kurikulum.
2.1.3. Kurikulum Analisis kebutuhan siswa, Kebijakan yang
Tingkat Satuan sekolah, dan lingkungan termuat dalam
Pendidikan (analisis konteks). Analisis perundang-undangan Sekolah kurang
dikembangkan ketersediaan sumber daya tidak terlaksana pada memahami bahwa ada
dengan pendidikan. ❖ Tahapan level sekolah. ❖ tahapan yang harus
melewati Penyusunan, mencakup: Kurikulum yang dilalui dalam
tahapan Perumusan visi, misi, dan dilaksanakan oleh pengembangan KTSP. ❖
operasional tujuan sekolah. sekolah tidak sesuai Kesibukan tim
pengembangan Pengorganisasian muatan dengan kondisi pengembang kurikulum
kurikuler sekolah. lingkungan, sekolah sekolah sehingga waktu
Pengaturan beban belajar serta perkembangan yang dimiliki terbatas
siswa dan beban kerja guru siswa. ❖ Warga untuk menjalankan
pada tingkat kelas. sekolah dan pemangku seluruh prosedur
Penyusunan kalender kepentingan tidak tersebut. ❖ Kerjasama
pendidikan sekolah. mengetahui KTSP yang dan koordinasi antara
Penyusunan silabus muatan dilaksanakan sekolah. kepala sekolah, dewan
atau mata pelajaran muatan pendidikan dan komite
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
lokal. Penyusunan rencana sekolah belum optimal.
pelaksanaan pembelajaran
setiap muatan
pembelajaran. ❖ Tahapan
penetapan yang dilakukan
kepala sekolah berdasarkan
hasil rapat dewan pendidik
sekolah dengan melibatkan
komite sekolah. ❖ Tahapan
pengesahan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah
sesuai dengan
kewenangannya. ❖ Kepala
Sekolah bertanggungjawab
atas tersusunnya KTSP. ❖
Wakil Kepala SMP/MTs dan
wakil kepala
SMA/SMK/MA/MAK bidang
kurikulum bertanggungjawab
atas pelaksanaan penyusunan
KTSP.
2.3.1 Sekolah menyediakan Durasi setiap satu jam Kompetensi inti dan Hari efektif pembelajaran
alokasi waktu pembelajaran antara lain: kompetensi dasar dari tidak memenuhi alokasi
pembelajaran sesuai Untuk SD adalah 35 menit kompetensi sikap, waktu yang ditentukan.
struktur kurikulum yang Untuk SMP adalah 40 menit pengetahuan dan
berlaku Untuk SMA adalah 45 menit keterampilan yang
Untuk SMK adalah 45 menit diharapkan pada siswa
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
❖ Beban belajar per minggu tidak dapat tercapai
dialokasikan sebagai berikut: dengan optimal.
Kelas I 30 jam pelajaran
Kelas II 32 jam pelajaran
Kelas III 34 jam pelajaran
Kelas IV, V, dan VI 36 jam
pelajaran Kelas VII, VIII dan
IX 38 jam pelajaran Kelas X
42 jam pelajaran Kelas XI
dan XII 44 jam pelajaran
Kelas X, XI dan XII 48 jam
pelajaran (khusus SMK) ❖
Beban Belajar per semester
dialokasikan sebagai berikut:
Kelas I, II, III, IV, V 18-20
minggu Kelas VI 18-20
minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semester
genap); Kelas VII dan VIII 18-
20 minggu Kelas IX 18-20
minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semester
genap); Kelas X dan XI18-20
minggu Kelas XII 18-20
minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semester
genap); ❖ Beban Belajar per
tahun dialokasikan 36-40
minggu ❖ Sekolah dapat
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
menambah beban belajar 2
(dua) jam per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar
siswa dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap
penting.
Menyelenggarakan minimal 2
dari 4 aspek yang disediakan
untuk mata pelajaran seni
budaya, prakarya, dan
kewirausahaan. ❖ Siswa
mengikuti salah satu aspek
yang disediakan untuk setiap
semester, aspek yang diikuti
dapat diganti setiap
2.3.3 Sekolah semester. Mata pelajaran Bukan merupakan mata
menyelenggarakan aspek tersebut tidak pelajaran wajib sehingga
kurikulum pada muatan Menyediakan layanan mengandung aspek kurang diprioritaskan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
lokal ekstrakurikuler wajb yaitu kurikulum. ❖ Tidak
Pendidikan Kepramukaan ❖ ada kompetensi lulusan
Menyediakan layanan yang dicapai siswa saat
ekstrakurikuler pilihan mendalami mata
meliputi: Usaha Kesehatan pelajaran tersebut.
Sekolah (UKS), Palang
Merah Remaja (PMR),
Kelompok Ilmiah Remaja
(KIR), olah raga, Minat dan bakat siswa Pendidik yang memiliki
2.3.4 Sekolah kesenian, pembinaan tidak tersalurkan kompetensi sesuai
melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan, dan dengan baik. bidang pembinaan siswa
pengembangan diri siswa lainnya sesuai dengan kondisi terbatas. ❖ Dana
dan potensi sekolah. ❖ sekolah untuk
Menyediakan bimbingan menyediakan tenaga
karie pembimbing ekstra
kurikuler terbatas.
3. Standar Proses 3.1. Sekolah
merencanakan proses
pembelajaran sesuai
ketentuan.
❖ Kegiatan
pembelajaran yang
dilaksanakan pendidik
tidak terarah dan tidak
sejalan dengan silabus.
❖ Tindak lanjut Pengawasan proses
3.1.4 RPP mendapatkan pengembangan pembelajaran tidak
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
evaluasi dari kepala keprofesionalan berjalan dengan optimal.
sekolah dan pengawas pendidik secara ❖ Kompetensi supervisi
sekolah berkelanjutan kurang kepala sekolah dan
optimal pengawas rendah. ❖
Kesibukan kepala sekolah
dan pengawas.
3.2. Proses
pembelajaran dilaksanakan
dengan
tepat.
3.1.1. Membentuk Rasio siswa per rombel Suasana belajar tidak Besarnya jumlah BOS dan
rombongan maksimum 28 siswa per kondusif atau tidak BOP yang diterima
belajar dengan rombel untuk SD, 32 siswa terkontrol sekolah ditentukan oleh
jumlah siswa per rombel untuk SMP dan 36 banyaknya siswa
sesuai siswa per rombel untuk sehingga banyak sekolah
ketentuan SMA/SMK. berlomba mencari siswa
sebanyak banyaknya. ❖
Ruang kelas yang
tersedia di sekolah
kuantitasnya kurang dari
rasio yang ditentukan.
Pembelajaran tematik
terpadu di SD disesuaikan
dengan tingkat
perkembangan siswa. ❖
Proses pembelajaran di SMP
disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi yang
mulai memperkenalkan mata
pelajaran dengan Siswa tidak memahami Pengembangan konten
mempertahankan tematik keterkaitan disiplin ilmu pembelajaran yang
terpadu pada IPA dan IPS. ❖ yang sedang dipelajari. ❖ mengintegrasikan antar
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Karakteristik proses Kegiatan pembelajaan disiplin ilmu merupakan
3.1.6. Pembelajaran pembelajaran di SMASMK kurang kaya. hal yang rumit bagi
Terpadu secara keseluruhan berbasis pendidik.
mata pelajaran, dimana
pendekatan tematik masih
dipertahankan.
3.3.1 Melakukan penilaian Menilai kesiapan siswa, Guru kesulitan dalam Belum memahami
otentik secara proses, dan hasil belajar memperbaiki proses prosedur penilaian
komprehensif secara utuh. ❖ Guru dalam pembelajaran. ❖ Siswa otentik dengan baik. ❖
proses pembelajaran tidak memiliki Instrumen yang
melakukan penilaian otentik dorongan untuk digunakan banyak.
secara komprehensif, baik di mencapai aspek
kelas, bengkel kerja, pengetahuan dan
laboratorium, maupun keterampilan.
tempat praktik kerja, dengan
menggunakan: angket,
observasi, catatan anekdot,
dan refleksi.
Guru memanfaatkan hasil Proses pembelajaran tidak
penilaian otentik untuk sesuai dengan standar yang Guru yang dapat
3.3.2 Memanfaatkan hasil merencanakan program remedial, ditetapkan. ❖ Kompetensi melakukan penilaian
penilaian otentik pengayaan, atau pelayanan lulusan yang diharapkan otentik secara
konseling. 38Indikator Mutu tidak tercapai dengan komprehensif terbatas.
Pendidikan ❖ Hasil penilaian optimal
otentik dimanfaatkan sebagai
bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai Standar
Penilaian Pendidikan.
4.1.1. Jenis teknik penilaian Penilaian didasarkan pada Pengukuran Pemahaman pendidik
yang digunakan prosedur dan kriteria yang pencapaian terhadap proses
obyektif dan jelas dan tidak dipengaruhi kompetensi siswa tidak penilaian masih belum
akuntabel subjektivitas penilai. ❖ dapat diketahui dengan maksimal. ❖ Sering
Prosedur penilaian, kriteria tepat. ❖ Ketidakadilan terjadinya perubahan
penilaian, dan dasar bagi siswa yang peraturan yang berkaitan
pengambilan keputusan berkebutuhan khusus dengan penilaian. ❖
dapat diketahui oleh pihak dan memiliki Sekolah belum mampu
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
yang berkepentingan. ❖ perbedaan latar mengembangkan
Penilaian dapat belakang. ❖ Pendidik perangkat penilaian.
dipertanggungjawabkan baik tidak dapat
dari segi mekanisme, memperbaiki proses
prosedur, teknik, maupun pembelajaran. ❖
hasilnya. ❖ Perangkat Prosedur penilaian
penilaian yang dilakukan belum
dipertanggungjawabkan sesuai dengan
dalam bentuk laporan peraturan yang
ditentukan.
Pengukuran
pencapaian Pemahaman pendidik
Instrumen penilaian yang kompetensi siswa tidak terhadap proses
4.1.2. Kelengkapan digunakan oleh pendidik dapat diketahui dengan penilaian masih belum
perangkat teknik dalam bentuk penilaian tepat. 43Indikator maksimal. ❖ Sering
penilaian berupa tes, pengamatan, Mutu Pendidikan ❖ terjadinya perubahan
penugasan perseorangan Ketidakadilan bagi peraturan yang berkaitan
atau kelompok, dan bentuk siswa yang dengan penilaian. ❖
lain yang sesuai dengan berkebutuhan khusus Sekolah belum mampu
karakteristik kompetensi dan dan memiliki mengembangkan
tingkat perkembangan siswa. perbedaan latar perangkat penilaian
❖ Instrumen penilaian yang belakang. ❖ Pendidik secara mandiri.
digunakan oleh satuan tidak dapat
pendidikan dalam bentuk memperbaiki proses
penilaian akhir dan/atau ujian pembelajaran. ❖
sekolah memenuhi Prosedur penilaian
persyaratan substansi, yang dilakukan belum
konstruksi, dan bahasa, serta sesuai dengan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
memiliki bukti validitas peraturan yang
empirik. ❖ Memiliki prosedur ditentukan.
penilaian, kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan
keputusan yang dapat
diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
4.3. Penilaian
pendidikan ditindaklanjuti.
4.3.1 Menindaklanjuti hasil ❖ Ditindaklanjuti untuk Upaya peningkatan mutu Pemahaman pendidik
pelaporan penilaian memperbaiki proses pendidikan kurang terhadap proses
pembelajaran. ❖ optimal. ❖ Pencapaian penilaian masih belum
Ditindaklanjuti untuk kompetensi lulusan maksimal. ❖ Sering
melakukan perbaikan lambat. ❖ Kurang terjadinya perubahan
dan/atau penjaminan mutu mendapatkan informasi peraturan yang berkaitan
pendidikan pada tingkat perbaikan rencana dengan penilaian. ❖
satuan pendidikan. ❖ penilaian yang lebih adil Kurangnya pembinaan
Ditindaklanjuti untuk dan bertanggung jawab. dari pengawas dan
menetapkan kriteria penyelenggara
ketuntasan minimal serta pendidikan.
kriteria dan/atau kenaikan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
kelas siswa. ❖ Program
penilaian hasil belajar ditinjau
secara periodik berdasarkan
data kegagalan/kendala
pelaksanaan program
termasuk temuan penguji
eksternal. ❖ Semua guru
mengembalikan hasil kerja
siswa yang telah dinilai.
Upaya peningkatan mutu
Kemajuan yang dicapai oleh pendidikan kurang optimal. Pemahaman pendidik
peserta didik dipantau, ❖ Pencapaian kompetensi terhadap proses
4.3.2 Melakukan pelaporan didokumentasikan secara lulusan lambat. ❖ Siswa penilaian masih belum
penilaian secara periodik sistematis. ❖ Sekolah dan orangtua tidak maksimal. ❖ Sering
melaporkan hasil belajar mendapatkan masukan terjadinya perubahan
kepada orang tua peserta untuk perbaikan peraturan yang berkaitan
didik, komite sekolah , dan kemampuan belajar siswa. dengan penilaian. ❖
institusi di atasnya. ❖ Kurangnya pembinaan
Pelaporan proses belajar dan dari pengawas dan
hasil belajar oleh pendidik penyelenggara
dilakukan oleh wali kelas atau pendidikan.
guru kelas; 44Indikator Mutu
Pendidikan ❖ Pelaporan
penilaian dilakukan oleh
pendidik disampaikan kepada
pesertadidik dan orang tua
dalam bentuk rapor dan/atau
paspor keterampilan yang
berisi tentang skor disertai
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
dengan deskripsi capaian
kompetensi. ❖ Pendidik
memiliki dokumen laporan
hasil penilaian pada setiap
akhir semester atau tahun
dalam bentuk laporan
prestasi belajar siswa. ❖
Laporan hasil penilaian
pendidikan pada akhir
semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat
dewan pendidik berdasar
hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil
penilaian oleh Pendidik.
4.4.1 Instrumen penilaian Penilaian aspek sikap Instrumen tidak dapat Pendidik pada umumnya
aspek sikap dilakukan melalui digunakan sebagai belum mampu menyusun
observasi/pengamatan dan pengendalian standar instrumen penilaian
teknik penilaian lain yang mutu penilaian ❖ dengan benar. ❖ Jumlah
relevan Tingkat pencapaian siswa melebihi
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
kompetensi siswa tidak kemampuan pendidik
dapat terukur dalam melakukan
penilaian.
Instrumen tidak dapat
digunakan sebagai Pendidik pada umumnya
4.4.2 Instrumen penilaian Penilaian aspek pengetahuan pengendalian standar belum mampu menyusun
aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, mutu penilaian. instrumen penilaian
tes lisan, dan penugasan ❖ Tingkat pencapaian dengan benar. ❖ Jumlah
sesuai dengan kompetensi kompetensi siswa tidak siswa melebihi
yang dinilai; dapat diketahui. kemampuan pendidik
dalam melakukan
Instrumen tidak dapat penilaian.
digunakan sebagai
pengendalian standar
mutu penilaian ❖
Tingkat pencapaian Pendidik pada umumnya
kompetensi siswa tidak tidak menyusun
Penilaian keterampilan dapat diukur Instrumen penilaian
4.4.3 Instrumen penilaian dilakukan melalui praktik, dengan benar. ❖ Jumlah
aspek keterampilan produk, proyek, portofolio, siswa melebihi
dan/atau teknik lain sesuai kemampuan pendidik
dengan kompetensi yang melakukan penilaian
dinilai.
❖ Belum dapat
dijadikan teladan bagi
siswa.
❖ Kesulitan dalam ❖ Kurangnya pemahaman
mengelola kelas dengan tentang kompetensi
baik kepribadian.
❖ Paradigma guru dalam
❖ Memiliki kompetensi dalam:
5.1.6 Berkompetensi mengembangan kompetensi
kepribadian minimal baik kepribadian masih belum
Bertindak sesuai dengan norma
terbentuk.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
agama, hukum, sosial, dan ❖ Kurangnya komitmen
kebudayaan nasional Indonesia lembaga penjamin mutu
untuk melakukan
Menampilkan diri sebagai penyegaran kepada para
pribadi yang jujur, berakhlak guru.
mulia, dan teladan bagi siswa dan ❖ Proses pengawasan dan
pembinaan dari kepala
masyarakat.
sekolah dan pengawas tidak
Menampilkan diri sebagai ditindaklanjuti oleh
penyelenggara Pendidikan.
pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa.
Menunjukkan etos kerja, ❖ Guru belum mampu
tanggung jawab yang tinggi, rasa berkomunikasi secara
bangga menjadi guru, dan rasa efektif dan santun
dengan sesama guru,
percaya diri. tenaga kependidikan,
siswa, dan orangtua
Menjunjung tinggi kode etik siswa.
❖ Belum dapat
profesi guru. dijadikan teladan bagi
siswa.
❖ Pengelolaan kelas ❖ Kurangnya pemahaman
oleh guru yang tentang kompetensi
❖ Memiliki kompetensi dalam: bersangkutan kepribadian
terkendala. ❖ Paradigma guru terhadap
Komunikasi sesama guru kompetensi sosial belum
dibuktikan melalui pengamatan terbentuk
5.1.8 Berkompetensi sosial asesor selama visitasi. ❖ Proses pengawasan dan
minimal baik pembinaan dari kepala
Komunikasi guru dengan tenaga sekolah dan pengawas tidak
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
kependidikan dibuktikan melalui ditindaklanjuti oleh
pengamatan asesor selama penyelenggara Pendidikan.
visitasi.
5.3.7 Berkompetensi sosial ❖ Kepala tenaga administrasi ❖ Dukungan administrasi ❖ Penyelenggara pendidikan -perlu adanya tenaga - Kepala TAS dan kepala
minimal baik sekolah memiliki kompetensi: sekolah tidak dapat selalu pengelola sumber daya kependidikan yang sekolah
Bekerja sama dalam tim dilakukan manusia kurang memiliki kompetensi
Memberikan layanan prima memperhatikan tenaga yang sesuai di
Memiliki kesadaran berorganisasi kependidikan. bidangnya.
Berkomunikasi efektif ❖ Tenaga kependidikan - perlu adanya
Membangun hubungan kerja masih terbatas sehingga tenaga kependidikan
sekolah belum fokus pada yang memiliki jiwa
kompetensi. social yang tinggi
❖ Luas minimum 12 m2. ❖ ❖ Penanganan siswa yang ❖ Luas lahan dan bangunan
6.3.3 Memiliki ruang UKS Dilengkapi sarana perabot dan mengalami gangguan terbatas. ❖ Proses
sesuai standar perlengkapan lain minimal yang kesehatan di sekolah tidak pembangunan tidak -perlu ruang uks
tersedia dalam jumlah minimal bisa dilakukan sedini dilakukan secara profesional. baru -tim uks dan siswa PMR
sesuai deskripsi kondisinya. mungkin. ❖ Pemeliharaan sarana dan -penanganan siswa
prasarana tidak berkala dan sakit dilakukan di
berkelanjutan. ❖ Pengadaan loby kemudian
sarana hanya mengandalkan dianter langsung ke
bantuan dari pemerintah. ❖ puskesmas terdekat.
Kompetensi pengelolaan
administrasi sarana dan
prasarana oleh tenaga
kependidikan urusan
administrasi kurang
memadai. ❖ Pembinaan
terkait P3K tidak dilakukan
oleh sekolah.
Keterangan:
Tabel di atas digunakan untuk memudahkan TPMPS dalam mendiskusikannya.
Standar : menyajikan standar mutu sesuai peraturan yang berlaku. Acuan utamanya adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan sebagai kriteria minimal
yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan penyelenggara pendidikan
Indikator Mutu : menyajikan indikator mutu yang merupakan komponen dari standar terkait. Penjabaran menjadi indikator mutu untuk mempermudah pemetaan mutu. Indikator mutu
dapat diambil dari buku indikator mutu penjaminan mutu pendidikan
Deskripsi : menjabarkan bagaimana kondisi ideal sesuai indikator mutu
Resiko : menjelaskan resiko yang akan timbul jika standar mutu tersebut tidak dipenuhi
Penyebab : menjabarkan hal-hal fundamental yang umumnya menyebabkan indikator mutu sesuai deskripsi yang didiskusikan tidak bisa dicapai
Penyelesaian : menjabarkan penyelesaian untuk seluruh permasalahan yang muncul dalam diskusi. Penyelesain dapat berupa penyelesaian satu per satu atas permasalahan yang
muncul atau penyelesaian yang dapat menyelesaikan lebih dari satu permasalahan. Penyelesaian sebaiknya bersifat praktikal yang bisa diterapkan oleh sekolah mandiri
Pelibatan : menjelaskan pihak-pihak mana saja yang dapat melakukan penyelesaian tersebut