Anda di halaman 1dari 83

KONDISI SEKOLAH

SESUAI RAPOR MUTU 2018 DAN INDIKATOR MUTU

Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya


Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
1. Standar 1.1. Lulusan memiliki Siswa dimotivasi dan fasilitasi  Kepala sekolah, guru, - penanaman nilai- -siswa,guru,wali
Kompetensi kompetensi pada dimensi oleh sekolah agar memiliki tenaga kependidikan nilai karakter pada murid,kepsek
Lulusan sikap. perilaku dan sikap orang beriman belum bisa dijadikan setiap imtaq pagi
1.1.1 Siswa memiliki melalui pembiasaan (budaya teladan oleh siswa. -pada setiap
perilaku yang sekolah) dan keteladanan dalam ❖ Kompetensi sikap ini belum undangan wali murid
mencerminkan sikap menghayati dan mengamalkan diintegrasikan dengan baik perlu sosialisasi
beriman dan bertakwa sesuai dengan ajaran agama yang dalam kegiatan pembelajaran penanamanan
kepada Tuhan YME dianut. di sekolah. karakter lewat wali
❖ Integrasi pengembangan sikap ❖ Guru merasa terbebani murid.
beriman dan bertakwa kepada dalam memberikan penilaian
Tuhan YME di sekolah dilakukan sikap karena instrumen dan
dalam bentuk kegiatan prosedur yang rumit dan
pembelajaran. kurang dipahami.
❖ Contoh perilaku dan sikap ❖ Kurangnya komunikasi
orang beriman dan bertakwa antara Komite dan
meliputi:  Berdoa setiap orangtua/wali siswa dalam
memulai dan mengakhiri mengamalkan pembiasaan dari
kegiatan.  Santun dalam hasil pembelajaran selama di
berbicara dan berperilaku.  sekolah kepada siswa selama
Berpakaian sopan sesuai aturan berada di luar sekolah.
sekolah.  Mengucapkan salam ❖ Pengelolaan sekolah terkait
saat masuk kelas.  pengembangan perilaku dan
Melaksanakan kegiatan ibadah.  sikap belum terfokus dan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Mensyukuri setiap nikmat yang terencanakan dengan optimal.
diperoleh.  Menumbuhkan sikap ❖ Lainnya
saling menolong/berempati. 
Menghormati perbedaan.  Antre
saat bergantian memakai fasilitas
sekolah.  Lainnya.

1.1.2 Siswa memiliki  Perilaku dan sikap  Kepala sekolah, guru, -


perilaku yang berkarakter ditumbuhkan tenaga kependidikan
mencerminkan sikap dengan fasilitasi berbagai belum bisa dijadikan
berkarakter kegiatan oleh sekolah. teladan oleh siswa.
❖ Contoh perilaku dan sikap ❖ Kompetensi sikap ini
berkarakter meliputi:  belum diintegrasikan dengan
Menghargai dan menjaga baik dalam kegiatan
keragaman dan kekayaan pembelajaran di sekolah.
budaya bangsa.  Rela ❖ Guru merasa terbebani
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
berkorban.  Mengikuti bakti dalam memberikan penilaian
social.  Menciptakan sikap karena instrumen dan
kerukunan antar prosedur yang rumit dan
siswa/kelompok/sekolah.  kurang dipahami.
Anti kekerasan baik psikis ❖ Kurangnya komunikasi
maupun fisik. antara Komite dan
orangtua/wali siswa dalam
mengamalkan pembiasaan
dari hasil pembelajaran
selama di sekolah kepada
siswa selama berada di luar
sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan
dengan optimal.
1.1.3 Siswa memiliki  Perilaku dan sikap disiplin Kepala sekolah, guru, tenaga
perilaku yang ditumbuhkan dengan fasilitasi kependidikan belum bisa
mencerminkan sikap disiplin berbagai kegiatan oleh dijadikan teladan oleh siswa.
sekolah. ❖ Kompetensi sikap ini
❖ Contoh perilaku dan sikap belum diintegrasikan dengan
disiplin meliputi:  Disiplin dan baik dalam kegiatan
taat hukum.  Meminta ijin jika pembelajaran di sekolah. ❖
tidak bisa hadir.  Datang ke Guru merasa terbebani
sekolah/kegiatan lainnya tepat dalam memberikan penilaian
waktu.  Mengerjakan tugas yang sikap karena instrumen dan
diberikan.  Mematuhi tatatertib prosedur yang rumit dan
sekolah. kurang dipahami. ❖
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Kurangnya komunikasi antara
Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap belum
terfokus dan terencanakan
dengan optimal.
1.1.4.Siswa memiliki  Perilaku dan sikap santun Kepala sekolah, guru, tenaga
perilaku yang ditumbuhkan dengan fasilitasi kependidikan belum bisa
mencerminkan sikap santun berbagai kegiatan oleh dijadikan teladan oleh siswa.
sekolah. ❖ Kompetensi sikap ini
❖ Contoh perilaku dan sikap belum diintegrasikan dengan
santun meliputi:  Menghormati baik dalam kegiatan
guru dan orang lain yang lebih tua pembelajaran di sekolah. ❖
 Menggunakan kata-kata santun Guru merasa terbebani
dalam berkomunikasi  Berbicara dalam memberikan penilaian
dengan intonasi dan volume sikap karena instrumen dan
suara yang sesuai  Tidak prosedur yang rumit dan
menghina atau menyebut kurang dipahami. ❖
seseorang dengan sebutan Kurangnya komunikasi antara
negatif Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah. ❖
Pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap belum terfokus dan
terencanakan dengan
optimal.
1.1.5. Siswa memiliki  Perilaku dan sikap jujur Kepala sekolah, guru, tenaga
perilaku yang ditumbuhkan dengan fasilitasi kependidikan belum bisa
mencerminkan sikap jujur berbagai kegiatan oleh dijadikan teladan oleh siswa.
sekolah. ❖ Kompetensi sikap ini
❖ Contoh perilaku dan sikap jujur belum diintegrasikan dengan
meliputi:  Melaksanakan tugas baik dalam kegiatan
individu dengan baik.  Mengaku pembelajaran di sekolah.
atas kesalahan yang dilakukan.  ❖ Guru merasa terbebani
Mengatakan yang sebenarnya. dalam memberikan penilaian
sikap karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi antara
Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah. ❖
Pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap belum terfokus dan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
terencanakan dengan
optimal.
1.1.5. Siswa memiliki  Perilaku dan sikap jujur Kepala sekolah, guru, tenaga
perilaku yang ditumbuhkan dengan fasilitasi kependidikan belum bisa
mencerminkan sikap jujur berbagai kegiatan oleh dijadikan teladan oleh siswa.
sekolah. ❖ Kompetensi sikap ini
❖ Contoh perilaku dan sikap jujur belum diintegrasikan dengan
meliputi:  Melaksanakan tugas baik dalam kegiatan
individu dengan baik.  Mengaku pembelajaran di sekolah.
atas kesalahan yang dilakukan.  ❖ Guru merasa terbebani
Mengatakan yang sebenarnya. dalam memberikan penilaian
sikap karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi antara
Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah. ❖
Pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap belum terfokus dan
terencanakan dengan
optimal.
1.1.6. Siswa memiliki  Perilaku dan sikap peduli ❖ Kepala sekolah, guru,
perilaku yang ditumbuhkan dengan fasilitasi tenaga kependidikan belum
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
mencerminkan sikap peduli berbagai kegiatan oleh bisa dijadikan teladan oleh
sekolah. siswa. ❖ Kompetensi sikap
❖ Contoh perilaku dan sikap ini belum diintegrasikan
peduli meliputi:  Membantu dengan baik dalam kegiatan
orang yang membutuhkan.  pembelajaran di sekolah. ❖
Menjenguk dan mendoakan Guru merasa terbebani
orang yang sakit.  Membuang dalam memberikan penilaian
sampah pada tempatnya.  sikap karena instrumen dan
Memungut sampah yang prosedur yang rumit dan
dijumpai.  Menghemat kurang dipahami. ❖
penggunaan air dan listrik.  Kurangnya komunikasi antara
Penghijauan di lingkungan Komite dan orangtua/wali
sekolah. siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah. ❖
Pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap belum terfokus dan
terencanakan dengan
optimal.
1.1.7. Siswa memiliki ❖ Perilaku dan sikap percaya diri ❖ Kepala sekolah, guru,
perilaku yang ditumbuhkan dengan fasilitasi tenaga kependidikan belum
mencerminkan sikap berbagai kegiatan oleh sekolah. bisa dijadikan teladan oleh
percaya diri ❖ Contoh perilaku dan sikap siswa. ❖ Kompetensi sikap
percaya diri meliputi:  Mampu ini belum diintegrasikan
membuat keputusan dan dengan baik dalam kegiatan
bertindak dengan cepat.  Tidak pembelajaran di sekolah. ❖
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
mudah putus asa. Guru merasa terbebani
 Berani presentasi, menjawab dalam memberikan penilaian
pertanyaan, berpendapat, dan sikap karena instrumen dan
bertanya dalam berbagai prosedur yang rumit dan
kesempatan. kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi antara
Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah. ❖
Pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap belum terfokus dan
terencanakan dengan
optimal.
1.1.8. Siswa memiliki ❖ Perilaku dan sikap ❖ Kepala sekolah, guru,
perilaku yang bertanggungjawab ditumbuhkan tenaga kependidikan belum
mencerminkan sikap dengan fasilitasi berbagai bisa dijadikan teladan oleh
bertanggungjawab kegiatan oleh sekolah. ❖ Contoh siswa. ❖ Kompetensi sikap
perilaku dan sikap ini belum diintegrasikan
bertanggungjawab meliputi:  dengan baik dalam kegiatan
Melaksanakan tugas individu pembelajaran di sekolah. ❖
dengan baik.  Menerima risiko Guru merasa terbebani
dari tindakan yang dilakukan.  dalam memberikan penilaian
Meminta maaf atas kesalahan sikap karena instrumen dan
yang dilakukan.  Menepati janji. prosedur yang rumit dan
 Anti-Vandalisme. kurang dipahami. ❖
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Kurangnya komunikasi antara
Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah. ❖
Pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap belum terfokus dan
terencanakan dengan
optimal.
1.1.9. Siswa memiliki Perilaku dan sikap pembelajar ❖ Kepala sekolah, guru,
perilaku pembelajar sejati sejati sepanjang hayat difasilitasi tenaga kependidikan belum
sepanjang hayat oleh sekolah dan diwujudkan bisa dijadikan teladan oleh
dalam aktivitas pembelajaran baik siswa. ❖ Kompetensi sikap
di dalam kelas maupun di luar ini belum diintegrasikan
kelas, melalui pembiasaan dengan baik dalam kegiatan
program literasi ❖ Contoh pembelajaran di sekolah. ❖
perilaku dan sikap pembelajar Guru merasa terbebani
sejati sepanjang hayat meliputi:  dalam memberikan penilaian
Membaca/menulis buku dan sikap karena instrumen dan
bacaan lainnya.  Membuat karya prosedur yang rumit dan
tulis.  Mau mencari kurang dipahami. ❖
bahan/sumber belajar.  Rajin Kurangnya komunikasi antara
berkunjung ke perpustakaan.  Komite dan orangtua/wali
Belajar dimanapun, kapanpun siswa dalam mengamalkan
dengan siapapun. pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah. ❖
Pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap belum terfokus dan
terencanakan dengan
optimal.
1.1.10.Siswa memiliki ❖ Perilaku dan sikap yang ❖ Kepala sekolah, guru,
perilaku sehat jasmani dan mencerminkan sehat jasmani dan tenaga kependidikan belum
rohani rohani ditumbuhkan dalam bisa dijadikan teladan oleh
seluruh kegiatan baik siswa. ❖ Kompetensi sikap
intrakurikuler, kokurikuler, dan ini belum diintegrasikan
ekstrakurikuler melalui kegiatan dengan baik dalam kegiatan
kesiswaan. ❖ Contoh perilaku pembelajaran di sekolah.
dan sikap sehat jasmani dan ❖ Guru merasa terbebani
rohani meliputi:  Bebas dari dalam memberikan penilaian
narkoba  Anti pornografi dan sikap karena instrumen dan
pornoaksi  Menjauhi kebiasaan prosedur yang rumit dan
yang merusak tubuh kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi antara
Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah. ❖
Pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap belum terfokus dan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
terencanakan dengan
optimal.
1.2 Lulusan memiliki
kompetensi pada dimensi
pengetahuaN

1.2.1 Siswa memiliki ❖ Siswa memiliki:  pengetahuan ❖ Kualifikasi dan latar -perlu peningkatan -guru, tim pengembang
pengetahuan faktual, teknis dan spesifik, detail dan belakang pendidikan guru kompetensi guru kurikulum, kepala sekolah
prosedural, konseptual, kompleks berkenaan dengan ilmu tidak selaras dengan mata khususnya pada gaya dan nara sumber
metakognitif pengetahuan, teknologi, seni, dan pelajaran yang diampu. ❖ dan metode
budaya terkait dengan Guru belum memiliki pembelajaran yang
masyarakat dan lingkungan alam kompetensi yang sesuai sesuai dengan minat
sekitar, bangsa, negara, kawasan standar dan tidak dan bakat siswa
regional, dan internasional.  tersertifikasi sebagai
pengetahuan terminologi/istilah pendidik. ❖ Alokasi waktu
dan klasifikasi, kategori, prinsip, dan beban belajar
generalisasi, teori, model, dan memberatkan pada sisi
struktur yang digunakan terkait siswa. ❖ Gaya dan metode
dengan pengetahuan teknis dan pembelajaran yang
spesifik, detail dan kompleks diterapkan tidak mengarah
berkenaan dengan ilmu pada bakat, minta dan
pengetahuan, teknologi, seni, dan kemampuan belajar siswa. ❖
budaya terkait dengan Ketersediaan dan kondisi
masyarakat dan lingkungan alam sarana prasarana belum
sekitar, bangsa, negara, kawasan memadai, dan lainnya.
regional, dan internasional. 
pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu atau kegiatan
yang terkait dengan pengetahuan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
teknis, spesifik, algoritma,
metode, dan kriteria untuk
menentukan prosedur yang
sesuai berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya, terkait dengan
masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan internasional. 
pengetahuan tentang kekuatan
dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam
mempelajari pengetahuan teknis,
detail, spesifik, kompleks,
kontekstual dan kondisional
berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait dengan
masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan internasional. ❖
Sekolah memiliki wujud nyata
kualitas dan kuantitas yang
diperoleh kelompok/ individu
siswa untuk mengukur tingkat
pengetahuan yang dimiliki siswa
sebagai hasil pengalaman
pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
berupa:  prestasi/penghargaan
pada level kewilayahan.  tingkat
kelulusan dalam ujian sekolah
berstandar nasional  tingkat
capaian nilai pengetahuan dalam
penilaian pendidikan.
1.3 Lulusan memiliki
kompetensi pada dimensi
keterampilan

1.3.1. Siswa memiliki ❖ Siswa memiliki keterampilan ❖ Kualifikasi dan latar


keterampilan berpikir dan berpikir dan bertindak kreatif belakang pendidikan guru
bertindak kreatif melalui pengalaman tidak selaras dengan mata
pembelajaran dan kegiatan. ❖ pelajaran yang diampu. ❖
Contoh keterampilan berpikir dan Guru belum memiliki
bertindak kreatif meliputi:  kompetensi yang sesuai
kreatif menghasilkan karya  standar dan tidak
memodifikasi karya orang lain  tersertifikasi sebagai
menciptkan kreasi sendiri  pendidik. ❖ Kompetensi
memiliki gaya tulis sendiri  keterampilan ini belum
menggunakan teknologi dalam diintegrasikan dengan baik
belajar  lainnya ❖ Sekolah dalam kegiatan
memiliki wujud nyata kualitas dan pembelajaran di sekolah. ❖
kuantitas yang diperoleh Guru merasa terbebani
kelompok/ individu siswa untuk dalam memberikan penilaian
mengukur tingkat keterampilan keterampilan karena
yang dimiliki siswa sebagai hasil instrumen dan prosedur yang
pengalaman pembelajaran dan rumit dan kurang dipahami.
kegiatan yang diselenggarakan ❖ Pengelolaan sekolah
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
oleh sekolah berupa:  terkait fasilitasi
prestasi/penghargaan pada level pengembangan keterampilan
kewilayahan.  tingkat capaian siswa belum terfokus dan
nilai keterampilan dalam terencanakan dengan
penilaian pendidikan. optimal. ❖ Ketersediaan dan
kondisi sarana prasarana
belum memadai, dan lainnya.
1.3.2. Siswa memiliki ❖ Siswa memiliki keterampilan ❖ Kualifikasi dan latar
keterampilan berpikir dan berpikir dan bertindak produktif belakang pendidikan guru
bertindak produktif melalui pengalaman tidak selaras dengan mata
pembelajaran dan kegiatan. ❖ pelajaran yang diampu. ❖
Contoh keterampilan berpikir dan Guru belum memiliki
bertindak produktif meliputi:  kompetensi yang sesuai
merangkum hasil bacaan  standar dan tidak
meniru karya orang lain  lainnya tersertifikasi sebagai
❖ Sekolah memiliki wujud nyata pendidik. ❖ Kompetensi
kualitas dan kuantitas yang keterampilan ini belum
diperoleh kelompok/ individu diintegrasikan dengan baik
siswa untuk mengukur tingkat dalam kegiatan
keterampilan yang dimiliki pembelajaran di sekolah. ❖
siswa sebagai hasil pengalaman Guru merasa terbebani
pembelajaran dan kegiatan yang dalam memberikan penilaian
diselenggarakan oleh sekolah keterampilan karena
berupa:  prestasi/penghargaan instrumen dan prosedur yang
pada level kewilayahan.  tingkat rumit dan kurang dipahami.
capaian nilai keterampilan dalam ❖ Pengelolaan sekolah
penilaian pendidikan. terkait fasilitasi
pengembangan keterampilan
siswa belum terfokus dan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
terencanakan dengan
optimal. ❖ Ketersediaan dan
kondisi sarana prasarana
belum memadai, dan lainnya.
1.3.3. Siswa memiliki ❖ Siswa memiliki keterampilan ❖ Kualifikasi dan latar
keterampilan berpikir dan berpikir dan bertindak kritis belakang pendidikan guru
bertindak kritis melalui pengalaman tidak selaras dengan mata
pembelajaran dan kegiatan. ❖ pelajaran yang diampu. ❖
Contoh keterampilan berpikir dan Guru belum memiliki
bertindak kritis meliputi:  kompetensi yang sesuai
menelaah hasil pekerjaan  standar dan tidak
melakukan pengamatan  tersertifikasi sebagai
bertanya dengan kritis  pendidik. ❖ Kompetensi
mengumpulkan informasi  keterampilan ini belum
melakukan analisa  lainnya ❖ diintegrasikan dengan baik
Sekolah memiliki wujud nyata dalam kegiatan
kualitas dan kuantitas yang pembelajaran di sekolah. ❖
diperoleh kelompok/ individu Guru merasa terbebani
siswa untuk mengukur tingkat dalam memberikan penilaian
keterampilan yang dimiliki siswa keterampilan karena
sebagai hasil pengalaman instrumen dan prosedur yang
pembelajaran dan kegiatan yang rumit dan kurang dipahami.
diselenggarakan oleh sekolah ❖ Pengelolaan sekolah
berupa:  prestasi/penghargaan terkait fasilitasi
pada level kewilayahan.  tingkat pengembangan keterampilan
capaian nilai keterampilan dalam siswa belum terfokus dan
penilaian pendidikan. terencanakan dengan
optimal. ❖ Ketersediaan dan
kondisi sarana prasarana
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
belum memadai, dan lainnya.
1.3.4. Siswa memiliki ❖ Siswa memiliki keterampilan ❖ Kualifikasi dan latar
keterampilan berpikir dan berpikir dan bertindak secara belakang pendidikan guru
bertindak mandiri mandiri melalui pendekatan tidak selaras dengan mata
ilmiah sebagai pengembangan pelajaran yang diampu. ❖
dari yang dipelajari di sekolah dan Guru belum memiliki
sumber lain secara mandiri yang kompetensi yang sesuai
diperoleh dari pengalaman standar dan tidak
pembelajaran dan kegiatan tersertifikasi sebagai
penugasan individu, penugasan pendidik. ❖ Kompetensi
kelompok, pelaporan keterampilan ini belum
tugas/kegiatan, presentasi hasil diintegrasikan dengan baik
penugasan, keterlibatan dalam dalam kegiatan
kepanitiaan dan keterlibatan pembelajaran di sekolah. ❖
dalam penyusunan program Guru merasa terbebani
sekolah. ❖ Sekolah memiliki dalam memberikan penilaian
wujud nyata kualitas dan keterampilan karena
kuantitas yang diperoleh instrumen dan prosedur yang
kelompok/ individu siswa untuk rumit dan kurang dipahami.
mengukur tingkat keterampilan ❖ Pengelolaan sekolah
yang dimiliki siswa sebagai hasil terkait fasilitasi
pengalaman pembelajaran dan pengembangan keterampilan
kegiatan yang diselenggarakan siswa belum terfokus dan
oleh sekolah berupa:  terencanakan dengan
prestasi/penghargaan pada level optimal. ❖ Ketersediaan dan
kewilayahan.  tingkat capaian kondisi sarana prasarana
nilai keterampilan dalam belum memadai, dan lainnya.
penilaian pendidikan.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
1.3.5. Siswa memiliki ❖ Siswa memiliki keterampilan ❖ Kualifikasi dan latar
keterampilan berpikir dan berpikir dan bertindak kolaboratif belakang pendidikan guru
bertindak kolaboratif melalui pendekatan ilmiah tidak selaras dengan mata
sebagai pengembangan dari yang pelajaran yang diampu. ❖
dipelajari di sekolah dan sumber Guru belum memiliki
lain dalam bekerjasama dari kompetensi yang sesuai
pengalaman pembelajaran dan standar dan tidak
kegiatan penugasan kelompok, tersertifikasi sebagai
pelaporan tugas/kegiatan, pendidik. ❖ Kompetensi
presentasi hasil penugasan, keterampilan ini belum
keterlibatan dalam kepanitiaan diintegrasikan dengan baik
dan keterlibatan dalam dalam kegiatan
penyusunan program sekolah. ❖ pembelajaran di sekolah. ❖
Sekolah memiliki wujud nyata Guru merasa terbebani
kualitas dan kuantitas yang dalam memberikan penilaian
diperoleh kelompok/ individu keterampilan karena
siswa untuk mengukur tingkat instrumen dan prosedur yang
keterampilan yang dimiliki siswa rumit dan kurang dipahami.
sebagai hasil pengalaman ❖ Pengelolaan sekolah
pembelajaran dan kegiatan yang terkait fasilitasi
diselenggarakan oleh sekolah pengembangan keterampilan
berupa:  prestasi/penghargaan siswa belum terfokus dan
pada level kewilayahan. terencanakan dengan
optimal. ❖ Ketersediaan dan
kondisi sarana prasarana
belum memadai, dan lainnya.
1.3.6. Siswa memiliki ❖ Siswa memiliki keterampilan ❖ Kualifikasi dan latar
keterampilan berpikir dan berpikir dan bertindak belakang pendidikan guru
bertindak komunikatif komunikatif melalui pendekatan tidak selaras dengan mata
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
ilmiah sebagai pengembangan pelajaran yang diampu. ❖
dari yang dipelajari di sekolah dan Guru belum memiliki
sumber lain dari pengalaman kompetensi yang sesuai
pembelajaran dan kegiatan standar dan tidak
penugasan kelompok, pelaporan tersertifikasi sebagai
tugas/kegiatan, presentasi hasil pendidik. ❖ Kompetensi
penugasan, keterlibatan dalam keterampilan ini belum
kepanitiaan dan keterlibatan diintegrasikan dengan baik
dalam penyusunan program dalam kegiatan
sekolah dengan cara berinteraksi, pembelajaran di sekolah. ❖
menyampaikan dengan ide kreatif Guru merasa terbebani
dari hasil penyimakan dan dalam memberikan penilaian
membuat karya tulis. ❖ Sekolah keterampilan karena
memiliki wujud nyata kualitas dan instrumen dan prosedur yang
kuantitas yang diperoleh rumit dan kurang dipahami.
kelompok/ individu siswa untuk ❖ Pengelolaan sekolah
mengukur tingkat keterampilan terkait fasilitasi
yang dimiliki siswa sebagai hasil pengembangan keterampilan
pengalaman pembelajaran dan siswa belum terfokus dan
kegiatan yang diselenggarakan terencanakan dengan
oleh sekolah berupa:  optimal. ❖ Ketersediaan dan
prestasi/penghargaan pada level kondisi sarana prasarana
kewilayahan.  tingkat capaian belum memadai, dan lainnya.
nilai keterampilan dalam
penilaian pendidikan

2. Standar Isi 2.1. Perangkat


pembelajaran sesuai
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
rumusan kompetensi
lulusan.
2.1.1Perangkat Perangkat pembelajaran Proses pembelajaran baik Kompetensi guru dalam
pembelajaran memuat disusun guru sesuai intrakurikuler maupun penyusunan perangkat
karakteristik kompetensi kompetensi sikap spiritual ektrakurikuler tidak pembelajaran kurang. ❖
sikap dan sosial yaitu menghayati mengarah pada pencapaian Pemahaman guru terkait
dan mengamalkan: ajaran kompetensi sikap. ❖ kompetensi sikap siswa
agama yang dianutnya, Pencapaian kompetensi belum menyeluruh. ❖
perilaku jujur, perilaku sikap siswa tidak diukur Visi, misi dan tujuan
disiplin, perilaku santun, dengan tepat. ❖ Siswa sekolah tidak fokus pada
perilaku peduli, perilaku tidak memiliki kompetensi pencapaian kompetensi
bertanggung jawab, sikap yang ditetapkan. sikap
perilaku percaya diri,
perilaku sehat jasmani dan
rohani, perilaku pembelajar
sepanjang hayat. Perangkat
pembelajaran meliputi
program tahunan, program
semester, silabus, RPP, buku
yang digunakan guru dan
siswa dalam pembelajaran,
lembar tugas terstruktur dan
kegiatan mandiri, handout,
alat evaluasi dan buku nilai ❖
Pelaksanaan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) di KKG/ MGMP tentang
penguatan pendidikan
karakter siswa pada
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
kompetensi sikap. ❖
Rancangan dan hasil penilaian
sikap berupa jurnal penilaian,
dokumen observasi, penilaian
diri, dan penilaian antar
teman. ❖ Terdapat program
kegiatan ekstrakurikuler
berupa kegiatan kagamaan,
kegiatan krida, latihan
olahbakat dan latihan olah-
minat.

Perangkat pembelajaran
disusun guru sesuai
kompetensi pengetahuan
yaitu memahami,
menerapkan, menganalisis Proses pembelajaran baik Kompetensi guru dalam
2.1.2 Perangkat dan mengevaluasi: intrakurikuler maupun penyusunan perangkat
pembelajaran memuat pengetahuan faktual, ektrakurikuler tidak pembelajaran kurang. ❖
karakteristik kompetensi pengetahuan konseptual, mengarah pada pencapaian Pemahaman guru terkait
pengetahuan pengetahuan prosedural, kompetensi pengetahuan. kompetensi pengetahuan
pengetahuan metakognitif, ❖ Pencapaian kompetensi belum menyeluruh. ❖
Perangkat pembelajaran pengetahuan siswa tidak Visi, misi dan tujuan
meliputi program tahunan, diukur dengan tepat. ❖ sekolah tidak fokus pada
program semester, silabus, Siswa tidak memiliki pencapaian kompetensi
RPP, buku yang digunakan kompetensi pengetahuan pengetahuan.
guru dan siswa dalam yang ditetapkan.
pembelajaran, lembar tugas
terstruktur dan kegiatan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
mandiri, handout, alat
evaluasi dan buku nilai ❖
Pelaksanaan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) di KKG/ MGMP tentang
kompetensi pengetahuan. ❖
Terdapat program kegiatan
ekstrakurikuler berupa
Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),
kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan
akademik, penelitian,
kelompok pencinta teknologi
informasi dan komunikasi,
rekayasa, dan lainnya.

Perangkat pembelajaran
disusun guru sesuai
kompetensi keterampilan
yaitu menunjukkan
keterampilan berfikir dan
bertindak: kreatif,
produktif, kritis, mandiri, Proses pembelajaran baik
kolaboratif, komunikatif. intrakurikuler maupun Kompetensi guru dalam
2.1.3 Perangkat Perangkat pembelajaran ektrakurikuler tidak penyusunan perangkat
pembelajaran memuat meliputi program tahunan, mengarah pada pencapaian pembelajaran kurang. ❖
karakteristik kompetensi program semester, silabus, kompetensi keterampilan. Pemahaman guru terkait
keterampilan RPP, buku yang digunakan ❖ Pencapaian kompetensi kompetensi keterampilan
guru dan siswa dalam keterampilan siswa tidak belum menyeluruh. ❖
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
pembelajaran, lembar tugas diukur dengan tepat. ❖ Visi, misi dan tujuan
terstruktur dan kegiatan Siswa tidak memiliki sekolah tidak fokus pada
mandiri, handout, alat kompetensi keterampilan pencapaian kompetensi
evaluasi dan buku nilai ❖ yang ditetapkan. keterampilan.
Rancangan dan hasil penilaian
keterampilan kinerja, proyek
dan portofolio. 19Indikator
Mutu Pendidikan ❖ Terdapat
pengalaman pembelajaran
dalam bentuk praktik di
laboratorium. penelitian
sederhana, studi wisata,
seminar atau workshop,
peragaan atau pameran,
pementasan karya seni dan
lainnya.

Memperhatikan karakteristik
mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
❖ Menyesuaikan tingkat
keingintahuan siswa baik itu
pada tingkat dasar, teknis,
spesifik, detil, dan/atau
kompleks. ❖ Bidang kajian Perilaku siswa di bawah
pembelajaran bedasarkan tahap perkembangan yang
bakat dan minat siswa untuk sesuai. ❖ Siswa tidak bisa Kompetensi guru dalam
2.1.4 Perangkat memecahkan masalah mengembangkan bakat dan penyusunan perangkat
pembelajaran meliputi bidang: ilmu minat sesuai pembelajaran kurang. ❖
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
menyesuaikan tingkat pengetahuan, teknologi, keingintahuannya. ❖ Sekolah belum
kompetensi siswa seni, budaya, dan/atau Ketrampilan siswa tidak memperhatikan
humaniora. ❖ berkembang. perkembangan psikologis
Mencerminkan perilaku siswa anak, lingkup dan
sesuai dengan tahap kedalaman,
perkembangannya. kesinambungan, fungsi
sekolah dan lingkungan
Menyesuaikan dengan siswa.
perkembangan siswa pada
jenjang SD/MI yaitu pada
konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar,
bangsa, dan negara. ❖
Menyesuaikan dengan
perkembangan siswa pada Materi pembelajaran sulit
jenjang SMP/MTs yaitu pada dicerna oleh siswa. ❖
konteks diri sendiri, keluarga, Lingkup pembelajaran yang
sekolah, masyarakat dan diterima siswa tidak Kompetensi guru dalam
2.1.5 Perangkat lingkungan alam sekitar, berkembang antar jenjang penyusunan perangkat
pembelajaran bangsa, negara, dan kawasan pendidikan. pembelajaran kurang. ❖
menyesuaikan ruang regional. ❖ Menyesuaikan Sekolah belum
lingkup materi dengan perkembangan siswa memperhatikan
pembelajaran pada jenjang SMA /SMK yaitu perkembangan psikologis
pada konteks diri sendiri, anak, lingkup dan
keluarga, sekolah, masyarakat kedalaman,
dan lingkungan alam sekitar, kesinambungan, fungsi
bangsa, negara, kawasan sekolah dan lingkungan
regional, dan internasional. siswa.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
❖ Menyesuaikan dengan
yang dipelajari pada jenjang
pendidikan dan sumber lain
secara mandiri. ❖
Menyesuakan dengan tahap
perkembangan anak yang
relevan dengan tugas yang
diberikan.

2.2. Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan
dikembangkan sesuai
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
prosedur

2.1.1. Kurikulum
Tingkat Satuan Memiliki tim yang bertugas Warga sekolah dan Komitmen sekolah
Pendidikan mengembangkan kurikulum pemangku kepentingan rendah dalam
dikembangkan sekolah. ❖ Tim Pengembang tidak mengetahui KTSP melibatkan pemangku
dengan Kurikulum meliputi seluruh yang dilaksanakan kepentingan dalam
melibatkan guru mata pelajaran, konselor sekolah. ❖ KTSP yang pengembangan
pemangku (guru Bimbingan dan dikembangkan tidak kurikulum sekolah. ❖
kepentingan Konseling), dan komite sesuai dengan Unsur dalam tim
sekolah atau penyelenggara pedoman pengembang kurikulum
pendidikan dibuktikan pengembangan yang tidak mengetahui dan
dengan dokumen penugasan. ditetapkan. memahami pedoman
❖ Sekolah memiliki pedoman pengembangan
pengembangan kurikulum kurikulum sekolah
yang diketahui tim sehingga tidak mau
pengembang kurikulum terlibat mendalam. ❖
sekolah sebagai dasar Sistem informasi
pengembangan. manajemen yang dimiliki
sekolah belum
memberikan akses
kepada pemangku
kepentingan.
2.1.2. Kurikulum Sekolah menyusun KTSP Sekolah tidak bisa
Tingkat Satuan sendiri yang telah mengacu menegakkan aturan. ❖ Sekolah kurang
Pendidikan kepada: Undang-Undang Acuan pengembangan mendapatkan informasi
dikembangkan Nomor 20 Tahun 2003 visi, misi, dan tujuan tentang perubahan
dengan tentang Sistem Pendidikan sekolah, rencana acuan dan kerangka
mengacu pada Nasional Peraturan pembelajaran, silabus, dasar dalam
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
kerangka dasar Pemerintah Nomor 13 Tahun penilaian dan rencana pengembangan KTSP. ❖
penyusunan 2015 tentang Perubahan kerja sekolah tidak Sistem informasi
Kedua Peraturan sesuai ❖ Kebutuhan manajemen yang dimiliki
Pemerintah Nomor 19 Tahun dan karakteristik sekolah belum
2005 tentang Standar sekolah, potensi menyediakan informasi
Nasional Pendidikan daerah dan siswa tidak terkait acuan kerangka
Peraturan Menteri termuat dalam KTSP ❖ dasar penyusunan. ❖
Pendidikan dan Kebudayaan KTSP tidak bisa dipakai Motivasi sekolah rendah
Nomor 20 tahun 2016 sebagai acuan untuk memahami acuan
tentang Standar Kompetensi operasional di sekolah. kerangka dasar
Lulusan Peraturan Menteri ❖ Guru tidak memiiliki penyusunan KTSP. ❖
Pendidikan dan Kebudayaan pedoman yang tepat Ketergantungan sekolah
Nomor 21 tahun 2016 dalam melaksanakan dengan pihak lain dalam
tentang Standar Isi pembelajaran penyusunan KTSP.
Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 tahun 2016
tentang Standar Proses
Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 tahun 2016
tentang Penilaian Peraturan
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 tahun
2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar
Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 61 tahun 2014
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
tentang KTSP pada
pendidikan dasar dan
menengah. Peraturan
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 69 tahun
2013 tentang Kerangka dasar
dan struktur kurikulum
SMA/MA Peraturan
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 70 tahun
2013 tentang Kerangka dasar
dan struktur kurikulum
SMK/MAK ❖ Mengacu pada
kerangka dasar yang meliputi:
Perumusan visi, misi, dan
tujuan sekolah.
Pengorganisasian muatan
kurikuler sekolah.
Pengaturan beban belajar
siswa dan beban kerja guru
pada tingkat kelas.
Penyusunan kalender
pendidikan sekolah.
Penyusunan silabus muatan
atau mata pelajaran muatan
lokal. Penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran
setiap muatan
pembelajaran. ❖
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Dikembangkan sesuai dengan
kondisi sekolah , potensi atau
karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat,
dan peserta didik.

❖ Tahapan Analisis,
mencakup: Analisis
ketentuan peraturan
perundang-undangan
mengenai kurikulum.
2.1.3. Kurikulum Analisis kebutuhan siswa, Kebijakan yang
Tingkat Satuan sekolah, dan lingkungan termuat dalam
Pendidikan (analisis konteks). Analisis perundang-undangan Sekolah kurang
dikembangkan ketersediaan sumber daya tidak terlaksana pada memahami bahwa ada
dengan pendidikan. ❖ Tahapan level sekolah. ❖ tahapan yang harus
melewati Penyusunan, mencakup: Kurikulum yang dilalui dalam
tahapan Perumusan visi, misi, dan dilaksanakan oleh pengembangan KTSP. ❖
operasional tujuan sekolah. sekolah tidak sesuai Kesibukan tim
pengembangan Pengorganisasian muatan dengan kondisi pengembang kurikulum
kurikuler sekolah. lingkungan, sekolah sekolah sehingga waktu
Pengaturan beban belajar serta perkembangan yang dimiliki terbatas
siswa dan beban kerja guru siswa. ❖ Warga untuk menjalankan
pada tingkat kelas. sekolah dan pemangku seluruh prosedur
Penyusunan kalender kepentingan tidak tersebut. ❖ Kerjasama
pendidikan sekolah. mengetahui KTSP yang dan koordinasi antara
Penyusunan silabus muatan dilaksanakan sekolah. kepala sekolah, dewan
atau mata pelajaran muatan pendidikan dan komite
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
lokal. Penyusunan rencana sekolah belum optimal.
pelaksanaan pembelajaran
setiap muatan
pembelajaran. ❖ Tahapan
penetapan yang dilakukan
kepala sekolah berdasarkan
hasil rapat dewan pendidik
sekolah dengan melibatkan
komite sekolah. ❖ Tahapan
pengesahan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah
sesuai dengan
kewenangannya. ❖ Kepala
Sekolah bertanggungjawab
atas tersusunnya KTSP. ❖
Wakil Kepala SMP/MTs dan
wakil kepala
SMA/SMK/MA/MAK bidang
kurikulum bertanggungjawab
atas pelaksanaan penyusunan
KTSP.

Sekolah memiliki perangkat


kurikulum meliputi:
Pedoman kurikulum
Pedoman muatan lokal
Pedoman kegiatan
ektrakurikuler Pedoman
pembelajaran Pedoman Kurikulum yang
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
2.1.4.Perangkat Kurikulum penilaian hasil belajar oleh dilaksanakan oleh
Tingkat Satuan pendidik Pedoman sistem sekolah tidak memiliki
Pendidikan yang kredit semester Pedoman acuan. ❖ Pelaksanaan
dikembangkan bimbingan dan konseling kurikulum tidak dapat
Pedoman evaluasi kurikulum berjalan sesuai Jumlah perangkat yang
Pedoman pendampingan perencanaan dikembangkan banyak.
pelaksanaan kurikulum pengelolaan sekolah. ❖ Kemmapuan tim
Pedoman pendidikan ❖ Proses pemantauan, pengembang kurikulum
kepramukaan ❖ Warga supervisi, pengawasan, terbatas. ❖ Kerjasama
sekolah mendapatkan akses pelaporan dan tindak dan koordinasi antara
untuk mengetahui perangkat lanjut pengawasan kepala sekolah, dewan
KTSP yang dikembangkan terhadap pelaksanaan pendidikan dan komite
sekolah. kurikulum sulit sekolah belum optimal.
dilaksanakan. ❖ Sistem informasi
manajemen yang dimiliki
sekolah belum
menyediakan akses
terhadap perangkat
KTSP.
2.3. Sekolah
melaksanakan kurikulum
sesuai ketentuan.

2.3.1 Sekolah menyediakan Durasi setiap satu jam Kompetensi inti dan Hari efektif pembelajaran
alokasi waktu pembelajaran antara lain: kompetensi dasar dari tidak memenuhi alokasi
pembelajaran sesuai Untuk SD adalah 35 menit kompetensi sikap, waktu yang ditentukan.
struktur kurikulum yang Untuk SMP adalah 40 menit pengetahuan dan
berlaku Untuk SMA adalah 45 menit keterampilan yang
Untuk SMK adalah 45 menit diharapkan pada siswa
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
❖ Beban belajar per minggu tidak dapat tercapai
dialokasikan sebagai berikut: dengan optimal.
Kelas I 30 jam pelajaran
Kelas II 32 jam pelajaran
Kelas III 34 jam pelajaran
Kelas IV, V, dan VI 36 jam
pelajaran Kelas VII, VIII dan
IX 38 jam pelajaran Kelas X
42 jam pelajaran Kelas XI
dan XII 44 jam pelajaran
Kelas X, XI dan XII 48 jam
pelajaran (khusus SMK) ❖
Beban Belajar per semester
dialokasikan sebagai berikut:
Kelas I, II, III, IV, V 18-20
minggu Kelas VI 18-20
minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semester
genap); Kelas VII dan VIII 18-
20 minggu Kelas IX 18-20
minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semester
genap); Kelas X dan XI18-20
minggu Kelas XII 18-20
minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semester
genap); ❖ Beban Belajar per
tahun dialokasikan 36-40
minggu ❖ Sekolah dapat
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
menambah beban belajar 2
(dua) jam per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar
siswa dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap
penting.

Bentuk pendalaman materi


yang diatur berupa kegiatan
pengarahan materi,
penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak Beban tugas siswa Kompetensi pedagogik
2.3.2 Sekolah mengatur terstruktur. ❖ Terdapat menumpuk. ❖ pendidik belum optimal.
beban belajar bedasarkan kegiatan penugasan Pendalaman materi ❖ Pendidik tidak
bentuk pendalaman mater terstruktur berupa dilakukan monoton menyusun sendiri
pendalaman materi searah. rencana pembelajaran.
pembelajaran oleh siswa yang ❖ Bentuk pendalaman
dirancang oleh pendidik dan materi yang diketahui
waktu penyelesaian pendidik terbatas.
ditentukan oleh pendidik. ❖
Terdapat kegiatan mandiri
tidak terstruktur berupa
pendalaman materi
pembelajaran oleh siswa yang
dirancang oleh pendidik dan
waktu penyelesaiannya diatur
sendiri oleh siswa. ❖ Beban
belajar penugasan terstruktur
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
dan kegiatan mandiri untuk
SD, paling banyak 40% dari
waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang
bersangkutan. ❖ Beban
belajar penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri untuk
SMP, paling banyak 50% dari
waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang
bersangkutan. ❖ Beban
belajar penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri untuk
SMA/SMK, maksimal 60% dari
waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran.

Menyelenggarakan minimal 2
dari 4 aspek yang disediakan
untuk mata pelajaran seni
budaya, prakarya, dan
kewirausahaan. ❖ Siswa
mengikuti salah satu aspek
yang disediakan untuk setiap
semester, aspek yang diikuti
dapat diganti setiap
2.3.3 Sekolah semester. Mata pelajaran Bukan merupakan mata
menyelenggarakan aspek tersebut tidak pelajaran wajib sehingga
kurikulum pada muatan Menyediakan layanan mengandung aspek kurang diprioritaskan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
lokal ekstrakurikuler wajb yaitu kurikulum. ❖ Tidak
Pendidikan Kepramukaan ❖ ada kompetensi lulusan
Menyediakan layanan yang dicapai siswa saat
ekstrakurikuler pilihan mendalami mata
meliputi: Usaha Kesehatan pelajaran tersebut.
Sekolah (UKS), Palang
Merah Remaja (PMR),
Kelompok Ilmiah Remaja
(KIR), olah raga, Minat dan bakat siswa Pendidik yang memiliki
2.3.4 Sekolah kesenian, pembinaan tidak tersalurkan kompetensi sesuai
melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan, dan dengan baik. bidang pembinaan siswa
pengembangan diri siswa lainnya sesuai dengan kondisi terbatas. ❖ Dana
dan potensi sekolah. ❖ sekolah untuk
Menyediakan bimbingan menyediakan tenaga
karie pembimbing ekstra
kurikuler terbatas.
3. Standar Proses 3.1. Sekolah
merencanakan proses
pembelajaran sesuai
ketentuan.

3.1.1 Perencanaan Silabus dikembangkan Kegiatan pembelajaran Sekolah tidak


pembelajaran mengacu dengan memuat komponen siswa tidak terarah mengembangkan silabus.
pada silabus yang telah yang meliputi: identitas mata untuk mencapai ❖ Ketergantungan
dikembangkan pelajaran, identitas kompetensi dasar ❖ kepada sumber lain
sekolah, kompetensi inti, Pengembangan RPP dalam pengembangan
kompetensi dasar, materi tidak memiliki acuan. silabus.
pokok, kegiatan
pembelajaran, penilaian,
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
alokasi waktu, sumber
belajar. ❖ Silabus
dikembangkan berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi dan Panduan
Penyusunan KTSP untuk
satuan pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada
setiap tahun ajaran tertentu.
❖ Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dikembangkan
dari silabus.

Perencanaan pembelajaran Kegiatan pembelajaran


mengarah pada pencapaian siswa tidak terarah
3.1.2 Perencanaan kompetensi untuk mencapai Sekolah tidak
pembelajaran mengarah kompetensi dasar ❖ mengembangkan silabus.
pada pencapaian Siswa tidak dapat
kompetensi mencapai kompetensi
dasar yang sesuai
dengan
karakteristiknya.

Setiap guru Pembelajaran yang


bertanggungjawab menyusun interaktif, inspiratif,
silabus setiap mata pelajaran menyenangkan, Pendidik belum
3.1.3 Pendidik menyusun yang diampunya. ❖ Guru menantang, efisien, menyusun RPP secara
dokumen rencana dengan dapat bekerjasama dengan memotivasi siswa mandiri atau menjiplak
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
lengkap dan sistematis Kelompok Kerja Guru (KKG), untuk berpartisipasi dari pendidik lainnya. ❖
Musyawarah Guru Mata aktif, memberikan Pendidik belum paham
Pelajaran (MGMP), Lembaga ruang yang cukup bagi mekanisme penyusunan
Penjamin Mutu Pendidikan prakarsa, kreativitas, RPP ❖ Pendidik tidak
(LPMP), atau Perguruan dan kemandirian sesuai mendapat kesempatan
Tinggi. ❖ Setiap pendidik dengan bakat, minat, aktualisasi diri dalam
menyusun RPP yang terdiri dan perkembangan menyusun RPP.
atas komponen; Identitas fisik serta psikologis
sekolah. Identitas mata siswa tidak dapat
pelajaran. Kelas/semester. tercapai dengan
Materi pokok. Alokasi optimal.
waktu. Tujuan
pembelajaran. Kompetensi
dasar dan indikator
pencapaian kompetensi.
Materi pembelajaran.
Metode pembelajaran.
Media pembelajaran.
Sumber belajar. Langkah-
langkah pembelajaran.
Penilaian hasil
pembelajaran. ❖ RPP
disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilaksanakan
kali pertemuan atau lebih ❖
Memperhatikan prinsip
penyusunan RPP yang
meliputi: Perbedaan individu
siswa Mendorong
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
partisipasi aktif siswa
Berpusat pada siswa
Pengembangan budaya
membaca dan menulis
Pemberian umpan balik dan
tindak lanjut Penekanan
pada keterkaitan dan
keterpaduan antar komponen
RPP 29Indikator Mutu
Pendidikan Mengakomodasi
pembelajaran tematik
terpadu, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek
belajar dan keragaman
budaya. Menerapkan TIK

RPP dievaluasi oleh kepala


sekolah dan pengawas ❖
Sekolah memiliki dokumen
evaluasi/telaah RPP.

❖ Kegiatan
pembelajaran yang
dilaksanakan pendidik
tidak terarah dan tidak
sejalan dengan silabus.
❖ Tindak lanjut Pengawasan proses
3.1.4 RPP mendapatkan pengembangan pembelajaran tidak
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
evaluasi dari kepala keprofesionalan berjalan dengan optimal.
sekolah dan pengawas pendidik secara ❖ Kompetensi supervisi
sekolah berkelanjutan kurang kepala sekolah dan
optimal pengawas rendah. ❖
Kesibukan kepala sekolah
dan pengawas.
3.2. Proses
pembelajaran dilaksanakan
dengan
tepat.

3.1.1. Membentuk Rasio siswa per rombel Suasana belajar tidak Besarnya jumlah BOS dan
rombongan maksimum 28 siswa per kondusif atau tidak BOP yang diterima
belajar dengan rombel untuk SD, 32 siswa terkontrol sekolah ditentukan oleh
jumlah siswa per rombel untuk SMP dan 36 banyaknya siswa
sesuai siswa per rombel untuk sehingga banyak sekolah
ketentuan SMA/SMK. berlomba mencari siswa
sebanyak banyaknya. ❖
Ruang kelas yang
tersedia di sekolah
kuantitasnya kurang dari
rasio yang ditentukan.

RPP tidak disusun secara


lengkap dan sistematis
3.1.2. Mengelola kelas Pada tiap awal semester, guru Siswa tidak memahami ❖ Tidak ada supervisi
sebelum menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran akademik oleh kepala
memulai silabus mata pelajaran ❖ sekolah
pembelajaran Guru memulai proses
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan. ❖
Menyiapkan siswa secara
psikis dan fisik untuk
mengikuti proses
pembelajaran; ❖ Memberi
motivasi belajar siswa secara
kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari,
dengan memberikan contoh
dan perbandingan lokal,
nasional dan internasional,
serta disesuaikan dengan
karakteristik dan jenjang
siswa; ❖ Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari; ❖
Menjelaskan tujuan
pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan ❖
Menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7

Berpusat pada siswa ❖


Pembelajaran yang
mengembangkan rasa Pemahaman pendidik
keingintahuan dan Siswa tidak mampu dalam mendorong siswa
3.1.3. Pembelajaran pemahaman baru bedasarkan membuat pertanyaan dan mencari tahu masih
Mendorong Siswa pertanyaan siswa sendiri. ❖ menemukan jawaban yang kurang. ❖ Pendidik
Mencari Tahu Menerapkan modus belajar tepat atas pertanyaan atau belum memahami model
berbasis isu. ❖ Siswa tidak dapat pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian. mengolah data dan penyingkapan
Kegiatan diatur seperti informasi menjadi /penelitian.
siklus/spiral dimana setiap pengetahuan yang
pertanyaan mengarah pada bermanfaat.
ide baru dan pertanyaan lain.
❖ Memulai dengan bertanya,
menganalisis, memberi solusi
atau jawaban yang tepat,
berdiskusi dan merefleksikan
terkait hasil serta mengulangi
bertanya kembali.

Pendidik mendorong siswa


untuk melakukan
pengamatan. ❖ Pendidik
mendorong siswa untuk
mengajukan pertanyaan yang Perencanaan
dapat dijawab dengan Siswa tidak memahami pembelajaran yang
pendekatan ilmiah. ❖ pentingnya mengumpulkan disusun belum memuat
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
3.1.4. Pembelajaran menuju Pendidik mendorong siswa data empiris. ❖ Siswa tidak secara menyeluruh
penguatan mengumpulkan informasi mampu memberikan dalam mengarahkan dan
penggunaan untuk menjawab pertanyaan penjelasan bedasarkan memfasilitasi
pendekatan ilmiah yang dikemukakan. ❖ bukti empiris dan konsisten pembelajaran dengan
Pendidik membantu siswa secara logis. pendekatan ilmiah. ❖
menggunakan alat dan Kesulitan dalam
perlengkapan yang sesuai menentukan strategi
untuk mengolah dan pembelajaran yang
menganalisa data dan mampu mengarahkan
informasi yang telah dan memfasilitasi
dikumpulkan. ❖ Pendidik pembelajaran.
mendorong siswa untuk
menarik kesimpulan dan
memikirkan dengan kritis dan
masuk akal untuk membuat
penjelasan bedasarkan bukti
yang ditemukan. ❖ Pendidik
mendorong siswa untuk
menyampaikan dan
mempertahankan hasil
mereka kepada sesama siswa.

Berfokus pada hasil


pembelajaran yang mampu
ditunjukkan oleh siswa. ❖
Memfasilitasi siswa yang
mampu menunjukkan
penguasaan hasil
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
pembelajaran terkait KD yang
diharapkan untuk mencapai Waktu yang digunakan Kesulitan untuk
KD selanjutnya. ❖ dalam pembelajaran mengidentifikasi
Menyediakan akses materi menjadi tidak efektif. ❖ kompetensi dasar yang
3.1.5. Pembelajaran pembelajaran kepada siswa Ketepatan pedagogi rentan paling penting untuk
Berbasis Kompetensi untuk dapat mengembangkan berkurang. ❖ Membatasi dikuasai. ❖ Kemampuan
kompetensi mereka secara pencapaian prestasi siswa. penilaian belum optimal.
mandiri. ❖ Melakukan ❖ Siswa sulit beradaptasi, ❖ Belum menemukan
penilaian sumatif secara memiliki motivasi, kreatif, strategi yang tepat untuk
berkala untuk mandiri, mempunyai etos mengatasi siswa yang
mengidentifikasi hasil kerja yang tinggi, terkendala dalam
pembelajaran siswa. ❖ Lama memahami belajar seumur menguasai
ketuntasan pembelajaran hidup, dan berpikir logis pembelajaran.
beragam bergantung akan dalam menyelesaikan
kecepatan setiap siswa dalam masalah
menguasai KD yang
diharapkan.

Pembelajaran tematik
terpadu di SD disesuaikan
dengan tingkat
perkembangan siswa. ❖
Proses pembelajaran di SMP
disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi yang
mulai memperkenalkan mata
pelajaran dengan Siswa tidak memahami Pengembangan konten
mempertahankan tematik keterkaitan disiplin ilmu pembelajaran yang
terpadu pada IPA dan IPS. ❖ yang sedang dipelajari. ❖ mengintegrasikan antar
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Karakteristik proses Kegiatan pembelajaan disiplin ilmu merupakan
3.1.6. Pembelajaran pembelajaran di SMASMK kurang kaya. hal yang rumit bagi
Terpadu secara keseluruhan berbasis pendidik.
mata pelajaran, dimana
pendekatan tematik masih
dipertahankan.

Berfokus pada siswa ❖ Guru


berperan sebagai fasilitator
❖ Bekerjasama dalam
kelompok ❖ Model
pembelajaran yang dilakukan
meliputi: Memulai dengan
memberikan permasalahan
kepada siswa untuk
dipecahkan atau dipelajari
lebih lanjut dalam bentuk Siswa tidak memiliki
skenario atau studi kasus kemampuan untuk Terkendala dalam
yang menyerupai kehidupan menyelesaikan masalah. ❖ pemilihan permasalahan
nyata. Siswa menghimpun Siswa tidak dapat yang dapat dijadikan
pengetahuan yang telah memberikan kesimpulan sebagai studi kasus
3.1.7. Pembelajaran dengan mereka miliki, merumuskan atau solusi secara langsung. dalam pembelajaran
jawaban yang pertanyaan tambahan dan
kebenarannya mengidentifikasi hal yang
multidimensi membutuhkan informasi
lebih. Siswa merencanakan
pengumpulan informasi
tambahan, melakukan
penelitian yang diperlukan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
dan berdiskusi untuk berbagi
dan meringkas hasil temuan
mereka. Menyajikan hasil
kesimpulan yang berisikan
satu atau lebih
solusi/jawaban atas hasil
temuan atau bahkan tidak
ada solusi/jawaban yang
ditemukan.

Berfokus pada siswa dan


karya/produk akhir yang
dihasilkan. ❖ Guru berperan
sebagai fasilitator ❖
Bekerjasama dalam kelompok
❖ Model pembelajaran yang
dilakukan meliputi: Siswa
menentukan tujuan
menciptakan karya/produk
akhir dan mengidentifikasi
penggunanya. Siswa
meneliti topik yang diangkat,
merancang karya/produk dan Siswa tidak mendapatkan
membuat perencanaan gambaran memanfaatkan Kreatifitas pendidik
pengerjaan karya/produk. pengetahuan dan dalam mengembangkan
Siswa melaksanakan keterampilan yang dimiliki kreatifitas siswa kurang.
pengerjaan, menyelesaikan dalam menyelesaikan
permasalahan yang timbul permasalahan dunia nyata.
3.1.8. Pembelajaran menuju dalam pengerjaan dan ❖ Sekolah tidak dapat
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
keterampilan aplikatif menyelesaikan karya/produk mengetahui keberhasilan
akhir, Siswa menunjukkan proses pembelajaran
karya mereka dan terhadap kompetensi
mengevaluasi lulusannya dalam
penggunaannya. ❖ Proses memanfaatkan kompetensi
membutuhkan pengetahuan pengetahuan dan
dan keterampilan tertentu keterampilan siswa untuk
dan bedasarkan satu memecahkan persoalan
permasalahan kehidupan yang ada.
nyata atau lebih yang akan
diselesaikan oleh karya
mereka.

Mengajarkan pada siswa


untuk lebih menyadari dan
menghargai proses yang
mereka lalui. ❖
Menunjukkan bagaimana
mengelola proses yang dilalui
sebagai pembelajaran yang
lebih efektif untuk hidup
mereka. ❖ Membantu siswa
untuk menyiapkan diri dalam
menyusun strategi bagi diri
mereka sendiri untuk sukses
mencapai tujuan mereka. ❖ ❖ Siswa kesulitan untuk
Mengenalkan dalam mengarahkan, mengelola
merumuskan strategi, dan mengendalikan proses Pembinaan karakter
memonitor dan mengevaluasi pembelajaran mereka siswa belum terintegrasi
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
atas pembelajaran yang sendiri. ❖ Sikap dengan baik dalam
dilalui oleh siswa. pembelajar sepanjang pembelajaran
hayat tidak tercapai. intrakurikuler. ❖ Guru
Siswa berpastisipasi secara kurang memperhatikan
aktif. ❖ Mengajak siswa bahwa dirinya
3.1.9. Pemberdayaan siswa belajar dalam kelompok- merupakan teladan bagi
sebagai pembelajar kelompok kecil. ❖ Setiap siswa.
sepanjang hayat siswa dalam kelompok
mendapat kesempatan untuk
berbagi pengalaman dan
pengetahuan yang mereka
miliki. ❖ Memberikan
pekerjaan rumah yang
menuntut siswa untuk
berkolaborasi dengan
lingkungan keluarga dan
masyarakat.
Siswa kurang percaya diri
Guru memberikan penguatan dalam berpendapat atau
dan umpan balik terhadap berbagi pengetahuan dan Membutuhkan waktu
respon dan hasil belajar siswa pengalaman yang mereka yang lama. ❖
selama proses pembelajaran miliki. ❖ Kemampuan Membutuhkan
berlangsung. ❖ Guru siswa untuk berinteraksi kemampuan fasilitasi
menyesuaikan pengaturan dengan masyarakat untuk tingkat lanjut. ❖
tempat duduk siswa dan belajar rendah. ❖ Sikap Membutuhkan
sumber daya lain sesuai saling menghargai dan pengendalian yang
dengan karakteristik. ❖ Guru toleransi kurang tercapai efektif untuk mengelola
3.1.10. Pembelajaran yang menyesuaikan materi dengan baik. kelas
menerapkan prinsip pelajaran dengan kecepatan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
bahwa siapa saja dan kemampuan belajar
adalah guru, siapa siswa. Rendahnya kepercayaan
saja adalah siswa, dan diri siswa. ❖ Siswa
di mana saja adalah Kegiatan inti dilaksanakan mengalami kendala dalam
kelas. guru dengan menggunakan menangkap konten
metode pembelajaran yang pembelajaran. ❖ Siswa Jumlah siswa dalam kelas
disesuaikan dengan menjadi kurang banyak sehingga
karakteristik siswa dan KD bersemangat dalam menyulitkan guru untuk
setiap mata pelajaran. ❖ belajar. memperhatikan
Metode pembelajaran antara perbedaan setiap
lain: ceramah, individu siswa. ❖
demonstrasi, diskusi, Membutuhkan strategi
belajar mandiri, yang efektif.
3.1.11. Mengakui atas simulasi, curah pendapat,
perbedaan individual studi kasus, seminar,
dan latar belakang tutorial, deduktif, dan
budaya siswa. induktif. Siswa terkendala dalam
pencapaian kompetensi
Kegiatan inti dilaksanakan sikap, pengetahuan dan
guru dengan menggunakan keterampilan. ❖
media pembelajaran yang Kompetensi guru tidak Sarana dan prasarana
disesuaikan dengan berkembang. yang belum memadai. ❖
karakteristik siswa dan KD Belum mampu memilih
setiap mata pelajaran. ❖ metode pembelajaran
Media pembelajaran, berupa yang sesuai.
alat bantu proses
pembelajaran bisa berupa
hasil karya inovasi guru
3.1.12. Menerapkan maupun yang sudah tersedia.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
metode pembelajaran
sesuai karakteristik
siswa Siswa terkendala dalam
Kegiatan inti dilaksanakan pencapaian kompetensi
guru dengan menggunakan sikap, pengetahuan dan
sumber belajar yang keterampilan. ❖ Sarana dan prasarana
disesuaikan dengan Kompetensi guru tidak yang belum memadai.
karakteristik siswa dan KD berkembang. Belum mampu memilih
setiap mata pelajaran. ❖ metode pembelajaran
Sumber belajar, dapat yang sesuai
berupa: buku, media cetak
dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar
lain yang relevan.

3.1.13. Memanfaatkan Mengevaluasi seluruh


media pembelajaran rangkaian aktivitas
dalam meningkatkan pembelajaran dan hasil-hasil Pengetahuan siswa
efisiensi dan yang diperoleh untuk terbatas. ❖ Siswa hanya
efektivitas selanjutnya secara bersama mendapat pengetahuan
pembelajaran menemukan manfaat dari satu sudut pandang Pendidik belum
langsung maupun tidak memanfaatkan
langsung dari hasil sumberdaya yang ada. ❖
pembelajaran yang telah Pendidik belum
berlangsung. ❖ Memberikan menemukan metode
umpan balik terhadap proses pemanfaatan sumber
dan hasil pembelajaran. ❖ belajar yang tepat
Melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
pemberian tugas, baik tugas
3.1.14. Pembelajaran individual maupun kelompok. Siswa kurang menghargai
Berbasis Aneka ❖ Menginformasikan proses belajar yang mereka
Sumber Belajar rencana kegiatan lalui. ❖ Kurang menyadari
pembelajaran untuk kekuatan dan kelemahan Tidak ada supervisi
pertemuan berikutnya. ❖ diri sendiri. akademik oleh kepala
Mengakhiri pembelajaran sekolah. ❖ Waktu yang
sesuai jadwal yang dialokasikan terpakai
ditetapkan. dalam kegiatan inti.

3.1.15. Mengelola kelas


saat menutup
pembelajaran

3.3. Pengawasan dan


penilaian otentik dilakukan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
dalam proses
pembelajaran.

3.3.1 Melakukan penilaian Menilai kesiapan siswa, Guru kesulitan dalam Belum memahami
otentik secara proses, dan hasil belajar memperbaiki proses prosedur penilaian
komprehensif secara utuh. ❖ Guru dalam pembelajaran. ❖ Siswa otentik dengan baik. ❖
proses pembelajaran tidak memiliki Instrumen yang
melakukan penilaian otentik dorongan untuk digunakan banyak.
secara komprehensif, baik di mencapai aspek
kelas, bengkel kerja, pengetahuan dan
laboratorium, maupun keterampilan.
tempat praktik kerja, dengan
menggunakan: angket,
observasi, catatan anekdot,
dan refleksi.
Guru memanfaatkan hasil Proses pembelajaran tidak
penilaian otentik untuk sesuai dengan standar yang Guru yang dapat
3.3.2 Memanfaatkan hasil merencanakan program remedial, ditetapkan. ❖ Kompetensi melakukan penilaian
penilaian otentik pengayaan, atau pelayanan lulusan yang diharapkan otentik secara
konseling. 38Indikator Mutu tidak tercapai dengan komprehensif terbatas.
Pendidikan ❖ Hasil penilaian optimal
otentik dimanfaatkan sebagai
bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai Standar
Penilaian Pendidikan.

Dilakukan oleh kepala satuan


pendidikan dan pengawas secara Proses pembelajaran tidak
berkala dan berkelanjutan ❖ sesuai dengan standar yang Komitmen kepala
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
3.3.3 Melakukan Pemantauan proses ditetapkan. ❖ Kompetensi sekolah dalam
pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada lulusan yang diharapkan menjalankan tugas
pembelajaran tahap perencanaan, pelaksanaan, tidak tercapai dengan supervisi belum
dan penilaian hasil pembelajaran. optimal. terlaksana dengan baik.
❖ Pemantauan dilakukan melalui ❖ Kunjungan dan
diskusi kelompok terfokus, pembinaan dari
pengamatan, pencatatan, pengawas sekolah tidak
perekaman, wawancara, dan berkala dan
dokumentasi. berkelanjutan.

Kepala sekolah melakukan


pengawasan dalam bentuk Proses pembelajaran tidak
supervisi proses pembelajaran sesuai dengan standar yang
terhadap guru setiap tahun. ❖ ditetapkan. ❖ Kompetensi Komitmen kepala
3.3.4 Melakukan supervisi Dibuktikan dengan memeriksa lulusan yang diharapkan sekolah dalam
proses pembelajaran dokumen bukti pelaksanaan tidak tercapai dengan menjalankan tugas
kepada guru supervisi proses pembelajaran optimal. supervisi belum
yang dilakukan oleh kepala terlaksana dengan baik.
sekolah atau guru senior yang ❖ Kunjungan dan
diberi wewenang oleh kepala pembinaan dari
sekolah. ❖ Supervisi proses pengawas sekolah tidak
pembelajaran dilakukan oleh berkala dan
kepala sekolah pada tahap berkelanjutan.
perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran yang
ditindaklanjuti dengan cara:
pemberian contoh, diskusi,
konsultasi, atau pelatihan.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Evaluasi hasil pembelajaran
dilakukan saat proses Proses pembelajaran tidak
pembelajaran dan di akhir satuan sesuai dengan standar yang
pelajaran dengan menggunakan ditetapkan. ❖ Kompetensi
metode dan alat: tes lulusan yang diharapkan Komitmen kepala
3.3.5 Mengevaluasi proses lisan/perbuatan, dan tes tulis. ❖ tidak tercapai dengan sekolah dalam
pembelajaran Hasil evaluasi akhir diperoleh dari optimal. menjalankan tugas
gabungan evaluasi proses dan supervisi belum
evaluasi hasil pembelajaran. terlaksana dengan baik.
❖ Kunjungan dan
Hasil kegiatan pemantauan, pembinaan dari
supervisi, dan evaluasi proses Kompetensi professional pengawas sekolah tidak
pembelajaran disusun dalam dan pedagogi guru kurang berkala dan
bentuk laporan untuk berkembang. ❖ Proses berkelanjutan.
kepentingan tindak lanjut pembelajaran tidak sesuai
pengembangan keprofesian dengan standar yang Terbatasnya laporan
3.3.6 Menindaklanjuti hasil pendidik secara berkelanjutan. ❖ ditetapkan. ❖ Kompetensi hasil pengawasan proses
pengawasan proses Tindak lanjut hasil pengawasan lulusan yang diharapkan pembelajaran ❖
pembelajaran dilakukan dalam bentuk: tidak tercapai dengan Kunjungan dan
Penguatan dan penghargaan optimal. pembinaan dari
kepada guru yang menunjukkan pengawas sekolah tidak
kinerja yang memenuhi atau berkala dan
melampaui standar. Pemberian berkelanjutan.
kesempatan kepada guru untuk
mengikuti program
Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB).
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7

4. Standar 4.1. Aspek penilaian


Penilaian sesuai ranah kompetensi.
Pendidikan
4.1.1 Penilaian Mencakup Penilaian sikap dilakukan oleh Penilaian hasil belajar Perangkat penilaian
ranah sikap, pengetahuan, pendidik untuk memperoleh tidak dapat digunakan terutama untuk penilaian
dan keterampilan informasi deskriptif mengenai untuk mengukur dan sikap memiliki indikator
perilaku siswa. ❖ Penilaian mengetahui penilaian yang tidak
pengetahuan dilakukan untuk pencapaian lengkap
mengukur penguasaan kompetensi siswa
pengetahuan siswa. ❖
Penilaian keterampilan
dilakukan untuk mengukur
kemampuan siswa
menerapkan pengetahuan
dalam melakukan tugas
tertentu. ❖ Penilaian
pengetahuan dan
keterampilan dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan,
dan/atau Pemerintah.

Hasil penilaian pencapaian


Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
pengetahuan dan
keterampilan siswa
disampaikan dalam bentuk Pengukuran Kemampuan pendidik
4.1.2 Bentuk pelaporan angka dan/atau deskripsi. ❖ pencapaian untuk mendeskripsikan
penilaian sesuai dengan Penilaian aspek sikap kompetensi siswa tidak capaian siswa dalam
ranah yang dinilai dilakukan dengan dapat diketahui dengan bentuk kalimat yang
mendeskripsikan perilaku tepat. ❖ Pendidik tidak mendidik masih terbatas.
siswa. ❖ Penilaian aspek dapat memperbaiki 42Indikator Mutu
pengetahuan dilakukan proses pembelajaran. Pendidikan ❖
dengan melaporkan hasil ❖ Prosedur penilaian Pemahaman pendidik
penilaian dalam bentuk angka yang dilakukan belum terhadap proses
dengan skala 0-100 dan sesuai dengan penilaian masih belum
deskripsi. ❖ Penilaian aspek peraturan yang maksimal ❖ Sering
keterampilan dilakukan ditentukan. terjadinya perubahan
dengan melaporkan hasil peraturan yang berkaitan
penilaian dalam bentuk angka dengan penilaian
dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
4.2. Teknik penilaian
obyektif dan akuntabel.

4.1.1. Jenis teknik penilaian Penilaian didasarkan pada Pengukuran Pemahaman pendidik
yang digunakan prosedur dan kriteria yang pencapaian terhadap proses
obyektif dan jelas dan tidak dipengaruhi kompetensi siswa tidak penilaian masih belum
akuntabel subjektivitas penilai. ❖ dapat diketahui dengan maksimal. ❖ Sering
Prosedur penilaian, kriteria tepat. ❖ Ketidakadilan terjadinya perubahan
penilaian, dan dasar bagi siswa yang peraturan yang berkaitan
pengambilan keputusan berkebutuhan khusus dengan penilaian. ❖
dapat diketahui oleh pihak dan memiliki Sekolah belum mampu
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
yang berkepentingan. ❖ perbedaan latar mengembangkan
Penilaian dapat belakang. ❖ Pendidik perangkat penilaian.
dipertanggungjawabkan baik tidak dapat
dari segi mekanisme, memperbaiki proses
prosedur, teknik, maupun pembelajaran. ❖
hasilnya. ❖ Perangkat Prosedur penilaian
penilaian yang dilakukan belum
dipertanggungjawabkan sesuai dengan
dalam bentuk laporan peraturan yang
ditentukan.

Pengukuran
pencapaian Pemahaman pendidik
Instrumen penilaian yang kompetensi siswa tidak terhadap proses
4.1.2. Kelengkapan digunakan oleh pendidik dapat diketahui dengan penilaian masih belum
perangkat teknik dalam bentuk penilaian tepat. 43Indikator maksimal. ❖ Sering
penilaian berupa tes, pengamatan, Mutu Pendidikan ❖ terjadinya perubahan
penugasan perseorangan Ketidakadilan bagi peraturan yang berkaitan
atau kelompok, dan bentuk siswa yang dengan penilaian. ❖
lain yang sesuai dengan berkebutuhan khusus Sekolah belum mampu
karakteristik kompetensi dan dan memiliki mengembangkan
tingkat perkembangan siswa. perbedaan latar perangkat penilaian
❖ Instrumen penilaian yang belakang. ❖ Pendidik secara mandiri.
digunakan oleh satuan tidak dapat
pendidikan dalam bentuk memperbaiki proses
penilaian akhir dan/atau ujian pembelajaran. ❖
sekolah memenuhi Prosedur penilaian
persyaratan substansi, yang dilakukan belum
konstruksi, dan bahasa, serta sesuai dengan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
memiliki bukti validitas peraturan yang
empirik. ❖ Memiliki prosedur ditentukan.
penilaian, kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan
keputusan yang dapat
diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.

4.3. Penilaian
pendidikan ditindaklanjuti.

4.3.1 Menindaklanjuti hasil ❖ Ditindaklanjuti untuk Upaya peningkatan mutu Pemahaman pendidik
pelaporan penilaian memperbaiki proses pendidikan kurang terhadap proses
pembelajaran. ❖ optimal. ❖ Pencapaian penilaian masih belum
Ditindaklanjuti untuk kompetensi lulusan maksimal. ❖ Sering
melakukan perbaikan lambat. ❖ Kurang terjadinya perubahan
dan/atau penjaminan mutu mendapatkan informasi peraturan yang berkaitan
pendidikan pada tingkat perbaikan rencana dengan penilaian. ❖
satuan pendidikan. ❖ penilaian yang lebih adil Kurangnya pembinaan
Ditindaklanjuti untuk dan bertanggung jawab. dari pengawas dan
menetapkan kriteria penyelenggara
ketuntasan minimal serta pendidikan.
kriteria dan/atau kenaikan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
kelas siswa. ❖ Program
penilaian hasil belajar ditinjau
secara periodik berdasarkan
data kegagalan/kendala
pelaksanaan program
termasuk temuan penguji
eksternal. ❖ Semua guru
mengembalikan hasil kerja
siswa yang telah dinilai.
Upaya peningkatan mutu
Kemajuan yang dicapai oleh pendidikan kurang optimal. Pemahaman pendidik
peserta didik dipantau, ❖ Pencapaian kompetensi terhadap proses
4.3.2 Melakukan pelaporan didokumentasikan secara lulusan lambat. ❖ Siswa penilaian masih belum
penilaian secara periodik sistematis. ❖ Sekolah dan orangtua tidak maksimal. ❖ Sering
melaporkan hasil belajar mendapatkan masukan terjadinya perubahan
kepada orang tua peserta untuk perbaikan peraturan yang berkaitan
didik, komite sekolah , dan kemampuan belajar siswa. dengan penilaian. ❖
institusi di atasnya. ❖ Kurangnya pembinaan
Pelaporan proses belajar dan dari pengawas dan
hasil belajar oleh pendidik penyelenggara
dilakukan oleh wali kelas atau pendidikan.
guru kelas; 44Indikator Mutu
Pendidikan ❖ Pelaporan
penilaian dilakukan oleh
pendidik disampaikan kepada
pesertadidik dan orang tua
dalam bentuk rapor dan/atau
paspor keterampilan yang
berisi tentang skor disertai
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
dengan deskripsi capaian
kompetensi. ❖ Pendidik
memiliki dokumen laporan
hasil penilaian pada setiap
akhir semester atau tahun
dalam bentuk laporan
prestasi belajar siswa. ❖
Laporan hasil penilaian
pendidikan pada akhir
semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat
dewan pendidik berdasar
hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil
penilaian oleh Pendidik.

4.4. Instrumen penilaian


menyesuaikan aspek.

4.4.1 Instrumen penilaian Penilaian aspek sikap Instrumen tidak dapat Pendidik pada umumnya
aspek sikap dilakukan melalui digunakan sebagai belum mampu menyusun
observasi/pengamatan dan pengendalian standar instrumen penilaian
teknik penilaian lain yang mutu penilaian ❖ dengan benar. ❖ Jumlah
relevan Tingkat pencapaian siswa melebihi
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
kompetensi siswa tidak kemampuan pendidik
dapat terukur dalam melakukan
penilaian.
Instrumen tidak dapat
digunakan sebagai Pendidik pada umumnya
4.4.2 Instrumen penilaian Penilaian aspek pengetahuan pengendalian standar belum mampu menyusun
aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, mutu penilaian. instrumen penilaian
tes lisan, dan penugasan ❖ Tingkat pencapaian dengan benar. ❖ Jumlah
sesuai dengan kompetensi kompetensi siswa tidak siswa melebihi
yang dinilai; dapat diketahui. kemampuan pendidik
dalam melakukan
Instrumen tidak dapat penilaian.
digunakan sebagai
pengendalian standar
mutu penilaian ❖
Tingkat pencapaian Pendidik pada umumnya
kompetensi siswa tidak tidak menyusun
Penilaian keterampilan dapat diukur Instrumen penilaian
4.4.3 Instrumen penilaian dilakukan melalui praktik, dengan benar. ❖ Jumlah
aspek keterampilan produk, proyek, portofolio, siswa melebihi
dan/atau teknik lain sesuai kemampuan pendidik
dengan kompetensi yang melakukan penilaian
dinilai.

4.5. Penilaian dilakukan


mengikuti prosedur.

4.5.1 Prosedur penilaian Prosedur penilaian pendidikan Pengukuran Pemahaman pendidik


berdasarkan dilakukan melalui: Penilaian hasil pencapaian terhadap proses
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
penyelenggara penilaian belajar oleh pendidik Penilaian kompetensi siswa tidak penilaian masih belum
hasil belajar oleh sekolah dapat diketahui ❖ maksimal ❖ Sering
Penilaian hasil belajar oleh Pendidik tidak dapat terjadinya perubahan
pemerintah ❖ Prosedur memperbaiki proses peraturan yang berkaitan
penilaian oleh Pendidik: Pendidik pembelajaran ❖ dengan penilaian
menetapkan tujuan penilaian Prosedur penilaian
melalui telaah/analisis KI/KD dilakukan belum sesuai
Pendidik menyusun kisi-kisi dengan peraturan yang
penilaian Pendidik merancang ditetapkan
instrumen dan pedoman
penilaian Pendidik melakukan
analisis kualitas instru-men
berkaitan dengan persebaran,
tingkat kesulitan, materi,
bahasa. Pendidik melakukan
penilaian pada aspek sikap,
pengetahu an dan keterampilan
Pendidik melakukan pengolahan
dan analisis dan
mengintepretasikan hasil
Pendidik melaporkan hasil
penilaian Pendidik
memanfaatkan hasil penilaian
❖ Prosedur penilaian oleh
sekolah: Sekolah menetapkan
KKM Sekolah menyusun kisi-kisi
penilaian 46Indikator Mutu
Pendidikan Sekolah meran-cang
instrumen dan pedom an
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
penskoran Sekolah melakukan
analisis kualitas instrumen
berkaitan dengan persebaran,
tingkat kesulitan, materi,
bahasa. Sekolah melakukan
penilaian pada aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan
Sekolah melakukan pengolahan
dan analisis dan meng-
intepretasikan hasil Satuan
pendidik melaporkan hasil
penilaian Sekolah
memanfaatkan laporan penilaian
sebagai evaluasi pendidikan

Penilaian aspek sikap dilakukan


melalui tahapan: mengamati
perilaku siswa selama Pengukuran
pembelajaran; mencatat pencapaian Pemahaman pendidik
4.5.2 Prosedur penilaian perilaku siswa dengan kompetensi siswa tidak terhadap proses
dilakukan berdasarkan menggunakan lembar dapat diketahui penilaian masih belum
ranah yang akan dinilai observasi/pengamatan; 47Indikator Mutu maksimal ❖ Sering
menindaklanjuti hasil Pendidikan ❖ Pendidik terjadinya perubahan
pengamatan; dan tidak dapat peraturan yang berkaitan
mendeskripsikan perilaku siswa. memperbaiki proses dengan penilaian
❖ Penilaian aspek pengetahuan pembelajaran ❖
dilakukan melalui tahapan: Prosedur penilaian
menyusun perencanaan dilakukan belum sesuai
penilaian; mengembangkan dengan peraturan yang
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
instrumen penilaian; ditetapkan.
melaksanakan penilaian;
memanfaatkan hasil penilaian;
dan melaporkan hasil penilaian
dalam bentuk angka dengan skala
0-100 dan deskripsi. ❖ Penilaian
aspek keterampilan dilakukan
melalui tahapan: menyusun
perencanaan penilaian;
mengembangkan instrumen
penilaian; melaksanakan
penilaian; memanfaatkan hasil
penilaian; dan melaporkan hasil
penilaian dalam bentuk angka
dengan skala 0-100 dan
deskripsi.

Kenaikan kelas dan kelulusan


siswa dari satuan pendidikan
ditetapkan melalui rapat dewan Pengukuran
pendidik. ❖ Pertimbangan pencapaian
penentuan kelulusan siswa: kompetensi siswa tidak Sering terjadinya
Menyelesaikan seluruh program dapat diketahui dengan perubahan peraturan
4.5.3 Kelulusan siswa pembelajaran. Ujian sekolah. tepat. ❖ Ketidakadilan yang berkaitan dengan
berdasarkan pertimbangan Ujian sekolah berstandar bagi siswa yang penilaian.
yang sesuai nasional. Penilaian sikap. berkebutuhan khusus
Penilaian pengetahuan. dan memiliki
Penilaian keterampilan. perbedaan latar
belakang.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
5. Standar 5.1. Ketersediaan
Pendidik dan dan kompetensi
Tenaga guru sesuai
Kependidikan ketentuan
5.1.2.Rasio guru kelas Untuk SMP/SMA/SMK (pada Kedalaman substansi ❖ Masih ada guru kurang -perlu pembinaan -guru,kepala sekolah dan
terhadap rombongan kelompok mata pelajaran materi pembelajaran termotivasi untuk dan bimbingan dari pejabat yang
normatif dan adaptif) harus kurang maksimal meningkatkan kualifikasi kepala sekolah dan berkepentingan
belajar seimbang
akademik. pejabat terkait.
memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma
❖ Komitmen dari -perlu ditingkatkan
empat (DIV) atau sarjana (S1) penyelenggara pendidikan dengan seleksi yang
program studi yang sesuai dengan dalam merekrut guru dengan lebih selektif
mata pelajaran yang kualifikasi minimum. (petimbangan dari
diajarkan/diampu, dan diperoleh segi kebutuhan dan
dari program studi yang kompetensi guru)
terakreditasi
-mengikuti program
kuliah jarak jauh
❖ Biaya untuk melanjutkan /universitas terbuka
pendidikan ke jenjang S1/D4
terbatas. ❖ Lokasi
perguruan tinggi yang jauh
dari tempat tinggal.
-Merekrut guru
sesuai kebutuhan
❖ Komitmen yang sesuai dengan
penyelenggara pendidikan
terhadap ketersediaan kompetensi keahlian
❖ Pendidik pada SMK ❖ Guru yang tidak
5.1.3. Tersedia untuk tiap guru untuk tiap mata -melibatkan sekolah dan
terdiri atas guru mata sesuai dengan latar
mata pelajaran pelajaran stakeholder komite
pelajaran dan instruktur belakang ❖ Penyelenggara
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
bidang kejuruan yang pendidikan/jurusan pendidikan masih sekolah
penugasannya ditetapkan akan sulit memahami memperhitungkan
oleh masing-masing satuan materi pembelajaran. kepentingan bisnis.
pendidikan sesuai dengan ❖ Layanan siswa belum
terfasilitasi dengan
keperluan. baik
❖ Kegiatan belajar
mengajar menjadi ❖ Adanya kuota terhadap -bersedia mengikuti
kurang tepat sasaran jumlah guru yang program PPG
disertifikasi.
❖ Guru memiliki sertifikat profesi ❖ Mengurangi nilai ❖ Biaya PLPG yang cukup
guru sesuai jenjang profesionalisme guru. besar.
❖ Pendidikan yang ❖ Kurangnya tenaga untuk
5.1.4 Bersertifikat pendidik pendidikannya bermutu tidak dapat -
menyelenggarakan diklat
terselenggara tanpa
adanya guru guru.
profesional. ❖ Kurangnya sosialisasi
❖ Rancangan isi kepada guru.
pembelajaran,
pelaksanaan proses
pembelajaran dan
penilaian pembelajaran
kurang maksimal.

❖ Belum dapat
dijadikan teladan bagi
siswa.
❖ Kesulitan dalam ❖ Kurangnya pemahaman
mengelola kelas dengan tentang kompetensi
baik kepribadian.
❖ Paradigma guru dalam
❖ Memiliki kompetensi dalam:
5.1.6 Berkompetensi mengembangan kompetensi
kepribadian minimal baik kepribadian masih belum
 Bertindak sesuai dengan norma
terbentuk.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
agama, hukum, sosial, dan ❖ Kurangnya komitmen
kebudayaan nasional Indonesia lembaga penjamin mutu
untuk melakukan
 Menampilkan diri sebagai penyegaran kepada para
pribadi yang jujur, berakhlak guru.
mulia, dan teladan bagi siswa dan ❖ Proses pengawasan dan
pembinaan dari kepala
masyarakat.
sekolah dan pengawas tidak
 Menampilkan diri sebagai ditindaklanjuti oleh
penyelenggara Pendidikan.
pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa. 
Menunjukkan etos kerja, ❖ Guru belum mampu
tanggung jawab yang tinggi, rasa berkomunikasi secara
bangga menjadi guru, dan rasa efektif dan santun
dengan sesama guru,
percaya diri. tenaga kependidikan,
siswa, dan orangtua
 Menjunjung tinggi kode etik siswa.
❖ Belum dapat
profesi guru. dijadikan teladan bagi
siswa.
❖ Pengelolaan kelas ❖ Kurangnya pemahaman
oleh guru yang tentang kompetensi
❖ Memiliki kompetensi dalam: bersangkutan kepribadian
terkendala. ❖ Paradigma guru terhadap
 Komunikasi sesama guru kompetensi sosial belum
dibuktikan melalui pengamatan terbentuk
5.1.8 Berkompetensi sosial asesor selama visitasi. ❖ Proses pengawasan dan
minimal baik pembinaan dari kepala
 Komunikasi guru dengan tenaga sekolah dan pengawas tidak
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
kependidikan dibuktikan melalui ditindaklanjuti oleh
pengamatan asesor selama penyelenggara Pendidikan.
visitasi.

 Komunikasi guru dengan siswa


dibuktikan melalui wawancara,
observasi kelas, dan melihat hasil
supervisi kepala sekolah.

 Komunikasi guru dengan


orangtua dibuktikan melalui
dokumen pertemuan berkala
guru dengan orangtua dan
catatan guru BK.

 Komunikasi guru dengan


masyarakat dibuktikan melalui
dokumen pertemuan guru
dengan masyarakat.

5.2. Ketersediaan dan


kompetensi kepala
sekolah sesuai
ketentuan

5.2.7. Berkompetensi ❖ Memiliki kompetensi dalam: ❖ Efektifitas pengelolaan ❖ Kurangnya pemahaman - -


kepribadian minimal baik  Berakhlak mulia, Pendidikan berkurang. tentang kompetensi
mengembangkan budaya dan ❖ Tidak dapat dijadikan kepribadian
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan bagi guru dan ❖ Paradigma Kepala Sekolah
teladan akhlak mulia bagi siswa. terhadap kompetensi
komunitas di sekolah.  Memiliki kepribadian belum terbentuk
integritas kepribadian sebagai ❖ Kurangnya komitmen
pemimpin.  Memiliki keinginan kepala sekolah
yang kuat dalam pengembangan
diri sebagai kepala sekolah. 
Bersikap terbuka dalam
melaksanakan tugas pokok dan
fungsi.  Mengendalikan diri
dalam menghadapi masalah
dalam pekerjaan sebagai kepala
sekolah.  Memiliki bakat dan
minat jabatan sebagai pemimpin
pendidikan

❖ Memiliki kompetensi dalam: 


Menyusun perencanaan sekolah
untuk berbagai tingkatan ❖ Pengelolaan pendidikan ❖ Kurangnya pemahaman
5.2.8 Berkompetensi perencanaan.  Mengembangkan berjalan tidak efektif tentang kompetensi -perlu peningkatan -
manajerial minimal baik organisasi sekolah sesuai dengan manajerial kompetensi
kebutuhan. ❖ Paradigma Kepala Sekolah manajerial kepala
terhadap kompetensi sekolah
manajerial masih belum
56 Indikator Mu tu Pendidikan terbentuk
❖ Kurangnya komitmen
 Memimpin sekolah dalam kepala sekolah
rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah secara optimal. 
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Mengelola perubahan dan
pengembangan sekolah menuju
organisasi pembelajar yang
efektif.  Menciptakan budaya
dan iklim sekolah yang kondusif
dan inovatif bagi pembelajaran
siswa.  Mengelola guru dan staf
dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara
optimal.  Mengelola sarana dan
prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal. 
Mengelola hubungan sekolah dan
masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber
belajar, dan pembiayaan sekolah.
 Mengelola siswa dalam rangka
penerimaan siswa baru, dan
penempatan dan pengembangan
kapasitas siswa.  Mengelola
pengembangan kurikulum dan
kegiatan pembelajaran sesuai
dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional.  Mengelola
keuangan sekolah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan
efisien.  Mengelola
ketatausahaan sekolah dalam
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
mendukung pencapaian tujuan
sekolah.  Mengelola unit layanan
khusus sekolah dalam
mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan siswa
di sekolah.  Mengelola sistem
informasi sekolah dalam
mendukung penyusunan program
dan pengambilan keputusan. 
Memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan
manajemen sekolah.  Melakukan
monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah dengan
prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7

5.3. Ketersediaan dan


kompetensi tenaga
administrasi sesuai
ketentuan

5.3.7 Berkompetensi sosial ❖ Kepala tenaga administrasi ❖ Dukungan administrasi ❖ Penyelenggara pendidikan -perlu adanya tenaga - Kepala TAS dan kepala
minimal baik sekolah memiliki kompetensi:  sekolah tidak dapat selalu pengelola sumber daya kependidikan yang sekolah
Bekerja sama dalam tim  dilakukan manusia kurang memiliki kompetensi
Memberikan layanan prima  memperhatikan tenaga yang sesuai di
Memiliki kesadaran berorganisasi kependidikan. bidangnya.
 Berkomunikasi efektif  ❖ Tenaga kependidikan - perlu adanya
Membangun hubungan kerja masih terbatas sehingga tenaga kependidikan
sekolah belum fokus pada yang memiliki jiwa
kompetensi. social yang tinggi

-perlu adanya kepala


❖ Kepala tenaga administrasi ❖ Penyelenggara pendidikan TAS yang
sekolah memiliki kompetensi:  ❖ Proses pengawasan selalu pengelola sumber daya berkompetensi -
5.3.9 Berkompetensi Mendukung pengelolaan standar pengelolaan pendidikan manusia kurang manajerial baik.
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
manajerial minimal baik nasional pendidikan  Menyusun kurang berjalan optimal memperhatikan tenaga
program dan laporan kerja  karena minimnya laporan kependidikan. -perlu pembinaan
Mengorganisasikan staf  sekolah. ❖ Tenaga kependidikan kepada kepala TAS
Mengembangkan staf  ❖ Sistem informasi masih terbatas sehingga dan staf
Mengambil keputusan  manajemen kurang sekolah belum fokus pada
Menciptakan iklim kerja kondusif menyediakan data dan kompetensi.
 Mengoptimalkan pemanfaatan informasi sekolah yang
sumber daya  Membina staf  relevan.
Mengelola konflik  Menyusun
laporan

5.4. Ketersediaan dan ❖ Memiliki kompetesi:  ❖ Laboratorium sekolah ❖ Penyelenggara pendidikan


kompetensi laboran sesuai Menerapkan gagasan, teori, jarang dimanfaatkan dalam selalu pengelola sumber daya
ketentuan dan prinsip kegiatan pembelajaran. manusia kurang
laboratorium sekolah  ❖ Praktikum kurang memperhatikan tenaga
Memanfaatkan laboratorium menyenangkan. kependidikan. ❖ Tenaga
untuk kepentingan ❖ Metode praktikum tidak kependidikan masih terbatas
pendidikan dan penelitian di dapat digunakan dalam sehingga sekolah belum
sekolah  Menyiapkan pencapaian kompetensi fokus pada kompetensi. ❖
kegiatan laboratorium siswa. Ruang laboratorium kurang
sekolah  Merawat peralatan memadai.
dan bahan di laboratorium
sekolah  Merawat ruang
laboratorium sekolah 
Mengelola bahan dan
peralatan laboratorium
sekolah  Melayani kegiatan
praktikum  Menjaga
kesehatan dan keselamatan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
kerja di laboratorium sekolah
5.4. Ketersediaan
dan kompetensi
pustakawan
sesuai
ketentuan
Deskripsi: ❖ Memiliki sertifikat ❖ Wawasan kependidikan ❖ Penyelenggara pendidikan
5.5.3 Memiliki Kepala kompetensi pengelolaan yang dimiliki belum selalu pengelola sumber daya
Tenaga Pustakawan perpustakaan sekolah dari memadai ❖ Belum manusia kurang
bersertifikat lembaga yang ditetapkan oleh keterampilan dalam memperhatikan tenaga
pemerintah untuk jalur guru dan memanfaatkan informasi kependidikan. ❖ Dana yang
yang bukan pustakawan ❖ Perpustakaan kurang dimiliki sekolah terbatas
terpromosikan ❖ untuk menyediakan kepala
Bimbingan literasi tenaga pustakawan.
informasi kurang

6. Standar 6.1. Kapasitas daya


Sarana dan tampung sekolah
Prasarana memadai
Pendidikan ❖ Satu SMK/MAK memiliki
6.1.1. Memiliki kapasitas sarana dan prasarana yang dapat ❖ Pembiayaan untuk ❖ Jarak tempuh dan lokasi -perlu penambahan -kepala sekolah dan
rombongan belajar melayani minimum 3 rombongan jumlah rombongan belajar sekolah tidak stategis akibat ruang kelas baru pejabat yang berwenang
yang sesuai dan belajar dan maksimum 48 kecil kurang efisien ❖ peraturan zonasi dalam untuk memnuhi
memadai rombongan belajar. Jumlah jam mengajar untuk perencanaan tata ruang kapasitas rombel
guru kelas dan mata wilayah kurang optimal. ❖
pelajaran tidak dapat Mutu sekolah di bawah
dipenuhi saat jumlah standar. ❖ Kurangnya
rombongan belajar kecil. ❖pemahaman penyelenggara
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Proses pengawasan dan pendidikan terkait batasan
pengelolaan sekolah di luar kapasitas rombongan belajar
kurang terkendali dengan dan penentuan
jumlah rombongan belajar pembangunan unit sekolah
di luar kapasitas. baru. ❖ Besarnya bantuan
operasional untuk sekolah
ditentukan oleh jumlah siswa
sehingga sekolah
mengupayakan penerimaan
siswa sebanyak mungkin. ❖
Kesulitan mencari lahan
untuk pembangunan unit
sekolah baru. ❖ Kurangnya
pembinan dari
penyelenggara pendidikan
kepada sekolah yang kurang
diminati masyarakat. ❖
Kebijakan pengaturan
penerimaan siswa di sekolah
belum dilaksanaka dan
kurang terpantau.
6.2. Sekolah memiliki
sarana dan prasarana
pembelajaran yang
lengkap dan layak

6.2.3. Memiliki ruang


perpustakaan sesuai ❖ Luas minimum sama dengan ❖ Siswa dan guru kesulitan ❖ Luas lahan dan bangunan -penggunaan ruang -guru, kepala
standar luas uang kelas, kecuali SMK memperoleh informasi dari terbatas. ❖ Proses kelas untuk perpustakaaan,
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
minimum 96 m2. ❖ Lebar berbagai jenis bahan pembangunan tidak perpustakaan stafperpustakaan, osis, dan
minimum adalah 5 m, kecuali pustaka. ❖ Kinerja kepala dilakukan secara professional -program pojok kepala sekolah.
SMK minimum 8 m. ❖ Terletak di tenaga pustakawan dan ❖ Belum dituangkan dalam perpustakaan
bagian sekolah yang mudah tenaga pustakawan kurang rencana pokok (master plan) ditempatkan disudut
dicapai sekelompok ruang kelas. optimal. pengelolaan sarana bangunan yang telah
❖ Dilengkapi sarana terdiri dari: prasarana. ❖ Jumlah siswa ditentukan.
 Buku minimal yang tersedia dan rombongan belajar
dalam rasio minimal jumlah per melebihi kapasitas. ❖
peserta didik sesuai deskripsi Pemeliharaan sarana dan
kondisinya.  Perabot minimal prasarana tidak berkala dan
yang tersedia dalam rasio berkelanjutan. ❖ Pengadaan
minimal jumlah per peserta didik sarana hanya mengandalkan
sesuai deskripsi kondisinya.  bantuan dari pemerintah. ❖
Media pendidikan minimal yang Sikap tanggungjawab dan
tersedia dalam jumlah minimal rasa memiliki warga sekolah
sesuai deskripsi kondisinya.  untuk menjaga fasilitas
Perlengkapan lainnya minimal sekolah rendah.
yang tersedia dalam jumlah ❖ Kompetensi kepala tenaga
minimal sesuai deskripsi pustakawan dan tenaga
kondisinya. ❖ Pengelolaan pustakawan kurang baik
perpustakaan sekolah perlu:  dalam mengelola
menyediakan petunjuk perpustakaan.
pelaksanaan operasional
peminjaman buku dan bahan
pustaka lainnya;  merencanakan
fasilitas peminjaman buku dan
bahan pustaka lainnya sesuai
dengan kebutuhan peserta didik
dan pendidik;  membuka
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
pelayanan minimal enam jam
sehari pada hari kerja; 
melengkapi fasilitas peminjaman
antar perpustakaan, baik internal
maupun eksternal; 
menyediakan pelayanan
peminjaman dengan
perpustakaan dari sekolah lain
baik negeri maupun swasta.

6.3. Sekolah memiliki


sarana dan prasarana
pendukung yang
lengkap dan layak

6.3.2 Memiliki ruang guru


sesuai standar ❖ Rasio minimum luas ruang ❖ Guru tidak memiliki ❖ Luas lahan dan bangunan -guru yang memiliki -waka sarana dan kepala
guru 4 m2/pendidik ❖ Luas tempat bekerja dan terbatas. ❖ Proses tugas tambahan sekolah
minimum:  Untuk SD 32 m2.  istirahat serta menerima pembangunan tidak sebagai kepala lab,
Untuk SMP 48 m2.  Untuk SMA tamu, baik siswa maupun dilakukan secara profesional. kepala perpus, teknis
72 m2.  Untuk SMK 56 m2. ❖ tamu lainnya. ❖ Kinerja ❖ Pemeliharaan sarana dan dan sebagai staf
Mudah dicapai dari halaman guru terhambat. ❖ prasarana tidak berkala dan ditempatkan di
sekolah ataupun dari luar Dokumen perencanaan, berkelanjutan. ❖ Pengadaan labnya masing-
lingkungan sekolah, serta dekat pelaksanaan dan penilaian sarana hanya mengandalkan masing
dengan ruang pimpinan. ❖ pembelajaran kurang bantuan dari pemerintah. ❖
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Dilengkapi sarana perabot dan teratur dan terpelihara. Kompetensi pengelolaan
perlengkapan lain minimal yang administrasi sarana dan
tersedia dalam jumlah minimal prasarana oleh tenaga
sesuai deskripsi kondisinya. kependidikan urusan
administrasi kurang
memadai.

❖ Luas minimum 12 m2. ❖ ❖ Penanganan siswa yang ❖ Luas lahan dan bangunan
6.3.3 Memiliki ruang UKS Dilengkapi sarana perabot dan mengalami gangguan terbatas. ❖ Proses
sesuai standar perlengkapan lain minimal yang kesehatan di sekolah tidak pembangunan tidak -perlu ruang uks
tersedia dalam jumlah minimal bisa dilakukan sedini dilakukan secara profesional. baru -tim uks dan siswa PMR
sesuai deskripsi kondisinya. mungkin. ❖ Pemeliharaan sarana dan -penanganan siswa
prasarana tidak berkala dan sakit dilakukan di
berkelanjutan. ❖ Pengadaan loby kemudian
sarana hanya mengandalkan dianter langsung ke
bantuan dari pemerintah. ❖ puskesmas terdekat.
Kompetensi pengelolaan
administrasi sarana dan
prasarana oleh tenaga
kependidikan urusan
administrasi kurang
memadai. ❖ Pembinaan
terkait P3K tidak dilakukan
oleh sekolah.

❖ Warga sekolah tidak


Deskripsi: ❖ Minimum 1 unit dapat memenuhi hajat ❖ Sikap tanggungjawab dan -penambahan
untuk setiap 60 siswa pria SD dan pribadinya. ❖ Kesehatan rasa memiliki warga sekolah jamban sesuai
6.3.5. Memiliki Jamban 40 siswa pria SMP, SMA dan SMK. warga sekolah kurang untuk menjaga fasilitas standar minimal -waka sarana, kepala
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
Sesuai Standar ❖ Minimum 1 unit untuk setiap terjaga. sekolah rendah. ❖ Luas -pembagian dan sekolah dan kepala TU
50 siswa wanita SD dan 30 siswa lahan dan bangunan pemisahan lokasi
pria SMP, SMA dan SMK. ❖ terbatas. ❖ Proses jamban laki-laki dan
Minimum 1 unit untuk guru. ❖ pembangunan tidak perempuan
Jumlah minimum setiap sekolah 3 dilakukan secara profesional.
unit. ❖ Luas minimum 1 unit ❖ Pemeliharaan sarana dan
jamban 2 m2. ❖ Berdinding, prasarana tidak berkala dan
beratap, dapat dikunci, dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan
mudah dibersihkan. ❖ Tersedia sarana hanya mengandalkan
air bersih di setiap unit jamban. bantuan dari pemerintah. ❖
❖ Tiap unit dilengkapi sarana Kompetensi tenaga
meliputi:  Kloset jongkok 1 buah kependidikan urusan
dengan saluran berbentuk leher administrasi dan layanan
angsa.  Tempat air 1 buah khusus kurang memadai.
dengan volume minimum 200
liter berisi air bersih.  Gayung 1
buah  Gantungan pakaian 1
buah  Tempat sampah 1 buah

7. Standar 7.1. Sekolah melakukan


Pengelolaan perencanaan pengelolaan
Pendidikan
7.2. Program
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
pengelolaan dilaksanakan
sesuai ketentuan
7.3. Kepala sekolah
berkinerja baik dalam
melaksanakan tugas
kepemimpinan
7.4. Sekolah mengelola
sistem informasi
manajemen
8. Standar 8.1. Sekolah ❖ Ada biaya yang ❖ Siswa rentan tidak ❖ Sekolah tidak memiliki -pengurangan -wali
Pembiayaan memberikan layanan dialokasikan untuk melanjutkan pendidikan di data siswa tidak mampu. pembayaran spp siswa,bendahara,kepala
subsidi silang membantu siswa tidak sekolah. ❖ Kesempatan ❖ Sumber dana untuk bagi siswa kurang sekolah
mampu berupa:  siswa untuk mengikuti pembebasan biaya yang mampu
pengurangan dan kegiatan pengembangan dimiliki oleh sekolah
pembebasan biaya diri yang dibebani biaya terbatas.
pendidikan,  pemberian bea terbatas.
siswa, dan  bentuk biaya
lainnya.
❖ Menetapkan pendidikan
gratis bagi seluruh siswa
sesuai peraturan resmi
pemerintah/pemerintah
daerah
❖ Terdapat data siswa tidak
mampu.
❖ Terdapat data riil
pemasukan pembayaran dari
orangtua siswa yang ada pada
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
buku kas/laporan keuangan.
❖ Penetapan uang sekolah
(iuran bulanan)
mempertimbangkan
kemampuan ekonomi
orangtua siswa.
❖ Sekolah melakukan
bantuan subsidi silang kepada
siswa yang kurang mampu
secara ekonomi, baik melalui
pengurangan dan
pembebasan biaya
pendidikan (SPP), pemberian
beasiswa dan sebagainya
untuk membantu siswa dari
keluarga kurang mampu agar
dapat mengikuti pendidikan
secara teratur dan
berkelanjutan.
8.2. Beban operasional ❖ Memiliki standar biaya yang ❖ Sekolah tidak dapat ❖ Pengambilan keputusan
sekolah sesuai ketentuan diperlukan untuk membiayai melakukan kegiatan penetapan biaya bersama
kegiatan operasional pendidikan secara teratur pemangku kepentingan
nonpersonalia selama 1 (satu) dan berkelanjutan sesuai menimbulkan konflik
tahun. ❖ Terdapat standar biaya Standar Nasional internal. ❖ Sumber dana
operasi nonpersonalia per Pendidikan. ❖ Terdapat yang dimiliki oleh sekolah
sekolah/program keahlian, per biaya operasional yang terbatas. ❖ Terdapat biaya
rombongan belajar, dan per tidak mendapatkan alokasi operasional lain yang sifatnya
siswa, serta besaran presentase pendanaan. ❖ Adanya lebih diprioritaskan sekolah.
minimum biaya alat tulis sekolah tuduhan tindak pidana KKN ❖ Sekolah tidak mengetahui
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
(ATS) dan bahan dan alat habis kepada bendahara dan kebutuhan dana yang sesuai
pakai (BAHP), ❖ Pengambilan kepala sekolah oleh dengan kebutuhan dan
keputusan dalam penetapan pemangku kepentingan. kondisi sekolah
besarnya dana yang digali dari
masyarakat sebagai biaya
operasional dilakukan dengan
melibatkan berbagai pihak terkait
(kepala sekolah melibatkan
komite sekolah, perwakilan guru,
perwakilan tenaga kependidikan,
perwakilan siswa dan
penyelenggara
pendidikan/yayasan untuk
swasta).
8.3. Sekolah melakukan ❖ Menyusun pedoman ❖ Sekolah tidak dapat ❖ Pengambilan keputusan
pengelolaan dana dengan pengelolaan biaya investasi dan melakukan kegiatan dalam pendananaan bersama
baik operasional. ❖ Pedoman pendidikan secara teratur pemangku kepentingan
pengelolaan biaya investasi dan dan berkelanjutan sesuai menimbulkan konflik
operasional sekolah mengatur:  Standar Nasional internal. ❖ Kemampuan
sumber pemasukan, pengeluaran Pendidikan. ❖ Terdapat pendidik/tenaga
dan jumlah dana yang dikelola;  biaya yang tidak kependidikan dalam
penyusunan dan pencairan mendapatkan alokasi pengelolaan pendanaan
anggaran, serta penggalangan pendanaan. ❖ Rentan terbatas. ❖ Beban kinerja
dana di luar dana investasi dan terhadap tuduhan tindak pendidik/tenaga
operasional;  kewenangan dan pidana KKN kepada kependidikan yang diberi
tanggungjawab kepala sekolah bendahara dan kepala tugas sebagai bendahara
dalam membelanjakan anggaran sekolah oleh pemangku terlalu banyak
pendidikan sesuai dengan kepentingan.
peruntukannya;  pembukuan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7
semua penerimaan dan
pengeluaran serta penggunaan
anggaran, untuk dilaporkan
kepada komite sekolah, serta
institusi di atasnya. ❖
Sumbangan pendidikan atau dana
dari masyarakat dapat berupa: 
biaya yang dikeluarkan oleh calon
siswa untuk dapat diterima
sebagai siswa dengan berbagai
istilah antara lain: uang pangkal,
uang gedung, pembiayaan
investasi sekolah,  sumbangan
dari masyarakat (dunia usaha,
komunitas agama, donatur) yang
berupa infaq, sumbangan,
bantuan/beasiswa; dan 
bantuan pemerintah/pemerintah
daerah misalnya Bantuan
Operasional Sekolah, maupun
lembaga lain. ❖ Memiliki
pedoman pengelolaan keuangan
terkait sumbangan pendidikan
atau dana dari masyarakat. ❖
Pengambilan keputusan dalam
penetapan besarnya dana yang
digali dari masyarakat sebagai
biaya operasional dilakukan
dengan melibatkan
Indikator Mutu/Sub Resiko Jika Standar Mutu Penyebab Tidak Tercapainya
Standar Deskripsi Penyelesaian Pelibatan
Indikator Tidak Tercapai Standar Mutu
1 2 3 4 5 6 7

110 Indikator Mu tu Pendidikan

berbagai pihak terkait (kepala


sekolah melibatkan komite
sekolah, perwakilan guru,
perwakilan tenaga kependidikan,
perwakilan siswa dan
penyelenggara
pendidikan/yayasan untuk
swasta). ❖ Pengelolaan dana dari
masyarakat sebagai biaya
personal dilakukan secara
transparan, dan akuntabel yang
ditunjukkan dalam RKAS. ❖
Disusun sesuai dengan kaidah
pelaporan keuangan. ❖
Dilaporkan secara periodik
kepada komite atau yayasan atau
diaudit secara internal dan
eksternal.

Keterangan:
Tabel di atas digunakan untuk memudahkan TPMPS dalam mendiskusikannya.
Standar : menyajikan standar mutu sesuai peraturan yang berlaku. Acuan utamanya adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan sebagai kriteria minimal
yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan penyelenggara pendidikan
Indikator Mutu : menyajikan indikator mutu yang merupakan komponen dari standar terkait. Penjabaran menjadi indikator mutu untuk mempermudah pemetaan mutu. Indikator mutu
dapat diambil dari buku indikator mutu penjaminan mutu pendidikan
Deskripsi : menjabarkan bagaimana kondisi ideal sesuai indikator mutu
Resiko : menjelaskan resiko yang akan timbul jika standar mutu tersebut tidak dipenuhi
Penyebab : menjabarkan hal-hal fundamental yang umumnya menyebabkan indikator mutu sesuai deskripsi yang didiskusikan tidak bisa dicapai
Penyelesaian : menjabarkan penyelesaian untuk seluruh permasalahan yang muncul dalam diskusi. Penyelesain dapat berupa penyelesaian satu per satu atas permasalahan yang
muncul atau penyelesaian yang dapat menyelesaikan lebih dari satu permasalahan. Penyelesaian sebaiknya bersifat praktikal yang bisa diterapkan oleh sekolah mandiri
Pelibatan : menjelaskan pihak-pihak mana saja yang dapat melakukan penyelesaian tersebut

Anda mungkin juga menyukai